All Chapters of Istri yang Tak Dianggap: Chapter 41 - Chapter 50
82 Chapters
41. Berhasil kabur
Ceklek ....Suara pintu terbuka itupun lantas membuat Shella menoleh ke arah belakang, seketika itu pula Shella terkesiap melihat Arumi yang mulai muncul dari balik pintu toilet."Sial! Bagaimana ini!?" umpatnya dengan debaran jantung yang semakin terasa begitu kencang.Shella kini ketar-ketir, entah apa yang harus ia lakukan saat ini. Terlebih mendapati bahwa Arumi tengah berjalan menyusuri lorong hendak kembali ke meja.Tetapi untung saja wanita itu tidak menyadari bahwa Shella masih berada di dalam lorong itu dengan raut wajah penuh keresahan.Sedangkan Shella? Ia sibuk memikirkan sebuah cara untuk keluar dari situasi yang menjepitnya.Ya! Jika wanita itu nekad menemui Hans kembali untuk mengambil tasnya, hal itu tentu sama halnya dengan bunuh diri."Ck! Andai saja Bryan tidak mengenaliku, semua tidak akan serumit ini, dan aku bisa mengambil tasku dengan mudah," gumamnya lagi.Sebaliknya, jika wanita itu memutuskan untuk pergi begitu saja dan tidak memberitahu Hans, bukan tak mungk
Read more
42. Dugaan Arumi
Fyuhh ....Shella beberapa kali mengembuskan napas panjangnya sesaat setelah ia tiba di kediamannya yang berada di pusat kota.Beberapa kali pula ia mengusap-usap dadanya karena berhasil lolos dari Bryan dan juga Arumi, meski ia sendiri harus mengorbankan tas hitam kesayangannya.Ya! Sore itu Shella telah tiba di rumahnya dan lekas menuju kamar tidurnya untuk menenangkan diri sembari bersih-bersih.Wanita itu masih saja merasa terkejut dan tidak menyangka akan bertemu dengan Arumi di restoran tersebut, bahkan yang lebih mengejutkan lagi ... Bryan dan Arumi ternyata bergabung dan duduk bersama Hans, hal itu sontak membuatnya ketar ketir bahkan terpaksa meninggalkan tas miliknya.Dengan menghempaskan tubuhnya, Shella terus memikirkan beberapa hal yang mungkin terjadi ke depannya."Ck! Bagaimana ini!? Ponselku ada di dalam tas itu, bagaimana kalau tiba-tiba mas Dion menghubungiku dan Hans sengaja mengangkatnya karena dia kesal telah kutinggalkan di restoran itu."Shella tentu semakin ket
Read more
43. Hampir saja
Sore itu, Dion tengah mengemas barang-barangnya setelah ia selesai dengan pekerjaannya hari ini. Ia merapikan beberapa berkas yang telah ia cek serta mulai mematikan alat-alat komputernya. Tetapi saat ia melirik jam dinding yang masih menunjukkan angka 4, lelaki itupun mulai terdiam."Ah, ternyata masih jam 4 sore," gumamnya tampak berpikir.Ya! Rupa-rupanya ia merasa masih terlalu siang untuknya kembali ke rumah. Meski ia pun tentu bisa bermain dengan Shetta dan menikmati waktu luangnya, namun beberapa hal telah membuatnya mempertimbangkannya lagi."Apa sebaiknya aku tidak langsung pulang? Lalu, aku harus ke mana?"Lalu Dion duduk kembali di atas kursi kerjanya, menyandarkan punggung serta memejamkan mata untuk sejenak.Lelaki itu beberapa kali menghela napas seakan-akan merasakan kamalasan yang begitu mendera."Ini membosankan, kenapa akhir-akhir ini aku selalu merasa hampa?" gumamnya lagi.Entah apa yang tengah mengganggu pikirannya sehingga lelaki itu enggan untuk pulang ke rumah
Read more
44. Sok akrab
"Jadi, ada masalah apa?" tanya Bryan langsung pada intinya.Tetapi alih-alih menjawab, Dion justru hanya diam dan menatap saudara sepupunya dengan pandangan penuh teka-teki.Bryan pun merasakan hal itu.Setelah mereka selesai melewati perdebatan yang cukup menguras tenaga dan pikiran, Bryan mengajak Dion untuk mendapatkan secangkir kopi di dalam sebuah kedai yang tak jauh dari lokasi kejadian.Bersama Arumi, ketiganya kini duduk terdiam. Hingga sebuah pertanyaan yang terlontar dari Bryan pun membuat Dion merasa canggung untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.Dengan gelengan kepala Dion pun menjawab, "Tidak, hanya--masalah kecil saja."Ya! Dion tentu tidak serta merta memberitahu Bryan perihal masalah yang hampir memenuhi isi kepalanya terlebih tepat di hadapan Arumi, mantan istrinya.Mendengar itu membuat Bryan semakin penasaran namun ia tentu tidak bisa memaksa Dion untuk menceritakan kepadanya terlebih saat Dion menatap Arumi dengan dalam."Kenapa dia justru menatap Arumi?
Read more
45. Hadiah untuk Askara
Hari semakin gelap, langit senja yang sedari tadi menemani kini berganti gelap.Tetapi tidak ada yang berubah ... Dion masih saja duduk terdiam di dalam kedai kopi di pinggir jalan, menikmati udara malam yang seketika menyelimuti tubuhnya.Ia tampak tak beranjak sedikitpun dari sana, pikirannya hanya dipenuhi seputar Arumi dan Askara, sosok anak yang tak pernah ia akui.Tetapi sepertinya hal itu akan segera menghilang, karena perlahan, waktu demi waktu akan semakin berjalan dan rasa sesal itu akan semakin terasa.Betapa rindunya ia terhadap anak itu. Ya! Dion telah mengakuinya sendiri bahwa ia begitu bodoh setelah mendapati bahwa Askara sangat mirip dengannya.Dion kemudian mengerjap, "Ah! Pukul berapa sekarang?" gumamnya seraya melirik jam yang terpasang pada pergelengan tangannya.Untuk seketika ia terkesiap, menyadari bahwa ia terlalu lama berada di kedai itu hingga beberapa jam lamanya."Baiklah, sepertinya aku harus segera pulang," ucapnya lagi, "Sebelum Shetta protes karena aku
Read more
46. Jangan sentuh!
Ceklek!!"Papa pulang ...."Shetta yang tengah asyik bermain dengan suster Anna di ruang tengahpun seketika mengerjap bahkan bangkit dan berlari menuju ruang utama rumah besar itu.Anak kecil tersebut tentu merasa sumringah kala ia mendengar suara sang ayah yang baru saja tiba di rumahnya."Papa!!" teriak Shetta kemudian berlari ke arah Dion yang masih melucuti sepatu dan memakai sandal rumahnya."Sayang!?" Dion lantas segera berjongkok dengan merentangkan kedua tangannya, menyambut Shetta ke dalam pelukkannya."Putri ayah ... Tumben belum tidur, Sayang?""Shetta nungguin Papa pulang dulu, baru Shetta mau tidur," jawab Shetta.Hal itu tentu membuat Dion termenung, ia hingga rasa bersalahpun muncul begitu saja dalam pikirannya.Dengan begitu polosnya anak itu setia menunggu sang ayah pulang ke rumah dan bermain sejenak bersamanya, namun Dion justru mengulur waktu sampai malam tiba."Papa kok pulangnya malam terus sih? Kerjaan Papa banyak ya?" tanya Shetta penuh perhatian.Alih-alih seg
Read more
47. Keinginan aneh
"Kamu sedang apa?"Satu pertanyaan lagi dari Dion bahkan tak lantas membuat Shella lekas menjawabnya, karena wanita itu tampak sangat terkejut, dengan satu tangan yang masih menyentuh paper bag tersebut.Shella hanya terdiam, menatap Dion yang baru saja keluar dari toilet dengan masih mengenakan handuk yang ia balutkan pada sekeliling pinggang.Sikap diam Shella ternyata cukup membuat Dion gusar, dengan terus menggosok-gosokkan handuknya Dion kembali mengatakan pertanyaan yang mungkin telah ia katakan berkali-kali."Kau tetap tidak akan menjawab?" tanyanya lagi kemudian menghela napasnya dengan kasar.Dion yang kini menurunkan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya dan berjalan semakin mendekati Bella.Lelaki itu tentu menyadari apa yang tengah dilakukan oleh Shella, namun Dion ingin mendengar jawaban itu langsung dari sang istri."Bukankah kamu tahu sendiri kalau kita tidak boleh sembarangan menyentuh barang orang lain?"Pias!! Ucapan Dion terdengar dingin, seolah menusu
Read more
48. Kedatangan Ibu mertua
Terdengar suara hentakkan sepatu heels yang menuruni tangga rumah mewah kediaman Handi wijaya. Suara itu tentu berasal dari sepatu branded milik sang nyonya besar istri dari seirang konglomerat kelas atas, Rose.Wanita itu lekas menuruni tangga dengan langkah yang terburu-buru bahkan tak sempat ikut sarapan dengan sang suami."Mau ke mana, Ma!?" cetus Handi yang telah menyadari keberadaannya.Rose pun berhenti dan menoleh."Aku mau pergi dulu ke rumah Dion," jawabnya dengan kedua tangan yang sibuk memasangi anting di kedua telinganya."Ke rumah Dion?" gumam Handi bertanya-tanya, "Mau apa, Ma?"Tetapi pertanyaan itu tak lantas terjawan karena Rose telah berlalu dan hilang dari balik pintu.Hal itu tentu saja membuat Handi panik dan penasaran. Ia lantas segera beranjak dari meja makan dan berlari mengejar Rose yang beberapa saat lalu telah pamit.Sedangkan Rose yang telah berada di beranda depan rumahnyapun tampak menunggu sebuah taksi online pesanannya."Ck! Kukira taksiku sudah di sin
Read more
49. Tes DNA
Rose dan Dion telah tiba di ruang kerja pribadi milik Dion. Wanita itu tampak mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dengan langkah kaki menuju meja kerja dan menduduki kursi puteranya.Sedangkan Dion yang baru saja menutup pintu ruangannya pun lantas berjalan mendekati Rose, dengan pikiran yang tiada hentinya menebak-nebak apa yang akan dibicarakan oleh ibunya."Tumben sekali Mama datang pagi-pagi begini," ujar Dion hendak berbasa-basi. Namun ia tentu tahi bahwa ibunya bukan tipe orang yang suka berbasa-basi bahkan saat suasana hatinya terasa tidak nyaman.Dan benar saja, alih-alih menjawab pertanyaan Dion, Rose justru diam sembari menghela napas panjangnya."Dion, Mama tidak akan berlama-lama di sini." Rose menatap anaknya dengan tatapan tajam, "Kamu tentu masih ingat dengan Askara, anak mantan istrimu."Dion lalu mengangguk meski sedikit terkejut mengapa ibunya tiba-tiba saja menyebut anak itu."Iya, Ma. Aku tahu ... Memangnya ada apa?"Lelaki itu masih saja terlihat tenang, b
Read more
50. Perhatian Handi
Arumi lantas beranjak dari meja kerjanya, menghampiri sosok lelaki paruh baya yang sempat menjadi ayah mertuanya selama beberapa bulan saja.Wanita itu tampak memberi salam kepada Handi, merasa terkejut sekaligus tak menyangka jika lelaki itu bisa berada di dalam kantornya bahkan sengaja mendatanginya."Silakan duduk, Pah."Arumi lalu berjalan cepat meraih gagang telepon hendak menghubungi sekertarisnya."Tolong bawakan dua cangkir teh hangat ke ruangan saya, segera!" pintanya lalu lekas menutup kembali sambungan telepon tersebut."Tidak usah repot-repot, Arumi. Papa tidak akan lama," ucap Handi."Ah! Tidak apa-apa, Pah. Aku juga tidak merasa direpotkan, sudah seharusnya aku memperlakukan tamuku dengan baik."Arumi menampakkan senyuman hangatnya, bahkan tak terlihat sedikitpun bahwa wanita itu menyimpan sebuah dendam kepada Handi setelah apa yang diperbuat Rose dan Dion selama ini.Lelaki itupun tersenyum simpul, merasa malu terhadap dirinya sendiri terutama terhadap Arumi.Betapa tid
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status