Semua Bab Istri yang Tak Dianggap: Bab 31 - Bab 40
82 Bab
31. Cemburu
Klap!!Shella menutup pintu mobil dengan sedikit kencang sampai-sampai menghasilkan bunyi yang begitu nyaring di telinga. Hingga Dion pun mengerutkan kening kala ia melihat tingkah laku istrinya yang tak seperti biasanya."Ada apa lagi dengannya?" batin Dion bertanya-tanya, ia tak bisa bertanya langsung karena melihat raut wajah Shella yang tampak memendam amarah.Jika lelaki itu memaksakan diri untuk bertanya apa yang tengah terjadi dengan istrinya, sudah pasti Shella akan berbalik memarahinya dan tak ayal membuat wanita itu melampiaskan kekesalannya kepada sang suami.Ya! Seperti yang telah diketahui, suasana pertemuan keluarga yang baru saja mereka lakukan menjadikan sebuah hubungan Shella dengan Arumi bertambah keruh. Keduanya saling beradu mulut dan meninggikan egonya.Hal itu dipicu karena Shella menuduh Arumi dan memperingati wanita itu agar tidak memiliki niat untuk merebut Dion kembali, seperti yang telah dilakukan Arumi pada beberapa tahun yang lalu.Tetapi Arumi kekeh deng
Baca selengkapnya
32. Ada apa diantara kalian?
"Ma?"Satu panggilan tak membuat Rose menoleh ke arah suaminya, wanita itu tampak terhanyut dalam lamunan yang ia ciptakan sendiri.Lalu Handi bangkit dari sandaran kursi mobilnya dan kembali memanggil sang istri dengan sedikit menyentuh tangan wanita itu hingga Rose mengerjap dan menoleh seketika."Y-ya!?" sahutnya mendelik, "Astaga, Pah. Bikin kaget saja."Rose kemudian membenahi posisi duduknya, "Kenapa, Pah?""Mama yang kenapa, dari tadi Papa perhatikan melamun saja," balas Handi, "Mama sedang memikirkan apa?"Rose pun terdiam, tampak memikirkan jawaban untuk pertanyaan suaminya yang memang ia sendiripun tidak tahu.Ya! Dalam kegelapan malam setelah pulang dari acara pertunangan Bryan dan Arumi, mereka kini dalam perjalanan menuju kediaman mereka untuk melepas penat.Handi yang tampaknya kelelahan dan memilih untuk menyandarkan punggungnya pada bahu kursi, merelaksasikan otot dan pikirannya.Tetapi berbeda dengan Rose yang tampak hanya terdiam dengan pandangan mata yang terfokus p
Baca selengkapnya
33. Masih cinta?
"Apa yang kalian bicarakan?"Shella seketika mengernyitkan kening, mendapati Dion yang terlihat terkejut dengan pernyataannya.Untuk seketika Shella bangkit dan terduduk dengan raut wajah penuh tanda tanya, "M-maksudmu apa, Mas? Apa pentingnya pembahasanku dengan dia!?""Aku hanya ingin tahu apa yang kalian bahas selama beberapa menit menghilang," jelas Dion bernada dingin lalu ia menyipitkan matanya, "Apa kamu sempat membahas hal sensitif dengannya?"Bukan main, Dion tampak penasaran sekali terkait hal itu bahkan ia sedikit meninggikan suaranya pada sang istri. Namun alih-alih menjawab, Shella justru semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan ini. Dan lagi, kenapa mereka harus membahas hal sepele pada waktu yang sudah larut begini?Shella lantas menggelengkan kepalanya dengan gerak cepat, "Mas! Tolong bicara dengan jelas apa maksudmu?"Dion semakin gemas, entah bagaimana ia harus menjelaskan kepada Shella terkait pertanyaannya yang terdengar simpel menurutnya.Lalu dengan helaan na
Baca selengkapnya
34. Adakah sisa rasa?
Drt ... Drtt ....Di tengah-tengah lamunan Dion, ia merasakan getaran ponsel yang cukup kuat di atas ranjangnya. Ia pun mengerjap dan berusaha menemukan sumber getaran tersebut dengan menyingkirkan selimut menutupi tubuhnya.Lalu Dion terkejut, ia menemukan suatu benda yang menyala dan terus bergetar."Dia meninggalkan ponselnya," gumamnya seraya meraih ponsel milik Shella yang tergeletak di sisi bagian dari tempat tidur tersebut.Dion lantas membalikkan ponsel itu yang menampakkan deretan angka tanpa sebuah nama yang terus berusaha melakukan panggilan suara kepada istrinya.Kening Dion pun mengerut dan berkata, "Siapa yang menelepon malam-malam?" Hingga tak lama kemudian ia menekan tombol hijau dan memulai panggilan tersebut.Tetapi untuk seketika raut wajahnya berubah kala ia mendengar suara lelaki dari seberang sana yang menyapa Shella dengan suara yang begitu lembut."Siapa ini!?" tanya Dion dengan nada ketus.["Wait, siapa ini? Kemana Shella?"]Dion mulai geram, karena sang penel
Baca selengkapnya
35. Renggang
Hari-hari berjalan dengan semestinya, bahkan suasana semakin terasa mencekam di antara hubungan Dion dan Shella.Ya! Entah sudah berapa lama Dion mengabaikan istrinya setelah kejadian beberapa waktu lalu yang menciptakan sebuah dinding besar di antara keduanya.Meski sikap Dion terhadap Shetta tetaplah seperti biasa, namun hal itu tidak berlaku pada istrinya. Lelaki itu tampak tak begitu merespon setiap perkataan maupun sapaan dari istrinya sendiri.Ketika Shella menawarkan bantuan kepada suaminya, Dion selalu saja menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Terima kasih, aku bisa sendiri." Dengan senyuman tipis yang tampak dibuat-buat.Tak hanya itu, saat Shella menyajikan makanan ataupun secangkir kopi sekalipun, Dion hanya menatapnya dan tidak meminumnya barang satu tegukkanpun.Hal itu membuat Shella merasa sedih, ia mencoba menyelesaikan masalah itu namun penjelasannya selalu tak mendapatkan sambutan baik. Bahkan setiap malam, Dion selalu tidur di ruang kerja pribadinya yang berada di
Baca selengkapnya
36. Ancaman Hans
[Baiklah kalau kamu tidak membalas pesan ini dan tidak berniat menerima ajakkanku, tapi aku tidak tanggung jawab kalau seandainya surat hasil tes DNA itu sampai ke tangan Dion.]"Apa-apaan ini!? Dia bisanya cuma mengancamku saja!" umpat Shella dengan jari jemari yang masih menggeser layar ponselnya membaca pesan yang masih saja bermunculan.[Aku pun merasa penasaran dengan reaksi suamimu kalau dia tahu bahwa Shetta bukan anak kandungnya.] Hans mengakhiri pesan singkat itu dengan sebuah emoticon tersenyum lebar.Hal itu lantas membuat Shella semakin geram dengan tingkah Hans yang di luar pemikirannya.Betapa tidak? Ketika Shella berusaha untuk tidak menggubrisnya, lelaki itu selaku saja punya cara agar Shella menuruti permintaannya.Shella pun berdecih sembari memegangi kepalanya yang mulai terasa pening.Belum cukup ia menghadapi sikap Dion yang terus saja mengabaikannya, kini ditambah lagi dengan Hans yang semakin berulah.Ini sungguh membuat kepalanya terasa penuh hingga mau pecah!
Baca selengkapnya
37. Diam-diam bertemu
"Sayang?? Shetta??"Shella tampak berjalan sembari berusaha memanggil anaknya dengan pakaian yang sudah siap untuk pergi. Tetapi panggilannya tidak lantas mendapat jawaban meski ia sudah beberapa kali memanggil nama anak itu.Hingga muncul sosok gadis berseragam yang tak lain ialah suster Anna."Ah! Maaf, Nyonya. Non Shetta sepertinya masih tidur siang, karena setelah kami pulang dari sekolah Shetta meminta untuk tidur dulu."Shella pun menghentikan langkahnya dengan menunjukkan raut wajah sedikit menyesal."Begitu ya ...." Lalu ia terdiam sesaat."Bagaimana ini? Hans pasti marah kalau aku tidak membawa Shetta," batinnya.Ya! Ia tentu merasa cemas jika Hans akan kembali mengancamnya saat dirinya tidak menurutinya untuk mengajak Shetta bertemu dengan lelaki itu.Shella juga merasa kasihan jika ia harus membangunkan Shetta yang mungkin tengah terlelap karena lelah setelah pulang sekolah.Shella pun harus memutar otak memikirkan sebuah alasan untuk ia katakan nanti di depan Hans, pasalny
Baca selengkapnya
38. Penuh perhatian
Tut ... Tut ....["Hallo, Mas?"]Terdengar suara nyaring dari seberang sana, suara yang selalu membuat suasana hati Bryan merasa lebih baik di tengah-tengah kesibukkannya mengurus perusahaan miliknya di Ibu kota.Ya! Bryan memang selalu merasa senang kala ia mendengar suara Arumi yang cukup berhasil membuatnya selalu berdebar, hingga tak jarang membuatnya ingin selalu mendekap erat wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Dengan raut wajah berseri-seri, Bryan lantas memulai percakapan lewat jaringan telepin tersebut."Kamu sedang di mana, Arumi?" tanyanya dengan nada bicara yang begitu lembut.["Aku sedang di kantor lah ... Di mana lagi?"]"Ya, ya, aku tahu. Maksudku apa kamu sudah makan siang?"["Belum, aku masih mengecek beberapa berkas lagi."]"Baiklah, aku akan segera ke sana menjemputmu makan siang. Tunggulah di sana."["Eh! Tapi-"]Pip, pip, pip ....Sambungan telepon itu tiba-tiba terputus, bahkan sebelum Arumi mencoba menjelaskan bahwa ia tidak bisa makan siang untuk s
Baca selengkapnya
39. Rayuan Gombal
"Jadi ... Ada urusan apa kau mengajakku bertemu?" tanya Shella langsung ada intinya.Wanita itu memang tidak suka berbasa-basi, terlabih dengan sosok lelaki yang saat ini berada di hadapannya. Bahkan Shella tampak tidak nyaman dan tidak ingin berlama-lama duduk bersama dengan lelaki itu.Akan tetapi, harapan Shella tentunya tidak sesuai dengan kenyataannya karena Hans justru tidak serta merta mengutarakan maksud dan tujuannya bertemu dengan wanita itu.Dengan tersenyum manis Hans lantas menopang dagunya menggunakan sebelah tangan."Ah! Kenapa ya? Mungkin aku hanya ingin melihat wajahmu saja?" ucapnya dengan begitu santai lalu menatap wanita itu dengan tatapan yang begitu dalam."Entah kenapa, akhir-akhir ini bayangmu memang selalu menghantuiku bahkan setiap malam, setiap aku akan tidur," ungkapnya, "Apa memang aku harus memilikimu saat ini juga?"Alih-alih merasa tersipu dengan bujuk rayuan yang dilontarkan oleh Hans, Shella justru hanya bersikap seperti biasa, bahkan kata-kata mutiar
Baca selengkapnya
40. Berusaha kabur
Arumi masih saja memperhatikan tas yang terletak di atas meja itu, bahkan setelah ia dan Bryan duduk bergabung dengan Hans.Hingga detik berikutnya Arumi mengerjapkan matanya seolah teringat sesuatu."Ah! Bukankah aku pernah melihat tas itu di dalam kamar Shella dan mas Dion waktu itu?" batinnya menerka-nerka lagi.Untuk sesaat Arumi kembali membuka ingatannya saat ia masih berada di rumah Dion, tepat saat berada di dalam kamar lelaki itu bersama dengan Rose, mertuanya waktu itu.Arumi yang tengah menghentikan Rose untuk terus melihat-lihat kamar itupun untuk seketika merasa takjub saat melihat koleksi tas Shella yang berada di dalam lemari, terutama pada tas kecil berwarna hitam berakses pita yang terbuat dari kulit buaya, persis dengan tas yang ia lihat saat ini.Arumi pun menyipitkan matanya, "Ah! Tas seperti itu mungkin sudah banyak yang punya, bukan dia saja," terkanya.Tetapi tetap saja, Arumi merasa hatinya belum tenang, ia masih saja merasa penasaran dengan pemilik tas itu."M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status