Semua Bab Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta: Bab 21 - Bab 30
114 Bab
Bab 21 Pov Robi.
Pov Robi. Kesempatan berduaan dengan Nela, akhirnya terwujud juga. Aku mengajaknya jalan -jalan.Kami pun jalan - jalan, makan, hingga tak terasa sudah senja. Aku mengajak Nela ke pasar malam. Rasanya, ingin terus berduaan dengan nya. Dulu di kampung aku pernah sekali ke pasar malam bersama Aina dan Nela, yang waktu itu hanya sekedar menikmati gulali, jagung bakar dan bermain permainan yang ada disana.Hampir semua permainan disana kami coba dan tak lupa gulali pelangi, yang Kata Nela itu kesukaan nya."Coba itu yuk," ajak ku sambil menunjuk biang lala yang sudah ramai pendatang. Aku tahu Nela paling takut ketinggian, semoga saja dia sudah tidak takut lagi."Ihh nggak mau, takut." Yah, ternyata dia masi takut."Masi takut ketinggian aja kamu," tukas ku. "iya, aku takut." Jawabnya. "Aman, kan ada aku. Coba yuk," kata ku sambil menarik tangan Nela. Nela pasrah saja saat ku tarik tangannya, dan mencoba biang lala itu. Kami berdua pun menaiki biang lala, dan tak lama biang lala bergera
Baca selengkapnya
Bab 22
Akhirnya pembukaan cabang toko selesai. Setelah mengurus keperluan dalam toko, alat - alat dan keperluan toko, aku lekas pulang. Untuk toko yang akan dibuka di kampung, akan di urus besok, karena hari ini aku sangat capek. Setelah pulang aku merebahkan diri di kasur empuk ku. 'Huh! lelah,' Setelah mata terpejam, aku kaget setelah mendengar ada sura dari arah depan. "Bi," pangil ku mencari bi Ijah, bukanya tadi bi Ijah sudah pamit pulang? mungkin itu kucing atau Tikus.Aku segera berbalik badan dan masuk kamar. Tapi aku merasa ada orang."Bi," Bibi belum pulang?" Panggil ku lagi. Tak ada suara. Tiba- tiba.. "long time no see Nela," aku kaget."Kamu, kenapa bisa ada disini?!" "Kenapa kamu kaget begitu?" "Darimana kamu tahu rumahku?" "Ternyata kamu memang kaya, punya rumah sebesar ini dan toko kue. Kamu memang hebat, sayang." "KELUARR! KELUARR KAMU DARI RUMAH SAYA!!" "Aku rindu kamu sayang," segera ku tepis tanganya yang hendak mebelai rambutku. "Jangan sentuh aku!" "Aku
Baca selengkapnya
Bab 23 Pov Robi
Ting. [kamu nggak lupa kan, ntar sore ada acara di Rumah ku?] satu pesan masuk. Hampir saja aku lupa, hari ini ada undangan acara syukuran pergantian CEO baru keluarga Renata. Setelah pekerjaan di kantor selesai aku bersiap diri ke rumah Renata, teman ku. "Robi, kok lama sih datang nya," rengek Renata sambil mengandeng lenganku."Sorry, tadi ada pekerjaan yang harus aku kerjakan dulu," jawabku berusahan melepaskan gandengan itu. "Yaudah, masuk yuk udah di tunggu papa, mama dan yang lain," "Sorry ya Bi, waktu ulang tahun Resto mu aku nggak datang, soalnya waktu itu aku lagi di Singapore. Biasalah, kerjaan." ujar Renata. "Gak papa Ren, aku tahu kok, kamu itu sibuk banget." "Padahal, aku tuh udah persiapan banget tau,""Robi, udah dari tadi ya datangnya?" sapa pak Bondan, papa nya Renata. "Nggak om, baru juga nyampe. Sorry telat," "Santai aja," Sambil menyerahkan Wine ke arah ku. Acara pun dimulai. Sambutan demi sambutan, penyerahan kekuasaan pemimpin perusahan jatuh kepada Ren
Baca selengkapnya
Bab 24
"Apa?! S e * * n itu hampir melecehkan kamu?" pekik papa geram, setelah aku menceritakan semua kejadian kemarin. Hari ini aku di kampung mengurus toko baru ku. "Untung Robi nolong kamu cepat. Kalau nggak, aduh mama nggak tahu lagi gimana nasib kamu," "Iya Ma, untung aja ada Robi," Ujar ku."Gimana sih ceritanya sampai Robi datang nolong kamu? tanya mama. Aku pun menceritakan kronologi nya. Mama hanya mengangguk antusias. "Duh, nggak kebayang deh pas Robi hajar itu orang, pasti keren banget,"'"Iya dong ma," "Brarti nggak salah dong, mama dukung hubungan kalian," goda mama. "Mama ih, Nela sama Robi itu nggak ada hubungan apa - apa. Cuma rekan kerja aja ma,""Terserah kamu deh," ********Setelah samapi di toko, aku melihat banyak orang berdatangan. Aku segera masuk ke dalam. "Nela," ada yang memanggil dari arah belakang."Nela, tolong kamu cabut tuntutan kamu kepada Dima, Ibu mohon." Kata nya sambil memelas memasang wajah sedih. Aku hanya diam, mendengar kelanjutannya. "Ibu min
Baca selengkapnya
Bab 25
“Nel, beneran Robi mau tunangan?” tanya Aina saat lagi nongkrong di restoran biasa.“Iya, calon nya nama Renata. Cantik.”“Ah, kamu sih terlambat sadar. Coba waktu itu kamu teriama dia, mungkin pertunangan nya sama Renata nggak akan terjadi,” “Sama aja kalia Na, Kedua orang tua mereka itu udah saling kenal, dan nggak mungkin mama dan papa nya Robi mau sama aku yang janda ini. Aku juga tahu diri kali,”“Iya sih, tapi jujur ya aku nggak iklas tau Robi nikah sama Renata.”Ujar Aina.“Renata itu yang mana sih? aku kepo deh sama mukanya,” ujar Aina lagi.Langsung saja aku membuka akun I*******m Renata dan menunjukan pada Aina.“Nih, orang nya!”Dengan kepo Aina langsung merebut benda pipih itu dari tangan ku. “Gila, ini mah cantik banget. Udah cantik, pemimpin perusahan. Gila sih,” Puji Aina.“Pantasan Robi mau, kamu mah kalah dari si Renata ini.” Pekik Aina.“Ihh Aina! tadi bela aku, sekarang dia,”“Hehehe, iya – iya kamu dah yang paling cantik," "Ehmm," aku hanya bergumam. "Btw, kamu k
Baca selengkapnya
Bab 26 Pov Renata
Pov Renata. Aku mencintai pria itu, dia baik dan pasti nya tampan. Aku mengenalinya waktu kuliah S2 di Singapore, yang waktu itu aku gabung dalam komunitas IS. Aku dan dia beda jurusan. Aku di manajemen dan Robi bagian Akuntansi tapi, disamping itu dia juga mengambil kursus memasak. "Pertunangan kamu sama Robi akan dibicarakan dalam minggu ini," Ujar papa. "Kok tunangan sih pa? Nggak langsung Nikah aja?" tanya ku. Masa umur gini masi aja tunangan sih,"Itu mau nya Robi, kamu tenang saja, setelah tunangan langsung nikah di bulan depan." Mendengar ucapan papa, aku semakin bahagia. Toh, Robi juga selama ini single nggak ada pacar. Tapi pernah ia cerita kalau dia mencintai seorang wanita, yaitu sahabat SMA nya. Dan sampai sekarang dia masi menunggu wanita itu. Secantik apa sih, sampai dia cinta mati sama wanita itu.Karena pekerjaan di kantor sudah selesai, akhirnya aku berkunjung di Cafe Robi, yang katanya sudah di Renovasi baru. Sesampainya di Cafe itu, aku melihat Robi sedang duduk
Baca selengkapnya
Bab 27
"Nggak salah kamu Nel? Renata pake gaun yang kamu desain?” kaget Aina saat aku menceritakan kejadian di butik tempo hari. “Nggak tahu sih, pake apa nggak nya. Tapi katanya dia suka, semoga aja dia pake.”“Menurut ku nggak deh Nel, apalagi tadi kamu bilang mukanya kek nggak suka gitu,”“Nggak masalah sih, dia mau pake atau nggak, aku juga nggak rugi.”“Iya sih, tapi dia pasti nyesel kalau nggak dipakai. Aku aja suka lihat desain nya, untung aku udah nikah kalau nggak udah aku ambil buat acara tunangan ku,” ujar Aina. Waktu dulu Aina nikah, aku lah yang mendesain gaun nya. Dari kebaya waktu ia tunangan, gaun pernikahan sampai gaun bridesmaid untuk keluarga nya. “Ambil aja, buat anniversary pernikahan kamu,”“Nggak ah, itu terlalu mewah untuk acara anniversary. Nanti kamu desain lagi sesuai keinginan ku yang sederhana aja,” bukan tidak punya uang, Aina hanya menyesuaikan dengan suasana saja, karena memang gaun yang aku rancang itu tema penikahan atau pertunangan.“Iya, iya,” kata ku,
Baca selengkapnya
Bab 28
Aku pikir, setelah memutuskan kerja sama itu aku bisa bebas dari belenggu rasa ini. Ternyata tidak! justru aku semakin tersiksa. Semakin aku berusaha melupakan nya, semakin besar rasa cinta yang hadir dalam hati ku. 'Sedang apa dia di sana? apakah sedang bersama tuangan nya itu? atau sedang sibuk mempersiapkan acara pertunangan mereka?' pertanyaan seperti ini yang sering terlintas dalam benak ku. Seandainya, waktu itu tidak ada kata pertemuan kembali, mungkin aku tak tersiksa seperti ini. Setelah kejadian kemarin, aku berusahan memblokir dan menghapus nomor nya. Bukan hanya itu, aku pun memblokir semua akun sosmed ku yang berteman dengan nya. Setiap kali ia datang ke toko, ke rumah, aku tak akan menemukan dia. Aku ingin menghilang dalam kehidupan nya, bukan karena aku merasa aku kalah dengan Renata, tapi aku cukup tahu diri dengan status ku yang sekarang. Robi tak pantas bersanding dengan wanita seperti aku, Dia pantas mendapatkan pendamping seperti Renata. ****"Nela?" "Tante Lina
Baca selengkapnya
Bab 29
Seminggu sudah aku berada di kampung, untuk mengurusi toko yang baru. Toko ini akan diurusi mama, apalagi mama yang pintar sekali masak. Bukan hanya kue saja yang tersedia, tapi juga ada minuman, makanan berat lainnya. Lalu di depan toko, ada tempat nongkrong untuk anak – anak muda, seperti mini café. Persis seperti toko kue induk di kota.Besok, aku ditugaskan papa untuk ikut Bersamanya dan mama ke Bali, Dalam rangka meet and great para pengusaha terkenal se- Indonesia. Termaksut kak Bima, yang juga ikut serta dalam meet and great itu.“Kenapa, papa nggak sama mama berdua aja? Atau, papa, mama sama kak Bima?”“Nggak, Bima kan mewakili perusahan dia,”“Nela kan nggak ada undangan, Papa sama mama aja ke Bali biar bisa berduaan,” Hardik ku. “Walaupun kamu nggak dapat undangan, tapi kamu kan anak papa dan mama, wajar dong kita bawa kamu? iya nggak pa?” ujar mama.“Benar sekali istri ku! Jugaan, Papa sama mama ini, udah sering berduaan dan selalu berduaan. Dimana ada papa, disitu ada mama
Baca selengkapnya
Bab 30
Meet and great pun tiba. Acara dilakukan disalah satu hotel termewah di Bali, dan pastinya termahal. Aku, mama dan mbak Mila, sedang berdandan. Sedangkan ketiga pria kami, sudah menunggu di ruang tamu hotel. Aku menggunakan dress warna gold, mama menggunakan dress waran silver dan mbak Mila mengunakan warna dress warna putih. Setelah selesai bersiap - siap, aku, mama, dan mbak Mila, menuju ruang tamu hotel lalu berangkat. "Wah, wanita - wanita papa ini, memang cantik." Puji papa. Kami hanya tertawa. "Tapi, paling cantik istriku ini, cantik nya nggak ada dua," goda papa lagi. "Hahahaha papa ini, ada - ada saja," Setelah selesai berbincang singkat, kami pun berangkat ke tempat acara. Karena macet, jadinya memakan waktu dua puluh menit saat sampai. Hotel yang kami tepati, memang lumayan jauh dari tempat acara itu, sekitar tujuh belas menit.Sesampainya di tempat acara, kami langsung masuk ke dalam.Tampaknya sudah banyak orang."Apa kabar, pak Ferdinan prasetya?" sapa kerabat papa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status