All Chapters of PEWARIS HEBAT NOMOR 1: Chapter 61 - Chapter 70
126 Chapters
Bab 61
Kaisar, Elena, dan Damian berkumpul di ruangan rahasia markas Rudi, tempat yang menjadi pusat perencanaan mereka. Udara tegang mengisi ruangan tersebut, namun tekad untuk mengungkap kebenaran memandu langkah-langkah mereka.Kaisar duduk di ujung meja, wajahnya penuh dengan keputusan yang sudah diambil. Elena, yang duduk di sebelahnya, memandangnya dengan setia. Damian berdiri di sisi lain, siap menjalankan perintah."Kalian berdua adalah satu-satunya harapan saya," ujar Kaisar dengan suara berat. "Elena, saya membutuhkan bantuanmu untuk mengurus keuangan saya. Aku akan mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas kematian palsu ini, dan setelah itu, aku akan membuktikan pada Menteri Pertahanan dan Presiden bahwa aku masih hidup."Elena menatap Kaisar dengan penuh keyakinan. "Aku siap membantumu, sayang. Polisi sudah menyerahkan seluruh tabunganmu padaku, dan aku belum menggunakannya. Ini kartu kreditku, gunakan sebisamu."Kaisar menyambut kartu kredit Elena dengan senyum tulus. "Te
Read more
Bab 62
Rudi dan beberapa mantan tentara duduk bersila di bawah pohon rindang yang tumbuh di sekitar rumah tempat Kaisar dan Elena menginap. Mereka tampak tegar dengan senjata-senjata mereka yang bersinar di bawah sinar bulan purnama. Mata mereka waspada, dan perhatian mereka terfokus pada setiap gerak di sekitar rumah.Salah satu mantan tentara, bernama Andi, tidak bisa menahan rasa penasaran. Dia berani menanyakan kepada Rudi, "Kenapa kita harus mengelilingi rumah ini begitu ketat, Rudi? Apakah ada yang tahu keberadaan Tuan Kaisar di sini? Mengapa begitu rahasia?"Rudi, yang duduk di pusat kelompok, menatap mata Andi dengan serius sebelum menjawab, "Kita tidak ingin ada yang mengganggu Tuan Kaisar dan istrinya. Mereka butuh waktu untuk bersantai dan menikmati ketenangan. Ada banyak mata yang ingin mengintai, dan kita harus melindungi mereka."Andi mengangguk mengerti, meski masih ada keraguan di matanya. "Tapi mengapa harus seperti ini? Apakah keberadaan Tuan Kaisar sudah diketahui oleh pih
Read more
Bab 63
Hari itu matahari telah bersinar terang, menyinari markas rahasia Rudi. Suasana sarapan pagi di ruang makan utama sangat akrab. Kaisar bersama Elena duduk di meja yang dipenuhi dengan hidangan lezat. Rudi, mantan tentara setia Kaisar, duduk di sebelah mereka, tersenyum ramah.Rudi mengangkat wajahnya dan menyampaikan permintaan maaf, "Maafkan saya, Nona Elena, jika sarapan ini terlalu sederhana."Elena tersenyum lembut, "Tidak apa-apa, Rudi. Sebenarnya, saya sangat menyukainya. Ini sederhana, namun begitu hangat dan nyaman."Kaisar, yang mendengar percakapan mereka, menoleh pada Elena dengan ekspresi prihatin. "Apakah Damian sudah menghubungi?"Elena mengangguk, "Iya, Damian mengatakan dia sedang dalam perjalanan untuk menjemputku. Kau tidak perlu khawatir, Kaisar."Kaisar mengangguk memahami, "Baiklah, tapi aku ingin kau berhati-hati di Kastil. Aku akan sering menghubungimu, dan mungkin aku akan membeli handphone baru agar tidak susah menghubungimu."Elena tersenyum tulus, "Terima ka
Read more
Bab 64
Vander meremas telepon genggamnya dengan wajah tegang. Suara serak seorang mata-mata bergema di seberang sana, memberitahunya bahwa Elena telah kembali ke Kastilnya. Namun, berita itu datang dengan kejutan tak terduga – Kastil itu sekarang dijaga ketat oleh tentara. Pikiran Vander berkecamuk, mencoba menyusun teka-teki yang mungkin menyelimuti kembali kehidupan Elena."Siapa yang bisa mengirim tentara ke sana?" gumam Vander, sambil melirik menuju langit-langit ruangan yang elegan di apartemennya. Anak buahnya tak memiliki jawaban pasti, mereka juga terkejut oleh perkembangan ini. Vander merencanakan langkah selanjutnya, memutuskan untuk mengawasi Kastil dengan lebih ketat lagi."Dia harusnya aman di sana. Apa yang terjadi?" desis Vander dalam hati, sembari memerintahkan anak buahnya untuk terus memantau setiap gerak-gerik di sekitar Kastil. "Jangan biarkan satu detail pun terlewatkan," perintahnya dengan nada tegas.Kemudian, Vander mengajak Bodyguard setianya, Alex, untuk menemaninya
Read more
Bab 65
Matahari masih menyala di langit, namun suasana di dalam mobil van itu Kaisar begitu tegang. Kaisar duduk dengan tegang di kursi pengemudi, matanya fokus pada layar ponselnya. Dalam sekejap, sebuah panggilan terkoneksi dan suara serak seorang mantan agen rahasia bernama Yusa memecah keheningan."Ini siapa?" tanya Yusa dengan waspada."Ini Kaisar," jawab Kaisar dengan suara mantap. “Apa kabar, Pak Yusa?”Suara ragu terdengar di ujung telepon. "Kaisar? Apakah ini lelucon? Kaisar sudah mati dan jangan mengada-ada!"Kaisar merasakan ketidakpercayaan di seberang sana. "Tidak, ini serius. Aku Kaisar dan aku masih hidup. Aku butuh bantuanmu."Mantan agen rahasia itu terdiam sejenak, namun tanpa kata-kata lebih lanjut, ponselnya tiba-tiba mati. Kaisar merasa kecewa, tetapi sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, suara seorang mantan tentara yang duduk di belakangnya ikut bersuara."Aku bisa melacak nomor itu, Tuan Kaisar. Serahkan saja padaku," ucap mantan tentara dengan percaya diri.Kaisar me
Read more
Bab 66
Elena duduk di kamarnya yang megah di dalam kastil, sorot mata berbinar dengan senyuman penuh makna di wajahnya. Kamar itu seperti sebuah oasis pribadi yang tersembunyi dari hiruk-pikuk dunia luar. Di depannya, lemari besar yang megah, lemari Kaisar, menarik perhatiannya. Dengan lembut, dia membuka pintu lemari dan membiarkan aroma khas tubuh Kaisar menyapu ruangan.Aroma yang merayu dan merayakan keberadaan sang Kaisar, memenuhi setiap sudut ruangan. Elena mencium satu persatu pakaian di dalam lemari, seolah-olah ingin meresapi kehadiran Kaisar yang tak jauh dari pikirannya. Setiap serat kain, setiap detail pada pakaian, membawanya pada kenangan-kenangan manis yang mereka bagikan.Sementara Elena asyik dalam dunianya yang sendiri, pintu terbuka perlahan. Seorang pelayan muda memasuki ruangan dengan hati-hati membawa nampan berisi minuman kesukaan Elena. Wajah pelayan itu mencerminkan rasa heran melihat kebahagiaan yang memancar dari Elena."Nyonya, nampaknya Anda begitu ceria hari in
Read more
Bab 67
Rudi merapatkan mobilnya dengan mobil Yusa yang sekarang menjadi targetnya. Jalanan yang sempit di pinggiran kota menjadi saksi bisu ketegangan di antara keduanya. Mesin mobil berderu, menciptakan dentuman-dentuman yang menggetarkan hati.Kaisar berteriak pada Yusa, "Berhenti! Kami bukan penjahat! Aku ingin bicara denganmu!"Yusa tidak percaya dengan teriakan itu. Dia yang telah kehilangan kendali atas situasi, berusaha mencari celah untuk melarikan diri. Namun, Kaisar terlalu lihai. Dengan kecepatan kilat, mobil Kaisar melayang di sekitar mobil mantan agen, memblokir setiap upaya untuk melarikan diri. Kejar-kejaran ini seperti tarian kehidupan dan kematian di atas aspal yang panas.Mantan Agen dengan napas tersengal bergumam. "Kalian takkan bisa menangkapku begitu saja. Aku tidak akan menyerah."Saat Rudi berhasil menghalangi jalannya. Kaisar, tanpa ragu, melompat dari mobilnya dengan lincah. Senjatanya bersinar di bawah sinar rembulan, menciptakan bayangan mematikan di wajahnya."Ja
Read more
Bab 68
Ruangan di markas Rudi terasa hening ketika Kaisar dan Yusa duduk di hadapan satu sama lain. Udara tegang terasa begitu kental di dalam ruangan itu, seakan-akan menyiratkan betapa pentingnya pembicaraan mereka. Yusa, mantan agen yang masih memiliki insting tajam, menatap Kaisar dengan serius."Apa yang bisa saya bantu, Tuan Kaisar?" tanya Yusa, suaranya terdengar tenang namun penuh kehati-hatian.Kaisar menatap mata Yusa dengan serius sebelum akhirnya membuka suara, "Yusa, aku butuh bantuanmu. Ada sesuatu yang tidak beres di tentara Taruma. Seseorang mencoba menghubungi mereka, berusaha membujuk mereka untuk membunuhku di sana."Yusa mengangguk.Kaisar menghela nafas panjang, "Aku khawatir ada pengkhianatan di lingkungan tentaraku dulu. Aku butuh bantuanmu untuk menyelidiki siapa yang berusaha melibatkan tentara dalam rencana ini."Yusa mendengarkan dengan serius, "Baiklah. "Kaisar tersenyum, "Aku tahu kau masih memiliki jaringan dan keahlian sebagai mantan agen. Aku membutuhkanmu un
Read more
Bab 69
Ruangan gelap dipenuhi dengan sinar kebiruan dari layar komputer. Yusa dan tiga anggota timnya duduk di hadapan alat-alat canggih yang telah mereka persiapkan. Di meja-meja mereka terdapat beberapa perangkat elektronik yang menjadi senjata utama mereka dalam misi penyelidikan ini.Yusa memandang ke arah timnya, wajahnya penuh dengan tekad. "Sekarang kita cek siapa pun yang mencoba menghubungi pihak tentara di negara Taruma. Gunakan kata kunci yang sudah saya berikan kepada kalian. Jika menemukan kecurigaan, segera laporkan."Ketiga anggota timnya, penuh dengan semangat dan tekad, mengiyakan perintah Yusa. Masing-masing dari mereka mulai bekerja dengan cermat, menggali jejak digital dengan menggunakan keahlian dan teknologi yang dimiliki.Yusa menambahkan, "Sasaran kita adalah siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan markas militer di negara Taruma. Sisir setiap titik yang mungkin menjadi pintu masuk atau hubungan dengan pihak tentara."Anggota tim yang duduk di depan layar komputer
Read more
Bab 70
Malam telah melingkupi kawasan Kastil Elena, membuat segalanya terasa semakin gelap dan misterius. Di sebuah tempat yang tersembunyi dari pandangan, Rudolf dan pasukannya telah tiba dengan mobil truk dan mobil mewah miliknya sendiri. Angin malam membawa ketegangan seiring langkah-langkah yang hati-hati.Rudolf turun dari mobilnya, langkahnya mantap di atas tanah yang sejuk. Ia melihat ke arah Kastil, menatap dengan tatapan tajam yang penuh keyakinan. Di hadapannya, pasukannya menunggu dengan sikap yang siap tempur."Dengarkan dengan baik," ujar Rudolf, suaranya beresonansi di malam yang sunyi. "Berpencarlah dan amati setiap alat komunikasi. Jangan bertindak sebelum kalian mendapatkan perintah resmi. Kita tidak ingin gerakan kita terbaca sebelum waktunya."Pasukannya mengangguk serentak, memahami pentingnya menjaga kerahasiaan rencana mereka. Mereka bergerak sesuai instruksi, berpencar ke berbagai sudut, menyusup ke dalam kegelapan tanpa meninggalkan jejak yang dapat terdeteksi.Sement
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status