All Chapters of Istri Sah Presdir Yang Terbuang: Chapter 31 - Chapter 40
129 Chapters
Bab 31. Aksi Nekat Sean
Dentingan merdu piano mengisi kekosongan wicara. Emily mengusap pelan mulutnya dengan sapu tangan."Makasih kamu sudah mau keluar denganku. Aku juga berharap kamu bisa keluar dari masa lalumu." Erlan menatap harap.Emily mengangguk. "Maaf, belum bisa menyambut niat baikmu, tapi ... aku bersedia mencoba. Jika kamu tidak keberatan.""Sama sekali tidak keberatan." Erlan merogoh kotak bludru di kantong jas-nya dengan tatapan mata terpaku pada Emily.Sedang di luar restoran. Dua mobil berhenti bersamaan. Dan dua pintu mobil dibuka cepat."Kamu?!" Axel menunjuk Sean."Axel?" Sean tersenyum, dia mendekat."Tidak ada waktu lagi! Kita berdebat nanti saja, Pria tua!" geram Axel."Hey, mau apa datang. Sana pergi, kalau mau makan cari restoran lain aja!" seru Dayana."Aku akan menjemput istriku!" Suara Sean berat."Awas, berani mengacau!" seru kesal Dayana. Dia tidak habis pikir, jika Sean akan tahu soal makan malam."Biarkan saja, aku nggak peduli!" Axel melangkah tergesa ke pintu masuk."Pengaw
Read more
Bab 32. Rumah Kita
Emily duduk di sisi Sean. Posisi keduanya menempel karena Sean sengaja melakukannya. Emily tampak gugup dan itu diketahui Axel."Haish! Cukup, Pak tua. Lepas! Aku nggak mau dipangku olehmu. Menyebalkan!" Axel turun dan duduk di sisi ibunya dan di tengah mereka."Kita mau dibawa ke mana, Sean?" tanya Emily tanpa menatap Sean."Kamu akan tahu sendiri nanti." Sean menoleh menatap Emily dengan senyum tipis, lalu beralih menatap Axel dengan satu tangan terangkat dan mengusap kepala Axel."Jangan sembarangan menyentuhku!" Axel menepis tangan Sean. Wajahnya cemberut sangat kesal."Papa senang kita bisa pergi satu mobil seperti ini. Bagaimana kalau akhir pekan kita buat acara keluarga." Sean sengaja memancing percakapan hangat.Emily memalingkan muka ke arah arus jalan. Matanya sudah berkaca dan genangan cairan itu sepertinya tak bisa dia tahan lebih lama lagi. Axel menoleh sebentar menatap wajah Sean dengan senyum sinis. "Kendalikan khayalanmu, Pria tua! Aku sudah memperingatkanmu sejak awa
Read more
Bab 33. Enam Tahun Menjadi Alasan
"Mama!" Axel menahan ibunya yang hampir hilang keseimbangan. "Apa yang terjadi, kenapa wajah Mama jadi pucat?"Emily memegang dadanya. Dia pelan duduk di sisi ranjang. "Tidurlah dulu Axel, mama masih belum ngantuk."Axel tidak menghiraukan ucapan ibunya, dia malah memutar video yang membuat ibunya tercengang. Mata Axel membelalak. "Dasar wanita nggak tahu diri! Akan aku buat kamu jera nanti!"Sebuah vidio Felisha menangis mengambil perhatian publik. Felisha meminta maaf pada publik telah melakukan trik kotor di sebuah restoran. Dia mengaku terpaksa melakukannya karena sangat sakit hati tunangannya direbut oleh pemilik restoran. Felisha tidak menyebut nama sama siapa pemilik restoran sebenarnya.Banyak komentar publik yang iba dan simpati pada Felisha. Bahkan banyak yang berempati karena merasakan hal yang sama.Emily menyeka air matanya. "Ini tidak penting, Axel. Pria itu bukan siapa kita dan wanita itu hanya mengarang cerita. Mama sedih karena kita akan mendapat masalah baru nanti."
Read more
Bab 34. Aksi Sean
"Keluar kamu, Jal4ng licik! Jangan ganggu Felish kami! Keluar kamu!" teriak salah satu wanita di luar."Di mana pun tempatnya. Pelakor harus dibasmi!"Mereka penggemar fanatik Felisha atau siapa Felisha? Begitu cepat mereka bergerak dan menemukan rumah Emily."Cepat keluar, Jal4ng penggoda!" Botol dan batu dilempar ke rumah Emily. Seketika rumah itu menjadi pusat perhatian sekitar. Mereka bertanya-tanya apa benar Emily menggoda tunangan orang dan merebutnya?Dari dalam rumah itu."Jangan keluar, Axel! Ini terlalu berbahaya!" Emily menahan anaknya."Tidak bisa, Ma, mereka harus dilawan. Aku akan keluar dan berteriak pada mereka!" Axel tetap berusaha keluar."Aku sudah menghubungi Erlan. Sebentar lagi dia dan anak buahnya akan datang dan menangani semua ini," ucap Dayana, mereka bertiga melihat dari balik jendela."Haish! Aku sangat ingin menghajar mereka!" Axel menggeram. Dia mengambil tablet untuk merekam semua kejadian itu. Meski belum memikirkan ide kedepannya, tapi dia ingin menyi
Read more
Bab 35. Pria Aneh Ber-jas Putih
"Stop! Apa yang terjadi pada Mamaku sampai harus diperiksa lagi?" Axel menahan perawat."Ibu adik mau diperiksa dokter lebih teliti karena ini menyangkut luka di kepala. Dokter ingin memastikan kondisi ibu adik sebelum diizinkan pulang," jelas perawat."Axel, apa yang sedang kamu pikirkan? Jangan menunda pekerjaan mereka. Kamu bisa ikut dan lihat sendiri nanti." Emily menggeleng pada Anaknya."Oke, aku akan ikut."Emily dibawa ke ruang MRI scan untuk melakukan pemeriksaan ke dua kalinya.Di sisi alat pemeriksaan telah berdiri beberapa pria ber-jas putih dengan memakai masker. Salah satu pria tegap ber-jas putih itu tampak gusar mengatur diri sejak Emily masuk dan melakukan pemeriksaan.'Dia baik-baik saja,' batin salah satu pria ber-jas putih itu Axel berdiri agak jauh karena dia berontak tidak mau menunggu di luar. Anak itu memicing pada salah satu pria, yang dia kira sama tegap dengan Sean.'Dia mencurigakan!' batin Axel. Pria itu juga memakai kaca mata kotak layaknya dokter.Sean
Read more
Bab 36. Dia Istri Sah Sean Geraldo
'Bercerai? Mama dan Papa mau cerai? Apa itu pilihan terbaik? Aku harus memastikan apa yang terbaik untuk Mama. Satu persatu harus aku usut tuntas. Soal masa lalu Mama. Dan kenapa Papa tidak ada di sisi kami sejak kecil!' batin Axel di balik tembok sekat ruang.Axel masih menajamkan pendengaran. "Apa yang harus saya lakukan, Nyonya?" tanya pengacara."Saya mau menuntut pencemaran nama baik soal video dari model atas nama Felisha. Dan saya ingin Anda mengundang wartawan ke restoran.""Apa rencanamu, Emily?" Dayana menatap heran."Tentu saja mengatakan pada publik, siapa pemilik restoran yang mereka sebut Jal4ng!" Mata Emily menatap tajam ke depan.Dayana menarik satu sudut bibirnya. "Aku suka gayamu yang sekarang, Kawan!" Di balik tembok, Axel juga tersenyum miring. 'Mamaku bukan lawan yang mudah. Aku suka caramu, Ma,' batinnya.Mereka melanjutkan diskusi. Emily tampak lebih tegas dan tenang. Pikiran dan hatinya lebih ingin keluar dari kekacauan itu. Sean, memang pria yang masih dia ci
Read more
Bab 37. Bawa Aku Ke Ibu Kota
Kemunculan Istri Sean Geraldo yang diberitakan meninggal enam tahun yang lalu telah membuat kaget publik. Tidak hanya itu, kemunculannya dibarengi dengan tuntutan perceraian.Berita telah menyebar hingga perusahaan Sean menjadi persinggahan wartawan. Restoran Emily juga diserbu pemburu berita, untung saja Sean memperketat penjagaan dua kali lipat.***Sean merangkup wajah dengan dua tangannya. Dia duduk di depan ruang tindakan."Bagaimana jika papamu ...?" Wanita paruh baya itu menangis memegang bahu Sean."Papa akan baik-baik saja, Ma." Sean memeluk ibunya."Kenapa kamu tidak bilang soal Emily. Jika papamu tahu sejak awal, dia tidak akan seperti ini. Apalagi mendengar dia ingin bercerai darimu. Papamu pasti sangat terpukul.""Maaf. Aku berencana mengatakan saat aku sudah bisa meyakinkannya. Tapi, semua diluar rencanaku." Sean mendongak sambil menghembus nafas.Selang beberapa saat. Evan dipindahkan ke ruang rawat."Untung saja tidak terjadi hal fatal pada Tuan Evan. Kita hanya perlu m
Read more
Bab 38. Bolehkah Aku Ke Ibu Kota
"Sean." Satu kata yang keluar dari mulut Emily, dia masih menatap layar ponselnya."Apa maksudmu, Emily?"Emily menyodorkan ponselnya. "Dia .... menghubungiku.""Biar aku yang angkat." Dayana ingin merebut, tapi ditahan Emily."Biarkan saja. Aku juga tidak tertarik bicara dengannya." Emily meletakkan ponselnya di meja."Bagus kalau kamu bertindak benar. Dan blokir segera nomornya. Dia pasti akan mengatakan kata manis untuk membuat hatimu melayang. Dan setelah itu dihempas jauh ke dasar jurang. Klasik!" Dayana menggeram.Ponsel itu masih terus berdering sekian kali. Hati Emily sampai hampir goyah ingin mengangkatnya. Dulu, dia tak pernah membiarkan Sean menunggu lama."Huuuff....." Emily menghembus nafasnya."Aku akan memblokirnya. Dia sangat agresif. Menyebalkan!" Dayana mengambil ponsel itu."Jangan sekarang. Aku tidak mau dia berpikir aku terganggu olehnya." Emily merebut ponselnya."Ok, terserah padamu.""Aku akan ke kamar. Beri tahu Axel jangan main game terlalu lama." Wanita itu
Read more
Bab 39. Wajah Cemas Sean
Nafas Axel sesak. Dia memegang dadanya. Wajahnya kian merah. "Axel! Apa yang terjadi?!" Sean tak menunggu jawaban dan respon yang lain. Dia cepat mengangkat anaknya. "Siapkan mobil!" teriaknya, dia berlari. Wajahnya penuh kecemasan dan ketakutan.Mobil melaju dan dalam lajuan. Sean terus mendekap Axel sambil mengusap punggung anaknya. "Tenang, ada papa. Tahan sebentar kita akan segera sampai di rumah sakit.""Hah hah hah!" Axel menggaruk tangan dan wajahnya."Jangan digaruk, Sayang. Nanti kamu akan membaik." Sean memegang tangan anaknya."Ah ... gatal." "Cepat!" teriak Sean.Selang beberapa saat. Mereka tiba di rumah sakit.Sean berlari menggendong Axel ke UGD. "Cepat tangani anakku!" teriaknya.Dokter dan perawat menghambur pada brankar Axel. Mereka tahu siapa Sean."Cepat! Dia sudah kesakitan!" seru Sean. Nafasnya terengah cemas. Dia agak mundur, tapi tidak meninggalkan Axel.Dugaan Sean, Axel juga seperti dirinya, alergi udang. Gejalanya sama dan dia tidak tega anak itu sedang
Read more
Bab 40. Perhatian Seorang Pengecut
Di dalam sebuah bilik kamar kecil. Emily membekap dan menekan kuat mulutnya. Air matanya berderai. Kata-kata Sean kembali menjadi belati yang mengoyak hati Emily. Rasa tak rela dan kecewa, saat Sean seolah membela dan ingin menyelamatkan Felisha.'Ternyata aku yang terlalu berharap. Aku kira kamu memang menyesal telah menyakitiku dan ingin merubah sikapmu, tapi semua fatamorgana.'Pasokan oksigen disekitar seolah makin menipis. Dada Emily berat dan sesak seperti ada yang menghujam. Pikiran sensitif-nya bergerak tak terarah.'A-apa dia mendekatiku untuk mengambil Axel? Setelah itu dia akan menyingkirkanku lagi? Aku paham siapa Sean. Dia sangat pintar membuat alibi berakting lembut dan manis. Lalu, setelah itu .... Tidak! Jangan sampai Axel terpengaruh padanya!'Sekian saat, Emily kembali ke ruang rawat anaknya. Wajahnya sudah dibasuh. Dia juga menarik senyum lebar, agar raut wajahnya tampak segar."Mama." Axel mencari sosok lain yang tadi keluar bersama ibunya. "Kemana pria itu?""Pa
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status