All Chapters of Istri Sah Presdir Yang Terbuang: Chapter 51 - Chapter 60
129 Chapters
Bab 51. Tidak Mau Terlihat
Danaya duduk bersandar di bahu David. "Lihat, dia sangat aneh," bisik Dayana melihat Sean."Memang aneh, dan harus aku pastikan!" David menatap tajam sikap Sean. Dia mulai ragu soal keyakinannya selama ini."Memastikan apa lagi?" bingung Dayana."Nanti kamu akan tahu."Sean duduk di sisi brankar Emily. Dia tersenyum tipis melihat istrinya tampak tenang. Pria itu mengecup kening Emily pelan, lalu menarik selimut sampai dada."Hish, jaga sikapmu! Emily akan marah kamu mencuri kecupan keningnya," seru Dayana."Kenapa masih ada wanita bodoh?" Sean beralih ke sisi brankar Axel."Jangan pencitraan! Aku nggak akan terharu dengan semua sikap anehmu." Dayana mendesis.Sean juga mengecup kening anaknya. Mengusap kepala Axel pelan. "Hey, Tampan. Aku sudah merindukan omelanmu. Kapan kamu mau memarahiku lagi?" Sean menarik selimut Axel."Kami nggak akan pergi selama kamu masih di sini. Dan akan terus mengawasimu, Pria aneh. Aku pastikan akan membuka topengmu nanti. Dasar, bermuka dua!" ketus Daya
Read more
Bab 52. Menyesal Keluar
"Di mana pun orang sakit harus berbaring sampai sembuh! Kenapa ada pasien yang keras kepala?" Sean mengangkat Emily pelan. Dia menatap depan menghindari tatapan Emily.Emily terdiam. Dengan sisa kekuatan otaknya, dia mencerna situasi itu. Terasa janggal. Aroma itu, mirip yang tadi dia hirup.Dayana sigap membawa botol infus. Dia berdiri di sekitar Emily tanpa protes akan aksi Sean. Sedang David memberi jalan.Sean membawa Emily di sisi brankar Axel, dia dudukan pelan. "Dia baik-baik saja.""Aku bisa jalan sendiri, nggak perlu mengangkatku!" lirih Emily, dia kesal. Namun, entah kesal karena apa. Hanya gumpalan kecewa.Emily mengusap wajah Axel. "Sayang, maafkan mama. Karena mama kamu jadi seperti ini." Wanita itu kembali menangis."Kamu tidak salah dan dia baik-baik saja!" Sean yang menyahut, dia tidak mau Emily terpuruk menyalahkan diri."Dari mana kamu tahu dia baik-baik saja. Sedang kamu baru saja datang?" Emily mengecup tangan kecil itu. Dia menggeram pada respon Sean yang lamban d
Read more
Bab 53. Pelukan Sean
"Blade? Kenapa bisa ada di pihak musuh?" Mata Sean nanar. Pria yang disebut Dario adalah teman dekatnya. Hanya saja sudah lama tidak bertemu."Saya juga tercengang, Tuan. Dan apa rencana Anda?" Sean menarik nafas sambil meremas rambutnya. "Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Tidak mungkin dia tidak mengenali targetnya. Apa yang terjadi padanya?""Anda sudah beberapa tahun tidak berjumpa. Banyak hal yang terjadi dan telah berubah. Bisa saja Blade yang Anda kenal dulu dan yang sekarang itu berbeda."Brama menghentak nafasnya. "Orang yang ada di baliknya pasti sangat memahamiku. Hingga memanfaatkan orang-orang di sekitarku untuk menyerang.""Dari penelusuran anak buah kita, Blade sering berkunjung ke tempat bermain golf dan tempat itu adalah milik Benny. Orang yang selama ini selalu kalah satu langkah dengan Anda.""Aku paham sekarang. Suruh mereka mengawasi Benny dan Blade. Kita harus membuat rencana sempurna untuk mengakhiri mereka. Juga memastikan bagaimana Blade bisa terperangkap di
Read more
Bab 54. Mawar Berbahaya
"Emily. Aku datang." Erlan tersenyum dan hendak maju."Jaga batasanmu! Dan enyahlah!" Sean mencekal dan meremas tangan Erlan. Dia mendorong Erlan kuat agar keluar dari ruangan itu. Pria itu tak akan memberi celah sedikit pun pada Erlan."Maaf, aku tidak akan mundur. Emily istrimu, tapi dia tidak menganggapmu suaminya. Jadi, jangan terlalu percaya diri dulu. Dia harus mendapat kebahagiaan. Dan itu tidak ada datang darimu, Tuan Geraldo!" Erlan tak mau segan lagi. Dia berusaha bertahan di sana."Sean! Dia datang untuk Emily. Sebaiknya kamu tanya Emily dulu jika mau mengusir Erlan." David berdiri di sisi Erlan dan menepis tangan Sean."Mama!" teriak Axel memecah keributan.Sean menghempas pegangannya. "Kita lihat saja nanti. Kuman sepertimu tidak akan bertahan lama!" Pria itu cepat ke brankar Axel saat melihat anaknya ingin turun menghampiri ibunya.Emily juga sudah siap turun menjemput anaknya."Hish. Apa yang kalian lakukan?! Jika seperti itu, kapan akan membaik?" Sean menahan Emily aga
Read more
Bab 55. Aku Suapi
"Jika kamu memang tidak suka. Boleh dibuang. Papa tidak menerima pengembalian barang." Sean menatap lembut Axel sambil mengangguk."Orang kaya mudah sekali buang barang. Dia nggak pernah menghargai nilai barang itu bagi orang lain," ucap Axel.Sean mengangkat bahunya. "Barang itu sudah papa berikan padamu. Jika dibuang berarti kamu yang membuangnya.""Licik!" kesal Axel. Matanya membulat.Sean tidak menjawab, dia mengambil dua kotak bubur yang Dario bawa."Kamu makan, Emily. Biar aku yang suapi Axel." Sean menyodorkan kotak di pangkuan Emily.Emily menatap dua kotak itu, lalu sebentar melirik raut wajah Sean. Perlakuan itu menyentuh hatinya, tapi Emily tepis sekuatnya.Sedang Axel menelan ludah menatap kotak itu. Dia lapar. Malas makan menu rumah sakit dan punya Erlan. Entah kenapa, Axel ingin makan makanan dari Sean."Hey, nggak lihat kalau di nakas ada jatah makan. Sok gaya mau perhatian. Dan sudah ada punya Erlan. Axel aja nggak mau!" seru Dayana. Dia memilih mundur menjadi penikmat
Read more
Bab 56. Kecanduan Aksi Sang Ayah
Memang sebuah keajaiban. Anak istrinya melewati kecelakaan dan hanya mendapat luka ringan. Namun, setelah melihat cara mobil musuh mengecoh. Sean semakin penasaran dengan tujuan musuh. Apa dia masih bisa dikatakan teman? "Kamu lacak alamat IP itu. Aku berharap sesuai dugaanku."****David duduk di sisi brankar Axel."Aku mau tetap di sini, Om. Misiku masih banyak. Aku semakin penasaran dengan pria aneh itu. Harus bertemu dengan kakekku dulu baru kembali ke perbatasan kota," bisik Axel."Hem, aku tahu. Om nggak usah bingung cari alasan membawamu kemari. Sekarang tinggal bagaimana caramu bertahan di kota ini. Mama dan Tante cantikmu pasti akan protes," bisik David."Dia nggak cantik, Om. Tapi cerewet! Mamaku baru cantik.""Terserah. Sepertinya hari ini kamu akan keluar rumah sakit. Om akan bantu semampunya.""Ok, dan satu lagi. Bagaimana soal tablet baru itu, apa pria itu menaruh program aneh, pelacak, atau hal bahaya lain?""Aman. Kamu bisa pakai. Dia pasti sedang berusaha menjadi aya
Read more
Bab 57. Rumah Baru Atau Luka Lama
"Apa pun akan kulakukan untuk membawa orang tercintaku kembali!" Sean menatap sayu Emily."Ma, sepertinya kita nggak ada pilihan lain saat ini. Kita coba ikuti dia sambil menunggu Om David bergerak," bisik Axel.Emily mendesah berat. "Aku akan mengikuti ke mana saja kamu membawa mereka!" Dayana menatap tajam."Satu hal yang hampir terlupakan. Orang tuamu sudah mendapat kabar, jika anak kesayangan mereka yang jarang pulang kini ada di ibu kota. Mereka sedang menunggumu. Jangan membuat mereka terlalu lama menunggu." Sean berkata datar."Haish! Dasar manusia licik! Aku akan mencabik-cabikmu nanti. Orang tuaku nggak pernah protes saat aku bersama Emily. Pasti ada pria jahat yang meracuni pikiran mereka.""Bukan meracuni, tapi menyadarkan. Tidak baik seorang wanita berkeliaran terlalu lama jauh dari pengawasan orang tua. Bukankah aku sangat perhatian?" Sean tersenyum kecut.Axel membolakan mata melihat tingkah ayahnya."Terus saja berkilah. Alasan itu nggak bisa membuatku pergi dari sisi
Read more
Bab 58. Apa Yang Sean Lakukan Pada Dayana?
Axel meremas kepalan tangan saat melihat kamarnya. Sesuai dengan apa yang dia inginkan selama ini. Ada meja komputer, peralatan game mahal. Game edukasi di sisi lain. Ranjang desain manly, bukan mobil atau yang lainnya seperti layaknya anak kecil. Ada rak lumayan tinggi baginya yang berisi jajaran buku tertata rapi. Hiasan dinding bukan gambar kartun."Apa Anda suka, Tuan muda Axel?""Hem. Lumayan juga seleranya.""Saya lega. Ini semua diatur dalam pengawasan Tuan Sean. Tuan sudah menyiapkan jauh hari untuk Tuan muda Axel."Axel tertegun. "Jika dia mengaku sebagai ayahku, lantas kemana kakek nenekku? Kenapa nggak ada yang datang dan mengaku sebagai mereka? Kebenaran semakin diragukan!""Anda salah, Tuan muda Axel. Tuan Sean hanya belum mengatur waktu yang tepat. Tuan dan Nyonya besar pasti sangat senang jika bertemu dengan Anda.""Kita buktikan saja nanti." Axel menaikkan dua bahunya."Silahkan Anda istirahat.""Ehm, apa ini rumah yang dulu Mamaku tempati?" Dario tersenyum tipis. Tan
Read more
Bab 59. Sedekat Sofa Panjang
Kamar kita? Emily gusar melihat ekspresi Sean yang menatapnya dengan senyuman."Ini kamar kita yang sudah aku siapkan sejak lama. Lihat, foto pernikahan kita! Aku pajang dengan bingkai indah. Kalau aku lihat .... Kamu semakin cantik, Emily." Sean menatap foto dan Emily secara bergantian.Emily memalingkan wajah. Dia menyembunyikan desiran rasa. "Sudah malam. Aku mau tidur sendiri. Di tempat ini pasti banyak kamar. Antarkan aku ke kamar tamu saja. Kamar ini bisa kamu pakai."Sean kecewa, tapi dia tersenyum. Pria itu berdiri di depan Emily. "Tidurlah. Aku hanya akan menjagamu di dekat sini.""Dekat?" tanya Emily. Sedekat apa yang dimaksud Sean.Sean menoleh pada sofa panjang. "Sedekat sana." Menunjuk dengan sorot mata. Mata Emily membelalak. "Aku bisa tidur dengan Axel." Wanita itu masih menolak. Hatinya gelisah dengan campuran rasa. Namun, ada besitan rasa senang atas sikap Sean."Aku sudah mengunci kamar ini. Tidurlah, sebelum aku mengikis jarak dekat kita malam ini." Sean menaikkan a
Read more
Bab 60. Ledakan Mobil
Sean tidak menunggu di depan ruang rawat. Pria itu ada di ruang khusus yang sudah disiapkan anak buahnya. "Benny menyerang sejak Tuan besar menduduki kursi kepemimpinan. Hanya saja, tindakannya belum se-agresif sekarang. Saat ini, dia terus menyelidiki soal Anda dan orang terdekat."Sean memilih membahas masalah pekerjaan dari pada berdiri di depan ruang itu."Yang aku tidak suka. Dia menyerang orang sekitarku. Ingin membuatku hidup tanpa ketenangan dengan memercikkan api antara aku dan Emily.""Perusahaan nona Dayana sudah stabil. Semua berjalan lancar sesuai perkiraan Anda. Hanya saja ... sepertinya kedekatan nyonya dan sahabatnya akan lebih sulit. Keluarga nona Dayana menyambut dingin pada nyonya."Sean menghela nafas. "Biarkan saja. Itu akanlebih baik untuk mereka saat ini.""Kerja sama kita dengan perusahaan Tuan David juga terjalin dengan baik. Ehm ... kenapa tidak mengatakan jika Andalah pemegang saham dominan perusahaan itu? Tuan David pasti akan berubah pikiran soal Anda. Dan
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status