All Chapters of Istri Sah Presdir Yang Terbuang: Chapter 41 - Chapter 50
129 Chapters
Bab 41. Undangan Khusus Axel
"Apa Mama mau menghadiri pesta ini?" Axel mencegat ibu dan tantenya dengan menunjukkan undangan pesta.Dayana membelalak. Perasaan dia sudah menyelipkan di tempat yang aman, bagaimana anak itu bisa menemukannya?Sedang Emily mengerutkan dahi, dia juga belum tahu undangan apa itu."Ah, tante emang belum ngomong sama Mamamu. rencana mau bilang hari ini." Dayana merebut undangan itu. Padahal aslinya sengaja ingin menyembunyikannya dari Emily agar tidak menghadiri pestanya."Coba lihat! Kenapa kamu nggak bilang dari kemarin, bagaimana jika ini hal penting?""Bukan hal penting, tapi jebakan. Sean membuat pesta untuk dirinya sendiri." Dayana menyodorkan undangan itu. "Sean? Undangan itu darinya? Pantas Tante menyembunyikannya," celetuk Axel."Diam kamu, Bocah! Tante mau menyelamatkan dini Mamamu. Apa kamu tidak cemas jika terjadi suatu di pesta itu? Sudah lupa dengan pesta terakhir dan Mamamu pulang dalam keadaan basah kuyup? Dasar bocah sok tahu!" Dayana mendengkus.Axel diam, benar yan
Read more
Bab 42. Aksi Axel Di Pesta
Langkah seorang wanita berbalut gaun maroon tanpa lengan tertahan kala mendengar Sean mendeklarasikan hal mencengangkan. Wanita itu mengepal tangan, meski pergelangan tangannya masih berbalut perban. 'Kurang ajar! Emily, kamu tidak akan aku lepas kali ini!' Felisha nekat datang saat mendapat kabar pesta kesuksesan Sean. Dia tidak hanya ingin bertemu dengan Sean yang terus menghindar, tapi ingin muncul pada publik sebagai tunangan Sean.'Sean! Kamu jahat sekali. Aku sudah banyak berkorban untukmu. Bertahun-tahun aku bertahan, tapi kamu mencampakkanku begitu saja.'Wanita itu mundur, bukan untuk pergi. Satu sudut bibirnya terangkat dengan mata tajam yang berkaca. Di podium. Beberapa rekan bisnis dan wartawan yang berpenampilan bak pengusaha maju."Bagaimana soal berita perceraian yang beredar?""Bukankah istri Anda sudah meninggal dalam kecelakaan enam tahun yang lalu?""Setahu kami, Anda juga sudah bertunangan dengan seorang model, yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan publik?"Mere
Read more
Bab 43. Penjepit Dasi Untuk Calon Penerus
Argh! Rencanaku hampir berhasil. Apa Sean akan menyadarinya dan dia yang ambil peran? Haish!" Felisha mengangkat gelas kosong itu mau melempar."Kenapa marah, Nona cantik. Jangan sampai kecantikanmu sia-sia hanya karena dia tidak melihatmu." Seorang pria mendekat menahan gelas yang hampir terlempar.Felisha mulai merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya. Gelenyar panas mulia terasa dan terus merambat. Dia memicing. "Biantara. Aku nggak ada urusan denganmu! Tahu apa kamu soal hubunganku?!" Nafasnya berat menderu."Kita bicara dari hati ke hati dan dari mulut ke mulut. Ayolah, Felish, jangan terus menolakku. Aku bahkan lebih tampan dari Sean." Biantara menyapu bahu Felisha.Felisha mendesis merasakan sapuan itu. "Ah, Bian. Kamu-shitt." Wanita itu mulai hilang kendali.Biantara mengernyit. "Felish, apa yang terjadi padamu? Apa kamu ...?" Pria itu merengkuh pinggang Felisha dan menariknya berhimpit."Bian, bawa aku pergi!" Felisha menggerang sambil menyapu dada Biantara.Biantara terseny
Read more
Bab 44. Sean Numpang Sarapan
"Benarkah sudah cukup?" Sean melihat dirinya dan beberapa paper bag dan kantong plastik."Anda sudah sempurna dan bawaan kita juga sudah sesuai standar menu beberapa sarapan. Nyonya Emily dan tuan Axel bisa memilih sendiri nanti."Dia pasti suka. Aku membawa semua kesukaannya." Sean tersenyum menatap jajaran kantong itu.Pria dengan balutan kemeja putih itu mulai melangkah tegas. Dia ingin Emily teringat sepenggal kisah manis mereka berdua.Dulu, sebelum menikah. Mereka selalu sarapan satu meja. Dan pria itu yang menyajikan di atas piring Emily. Setiap saat dia terus menciptakan moment melayang hingga rasa yang dalam.Mobil melaju. Sean terus menatap arlojinya. "Cepat sedikit, Dario. Emily tidak bisa sarapan kesiangan."Dario menambah kecepatan.Sedang di rumah Emily. Dayana membuka pintu kulkas. "Ah, kita sampai lupa belanja. Gara-gara Sean pria pengacau itu, keseharian kita jadi kacau!" geramnya."Kenapa ngomel pagi-pagi?" Emily masuk ke dapur."Lihat, di kulkas kita hanya ada ro
Read more
Bab 45. Duduk Bertiga
"Di mana aku duduk, Emily?" Sean berharap bisa di sisi istrinya. Seperti dulu.Emily berkedip beberapa kali menatap depan. Dia melirik kursi kosong yang agak jauh darinya. Dulu, dia pasti akan duduk di sisi Sean ... dulu saat Sean menabur madu."Nggak lihat kalau kursi cuma sisa satu? Itu kursi David, beruntung dia nggak ada di sini," ketus Dayana.Kursi itu sebelah Dayana dan tidak sesuai keinginan Sean. Namun, tidak mungkin dia mau banyak minta. Dalam meja kotak ukuran sedang. Emily duduk di depan Dayana dan Sean di depan Axel, sebelah Dayana."Ma, kenapa hanya ada makanan seperti ini?" heran Axel tidak seperti biasanya.Sean juga mengerutkan dahi. Hanya ada sepiring nasi goreng dan roti selai beberapa helai."Karena beberapa hari ini ada pengacau, jadi Mamamu dan tante belum sempat pergi berbelanja. Kita makan seadanya." Dayana berkata sambil melirik Sean."Hanya ada segini dan ada orang numpang sarapan. Apa aku bisa kenyang? Bagaimana jika Mama kurang tenaga?" Axel menaikkan dua
Read more
Bab 46. Cemburu
Dalam lajuan mobil. Sean dan Emily duduk di kursi belakang. Emily sengaja duduk memojok sampai pembatas pintu.Sedang Sean duduk melebarkan kaki agar memperpendek jarak dengan istrinya."Bisakah lebih cepat!" seru Emily tanpa menoleh. Karena dia tahu jika Sean terus menatapnya. Wajahnya sudah memerah. Cemas, gelisah, takut, semua bercampur. Wanita itu meremas bajunya.Dario, asisten setia. Dia sengaja melambatkan lajuan. Emily adalah bos. Jelas tidak masalah datang terlambat.Sean tersenyum lebar. Tidak ada Axel, kali ini dia bisa bergerak lebih luas."Kamu tidak mau menghadap ke sini, Emily? Enam tahun tidak bertemu, bisa saja wajahku berbeda jauh," goda Sean."Bicaralah, apa saja yang belum kamu katakan. Semuanya! Jangan sampai ada sisa. Setelah itu aku tidak mau mendengar apa pun lagi." Emily berkata tanpa menoleh."Aku sudah tidak ada hubungan apa pun dengan Felisha. Kami-""Bicara yang lain. Aku tidak tertarik dengan hal itu!"Sean menarik nafas. "Saat kamu dikabarkan pergi wakt
Read more
Bab 47. Tetap Mendominasi
"Bisakah kamu bersikap jantan? Maaf, saat ini kita bertemu bukan atas nama bisnis. Jadi tidak ada penghormatan untuk pria sepertimu!" kesal Erlan.Sean dan Erlan duduk di kursi khusus pengunjung. Emily dan Dayana malas mengurus keduanya."Kamu lihat, Sean dengan percaya diri menunjukkan kesombongannya di wilayah orang. Dasar tuan angkuh!" Dayana menatap geram."Biarkan saja. Asal Sean tidak membuat masalah saja aku sudah tenang." Emily berbalik dan masuk ke ruangannya.Sean hanya diam tak menanggapi. Dia fokus pada layar ponsel membaca banyak laporan. Bibirnya tersenyum tipis, seolah sedang menunggu detik-detik menegangkan."Apa kamu tidak dengar? Heh! Sangat lucu, sudah jelas kekuasaanmu tak berguna di depan Emily. Kenapa masih berlagak pongah!" Erlan tersenyum sinis."Tidak berguna katamu? Hem ... kita buktikan saja sebentar lagi!" Sean menoleh sebentar dengan menajamkan sorot matanya.Tidak sampai hitungan puluhan menit. Ponsel Erlan berbunyi, sang ayah memanggil. Dia langsung meng
Read more
Bab 48. Kecelakaan
"Itu mereka. Bos bilang jangan sampai mereka mati. Tapi harus sekarat." Sebuah mobil melaju kencang menyalip mobil para pengawal bayangan Sean di sekitar Emily.Mobil itu berhenti mendadak di depan mobil Emily."Mama!" teriak Axel.Emily membanting stir dan menabrak pohon."Axel!" Emily merentangkan tangannya di depan kepala Axel. Dia cepat menginjak rem sangat kuat.Mobil Emily seketika ringset dan asap mengepul di bagian depan. Dua nyawa belum jelas keadaannya. Darah mengalir begitu saja melumuri wajah Axel dan Emily.Mobil yang membuat provokasi langsung melesat cepat dan dalam pengejaran anak buah Sean."Sayang! Axel, Emily!" teriak Sean meraung. Dia membuka kuat pintu mobil Emily.Matanya berkaca bertumpuk cairan. Dia bergetar mengangkat tubuh Emily yang berlumur darah. Wanita itu lemas tak berdaya.Hati Sean bagai disayat pedang tajam melihat Axel yang diangkat Dario. Dia semakin bergetar menatap tubuh mungil itu.Mobil melaju."Cepat!" teriak Sean pada anak buahnya yang memegan
Read more
Bab 49. Kepekaan Sean
"Sean, kamu benar-benar gila!" seru Dayana geram. Dia maju dan ingin menarik Sean.Akan tetapi, wanita dengan pakaian perawat itu mengambil suntikan dari kantong depannya dan siap menancapkan ke tangan Axel.Dayana langsung maju dan ingin menahan wanita itu. Dia menarik bahu wanita itu. "Jangan berani kamu!"Wanita itu langsung memutar tangan Dayana dan mendorong kuat."Akh! Axel, Sean!" teriak Dayana.Sedang Sean yang masih berkelahi dengan pria itu menatap nyalang. Dia hempas pria itu sampai terbentur tembok."Argh!" teriak pria itu.Lalu, cepat Sean melompat dan menarik wanita itu."Cari mati, Kalian!" teriak Sean. Dia menghempas keras wanita itu hingga tersungkur di lantai."Akh!" jerit wanita itu.Pria yang tersungkur sudah bangun dan langsung menyerang Sean kembali."Yaakk!" Pria itu melayangkan pukulan.Set. Set. Sean dapat menghindarinya."Brengsek!" Sean menangkis tangan pria itu dan memutarnya. Lalu, dia injak satu kakinya."Argh!" jerit pria itu.Dario dan beberapa anak bu
Read more
Bab 50. Tenang Dalam Dekapan Sean
"Axel!" Sean gusar. Dia tak tahu harus bagaimana.Bayangan saat sebuah mobil melesat cepat di depan dan mobilnya menabrak pohon terulas jelas. Mata Axel membelalak, nafasnya tersengal berat dan kejang-kejang. "Mama!""Axel!" Dayana ingin menyentuh Axel, tapi ditepis Sean."Sayang, tenang, Axel. Papa di sini. Tidak ada yang akan menyakiti kalian lagi." Sean membungkuk dan memeluk anaknya. Dia ketakutan melihat anaknya.Dokter dan perawat datang."Sebaiknya Anda semua keluar. Dokter akan melakukan pemeriksaan," ucap salah satu perawat.David menarik Dayana agar keluar, tapi wanita itu ragu dan teringat kejadian kemarin."Aku tidak akan keluar. Kalian periksa dan aku akan mengawasi!" tegas Sean. Dia takut kejadian kemarin terulang lagi."Kita keluar, Sean sudah ada di sini." Kini Dayana mengajak David keluar.Sean menatap jeli pada setiap gerakan dokter. Mereka memberikan suntikan dan Axel kembali tenang."Kenapa anakku seperti itu?" Sean menatap tajam sang dokter.Dokter itu menelan sal
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status