All Chapters of Mesin Pencetak Uang untuk Ibu: Chapter 21 - Chapter 30

80 Chapters

Bab 21

Yuni kembali lagi menuju Ruangan Ayahnya, dia menghembuskan nafasnya dengan kasar.Permasalahan Keluarganya memang pelik."Yun, kamu kenapa? terlihat sekali wajahmu sangat kesal?" tanya Ayah Yuni yang tengah duduk seraya makan makanan yang disuapi oleh Suster Diana.Yuni yang terkejut melihat Ayahnya yang sedang makan, langsung menghampirinya dengan muka tersenyum."Gapapa, Yah. Bagaimana keadaan Ayah? cepat sehat Yah, makan yang banyak biar Ayah cepat pulang." Ucap Yuni sambil mengelus pundak Ayahnya.Ayahnya yang tengah makan langsung tersenyum lebar, dan dia segera menyuruh Suster Diana untuk berhenti mernyuapinya."Lho, kok udahan makannya Yah?" tanya Yuni keheranan Ayahnya tiba - tiba berhenti makan."Ayah makannya sudah kenyang, sekarang Ayah mau menyampaikan kabar baik buat kamu." Ujar Ayahnya seraya meneguk air putih yang diberikan Suster Diana.Yuni nampak tertarik, dan dia segera duduk di tepi ranjang Ayahnya."Kabar Apa itu Yah?" tanya Yuni penasaran dengan yang akan diucap
Read more

Bab 22

Yuni berlarian menuju Kantor Agencynya, dia ingin menemui Jennifer untuk menanyakan masalh kontrakan yang letaknya berdekatan dengan Gedung tempat Yuni bekerja. Yuni pernah mendengar kalau Jennifer tinggal di sebuah Kontrakan dan Yuni ingin meminta informasi tentang masih ada tidak kontrakan yang kosong.Yuni tengah menengok kanan dan kiri, mencari keberadaan Jennifer. Yuni akhirnya menyerah setelah bertanya ke sesama Model dan mencari keberadaan Jennifer di Ruangannya."Kemana sebenarnya Jenni." Ucap Yuni menghampiri tempat duduk yang ada di Lobi.Dia menghela nafas, setelah berlarian mencari keberadaan Jenni dia merasa lelah dan memesan minuman untuk menghilangkan dahaganya."Yunii....." Teriak seseorang tiba - tiba, dan seketika itupun Yuni mencari sumber suara, siapa yang barusan berteriak memanggilnya.Ternyata Jenni sedang berlari ke arahnya dengan wajah yang sangat ceria."Ada apa Jen, kamu bikin orang jantungan saja." Ucap Yuni seraya mencubit pinggang Jenni yang sudah berada
Read more

Bab 23

Andrew melangkahkan kaki dengan gagahnya ketika dia sudah berada di Bandara Terbesar di Uni Emirate Arab, dia berencana terbang ke Indonesia dengan ditemani dengan Asistennya Rio."Rio, aku ingin kamu atur jadwal kerjaku disini karena aku ingin lebih lama tinggal di Indonesia." Ucap Andrew yang tengah memainkan ponselnya."Baik Tuan, Private Jetnya sedang di cek dulu. Bagaimana sembari menunggu kita jalan - jalan dulu di sekitar sini biar Tuan tidak bosan." Ujar Rio memberikan pilihan pada Tuannya agar mau pergi dengannya menghilangkan suntuk menunggu Pesawat Jet miliknya yang sedang di cek kelengkapannya."Cih... Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Pesawatnya belum selesai malah menyuruhku untuk cepat datang di Bandara. Menjengkelkan saja." Timpal Andrew yang sudah tidak sabar menuju ke Indonesia, dia ingin segera menemukan wanita yang bernama Yuni."Maafkan saya Tuan, lagipula saya tahu Tuan sangat bersemangat kalau masalah pergi ke Indonesia akhir - akhir ini." Goda Rio pada Tuan
Read more

Bab 24

Yuni tengah bersiap hendak pergi ke Kantornya, hari ini dia ada kegiatan fitting baju yang akan digunakan ke Fashion Show New york.Diapun sudah membelikan sarapan untuk Ayah, dirinya dan Suster Diana yang biasanya datang pukul 07.00 pagi."Ayah, maaf Yuni cuma belikan nasi pecel saja. Karena hari ini Yuni berangkat pagi, Ayah tidak apa - apa kan ditinggal sendiri? Suster Diana sebentar lagi sampai kesini." Ucap Yuni seraya menghampiri Ayahnya yang sedang menonton televisi."Tidak apa - apa, Nak. Kamu berangkat saja sekarang, hati - hati di jalan." Titah Sang Ayah dengan tersenyum ke arah anak kesayangannya.Yuni hanya mengangguk sekali, dan dia pun mencium punggung tangan Ayahnya yang sudah keriput.Yuni tampak menyeka air matanya, Ayahnya sudah dua minggu pulang dari Rumah Sakit namun Ibunya tidak pernah menanyakan kabarnya bahkan menanyakan Yuni juga tidak pernah.Dengan langkah setengah berlari Yuni berjalan ke arah Tempat Kerjanya, dia tidak ingin terlambat hari ini. Terlebih Pak
Read more

Bab 25

Yuni melotot kaget saat dirinya merasakan sesuatu benda kenyal dan basah membasahi bibirnya. Dengan sekuat tenaga Yuni melepaskan pagutan bibir Andrew, dan dia pun mengusapnya dengan kasar."Apa yang kamu lakukan, kamu sudah berbuat kurang ajar." Teriak Yuni tidak terima dirinya diicium paksa oleh Andrew, apalagi itu adalah ciuman pertama untuknya."Aku merindukanmu, Yun. Maafkan aku, aku kelepasan." Ujar Andrew seraya menyetuh bibirnya, masih terasa manis yang tertinggal disana. Andrew tidak menyangka Yuni memiliki bibir yang begitu manis meskipun Andrew hanya menciumnya beberapa detik saja berbeda dengan wanita lainnya yang pernah Andrew cium."Tolong buka pintunya, aku ingin pulang." Hardik Yuni dengan memutar knop pintu mobil berulang kali, namun tetap saja tak berhasil karena pintunya telah dikunci oleh Andrew."Dengarkan aku Yun, tolong sebentar saja." Pinta Andrew yang tidak ingin dirinya kehilangan Yuni lagi, dia harus mendapatkan Yuni apapun yang terjadi."Aku tidak mau, apal
Read more

Ban 26

Andrew dan Yuni telah sampai di rumah Yuni setelah mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.Yuni turun dari mobil Andrew dengan terburu - buru dan dia berlari kedalam rumahnya.Tok...Tok...Tok...Yuni mengetuk rumahnya berkali - kali namun tidak ada sahutan sama sekali dari dalam rumahnya.Namun tiba - tiba.Ceklek...Pintu rumah akhirnya terbuka, dan seorang pria yang Yuni sama sekali tidak kenal."Kamu siapa?" Tanya Yuni setengah berteriak, dia kaget ada orang asing yang bisa masuk ke dalam rumahnya."Justru saya yang harusnya bertanya, kamu ini siapa? Datang - datang kok langsung marah sama saya?" Ucap Jaka dengan nada sewot."Hei, kamu yang sopan ini rumah saya. Kamu yang harusnya tau diri ada urusan apa kamu ada disini?" Sentak Yuni tidak terima dengan perkataan pria itu yang tidak ada sopan santunnya justru memarahinya."Ini rumah istri saya, ya sudah pasti rumah saja juga." Jawab Pria itu dengan berkacak pinggang.Andrew yang tidak terima wanitanya di bentak oleh lelaki lain
Read more

Bab 27

Yuni telah selesai makan walaupun dia tidak bisa memakan dengan porsi yang banyak. Dia masih menunggu seseorang yang dia tahu akan membantunya dalam menemukan Ayahnya."Maaf ya saya sudah berburuk sangka selama ini, terima kasih sudah mau membantu." Ucap Yuni sambil menatap ke arah Andrew yang tengah sibuk dengan makanannya, dia memang paling menyukai makanan Indonesia karena menurutnya kaya akan bumbu.Andrew langsung tersenyum ke arah Yuni, dia merasa senang akhirnya Yuni sudah mulai terbiasa untuk menerima kehadirannya."Iya sama - sama cantik, aku senang karena sudah membantu orang yang paling aku cintai." Jawab Andrew seraya meneguk air putih yang berada di hadapannya.Yuni sebenarnya merasa tak enak hati, karena sebelumnya sikapnya pada Andrew sangat kasar namun sekarang dirinya merasa membutuhkan Andrew.Tak berselang lama tiba - tiba pria yang pernah bertemu dengan Yuni saat insiden tabrakan dengan Andrew sudah berada di hadapan mereka berdua."Tuan, maaf kendaraan saya tadi t
Read more

Bab 28

Hari-hari yang di lalui oleh Yuni terasa hambar, tanpa kabar dari Ayah yang sangat di sayanginya.Pagi itu Suster Diana sedang menemani Yuni yang tengah bersedih."Mbak, saya sudah belikan sarapan untuk kita makan bersama. Ayok kita makan yuk." Ajak Suster Diana seraya menarik tangan Yuni.Yuni mengikuti Suster Diana ke meja makan karena tak enak menolak sarapan yang sudah dibeli."Aku kangen ayah Sus. Sekarang Ayah sudah makan apa belum?" Yuni menanyakan tentang Ayahnya pada Suster Diana, untuk mengurangi kegelisahan hatinya selama ini.Suster Diana mencoba maklum dengan keadaan Yuni, meski Ayahnya Yuni sekarang entah ada dimana Suster Diana kerap mengunjungi Yuni sebagai bentuk memberikan semangat untuknya."Mbak, sekarang makan dulu. Setelah ini kita berdoa bersama-sama untuk keselamatan Pak Doni." Ucap Suster Diana seraya mengenggam tangan Yuni yang dingin.Yuni tidak menjawab dia hanya mengangguk pelan.Tiba-tiba saja Ponsel Yuni berdering dengan sangat kencang.Yuni bergegas men
Read more

Bab 29

Tiba di saat yang ditunggu hari dimana Yuni harus menyerahkan uang untuk penebusan Ayahnya."Ini gak apa-apa kita begini, aku takut kalau Radit mengetahui rencana kita." Ucap Yuni dengan takut, dia tidak mau membuat Radit bertambah marah dan akhirnya Yuni tidak dapat bertemu dengan Ayahnya lagi."Sudahlah yakin saja denganku. Jika Radit mengingkari janjinya tidak membawa Ayahmu, aku sudah menyiapkan anak buahku yang berpura-pura sebagai pengunjung taman dia pasti akan tertangkap. Tapi kalau dia menepati janji, sudahlah uang itu untuk Radit barangkali dia sedang membutuhkan uang." Timpal Andrew dengan merangkul bahu Yuni.Dalam beberapa hari ini Yuni tidak fokus dalam bekerja, namun karena Fashion Show itu akan dilaksanakan tidak lama lagi jadi Yuni harus tetap profesional."Tapi, bagaimana aku akan mengembalikan uangmu?" Tanya Yuni dengan menatap Andrew.Andrew hanya mengulas senyum tipis, Yuni belum mengetahui kalau bagi Andrew uang sebesar seratus juta tidak ada apa-apanya.Yuni mem
Read more

Bab 30

Aku sangat ketakutan melihat Yuni tidak berdaya seperti itu, aku pun melajukan mobilku ke Rumah Sakit dengan kecepatan tinggi. Aku tidak ingin kehilangan Yuni, aku akan menyesali diriku sendiri kalau itu sampai terjadi.Akhirnya dengan memakan waktu sepuluh menit aku dapat menemukan Rumah Sakit yang terdekat. Akupun segera memarkirkan mobilki, dan dengan berlari aku memanggil suster yang sedang berjaga di ruangan Gawat Darurat."Sus, tolong bantu saya. Kekasih saya kena tembakan, cepat tangani sekarang." Aku meneriaki suster yang sedang berdiri bingung melihatku mondar mandir.Suster itu panik setelah mendengar kalau Yuni terkena tembakan, lalu dia pun memanggil temannya untuk turut membantu mengangkat tubuh Yuni dari dalam mobil.Mereka pun membaringkan tubuh Yuni diatas ranjang, bisa kulihat darah yang mengucur dari perut Yuni. Sungguh aku merasa tak tega melihatnya.Para perawat itupun membawa Yuni kedalam ruangan tindakan, diikuti para Dokter yang entah sejak kapan sudah berada di
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status