All Chapters of Mesin Pencetak Uang untuk Ibu: Chapter 41 - Chapter 50

80 Chapters

Bab 41

Rio sedang memakan sarapannya di kantin rumah sakit bersama Andrew, dia tidak pulang ke rumah malam ini. Dia ingin masih membicarakan tindakan selanjutkan untuk masalah pengobatan Yuni."Rio lebih baik kamu sekarang ke rumah Pak Doni, kamu harus pantau gerak-geriknya. Laporkan padaku kalau ada sesuatu yang mencurigakan," ucap Andrew seraya meneguk air yang ada dihadapannya."Baik, Tuan. Rencananya memang aku mau mengunjungi Diana hari ini," jawab Rio dengan wajah riang, akhirnya Andrew menyuruhnya datang ke rumah Pak Doni, dirinya bisa sekalian berjumpa dengan Suster Diana."Lalu bagaimana hubunganmu dengan Diana? kalau sudah saling suka segerakanlah menikah, aku yang akan menanggung semua biaya pernikahanmu," ujar Andrew yang sedang menatap lurus ke arah Rio.Mendengar lampu hijau yang diberikan oleh Andrew, seketika wajah Rio menjadi bersemu merah. Memang dirinya sudah lama mendekati Suster Diana, namun masih ragu karena khawatir belum mempunyai modal uang untuk menikah."Terima kas
Read more

Bab 42

"Apa????" Teriak Ibu Nina dan Pak Doni secara serempak.Rio dan Andrew tersenyum penuh kemenangan. Dirinya sudah memegang kartu as dari mereka berdua."Apa kalian sudah paham dengan hasil yang telah kalian baca itu, kalian itu seratus persen bahkan seribu persen bukan orang tua kandung Yuni," ujar Andrew dengan menarik senyum sinis dan dengan tatapan meremehkan Andrew menggebrak meja yang ada di depannya."Sekarang katakan siapa orang tua kandung Yuni yang sebenarnya," bentak Andrew sudah tidak sabar lagi karena sudah merasa dipermainkan selama ini, apalagi jika Yuni mengetahui yang sebenarnya pasti hatinya sangat hancur.Jaka yang tidak mau disangkut pautkan dengan masalah kekasihnya hendak kabur dari rumah itu."Kamu mau pergi kemana? Jangan harap bisa kabur dari sini," cegah Rio menarik tangan Jaka yang hendak melarikan diri dari rumah Ibu Nina."Aku cuma mau pergi ke depan, mau beli rokok," ujar Jaka mencoba berbohong, sebenarnya dirinya tidak ingin ikut terseret dalam masalah Ibu
Read more

Bab 43

Andrew nampak kecewa keluar dari pintu ruangan administrasi rumah sakit ini. Meskipun dirinya akan diberitahukan siapa saja pada hari di saat Yuni dilahirkan."Bagaimana, Tuan apa sudah dapat informasinya?" Tanya Rio sesaat setelah melihat Andrew dan Pak Doni melangkah menuju tempat duduknya.Andrew tampak menggelengkan kepalanya pelan, dirinya merasa sangat penat dengan permasalahan yang menimpanya akhir-akhir ini."Belum, Rio. Kita diminta besok untuk datang kesini lagi," jawab Andrew seraya duduk di samping Rio.Rio tampak mengangguk kemudian dirinya teringat sesuatu."Tuan, lebih baik sekarang kita makan dulu. Siang ini Tuan belum makan, barangkali Pak Doni juga merasa lapar." Ajak Rio pada Andrew untuk makan siang bersama.Sebenarnya perut Andrew memang terasa lapar, namun dirinya belum berselera untuk makan sebelum mendapat informasi tentang Yuni."Ayo, Tuan. Biar kita banyak masalah, tetapi jangan sampai kita melupakan makan agar kita kuat menghadapi masalah yang dihadapi," ter
Read more

Bab 44

"Ini berkas yang Bapak minta kemarin," ucap Suster itu seraya memberikan secarik kertas yang tertutup rapat.Andrew menerima kertas itu dengan hati yang begitu gembira, sudah saatnya Yuni menerima keadilannya yang sudah direnggut selama ini. Dia tidak disayangi oleh keluarganya selama ini yang seharusnya menjadi tempatnya berlindung, mereka justru menuntut Yuni untuk mencari uang. Harusnya yang menjadi tulang punggung adalah Radit dan Gino, mereka adalah seorang kakak laki-laki yang sudah dewasa."Terima kasih banyak Sus, atas bantuannya. Ini sebagai ucapan terima kasih tambahan bonus untuk Suster," ujar Andrew seraya mengeluarkan sebuah amplop yang berisi uang.Suster itu terperangah melihat amplop tebal di depannya, dengan tangan bergetar dia segera mengambilnya takut kalau ada rekan kerja yang melihatnya."Wah, banyak sekali ini Pak, tapi aku senang sekali dapat rejeki nomplok hari ini," ujar Suster itu dengan tersenyum lebar, Andrew tampak tak menggubrisnya yang terpenting baginy
Read more

Bab 45

"Apa ini??" aku merasa penasaran maksudnya apa Andrew memberikannya sebuah amplop yang berisi berkas."Baca saja Bu," Ucap Andrew dan juga Rio secara berbarengan.Aku pun segera membukanya perlahan, kubaca satu persatu nama-nama yang tertera di dalam kertas itu, dan ada namaku terselip menjadi salah satu orang yang melahirkan di tanggal itu."Maksudnya apa ini?" tanyaku dengan raut wajah penasaran, belum mengerti apa maksud mereka berdua memberikan kertas ini."Kami hanya ingin memastikan suatu hal saja," jawab Andrew dengan tatapan lurus ke wajahku."Memastikan apa, aku masih belum mengerti yang kalian maksud apa," timpalku sama sekali heran dengan tingkah laku mereka berdua."Apa benar anak Ibu meninggal sesaat setelah melahirkan?" tanya Andrew padaku dengan wajah yang terlihat penasaran."Iya itu benar, ini adalah saya yang ada di kertas itu. Memangnya kenapa ya kalian menanyakan tentang putri saya yang sudah meninggal?" aku balik bertanya karena mereka berbicara penuh dengan teka-
Read more

Bab 46

Rafael tak dapat lagi menyembunyikan rasa terkejutnya mendengar bahwa Yuni adalah adik yang selama ini dirindukannya.Apalagi Ibu Tari dirinya hanya bisa menangis serta memegang dadanya yang terasa sesak dihimpit beban berat, Yuni yang selama ini dekat dengannya adalah anak kandungnya sendiri."Kalian bisa melakukan tes DNA untuk memastikan apa benar Yuni adalah anak kalian atau bukan," ujar Andrew dengan tatapan memilukan melihat Ibu Tari dan Pak Andi yang tengah berpelukan haru."Pap, ternyata anak yang selalu berada didekatku adalah anakku sendiri, dia selama ini hidup menderita Pap," ucap Ibu Tari dengan suara terisak di pelukan suaminya.Sedangkan suaminya nampak tak mampu berkata apa-apa namun air matanya deras mengalir dari kedua matanya.Rafael nampak membantu kedua orang tuanya untuk berdiri."Saya ingin tes DNA sekarang juga, untuk membuktikan kebenarannya." Ujar Ibu Tari dengan suara terisak.Kemudian pandangannya nyalang pada Pak Doni, dengan pandangan mata penuh amarah Ib
Read more

Bab 47

Akhirnya tiba hari dimana hasil pemeriksaan tes DNA telah keluar. Ibu Tari dan Pak Andi tengah bersiap dengan raut wajah yang berseri-seri, berbeda dengan Rafael yang sedang merasa gundah karena perasaannya untuk Yuni harus dia kubur selama-lamanya jika terbukti benar kalau Yuni adalah adik kandungnya."Aku harus mengganti perasaan cintaku pada Yuni dengan perasaan sayang sebagai kakak," ucap Rafael dalam hati.Dirinya sedang memandangi arah jendela, sekarang sudah waktunya untuk dia membuka perasaan pada wanita lain.Tok..tok...tok...Tiba-tiba saja pintu kamar Rafael diketuk dari luar."Raf, kamu sedang apa? ayo kita sekarang ke rumah sakit, menengok Yuni sekalian ambil hasil tesnya." Ucap Ibu Tari dari balik pintu kamar Rafael.Rafael mengusap wajahnya perlahan, dirinya harus segera menutup perasaannya pada Yuni karena jika memang mereka saudara Rafael harus merelakan Yuni bersanding dengan Andrew."Rafa baru bangun tidur, Mam. Bentar Rafa buka dulu pintunya," jawab Rafael beranjak
Read more

Bab 48

Pak Andi dan Ibu Tari tak dapat menyembunyi rasa bahagianya, hingga tak henti-hentinya mengucap syukur kepada yang maha kuasa."Mam, bagaimana kalau langsung aja kita memeriksa juga kecocokan ginjal kita untuk Yuni. Kasihan juga dia kesakitan selama ini," ucap Pak Andi setelah pelukan pada istrinya terlepas."Betul juga usul papi, mami juga ingin secepatnya Yuni kembali sehat seperti sebelumnya," jawab Ibu Tari menimpali ucapan suaminya.Andrew pun tersenyum menanggapi ucapan mereka berdua."Pak Andrew, cepat kita lakukan operasi itu. Aku tidak sabar ingin memeluk anakku," pinta Ibu Tari pada Andrew.Andrew tampak menganggukkan kepalanya, dan langsung berdiri."Kalau Pak Andi dan Ibu Tari merasa sudah siap, silahkan saya antar kembali ke Dokter yang menangani Yuni langsung," ucap Andrew.Pak Andi dan Ibu Tari langsung ikut berdiri juga mengikuti langkah Andrew menuju ruangan Dokter yang menangani Yuni."Selamat siang, Dok. Saya wali dari pasien atas nama Yuni mau mengajukan dua orang
Read more

Bab 49

Andrew tampak menunduk melihat tubuh Pak Doni yang sudah terbujur kaku, dirinya sempat tidak bisa berkata apa-apa. Apa yang harus dia sampaikan pada Yuni bila dia sadar melihat kenyataan orang yang selama ini menemaninya dan Yuni jaga mati-matian terlepas dari status Pak Doni hanyalah ayah angkat pasti akan meninggalkan rasa sakit di dalam hati Yuni."Maafkan, kami Pak Andrew. Kita sudah semaksimal mungkin mengupayakan yang terbaik untuk beliau tetapi memang sang pemilik nyawa ingin segera beliau berpulang. Sekali lagi kami mengucapkan berbela sungkawa," ucap Dokter itu tanpa bisa menyembunyikan raut kesedihannya.Andrew hanya mengulas senyum tipis.Dokter itu pun segera menutupi wajah Pak Doni dengan kain putih.Rio merasa sangat terpukul melihat kepergian Pak Doni di matanya, karena beberapa waktu lalu dia dititipi sebuah sapu tangan yang harus diberikan oleh Yuni saat dirinya tersadar.Andrew langsung memeluk Rio, karena dirinya sadar selama ini yang mengurus Pak Doni adalah Rio da
Read more

Bab 50

Rio telah mengurus surat perijinan untuk Gino agar bisa melihat serta memandikan serta mengurus pemakamannya.Rio sudah menginformasikan pada pihak rumah sakit kalau prosesi pemandiannya dilakukan di rumah sakit saja, agar tidak menimbukan peembicaraan yang tidak enak oleh tetangga sekitar kontrakan dan juga pemilik kontrakan. Rencananya juga setelah di mandikan di rumah sakit, jenazah Pak Doni langsung akan dikebumikan di tempat pemakaman umum.Gino sudah berada di dalam mobil polisi, karena dia tidak diperkenankan untuk satu mobil dengan Rio. Tentu saja itu tidak masalah bagi Gino karena dia memang seorang narapidana, di dalam hatinya timbul rasa penyesalan begitu dalam karena dirinya tidak terlalu dekat dengan sang ayah tetapi justru malah memusuhinya karena Gino pikir tidak bisa menghasilkan uang lagi dan juga terkena hasutan dari Ibu Nina.Rio berjanji selepas keluar dari penjara dirinya akan berubah menjadi orang yang lebih baik lagi karena dia sudah lelah menuruti keinginan kak
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status