All Chapters of Mesin Pencetak Uang untuk Ibu: Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Bab 51
Pak Andi masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit setelah operasi pendonoran ginjalnya, sementara itu Yuni yang berada di samping ranjang Pak Andi, kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya."Ibu maaf saya mau memberitahukan kalau kondisi Yuni sudah stabil, dan kemungkinan besar dia akan sadar dalam waktu beberapa jam lagi. Saya minta tolong jaga agar tetap stabil dan jangan memberitahu apapun masalah yang membuatnya terbebani, karena takutnya kondisinya akan kembali drop." Ucap Dokter itu memberikan nasehat pada Ibu Tari yang sedang menunggu Yuni dan Pak Andi berbarengan.Sengaja Ibu Tari meminta suami berserta anaknya Yuni ditempatkan dalam satu ruangan agar bisa enak diawasi dalam satu waktu."Baik, Dok. Terima kasih banyak," timpal Ibu Tari dengan tersenyum lebar. Dirinya sudah merasa lega karena operasinya berjalan sukses dan tinggal menunggu keduanya sadar.Dokter itu meninggalkan Ibu Tari yang tengah duduk sendirian di ruangan."Kemana sih Rafael, dari siang sampe malam be
Read more
Bab 52
Pagi ini Ibu Nina sedang memasakkan menu spesial untuk suami tercintanya. Dia sudah melangsungkan pernikahan siri dengan Jaka, dengan acara yang sederhana dan cuma mengundang tetangga disamping kanan dan kiri rumah Ibu Nina saja.Ibu Nina begitu bahagia dengan pernikahan keduanya, apalagi Jaka memiliki usia dibawah Ibu Nina dan tentu saja masalah ranjang Jaka bisa memuaskan Ibu Nina dibandingkan dengan Pak Doni yang sudah bertahun-tahun tidak bisa memberikan nafkah batinnya untuk Ibu Nina karena kesehatan kakinya."Sayang, masak apa hari ini? Wah..kayaknya enak ni," ucap Jaka menggoda istri siri barunya itu."Pasti dong semua yang aku masak pasti enak," ujar Ibu Nina dengan tersenyum lebar.Jiwa mudanya kembeli bergejolak saat bersama dengan Jaka."Nanti malam aku kasih hadiah yang spesial, kamu pasti mau kan?" tanya Jaka seraya menggoda Ibu Nina."Apa tuh, aku penasaran." Timpal Ibu Nina menghentikan aktivitas memasaknya."Rahasia dong," ujar Jaka seraya mencium pipi Ibu Nina.Ibu Ni
Read more
Bab 53
Esoknya Pak Andi sudah tersadar dari pengaruh obat biusnya."Pap, gimana udah enakan belum badannya? kata Dokter mulai hari ini papi tidak boleh terlalu lelah, karena sekarang papi cuma mempunyai satu ginjal." Rafael memberikan nasehat pada Pak Andi."Iya nak, insya Allah. Papi akan menuruti semua prosedur dari Dokter, oh ya bagaimana dengan Yuni apa dia sudah sadar?" tanya Pak Andi dengan wajah penasaran."Alhamdulilah Yuni sudah membaik, dia sudah sadar namun kata Dokter karena efek koma yang memakan waktu lama jadinya dia masih belum banyak mengingat apapun dia cuma bisa bicara kalau haus atau ingin ke kamar kecil saja," jawab Rafael dengan tersenyum manis ke arah papinya."Tidak apa-apa, yang terpenting dia sudah sadar. Kalau masalah daya ingat, sambil pelan-pelan kita akan bantu dia ingat." Ucap Pak Andi merasa lega, akhirnya pengorbanannya tidak sia-sia. Yuni bisa kembali sadar dan tidak terjadi apa-apa dengannya, Pak Andi sudah sangat bersyukur."Papi mau makan?" tanya Rafael k
Read more
Bab 54
Siang ini Yuni tengah selesai makan, tiba-tiba saja Rio mendatangi kamar Yuni.Dia membawa buah dan bingkisan kue kecil untuk Yuni."Hai, kamu sudah baikan?" tanya Rio dengan menyunggingkan senyumnya."Alhamdulilah aku baik, kalau boleh tahu kamu siapa ya?" yuni balik bertanya pada Rio karena dirinya penasaran siapa pria yang ada dihapannya."Nama saya Rio, saya adalah orang kepercayaan Pak Andrew yang sudah banyak berjasa atas kehidupan kamu," jawab Rio dengan melihat lekat ke arah Yuni.Sebenarnya sebagai lelaki normal dirinya memang pernah menyukai Yuni karena memang Yuni memiliki hati yang baik dan wajah cantik yang tidak bosan dilihat. Namun karena Tuannya juga mencintai Yuni, maka dari Rio mengalah untuk membunuh perasaannya sendiri. Dan sekarang dia berusaha mencintai Suster Diana yang juga sama baiknya dengan Yuni."Andrew? Rasanya aku pernah dengar nama itu," ucap Yuni tengah berpikir, dirinya memang akhir-akhir ini tengah mencoba untuk mengingat memori yang ada di otaknya."
Read more
Bab 55
Andrew tengah duduk di sofa di dalam manshionnya, dia sebenarnya merasa kesepian karena belum memiliki pasangan hidup di usianya yang telah matang. Namun dirinya hanya menginginkan Yuni menjadi pasangan hidupnya. Dia tengah memandang layar ponselnya untuk menghubungi Rio menanyakan kabar Yuni hari ini.Dia pun akhirnya memutuskan segera menghubungi Rio.Lama Rio tak menjawab panggilannya, hingga panggilan Andrew yang kedua baru Rio menjawab teleponnya."Halo, Rio lama sekali kamu angkat teleponnya. Apa kamu sedang sibuk pacaran sama Suster Diana sampai tidak menjawab teleponku?" tanya Andrew dengan nada kesal."Maaf, Tuan. Saya memang sedang sibuk membereskan rumah kontrakan Pak Doni yang rencananya akan kami tinggalkan. Saya lebih baik pindah di kontrakan yang lebih kecil karena Suster Diana akan kembali bekerja di rumah sakit, otomatis aku akan tinggal sendirian." Jawab Rio dengan suara yang masih ngos-ngosan karena lelah membereskan bajunya untuk pindah dari kontrakan itu."Ya suda
Read more
Bab 56
Martha sedang tertidur pulas di atas ranjang, semalaman dia memang mabuk berat bersama teman-temannya. Hingga tak sadar dia sudah berada di dalam kamar.Badannya terasa sakit semua, rasanya ingin sekedar membalikan badannya saja sudah tidak bisa. Perlahan dia pun membuka matanya sedikit demi sedikit.Dia merasa asing dengan keadaan kamar yang nampak begitu berbeda dengan kamar miliknya.Martha mencoba memincingkan matanya untuk melihat keadaan sekitarnya, kepalanya masih terasa pusing dan berat karena efek dari minuman beralkohol.Dia terperanjat kala mendapati dirinya sedang tidak berbusana sama sekali di dalam selimutnya, padahal semalam dia saat berada di sebuah klub dirinya masih mengenakan pakaian meski sangat terbuka.Martha berteriak sekencangnya saat dirinya melihat seorang pria sedang tertidur pulas di sampingnya. Nampak pria itu juga tidak memakai pakaian sehelaipun hanya terbungkus dengan selimut sama dengan Martha.Dia mencoba mengingat kejadian apa yang terjadi semalam hi
Read more
Bab 57
Pagi ini Ibu Tari tak henti-hentinya tersenyum, karena hari ini suami dan anak kandungnya Yuni sudah diperbolehkan ⁶opulang.Rafael sudah membuat acara penyambutan bersama Bik Ningsih. Dia menyiapkan kamar untuk Yuni serta masak berbagai makanan yang enak-enak untuk acara penyambutan ini, bahkan beberapa teman dekat Rafael tampak datang untuk menyambut Yuni."Den Rafa, menu masakan sudah bik Ningsih siapkan. Kira-kira jam berapa neng Yuni akan datang?" tanya bik Ningsih sudah tidak sabar menyambut kedatangan Yuni.Rafael tersenyum tipis ke arah bik Ningsih, memang sebelumnya bik Ningsih sangat dekat dengan Yuni."Mungkin sekarang sudah di perjalanan, bik. Mungkin sebentar lagi sampai." Jawab Rafael dengan senyum sumringah."Kira-kira bagaimana respon neng Yuni ya, Den. Kalau dia tahu orang tua angkatnya meninggal dunia?" tanya bik Ningsih dengan raut wajah sedih, dirinya tahu cerita kehidupan Yuni menjadikan dirinya merasa sedih dan prihatin."Belum tahu dia bik, maka dari itu saya mi
Read more
Bab 58
"Pak Doni sudah meninggal." Tiba-tiba saja terdengar suara Rafael menjawab pertanyaan Yuni."Bohong, ayah belum meninggal dia baru saja menemuiku di dalam mimpi." Teriak Yuni tidak terima kalau Pak Doni telah meninggal."Sayang, sabar memang benar apa yang dikatakan oleh kakakmu itu. Lebih baik sekarang kita doakan saja semoga saja beliau ditempatkan di tempat yang terbaik dan diampuni segala dosanya," timpal Pak Andi seraya membelai Yuni, mencoba menenangkan Yuni yang sedang bersedih setelah ingatannya kembali."Kenapa kalian tidak mengatakannya padaku kemarin? Malah seakan-akan kalian tidak ingin aku tahu," tanya Yuni lagi pada kedua orang tuanya.Ibu Tari mencoba memeluk anak perempuannya, karena melihat Yuni menangis tergugu."Sayang maafkan kami tidak mengatakannya padamu kemarin, karena kami takut kondisimu kembali down karena masalah ini," jawab Ibu Tari tak tega melihat Yuni seperti ini.Yuni tak menjawab, pikirannya melayang jauh ke masa silam saat dirinya masih bersama denga
Read more
Bab 59
Andrew terbaring di atas ranjangnya, meskipun ranjangnya itu sangat mewah dan begitu empuk tidak membuat Andrew cepat terlelap. Dia harus segera membatalkan rencana momynya yang akan menjodohkannya dengan Martha.Momynya jika sudah mempunyai keinginan pasti tidak dapat seorang pun yang dapat menghentikannya.Mata Andrew tiba-tiba melotot kala dirinya sudah mendapatkan ide.Dia segera mengeluarkan ponselnya, dia menghubungi seseorang yang bisa disuruh untuk menguntit Martha."Halo, tolong kamu selidiki wanita yang akan aku kirimkan fotonya ini. Kabari apa saja yang dia lakukan," ucap Andrew singkat, lalu dia menutupnya kembali dengan wajah tersenyum.Dia akan menunggu esok untuk mendapatkan informasi dari seseorang yang Andrew suruh.Sekarang dia bisa tidur dengan nyenyak.***Sementara itu mommy Andrew yaitu Agnes sedang di dalam kamar bersama suaminya Ali."Sayang, sampai kapan kamu akan menjodohkan Andrew dengan anak kawanmu itu?" Tanya Ali yang sedang duduk di tepi ranjang memandan
Read more
Bab 60
Martha tengah menyiapkan pakaian terbaiknya untuk acara makan malam bersama keluarga Andrew. Dia membuka semua koleksi pakaian terbaiknya, dia juga sudah menyewa seorang jasa make up artis agar penampilannya nanti malam tampak cantik dan juga berkelas di depan calon mertua dan juga Andrew."Semua pakaian aku tidak ada cantik, semuanya sudah pernah aku pakai. Aku tidak mau memakai pakaian yang sudah dipakai di acara yang penting seperti ini. Aku harus belanja ke butik dulu, karena aku tidak mau terlihat jelek di depan calon mertua.Martha menutup kembali lemari pakaiannya, dia melihat ke arah ranjangnya sudah banyak baju yang berserakan di atasnya."Biarkan saja yang membereskan asisten rumah tangga saja, toh mereka sudah digaji tinggi oleh daddy." Ujar Martha dengan raut wajah pongahnya.Setelah itu dia melangkahkan kakinya menuju ruangan asisten rumah tangganya yang sedang sibuk menyetrika."Lina, kamu bereskan semua baju yang ada di kamarku, masukkan kembali ke dalam lemari. Aku ada
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status