All Chapters of Istri Culun sang Raja Kampus: Chapter 41 - Chapter 50
146 Chapters
Berpura-pura Sakit
Dita sibuk me lihat-lihat dalaman mana, yang akan dia ambil nya, untuk Aditya. Sibuk- dengan kegiatan yang dia lakukan, mem buat sampai gadis ber kaca mata itu, tak menya dari, kalau saat ini Aditya sudah berada di belakang nya. Mem balik kan se tenga wajah nya, dan kaget, setelah men dapati keberada-an Aditya. Dita cepat-cepat menying kir, karena merasa begitu dekat dengan Aditya. "Ke-ke napa, kamu ke mari?" tanya Dita, dengan pias dan juga gugup yang telah memenuhi wajah nya. "Tentu-saja mengambil dalaman ku, memang apa lagi!" sahut Aditya ketus."Kalau-begitu, aku akan ke luar-saja!" ujar Dita, dengan segera menyerobot-kan tubuh nya, ber lalu dari dalam ruangan itu. Ber lalu nya Dita dalam ruang ganti, turut mem bawa pandangan se-orang Aditya, yang terus mengikuti langka kaki wanita itu, dan tanpa diri nya sadari, wajah nya mem bentuk sebuah senyuman. Menyentuh dada nya, dengan detak jantung yang memompa lebih cepat. Berada begitu dekat dengan Aditya, mem buat Dita tak mampu be
Read more
Arman Mendatangi Kediaman Herman Sanjaya
Dita-begitu hanyut dalam apa-yang men jadi beban pikiran nya, se bab tidak menyang kah kalau Jeni sahabatbaik nya, akan menyimpan begitu banyak kejutan."Dit---," panggil Lisa tiba-tiba, sem bari menggun cang-gun cang kan tangan gadis itu, saat men dapati Dita yang nampak melamun. Dita-yang seketika, mengali kan pandangan nya pada Lisa, di sambut wanita itu dengan ucapan, "Tuh, suami kamu lewat!" lanjut Lisa kemudian, dengan mem buang pandangan nya, ke arah depan.Dita, mengalih kan pandangan nya pada arah pandang Lisa, dan di sana diri nya, men dapati Aditya, yang saat ini tengah ber sama Dina. Saling menatap, dengan pandangan yang sangat sulit untuk di-arti kan, "Kamu, nggak cem buru, Dit?!" tanya Lisa, tiba-tiba. "Cem buru?" sahut Dita, dan dia pun-seketika melepas kan tawa renyah nya, "Aku nggak ber hak cem buru, sebab itu sama saja, dengan akan mem buat ku ter luka nanti nya," sahut Dita kemudian, dengan senyuman yang masih lepas di wajah nya."Tapi, Aditya masih lia-tin kamu t
Read more
Tidak Mungkin Aku Cemburu
"Malam Pak--," sapa Arman sopan, dengan mengem bang kan senyum di wajah nya, saat ber tatapan dengan atasan nya. Rasa penasaran, dengan kebersama-an Arman, dan juga Dita, mem buat Papa Herman, tak sabar untuk melayang kan pertanya-an. "Kalian ber dua, ber sama?" tanya Papa Herman, dengan tatapan penuh selidik nya pada Dita, dan juga Arman. "Dita, adalah sahabat baik, dari adik ku. Dia ber kunjung ke rumah, dan aku memutus kan untuk mengantar nya pulang." Sedikit kaget, dengan apa yang baru saja dia dengar, kalau menantu nya, ber sahabat baik, dengan adik dari salah satu karyawan nyam "Jadi, Dita ber sahabat baik dengan adik kamu?" tanya Papa Herman, dengan masih menunjuk kan raut wajah tidak per caya nya. "Iya, Paa. Saya ber sahabat baik dengan adik Kakak Herman, nama nya Jeni. Kami ber sahabat baik, sejak sama-sama men duduki bangku kuliah." "Kalau begitu duduk lah! Ke-asyik kan bicara dengan mu, mem buat saya, sampai lupa menyuruh kamu untuk duduk," pinta Papa Herman, dan Ar
Read more
Ke Kampus Bersama
Sunyi kian menguasai, dengan langit yang se makin meng hitam, kala bumi terus merangkak, menuju penghujung tengah malam. Merasa sudah cukup lama, dia berada di luar rumah, Aditya mengayun kan langka kaki nya ke dalam rumah.Menaiki anak tangga, sekejap raut wajah itu berubah, saat ada DM masuk, dan itu, dari Jeni."Ingin, bicara dengan ku?" gumam Aditya, saat men dapati DM dari Jeni, yang mengajak nya untuk ber temu, "Wanita ini, benar-benar gila!" gerutu Aditya, dengan me masuk kan gawai, ke dalam saku celana nya. ******Tak, ada lagi kegelapan, sebab kini pagi telah kem bali menyambut, saat sang men tari kem bali menyinari bumi.Melewat kan sarapan pagi ber sama, itu lah yang selalu ter jadi di keluarga Wijaya. "Pagi, Maa---, pagi Paa---," sapa Aditya, yang baru saja datang. Men darat kan tubuh nya pada sebuah kursi tunggal, dan mem berikan pandangan nya pada Dita, yang juga tengah menatap pada nya. Segera memaling kan pandangan nya cepat-cepat, saat merasa tatapan Aditya, sera
Read more
Rasa Yang Mulai Ada
Ini pertama kali bagi Dita, pergi ke kampus ber sama se orang Aditya Wijaya, sejak status nya, dan pria itu sebagai sepasang suami-istri ter kuak. Begitu berat, saat menurun kan ke dua kaki nya. Dita benar-benar malu, saat ini, sebab banyak sekali mahasiswa yang tengah menghabiskan waktu nya di depan gedung kampus."Ngapai-lo, masih di dalam?!" tanya Aditya, dengan nada suara nya yang ter dengar kesal, saat mendapati Dita yang masih betah ber lama-lama di dalam mobil nya. Memikir kan tidak mungkin-diri nya akan terus berada di dalam mobil, akhir nya dengan hati yang berat, Dita menurun kan ke dua kaki nya. Setelah diri nya telah berada di luar, sorak-sorai menyambut kemunculan nya, dan Aditya.Ber beda dengan Aditya yang nampak tenang, Dita justru merasa begitu malu, dengan yel-yel dari mahasiswa-mahasiwa Bima Bangsa"Sampai ketemu, ya-Culun--," ujar Aditya-dengan nada mengejek, dan segera mem bawa langka kaki nya, meninggal kan Dita yang masih mematung di tempat.Dita mengedar kan
Read more
Aditya Dan Jeni Bertemu
Dita membawa langka kaki nya ke kelas, saat akan kembali memulai mata kuliah. Saat-baru saja memijak kan ke dua kaki nya di ambang pintu, tak sengaja tatapan nya ber temu dengan Jeni, yang juga kebetulan melempar kan pandangan nya ke arah pintu. Saling menatap, namun-Jeni kem bali melanjut kan kegiatan nya, se-olah keberada-an Dita, sama sekali tak berengaruh pada nya. Menghembus kan napas nya pelan, Dita-kem bali melanjut kan langka kaki itu. Men darat kan tubuh nya di kursi, dan mem buang pandangan nya pada Jeni, namun-wanita itu, tak tetap tak mem perdulikan nya. "Dit---," panggil salah satu gadis, hingga membuat pandangan Dita teralih kan. "Ada, apa?" sahut nya."Kamu-lagi ada masalah ya, sama Dita, ya? Sebab, sudah beberapa hari ini, dia nampak mengabai kan kamu," tanya gadis itu. Namun-Dita memilih untuk tidak menyambut nya, dan hanya ter senyum. Sebab, sangat tidak mungkin bagi nya, untuk ber kata jujur. Suasana hening menyelimuti di dalam ruangan, setelah kedatangan se-ora
Read more
Memberikan Hukuman Pada Dita
Raut wajah kecewa ter lihat jelas di wajah Jeni, setelah pergi nya Aditya dari dalam kedai. Terus menatap pada pria yang pernah berada di masa lalu nya, hingga tanpa diri nya sadari, air mata telah jatuh mem basahi ke dua pipi nya."Kenapa, aku harus menangis? Kenapa, aku harus kem bali bersedih untuk se-orang Aditya? Bukan kah dari dulu aku tahu, kalau dia tidak benar-benar mencintai ku?" lirih Jeni, sem bari mengusap jejak basah yang masih ter tinggal di ke dua pipi nya. Mengambil tas milik nya yang ter simpan di samping diri nya, Jeni segera ber lalu dari dalam Kedai.Sangat sulit untuk di jabar kan, bagaimana raut wajah se-orang Aditya saat ini. Mem buka pintu mobil, dan meng hempas kan tubuh nya dengan kasar, pada kursi kemudi. Dada nya ber gemuruh, menahan rasa-yang sudah begitu membuncah di dalam dada nya. Men cengkram kuat bundaran setir, meluap kan amarah yang tengah mem bakar diri itu."Kenapa, gue jadi kesal-saat mengetahui, kalau si Culun itu, menyukai Arman? Bukan kah-gu
Read more
Dina Menampar Dita
Sama sekali tidak mengetahui bahan-bahan untuk mengola pasta, Dita men-scrol HP nya. Mem bawa langka kaki nya menuju kulkas, untuk memastikan ada, atau tidak nya, bahan-bahan yang dia butuhkan. Dan-memang benar apa yang di katakan Bibi Siti, bahan-bahan nya tidak lengkap. "Ternyata, ada beberapa bahan yang tidak ada," gumam Dita, dan mem bawa pandangan nya pada Bibi Siti , yang saat ini tengah ber kutat dengan tumpukan piring kotor, "Bi--, aku pamit ke kamar" pamit Dita, dan segera mem bawa langka kaki nya dari dalam dapur, tanpa menunggu jawaban wanita paruh baya itu. Beberapa detik kemudian, Dita telah berada di depan kamar. Mem buka pintu kamar, dan diri nya mendapati Aditya yang saat ini sedang santai, sembari ber main game. Dan, itu seketika mem buat Dita geram. "Se-andai nya, saat ini aku tidak tinggal di rumah nya, mungkin aku sudah menimpuk kepala nya, dengan menggunakan gitar ini. Biar-mampus, atau gila sekalian!" umpat Dita dalam hati, dengan tatapan tajam nya yang dia be
Read more
Ingin Memutuskan Dina
Mendapati apa yang ter jadi pada Dita, mem buat Arman terkejut bukan main. Dengan segera pria itu menghampiri Dita, dan berusaha melepas kan tangan Dina, yang men cengkram rambut rambut nya. Sangat kuat cengkraman tangan itu, mem buat Arman sempat kesusahan, saat akan melepas kan tangan Dina. Men coba sedikit lama, akhir nya genggaman tangan itu dapat ter lepas juga."Kak Arman---," lirih Dita, yang nampak ter haru, sebab tidak menyangkah, Arman akan datang menolong nya. "Ayo, kita pergi!" ajak Arman. Menarik tangan wanita itu, yang membuat langka kaki Dita- ter bawa oleh nya. Men dapati Dita yang telah di bawah oleh lelaki asing, mem buat emosi dalam diri Dina kian ber kobar, sebab merasa diri nya belum cukup memberi pelajaran pada gadis ber kaca mata itu, "Kembali kau, Dita! Kembali kau, gadis kampung!" teriak Dina, dengan nada penuh emosi, dan berusaha melepas kan tubuh nya dalam pelukan Aditya "Lepas kan Adit! Lepas kan!" hardik Dina, dengan berusaha melepas kan diri, dari ke
Read more
Memutuskan Hubungan Dengan Dina
Beberapa menit kemudianMasih merasa kesal dengan Aditya-atas kejadian kemarin, membuat Dina masih memasang wajah cemberut nya. Namun-tak bisa di pungkiri, dalam diri nya ter selip rasa bahagia, sebab Aditya mengajak nya untuk bertemu, dan dalam diri Dina meyakini, kalau Aditya pasti mau meminta maaf pada nya. "Katakan. Untuk-apa, lo ngajak gue bertemu?!" tanya Dina, dengan nada penuh emosi, dan tatapan kesal nya pada Aditya. Menghela napas nya berat, saat akan mengatakan sebuah keputusan, yang sangat berat untuk nya. Namun, Aditya tidak memiliki pilihan lain, selain memilih keputusan ini,"Maaf," lirih Aditya, dengan raut wajah nya yang nampak sangat sulit untuk di jabar kan."Maaf? Apa kah--." Belum juga Dina menyelesai kan ucapan nya, Aditya sudah menyela ter lebih dahulu. "Gue-ingin kita putus," ujar Aditya, dengan nada yang masih sama.Tubuh nya hampir saja tumbang, Dina men dengar kata-kata yang baru saja dia dengar dari mulut Aditya, yang mem buat nya se-akan runtuh, "Gue, la
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status