All Chapters of Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan: Chapter 21 - Chapter 30
34 Chapters
21. Kumandang Adzan
SKL 21.Asshalatu khairum minan naum.Lantunan kumandang adzan subuh terdengar merdu di telinga. Musalla santriwati telah dipenuhi shaf yang berjejer rapi yang diselimuti langit fajar. Pesona pesantren di waktu subuh begitu indah dan menyejukkan dada.Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin.Jawab semua penghuni musalla yang luas itu, mereka sudah terbiasa menjawab panggilan adzan seperti yang dianjurkan, tak terkecuali Dee yang juga perlahan mulai merasakan kemyaman dalam hatinya.Suara adzan, lantunan ayat suci Alquran setiap waktu memenuhi telinganya. Berganti dari suara musik dance floor, sumpah serapah mereka yang menari dan melampiaskan ekspresi diri, suara dentuman musik club dan karoke, perlahan hati dan telinganya terbiasa mendengar kalimat-kalimat suci.Semua berdiri, mengikuti gerakan imam. Serentak rukuk, sujud dan sama-sama bersimpuh di hadapan Allah. Dee berdiri di shaf paling depan bersama teman-teman sekamarnya. Ada air mata yang tiba-tiba menetes saa
Read more
22. Belajar Iklhas
SKL 22.Hari demi hari berganti menjadi minggu dan berlalu menjadi bulan. Dee semakin giat mengkaji ilmu agama di pesantren. Ia bersyukur mendapat teman-teman sekamar yang baik, yang saat ada waktu luang mau mengajarkannya tentang apa yang tidak ia pahami.Ia juga mulai belajar tentang keikhlasan dan penerimaan takdir. Tak lagi merasa terasing dan berkecil hati saat melihat orangtua mereka menjinjing belanjaan dan makanan saat mengunjungi. Untuk pembelajaran Al-Qur'an, Dee masih dibimbing personal oleh Nabila. Setelah kelas usai, atau sebelum kelas dimulai. Perlahan Nabila sendiri mulai mengangumi kesungguhan hati Dee, dan kecerdasannya yang bisa mengaji di luar batas jangka waktu yang diperkirakan oleh Nabila.Dee bahkan mulai menghapal surat-surat pendek. Surat Al-Qur'an pertama yang bisa ia hapal setelah Al-fatihah adalah surat Az-zalzalah.Dee jatuh cinta pada semua ayat Al-Qur'an, apalagi saat dilantunkan oleh ustadz Fatih atau Nabila dengan suara yang merdu.Namun, Dee merasak
Read more
23. Surat Menyurat
SKL 23.Dee duduk di sebuah bangku dan meja bulat yang dibentuk mengelilingi pepohonan. Suasana yang rindang membuat bangku itu menjadi tempat favorit santriwati untuk belajar di sela-sela waktu. Seperti yang Dee lalukan sekarang ini, ia membuka Al-Qur'an dan kitab tajwidnya untuk membaca dan menandai bacaan tajwidnya.Hari ini Dee sudah meminta izin untuk libur karena baru pulang.Setelah membaca Al-Qur'an, ia juga menulis di bukunya. Menulis tentang perasaannya, juga pencapaiannya selama belajar di pesantren itu. Ia tidak menulis target ini itu, karena ia takut malah akan membebaninya, tapi ia tulis bahwa dari hari ke hari ia harus lebih baik.Saat tengah menulis, Dee tersentak saat melihat ustadz Fatih keluar dari kelasnya setelah mengajar. Spontan ia menutup bukunya, dan berdiri dengan gugupnya."Ustadz …," panggil Dee dengan dada yang bergemuruh. Rasanya menatap ustadz Fatih saja ia tak mampu, tapi memaksa memberanikan diri. Padahal dulu ia bahkan pernah melakukan sesuatu dengan
Read more
24. Jalur Langit
SKL 24.Menjelang magrib Ustadz Fatih menuju asrama santriwati untuk mengimami salat berjamaah sesuai jadwalnya. Dengan gerakan cepat ia meletakkan kembali rantang yang telah dicuci bersih di tempat Dee tadi siang meletakkannya. Kemudian, ia berdiri dengan hati yang berdegup, bercampur malu dan resah menunggu Dee keluar dari kamarnya menuju musalla.Hingga saat gadis itu keluar dan hendak mamakai sandal, ia terpaku sesaat menatap wajah putih bersih berbalut mukena yang kini juga menatapnya tak sengaja. Ustadz Fatih sedikit berdehem, lalu melirik ke arah rantang kosong itu dan berlalu menuju musalla.Dee mengerti tatapan itu, bahwa sang Ustadz sudah mengembalikan rantangnya.Esoknya saat Nabila datang, ia memberikan dua rantang sekaligus."Kira-kira gimana ya reaksi Ustadz Fatih pas makan masakanmu, Bil?" tanya Dee menggoda temannya.Nabila mengendikkan bahunya dengan ekspresi entahlah. Mana mungkin ia tahu ekspresi lelaki itu sementara ia tak melihatnya."Mungkin biasa aja tuh. Toh i
Read more
25. Aroma Merah Jambu
SKL 25."Dia hamil, usir saja dia!" teriak santriwati bersamaan. Juga sebagian para santri yang ada di pagar pembatas mengintip dan berteriak untuk mengusir gadis itu.Hari ini pesantren diriuhkan oleh kabar kehamilan salah satu santriwati. Gadis itu pingsan saat sedang melakukan senam pagi dan pendarahan ringan yang membuatnya harus dibawa ke rumah sakit terdekat.Sampai di rumah sakit, ternyata ia dinyatakan positif hamil. Sang dokter pun tak bisa menyembunyikan kenyataan karena itu menyangkut nama baik Abi dan Ummi serta nama baik pesantren yang sudah dicemari.Pun, gadis itu dibawa langsung oleh Abi, Ummi dan Ustadz Fatih dengan mobil. Jadi, saat gadis itu masih dalam keadaan pingsan, dokter mengajak Ummi berbicara empat mata.Beberapa santriwati pernah melihatnya mual muntah tak biasa, sering berlama-lama di kamar mandi. Ada juga yang melihat gadis itu dengan begitu lahapnya menikmati nenas muda di sudut dapur umum. Lebih terkesan memaksa. Ada pula teman sekamar yang melihatnya
Read more
26. Salah Memahami Rasa
SKL 26."Silakan masuk Abi, Ummi, Ustadz," ucap nenek Ramlah mempersilakan tamu mereka masuk.Setelah salat asar, Ustadz Fatih beserta Abi dan Ummi melangsungkan niat untuk bertamu ke rumah itu untuk satu tujuan yang mulia. Ustadz Fatih sudah menceritakan keinginannya pada Abi dan meminta mereka untuk datang mewakili orangtuanya.Nabila juga sudah menceritakan semuanya pada nenek, sesuai dengan isi dari surat-surat itu. Keduanya hanya berkomunikasi lewat surat, dan hari ini Ustadz Fatih menepati janjinya.Dengan senyum mengembang, mereka masuk dan duduk di tempat yang telah disediakan. Nenek ikut duduk bersama, menunggu kedua cucunya yang sedang di dapur untuk menjamu tamu dengan hidangan alakadarnya."Siap kamu, Bil?" tanya Dee tak henti-hentinya menggoda. Ia pikir Nabila sudah lebih banyak kemajuan mengenai pengakuan perasaannya. Ia sudah berani bertemu dan chatingan dengan Ustadz Fatih."Jantungnya gimana, Bil, Aman?" tanya Dee mengedipkan sebelah matanya seraya memegang dada Nabi
Read more
27. Dee Menjelaskan
SKL 27."Kenapa bisa seperti ini, Nak? Salah paham apa?" tanya Abi saat ia dan keluarganya tiba di rumah. Mereka berbicara lebih santai tanpa embel-embel Ustadz untuk keponakannya itu, karena sedang berada di dalam rumah."Benar gadis yang kami cintai itu adalah Dee?" Kini malah Ummi yang bertanya.Ustadz Fatih hanya mengangguk, "iya, Abi, Ummi. Saya menyukai Dee dan ingin mengenalnya lebih jauh untuk memantapkan hati melamar."Sejenak ketiganya berpikir keras, kenapa Nabila yang selalu ya sopan, tiba-tiba pergi begitu saja sebelum acaranya selesai. Bahkan saat mereka bertanya pada nenek pun, tak ada kejelasan yang menghilangkan rasa penasaran."Selama ini saya sering mengirimi surat untuk Dee. Maafkan saya, Abi. Seharusnya lebih dulu memberitahu Abi dan Ummi." Ustadz Fatih mulai jujur dengan apa yang selama ini terjadi tanpa sepengetahuan Abi.Abi dan Ummi menghela napas panjang, lalu mengobrol lebih banyak hal tentang kemungkinan yang terjadi antara dua gadis itu..Sementara di su
Read more
28. Kejujuran Dee
SKL 28."Saya sudah tidak perawan." Dee kembali mengulang kalimatnya. "Bagaimana? Pikiran Ustadz berubah, kan? Tidak ada lelaki yang mau menikahi gadis seperti saya."Dee terpaksa harus mengatakan itu. Jika pun benar Ustadz Fatih menyukainya, setidaknya ia tak akan menyesal telah menikahinya nanti atau malah ia akan menuai nasib yang sama seperti pernikahan pertamanya.Juga karena memang benar itu kenyataan dalam hidupnya, ia juga harus jujur di depan Ustadz Fatih. Namun, lebih dari itu semua, yang terpikirkan olehnya hanyalah Nabila. Ia tak mau menjadi orang yang memangkas perasaan dan harapan Nabila. Demi Nabila, ia sanggup melakukan apa pun.Ustadz Fatih berdiri mematung di depan Dee, sulit menerima kenyataan atas ucapan gadis itu barusan. Dunianya seketika terasa runtuh oleh harapan dan ekpektasi yang terlalu dalam. Ia tahu Dee masih dalam proses berhijrah, tapi sama sekali tak tahu seburuk apa masa lalunya.Abi dan Ummi mendekat, dan melihat keduanya dalam jarak beberapa langka
Read more
29. Sama-sama Merelakan
SKL 29."Nabila udah makan, Nek?" tanya Dee saat ia keluar dari kamar dan menuju meja makan.Nenek hanya menggeleng. Sejak siang Nabila belum makan, bahkan hari ini ia tak mengajar di pesantren. Nenek sudah mencoba menasehati, dan mengajaknya untuk bercerita tentang apa yang ia rasakan saat ini. Selain itu, nenek hanya diam mengawasi membiarkan cucunya menikmati waktu untuk tenang.Dee langsung menuju kamar Nabila dan mengetuk pintu. Tak ada sahutan dari dalam sana saat ia memberi salam. Ia coba untuk membuka pintu, tapi sepertinya Nabila sengaja mengunci pintunya dari dalam."Bil … makan dulu yuk!" ajak Dee. Namun, tetap tak dihiraukan oleh Nabila."Sudah, Dee. Nanti kalau lapar dia pasti makan," ucap sang nenek.Seperti malam kemarin, saat nenek terjaga karena sesak pipis, ia melihat Nabila duduk di meja makan dan menikmati makannya. Hal itu membuat nenek urung ke kamar mandi, takut Nabila malu karena ketahuan makan diam-diam.Dee tak lagi membujuk, karena nenek juga menyuruhnya ma
Read more
30. Lelaki Itu Kembali
SKL 30.Dee menatap lama pada sosok lelaki yang terlibat dalam masa lalu kelamnya. Mendadak hatinya kembali gerimis, karena melihat wajah itu kembali mengingat dosa-dosanya.Danial.Di seberang jalan sana, lelaki itu masih terus menatap Dee. Namun ia lantas menyeberangi jalan karena Dee mulai bangkit dan ingin pergi darinya.Kali ini Danial tak boleh membiarkan Dee pergi lagi, sudah lama ia mencari keberadaan gadis itu sejak kepulangannya dari London untuk urusan bisnis bersama sang papa.Malam itu, ia berangkat tanpa memberitahu Dee yang menurutnya tidak penting dalam hidupnya. Toh, mereka hanya sebatas hubungan tanpa ikatan, dan bersatu hanya untuk membalas dendam pada sang mantan."Dee …!" panggil Danial menghentikan gadis itu."Tunggu!" teriaknya. Sempat ia mendapat makian dari beberapa pengendara motor karena menerobos jalan saat mereka sedang berkendara. Mungkin Danial sudah gi la hingga mau membahayakan nyawa sendiri demi seorang gadis.Dee terus melangkah menuju motornya, ras
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status