All Chapters of Istri Yang Sering Keluyuran: Chapter 11 - Chapter 20
125 Chapters
11. Menghubungi Mertua
Bab 11 Menghubungi Mertua"Aku rasa mimpi Miya ada hubungannya sama Mama kamu, Lang," kata Wahyu memperjelas. Elang hanya memasang muka cengo karena masih belum menangkap maksud ucapan Wahyu. "Aku masih nggak ngerti deh, Yu."Wahyu menarik kursi itu agar lebih dekat dengan Elang. Masalahnya ini pembicaraan sensitif, jadi tidak ada orang lain yang boleh mendengarnya. "Logika aja lah, Lang. Miya berusaha kerja panas-panasan di pasar walau kamu sudah mencukupi kebutuhannya. Bahkan kamu juga menafkahi keluarganya yang di kampung, kan? Terus dia bilang kalau Bapaknya lagi sakit. Jadi apa yang perlu dipikirkan nya lagi, ngapain dia harus bekerja kalau kamu juga mencukupi kebutuhan mereka?" ujar Wahyu tanpa keraguan baik di ucapan maupun di muka.Elang tampak berpikir sejenak, ekspresi bingung begitu kentara di wajahnya. Mungkin karena ini menyangkut keluarganya makanya Elang sedikit ngelag. Wahyu jadi bingung mau melanjutkan ucapannya atau berhenti sampai di sini. Sebab sepertinya Elang
Read more
12. Dipaksa Olga
Bab 12 Dipaksa Olga"Kenapa, Lang?" Wahyu bertanya sembari melongok untuk melihat layar ponsel yang membuat El terkejut. Wahyu terperanjat kaget dengan mulut menganga lebar begitupun dengan Elang yang tidak bisa bernafas dengan normal. "Ini Miya, Lang?" Wahyu takut salah lihat makanya kembali bertanya. "Sepertinya iya, Yu." Elang lalu mematikan ponsel dan menaruhnya di dalam tas. "Ini foto diambil dari belakang, dan aku yakin dia orang yang sama dengan orang yang dibilang adikku kemarin," lanjut Elang sambil menatap Wahyu penuh arti.Elang mengernyitkan dahi lalu duduk di salah satu motor yang menganggur. "Jadi maksud kamu ini bukan untuk yang pertama gitu?" Elang mengangguk mantap. "Iya. Kemarin Runa adikku mengatakan kalau Miya berboncengan naik motor bersama pria lain. Katanya pria itu mirip denganku.""Tapi di foto tadi memang perawakannya mirip sama kamu, Lang. Nanti kamu kenal lagi, mungkin dia saudara atau temannya Miya." Wahyu mengajak untuk positive thinking dulu. Siapa
Read more
13. Pertanyaan Elang
Bab 13 Pertanyaan Elang"Pokoknya Mama nggak mau tahu, Lang. Kali ini kamu harus dengarkan ucapan Mama. Ceraikan perempuan itu sekarang juga dan Mama nggak mau dengar lagi apapun alasan kamu. Sudah cukup selama ini Mama menahan untuk tidak melakukan hal buruk sama Miya di depan kamu. Tapi kali ini Mama nggak akan kuat rasanya. Ngeliat dia aja sudah buat emosi Mama naik," lanjut Olga masih sama menggebunya. Tanpa satu orang pun sadar bahwa Miya dari tadi sudah mendengar percakapan itu.Miya langsung berlari dari rumah Olga dengan perasaan hancur berantakan. Untung saja dia kesini, kalau tidak dia tidak akan bisa mendengar perbincangan antara Ibu dan anak yang sedang menjelekkannya. Elang kembali duduk, mengurungkan niatnya untuk pergi. Kadang setiap Olga menyuruhnya untuk bercerai, Elang jadi berpikir dua kali tentang cinta Miya kepada dirinya. Namun, saat sudah berada di dekat Miya, jangankan mengucapkan kata-kata tabu itu, bahkan memarahinya saja rasanya tidak tega. "Iya lho, Mas.
Read more
Bab 14
Bab 14Olga menggelengkan kepalanya berulang kali. "Mama benar-benar nggak tahu, Lang. Yang namanya mimpi itu kan hanya bunga tidur, aneh kalau kamu tanya tentang mimpi Miya ke Mama. Mimpinya Miya nggak ada hubungannya sama sekali sama Mama.""Tapi, Ma, bisa jadi kan kalau apa yang Miya mimpikan itu berkaitan dengan kejadian nyata? Kalau nggak, ngapain Miya sampai bawa-bawa nama Mama kayak begitu, bahkan dia mengigau pun dengan wajah yang ketakutan, Ma." Kesabaran Elang benar-benar hampir habis. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi Elang merasa kalau sepertinya mimpi Miya itu pasti ada hubungannya dengan semua ini. Hati kecilnya mengatakan begitu, walau dia sendiri tidak begitu yakin kalau Olga berbuat yang aneh-aneh pada Miya."Berkaitan dengan apa? Kamu jangan mengada-ada begini ya, Lang," ucap Olga dengan raut yang tidak senang."Kenapa sampai Miya mengigau nyebut nama Mama untuk mengembalikan uang dia? Apa mungkin Mama mengambil uang Miya?" cecar Elang pada Olga.Mata
Read more
Bab 15
Bab 15Miya terisak lirih, lalu dia membalik badannya ke arah Elang. "Aku bilang, Mas Elang bisa menceraikan aku kalau memang Mas merasa kalau aku dan keluargaku hanya merepotkan Mas terus menerus. Aku ikhlas kok, Mas," ulang Miya.Elang menatap Miya tidak percaya. Kemudian Elang malah terkekeh dengan miris. Bibirnya memang tertawa, tapi raut wajahnya terlihat kesal, terluka dan bingung. Bagaimana tidak, sejak tadi dia sudah menahan agar kata-kata yang terlarang dalam pernikahan itu keluar dari bibirnya. Dia ingin mempertahankan rumah tangganya. Dia tak mau jika pernikahannya berakhir dengan perceraian. Tapi malah dengan mudahnya, Miya mengucapkan hal itu dengan gamblang. Miya meminta cerai? Istrinya itu meminta cerai?"Cerai? Jadi kamu mau cerai dari aku? Kamu mau pisah sama aku dan membiarkan rumah tangga yang kita bangun ini hancur begitu saja, Miya? Begitu?" tanya Elang dengan tatapan mata yang tajam. Ada emosi yang siap meledak tergurat dari wajahnya yang tampan itu.Mata Miya s
Read more
Bab 16
Bab 16Olga tertawa pelan dan sangat puas melihat mereka berdua bertengkar hebat. “Akhirnya mereka bertengkar juga. Bagus sekali. Sebentar lagi mereka pasti bercerai,” harap Olga. Itulah yang selama ini dia harapkan, perpisahan anak dan menantu yang tidak dia sukai. Setelah sekian banyak usaha yang dia lakukan, sebentar lagi usahanya akan membuahkan hasil.Tak disangka, terdengar sebuah langkah dari dalam kamar, Olga buru-buru menjauh dari kamar itu. Kalau bukan Elang, itu pasti Miya yang ingin melarikan diri dari pertengkaran. Siapapun yang keluar, dia tidak boleh tahu kalau Olga telah menguping pembicaraan mereka. Buru-buru Olga menjauh dengan memelankan langkah agar tidak terdengar. Parcel buah yang dia bawa cukup merepotkan, dia harus bersusah payah ikut membawanya agar tidak jatuh atau rusak. Satu menit yang melelahkan akhirnya berhasil dilewati, sampai juga Olga di depan pintu, Olga merasa aman. Usia yang tidak muda lagi membuat napasnya tersengal akibat berjalan cukup cepat.
Read more
Bab 17
Bab 17Memikirkan semua masalah yang menerpa membuat kepala Elang terasa pusing. Tiba-tiba pandangannya kabur, kepalanya berputar. Elang memijat kepalanya agar sakitnya hilang.“Kamu kenapa, Elang? Kamu sakit?” tanya Olga cemas. Sejak dulu Olga selalu berlebihan pada Elang karena Elang adalah anak kesayangannya. Bila Elang sakit, apapun akan dia lakukan agar Elang cepat sembuh.Elang menggeleng kemudian tersenyum. Elang pikir, dia hanya butuh istirahat sebentar. Dia pun pamit ke kamarnya yang dulu untuk istirahat. “Nggak, Ma. Aku hanya capek. Aku ke kamar dulu, ya, mau istirahat.”Olga mengangguk. Elang pun berjalan meninggalkan Olga yang kini duduk seorang diri di ruang tamu. Tak disangka, Elang berpapasan dengan Runa saat dia akan masuk ke kamar.“Lho, kok, Bang Elang ada di sini? Bang Elang sendirian?” tanya Runa polos.“Iya.” Elang menjawab singkat lalu segera menutup pintu kamarnya. Mendengar adiknya memanggil nama Miya, teringat saat Runa mengatakan kalau dia melihat dengan ma
Read more
18. Penyesalan Miya
BAB 18 – PENYESALAN MIYA.Beberapa jam yang lalu…Miya duduk termenung di depan meja riasnya. Wajahnya murung dengan tatapan yang kosong, pikirannya dipenuhi dengan pertengkarannya dengan Elang semalam. Bahkan suaminya itu juga tidak pulang, tentu saja Miya khawatir. Kejadian semalam, bahkan setiap ucapan yang keluar dari bibir mereka berdua kembali berputar di kepala Miya seperti rekaman usang. Satu hal yang Miya sesali, mengapa dia sampai mengucapkan kata cerai, sampai meminta berpisah dengan suami yang sangat dia cintai. Padahal jelas hatinya tidak menginginkan hal tersebut. Dia sungguh tak mau berpisah dengan Elang. Miya sangat menyesalinya.Diraihnya ponsel yang tergeletak di meja rias di hadapannya. Dengan gamang, Miya berpikir untuk mengirimkan pesan pada Elang atau tidak. Dia harus minta maaf pada suaminya. Selama ini, Elang tak pernah marah sampai sedemikian rupa. Miya sadar jika Elang sampai memutuskan pergi dari rumah, itu artinya dia sangat marah. Miya menatap layar pons
Read more
19. Ucapan Janji Elang
BAB 19 – Ucapan Janji Elang. Miya lega mendapati bahwa Elang baik-baik saja. Dia mendudukkan tubuhnya di samping ranjang. Sejurus kemudian dia berpikir untuk menjelaskan tentang Dicky. Semakin cepat selesai, semakin baik, bukan?!"Mas, ada yang mau aku jelaskan. Soal laki-laki itu sebenarnya--""Aku percaya sama kamu, Miya."Miya menggelengkan kepala mendengar ucapan Elang. Bagaimanapun juga, dia sudah bertekad untuk menjelaskannya. Elang harus tahu siapa Dicky, agar tak ada lagi kecurigaan dan salah paham antara mereka."Enggak, Mas. Kamu harus dengar dulu penjelasan aku," pinta Miya sambil menggoyang lengan Elang perlahan. Elang hanya terdiam."Lelaki yang kamu lihat itu, namanya Dicky. Dia itu sepupu jauh aku, Mas. Belum lama ini dia dan keluarganya pindah ke Jakarta. Beberapa minggu lalu aku gak sengaja ketemu dia di pasar," jelas Miya bersungguh-sungguh."Mas, keluarganya sedang kesusahan, ibunya juga sedang sakit. Karena itulah aku sering pakai jasa ojek dia. Setidaknya dengan
Read more
20. Hanya Kesalahpahaman
BAB 20 – Hanya Kesalahpahaman."Apa maksud kamu bicara begitu, Miya?" tanya Elang lagi saat belum mendapat jawaban dari Miya.Elang penasaran dengan maksud Miya yang tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Setahu Elang, mereka menikah karena sudah direstui oleh semua keluarga, tapi kenapa sekarang Miya mengatakan hal yang berbeda?“I – itu ...”Penjelasan Miya terpotong karena suara ketukan pintu dari luar terdengar. Miya pun belum sanggup menjelaskan semuanya sekarang. Ini bukan waktu yang tepat.“Mas dengar nggak? Kayaknya ada yang ketuk pintu deh,” ujar Miya. Elang mempertajam pendengaran, tetapi dia tak mendengar apapun. “Mas nggak dengar apa-apa. Kayaknya kamu salah dengar, deh, Dek. Lebih baik sekarang kamu jelasin maksud kamu yang tadi. Kenapa kamu bisa ngomong begitu?” Elang pun meminta Miya kembali melanjutkan ucapannya.Tok tok tokBelum juga bicara, lagi-lagi Miya mendengar ketukan pintu. Dia pun kembali mengurungkan niatnya untuk menjelaskan semuanya. “Itu … Mas dengar ‘ka
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status