All Chapters of Zahrana Gadis Tangguh: Chapter 41 - Chapter 50
109 Chapters
41. Mencari Alamat Rumah
Sudah satu minggu lebih dari waktu yang di tentukan, Zahrana belum kembali ke rumah Ibra. Laki-laki itu gelisah kenapa Zahrana belum juga kembali, meski kakeknya belum juga pulang. Dia mengajak kakeknya pulang dari Singapura, tapi laki-laki tua itu masih betah katanya di Singapura dengan anaknya. Ibunya Mischa."Kenapa kakek belum mau pulang sih?" ucap Ibra kesal sendiri.Dia ingin bertanya pada Bi Iyam, tapi rasanya engga. Karena malu juga, sedangkan kakeknya saja belum pulang.Di dalam kamarnya, Ibra masih bolak-balik tidak jelas tak tentu arah. Dia masih memakai kaos tipis tidurnya dengan celana panjang tipis pula, tangannya mengetuk-ngetuk kartu nama yang sudah seminggu di tangannya. Menatapnya lagi kemudian mengetuk lagi di bibirnya.Tapi kemudian dia bergegas melangkah keluar dari kamarnya, hatinya benar-benar gelisah dan ingin bertanya pada pembantunya mengenai Zahrana. Kaki melangkah menuruni tangga dengan cepat, kartu nama masih dia pegang di tangan.Sampai di bawah, dia lang
Read more
42. Menghubungi Zahrana
Ibra sampai di rumah, dia langsung saja masuk ke dalam rumah setelah turun dari mobilnya. Tampak dia tidak sadar ingin menelepon Zahrana, memintanya segera berangkat lagi.Menaiki tangga satu persatu, dengan cepat dia ingin sekali sampai di kamarnya. Membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, mengambil ponselnya kemudian mencari nomor Zahrana yang tadi dia minta pada yayasan Ibu Rima."Dia tinggal di sini sudah satu tahun lebih, tapi kenapa tidak ada yang punya nomor teleponnya. Kenapa Bi Iyam tidak punya nomor gadis itu?" ucap Ibra masih mencari nomor kontak Zahrana.Setelah di dapat, dia langsung mendial nomor tersebut. Tersambung, hati Ibra deg-degan sendiri. Dia masih menunggu sambungan teleponnya di jawab Zahrana."Kok lama dia tidak jawab teleponku." ucap Ibra lagi.Langkahnya terus mengarah ke balkon, lalu kembali lagi ke dalam kamar menuju ranjangnya. Sepanjang dia menghubungi Zahrana sudah tiga kali dia bolak balik dari ranjang ke arah balkon, tapi tetap belum di jawab oleh Zahr
Read more
43. Bertemu Zahrana
Ibra sudah bersiap akan pergi ke kampung halaman Zahrana. Laki-laki itu tak lupa juga membawa robot mainan yang dia beli dari Singapura untuk Raka. Keponakan Zahrana yang sejak dia pergi ke Singapura ingin segera memberikan robot itu pada Raka, tapi nyatanya gadis itu tidak kembali lagi ke rumahnya hingga sekarang.Di letakkannya robot berukuran setengah meter itu, di masukkan ke dalam paperbag lalu di letakkan di belakang jok mobilnya. Dia sudah berpesan pada Bi Iyam kalau dirinya akan ada kunjungan ke proyek dan akan kembali satu minggu kemudian.Mobil melaju dengan pelan keluar dari gerbang rumahnya. Satpam memberi hormat ketika mobil sudah pergi, Ibra memang tidak pernah memakai supir jika pergi ke kantor atau pergi kemana saja. Jika ada Joni, maka laki-laki itu yang akan selalu mengantarkannya kemana pun. Terutama pergi ke proyek, tapi kali ini dia pergi sendiri dengan tujuan bertemu dengan Zahrana."Kira-kira sampai di kampung itu sudah malam hari, aku harus cari penginapan di s
Read more
44. Makan Siang
"Tuan Ibra?" ucap Zahrana kaget dengan kedatangan majikannya itu.Ucapan Zahrana membuat Ibra kaget juga, dia menoleh ke arah gadis itu dan berdiri menatap Zahrana lama. Degup jantungnya semakin kencang ketika gadis itu berdiri dan menatapnya dengan keterkejutannya dirinya ada di rumahnya.Lama keduanya saling menatap, kemudian Zahrana memutusnya dengan membuang wajahnya ke samping. Ibra menunduk, mengambil robot besar yang dia beli untuk Raka."Raka mana?" tanya Ibra menetralkan kecanggungan keduanya."Masih tidur, dia demam semalam." jawab Zahrana.Gadis itu mendekat, duduk di kursi lusuh depan Ibra. Masih terasa kaku dan heran kenapa bisa Ibra menyusulnya datang ke rumahnya. Tapi wajar saja, sudah hampir satu bulan dia tidak kembali lagi ke rumah laki-laki itu, karena awal rencana hanya dua minggu pulang."Kenapa kamu tidak mengangkat teleponku?" tanya Ibra.Zahrana heran, jadi beberapa kali ada yang menelepon itu adalah Ibra? Majikannya?"Anda meneleponku?" tanya Zahrana.Ibra men
Read more
45. Midah Kesal
Zahrana dan Ibra menoleh ke arah sumber suara. Mereka melihat dengan tatapan kekesalan pada Zahrana, keduanya mendekat dan berdiri di depan meja makan. Tatapan tajam dan penuh kebencian di tunjukkan oleh Mudah yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah Zahrana.Zahrana berdecak kesal, kenapa bibinya datang di saat yang tidak tepat. Dia takut akan mengungkit kakaknya dan menceritakan hal tidak benar pada Ibra, meski cerita itu tidak benar. Tapi Ibra akan berpikir lain, dan akan bertanya masalahnya dirinya kenapa semua membenci Zahrana."Kamu itu sama saja dengan kakakmu, bahkan kamu lebih berani sampai membawa laki-laki masuk ke dalam rumahmu. Munafik!" ucap Midah."Cukup Bi Midah. Sebaiknya Bibi dan Mila pergi dari rumahku, kalian selalu saja menghinaku dan kakakku!" ucap Zahrana kesal pada istri dari pamannya itu.Ibra semakin bingung, meski dia kesal ke apa dua orang itu menghina Zahrana. Tapi dia belum mau bersuara dengan pemandangan itu.Zahrana bangkit dari duduknya, mendekati Midah dan
Read more
46. Siasat Midah
Setiap hari Ibra datang ke rumah Zahrana, membuat tetangga dan warga yang mengetahui kalau bos proyek itu mendatangi Zahrana setiap hari. Maka banyak yang menggunjing gadis itu, kalau Zahrana menggunakan pelet untuk memikat bos proyek.Karena selama tiga hari itu Ibra selalu datang berkunjung dan bermain dengan Raka. Banyak yang menduga kalau keponakan Zahrana itu sengaja di jadikan umpan untuk memikat bos proyek itu.Seperti Midah dan putrinya, Mila. Keduanya sangat kesal sekali dengan kedekatan Ibra dan Zahrana. Mereka selalu mencari cara agar Zahrana menjauhi Ibra sang bos proyek itu, atau Ibra menjauhi Zahrana."Bu, bagaimana ini. Bos proyek itu sering datang ke rumah Zahrana, dia ganteng bu. Kenapa ngga sama aku aja sih." kata Mila merajuk pada ibunya."Ck, ibu juga ngga tahu. Bos itu memang ganteng, gagah dan pastinya kaya raya. Mobilnya saja mewah, tidak seperti pak Suta." kata Midah sambil bersungut.Keduanya bingung untuk menjatuhkan Zahrana dengan menghina gadis itu di depan
Read more
47. Kemarahan Zahrana
Midah memerintahkan dua orangnya untuk segera membakar rumah Zahrana setelah beberapa orang mendatangi rumah gadis itu. Dia menyuruh dua orang itu segera menyiramkan bensin di sekitar rumah Zahrana."Tapi nanti ada yang tahu bagaimana?" tanya satu laki-laki suruhan Midah."Tidak ada, kamu tenang saja. Tadi mereka mengancam akan membakar rumah gadis itu, aku jamin mereka pasti senang. Sudah cepat lakukan, biar nanti dari belakang buat bakar-bakaran sampah saja dan arahkan bensinnya ke rumah gadis sialan itu." kata Midah.Dua orang itu saling pandang, lalu mengangguk. Dirigen yang tadi di pegangnya kini di tenteng lagi dan membawanya pergi, keduanya berjalan seperti biasa. Menoleh ke kanan dan ke kiri karena malam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Suasana sangat sepi, hanya beberapa lampu di rumah tetangga menyala.Mereka pun mendekat ke rumah Zahrana, menyebar ke samping setelah memberi kode. Menyiramkan bensin di setiap sudut yang mudah terbakar. Bensin itu di lumuri ke setiap sudut ru
Read more
48. Keras Kepala
Mobil Ibra sampai di penginapan, agak jauh dari kampung Zahrana. Dia melihat gadis di belakangnya itu hanya diam saja, memeluk Raka sambil menatap ke jendela mobil. Ibra belum keluar, menunggu gadis yang sedang syok hatinya sadar kalau kini mereka sudah sampai di parkiran penginapan."Zahrana." panggil Ibra menatap gadis itu sejak tadi.Zahrana masih diam, belum menyadari keadaan sekitar. Raka menarik wajahnya membuat gadis itu menoleh padanya."Unda, ayah om panggil." kata Raka.Zahrana menoleh ke arah Ibra dan menatapnya, lalu menoleh ke arah jendela mobil."Sudah sampai, apa kamu mau turun?" tanya Ibra."Aku harus tinggal di mana?" tanya Zahrana."Aku akan pesankan kamar untukmu, di sebelahku kamarku." jawab Ibra."Apa akan selamanya tinggal di penginapan ini?" tanya Zahrana lagi."Aku akan membawamu ke kota, kamu tinggal lagi di rumahku." kata Ibra lagi.Zahrana diam, dia bingung harus bagaimana. Butuh biaya banyak pula untuk memberesi rumahnya yang sudah terbakar sebagian."Aku a
Read more
49. Kebenaran Tentang Zahrana
Zahrana pasrah dengan keadaan di mana Ibra kini harus mencari tahu apa yang terjadi dengan cerita tentangnya dan keluarganya. Ibra menyewa orang untuk mencari tahu kenapa bisa warga kampung Zahrana sangat membenci Zahrana dan keluarganya.Dia menyewa orang bukan dari warga kampung Zarhana sendiri, tapi menyewa detektif agar semuanya jelas dan tidak di besar-besarkan masalahnya. "Joni, aku di proyek akan lebih lama lagi. Kamu tangani di kantor saja dulu, kerjakan semuanya." kata Ibra menghubungi asistennya."Apa di proyek itu masih belum selesai masalahnya Tuan? Anda hampir sepuluh hari di sana, apakah terlalu rumit?" tanya Joni."Tidak. Aku sedang mencari sesuatu lebih dulu, nanti aku kabari kamu jika semuanya beres.""Ya baiklah, kebetulan semua di kantor tidak ada masalah.""Bagus, kamu kerja dengan baik.""Ya Tuan.""Oh ya, apa kamu sudah menemukan nama gadis yang dulu menikah denganku? Di mana dia tinggal?" tanya Ibra lagi."Belum Tuan, saya belum sempat mencarinya. Apakah itu pe
Read more
50. Mendesak Zahrana
Dua hari Ibra memikirkan tentang kisah Zahrana. Hubungan dengan kartu nama yang dia temukan di kamar Zahrana."Aku harus mencari tahu lebih jauh, apakah memang kakaknya Zahrana adalah gadis yang aku nikahi dulu." ucap Ibra.Dia keluar dari kamarnya, melihat ke arah pintu kamar Zahrana tepat di depannya. Ingin dia mengajak gadis itu bicara panjang mengenai semuanya, tentang kakaknya, tentang Raka dan laki-laki yang dia duga adalah dirinya. Tapi itu juga belum cukup, dia juga harus memastikan kebenaran Raka itu anak siapa.Tok tok tok.Ibra mengetuk pintu kamar penginapan Zahrana. Belum ada jawaban, tapi langkah cepat berjalan mengarah pintu itu sangat jelas terdengar. Itu pasti langkah anak laki-laki yang sudah tiga hari tidak dia ajak main.Ceklek!"Ayah om!" teriak Raka dengan senang dan langsung menyongsong Ibra.Ibra menunduk dan menggendong anak kecil itu. Tersenyum senang karena dia juga merasa rindu pada anak laki-laki itu meski tinggal berdekatan."Bunda mana?" tanya Ibra masuk
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status