All Chapters of Zahrana Gadis Tangguh: Chapter 31 - Chapter 40
109 Chapters
31. Astaga, Kenapa Aku?
Zahrana hanya diam saja, ketika tahu Raka bermain dengan Ibra. Ibra sendiri terkejut dengan kedatangan Zahrana yang di anggap ibu oleh Raka. Yang awalnya tertawa senang, tapi kini berubah datar dan dingin kembali. Menatap Zahrana lalu berbalik menceburkan diri ke dalam kolam renang."Unda, ayah om andi." kata Raka menunjuk Ibra berenang."Raka kenapa ada di sini? Ayo masuk lagi ke dalam. Nanti kecebur ke kolam renang lagi, dalam kolamnya sayang." kata Zahrana."Ada ayah om, unda." jawab Raka."Kata siapa ayah om? Siapa yang ngajarin Raka panggil tuan muda ayah om?" tanya Zahrana."Aka.""Jangan panggil ayah om, ngga sopan." kata Zahrana menggendong Raka dan melangkah pergi masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.Bi Iyam melihat wajah Zahrana sedikit kesal pada Raka yang bermain di kolam renang tanpa sepengetahuannya."Dia sedang bermain dengan Tuan Ibra, Zahra. Ngga akan di biarkan begitu saja kalau Raka jatuh ke dalam kolam renang." kata Bi Iyam."Iya Bi, sekarang ada Tuan Ibra.
Read more
32. Cerita Bi Iyam
"Kenapa kamu tidak menjawab teleponku semalam?" Tiba-tiba suara Mischa mengagetkan Ibra dan juga Zahrana. Zahrana langsung masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Ibra berdecak kesal dengan Mischa yang tiba-tiba datang dan berteriak."Ada apa kamu pagi-pagi datang kemari?" tanya Ibra berjalan pergi meninggalkan Zahrana dab Mischa, gadis itu mengejar sepupunya keluar rumah."Ish, orang bicara itu di perhatikan. Kenapa kamu pergi begitu saja." kata Mischa mensejajarkan langkahnya dengan Ibra."Ini sudah siang, aku harus bertemu Joni di kantor." kata Ibra masuk ke dalam mobilnya.Tapi pintu mobil Ibra di tahan oleh Mischa, hingga gadis itu mendapat tatapan tajam dari sepupunya."Apa sih kamu?""Dengar dulu, papa bilang kamu harus datang ke Singapura." kata Mischa."Kenapa om beritahu sama kamu, bukannya langsung saja menghubungiku?" tanya Ibra heran."Kamu di hubungi susah, dan terbukti tadi malam aku meneleponmu malah di abaikan." kata Mischa."Memang ada apa papamu memintaku datang ke Sing
Read more
33. Kegelisahan Zahrana
Zahrana memikirkan apa yang di ceritakan oleh Bi Iyam tentang Ibra. Kartu nama di tangannya masih dia pandangi, di bolak balik beberapa kali. Tapi tak bisa membuat kegelisahannya berhenti memikirkan tentang Ibra."Apa benar dia ayahnya Raka? Lalu, apa yang harus aku lakukan?" gumam Zahrana.Matanya masih menatap kartu nama di tangannya, lalu beralih pada balita yang sedang tidur nyenyak di sampingnya. Tangan Zahrana mengelus kepala Raka, menciumnya beberapa kali. Dia sangat menyayangi anak itu, tiba-tiba air matanya meleleh mengenai pipi gembul Raka Tapi kemudian di usapnya cepat agar anak kecil itu tidak terusik karena air matanya. Zahrana mendekap erat tubuh mungil Raka, masih dalam isak tangisnya dia merindukan kakaknya Rania."Kakak, apa kamu tahu? Aku hampir menemukan papanya Raka. Tidak, aku sudah menemukan papanya Raka. Kamu menyembunyikan semuanya bahkan tidak mau cerita karena papanya Raka orang kaya, bahkan sangat kaya. Aku sudah tahu kak, hik hik hik. Dia papanya Raka, tua
Read more
34 Keakraban Ibra Dan Raka
Sejenak Zahrana melupakan kegelisahannya tentang siapa papanya Raka dan dia belum sempat menceritakan siapa papanya Raka itu. Yang Bi Iyam tahu, Raka bukan anaknya Zahrana. Dan gadis itu memutuskan untuk tidak menceritakan semuanya, yang Bi Iyam tahu Raka adalah keponakan Zahrana dan dia meminta pada perempuan itu merahasiakannya."Kasihan sekali kamu Zahra, kamu di usir oleh warga kampung karena kakakmu." kata Bi Iyam menatap Zahrana yang sedang menyuapi Raka.Bi Iyam pergi ke dapur lagi, memasak makanan untuk Tuan Arta. Hari ini laki-laki tua itu mau di buatkan bubur ayam, dan Bi Iyam akan membuatkan bubur ayam untuk majikannya. Sekaligus nanti buat keponakan Raka juga, pikirnya.Sementara itu, Zahrana selesai menyuapi anak laki-laki itu. Dia langsung menuju dapur, mengambil makanan untuk Tuan Arta."Sudah selesai Bi, buburnya?" tanya Zahrana."Sudah nih, tapi masih panas." jawab Bi Iyam."Ya sudah biar Bi, nanti di dalam juga dingin. Tuan Besar pasti sudah lapar." kata Zahrana.Dia
Read more
35. Dokter Samuel
Dokter Samuel datang ke rumah Ibra, hari Minggu ini Dokter tersebut akan memeriksa perkembangan Tuan Arta. Setelah satu bulan tidak ada kabar tentang kesehatan pasiennya itu, karena setiap kali Ibra di tanya tentang kakeknya. Laki-laki itu selalu menjawab kakeknya baik-baik saja, bahkan semakin lancar bicara dan juga jalannya.Sejak dia menyuruh tukang membuat trak jalan berkerikil di halaman belakang, kakeknya sering jalan-jalan di belakang di temani Zahrana. Dia senang akhirnya kakeknya sudah sehat seperti biasanya, meski belum bisa keluar rumah.Dokter Samuel sampai di rumah Ibra, dia langsung menuju ruang kerja sahabatnya itu. Mengetuk pintu ruangan tersebut dan langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerja Ibra. Dia melihat Ibra sedang menelepon seseorang.Dokter Samuel duduk di hadapan Ibra, melirik jam di tangannya lalu menatap laki-laki yang masih menelepon."Oke, aku tunggu laporan kamu Joni." kata Ibra mengakhiri sambungan teleponnya.Klik!Ibra meletakkan ponselnya di meja,
Read more
36. Seperti Di Sidang
Zahrana mempersiapkan semua pakaian dan perlengkapan yang di butuhkan oleh Tuan Arta. Dia menyiapkan semuanya, tanpa terkecuali bukiu-buku yang biasa di bacanya. Juga obat-obatan herbal maupun kimia dari dokter."Apa kamu benar-benar tidak mau ikut ke Singapura, Zahrana?" tanya Tuan Arta."Tidak Tuan, saya ingin pulang saja ke kampung." kata Zahrana."Sayang sekali, padahal aku bisa mengajakmu jalan-jalan di sana." kata Tuan Arta lagi."Maaf Tuan Besar, saya ingin pulang. Sudah satu tahun lebih saya tidak pulang ke kampung." kata Zahrana."Ya, baiklah. Mungkin benar kata Ibra, kamu butuh liburan sendiri juga tanpa merawatku setiap hari. Nanti saya minta suster saja di sana." kata Tuan Arta lagi.Zahrana menyelesaikan persiapan bawaan Tuan Arta di kopernya. Besok majikannya itu berangkat ke Singapura selama satu minggu atau lebih bersama dengan Ibra."Apa anda membutuhkan sesuatu lagi Tuan?" tanya Zahrana merapikan kerudungnya yang miring."Tidak sepertinya, oh ya. Semua obatku sudah d
Read more
37. Pulang Kampung
Zahrana bingung, dia dapat wanti-wanti oleh Tuan Arta agar kembali lagi setelah pulang kampung itu. Dia masih menimbang apakah akan kembali lagi atau tidak, masalahnya dia takut Ibra semakin dekat dengan Raka dan akan mengetahui tentang kartu nama itu.Maka dia akan mencari tahu siapa pemilik kartu nama tersebut.Di seruputnya teh manis hangat di meja makan. Matanya menatap kosong cangkir berisi teh manis hangat itu. Bi Iyam memperhatikan apa yang di lakukan Zahrana, kemudian ikut duduk di sampingnya. Zahrana menoleh pada Bi Iyam, bibirnya menipis kemudian menarik napas panjang."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Bi Iyam."Aku ingin pulang Bi." jawab Zahrana."Kan kamu sudah bilang sama Tuan Besar, mau pulang. Lalu, kenapa bingung begitu?" tanya Bi Iyam."Ingin pulang selamanya." jawab Zahrana."Apa? Kenapa ingin pulang selamanya? Bukankah kamu betah tinggal di rumah ini? Dan paman serta bibimu? Apakah mereka akan mengusirmu lagi?" tanya Bi Iyam."Entah Bi, aku belum tahu. Aku akan tingg
Read more
38. Ibra Kebingungan
"Ayah om unda, ayah om unda."Ucapan seperti mengigau Raka membuat Zahrana dan mbok Lastri kaget, keduanya saling pandang."Ayah om? Siapa dia Neng?" tanya mbok Lastri."Itu majikanku Mbok di kota, dia sudah dekat dengan majikanku. Jadinya panggil sesuka hati dia, aku kesal sih. Tapi dia masih saja panggil begitu." kata Zahrana memeluk Raka dan mengusap kepalanya."Mungkin dia rindu sosok ayah, Neng." kata mbok Lastri.Zahrana diam, dia menatap wajah tampan Raka. Sepertinya benar apa yang di katakan mbok Lastri itu, tapi dia tidak mau dekat dengan Ibra."Unda, ayah om." kata Raka lagi."Iya, ayah om lagi liburan. Raka juga liburan di sini ya." kata Zahrana.Anak itu bangkit dari duduk di pangkuan Zahrana, menatap sekeliling tangannya mengucek matanya. Dia berjalan berkeliling rumah Mbok Lastri itu, melihat keluar dan senyum lebarnya mengembang."Unda, itu ada mainan mobil jelek." kata Raka menunjuk mainan mobil-mobilan yang sudah rusak."Iya biar aja, Raka lapar ngga? Bunda bawa roti
Read more
39. Tentang Kartu Nama Lagi
Ibra membawa kartu nama yang dia temukan di atas ranjang Zahrana. Pikirannya di penuhi pertanyaan demi pertanyaan tentang kartu nama dan Zahrana. Kenapa bisa kartu nama itu ada di atas ranjang Zahrana dan di belakangnya tertulis nama seseorang.Kakinya menaiki tangga satu persatu dengan cepat. Langkahnya seperti berat tapi dia ingin cepat masuk ke dalam kamarnya."Aku tidak tahu siapa perempuan itu, kenapa dia bisa punya kartu namaku?" ucap Ibra setelah dia sudah berada di dalam kamarnya.Langkahnya mondar mandir di kamarnya, mengingat semua kejadian yang ada di rumahnya selama satu tahun ini. Mengingat apakah Zahrana pernah masuk ke dalam kamarnya dan mengambil kartu namanya, lalu menuliskan nama anaknya itu di kartu nama tersebut.Kembali kartu nama itu di pandangi, membolak balikkannya beberapa kali sambil mengingat apa pun yang berhubungan dengan kartu nama di tangannya. Mengingat wajah Raka, mengingat Zahrana dan seperti familiar dengan wajah gadis itu."Siapa Zahrana itu? Kenapa
Read more
40. Penggosip
Dokter Samuel terdiam, dia menatap Ibra heran dengan informasi yang dia dapatkan mengenai kebenaran Zahrana sebenarnya adalah masih seorang gadis. Tangannya mencubit-cubit bibirnya pelan, memikirkan sesuatu yang di ucapkan oleh Ibra."Sebentar, aku melihat Raka seperti mihat wajah kecilmu. Dan kamu bilang wajah ibunya Raka mirip dengan gadis yang kamu temui waktu di toko. Apakah ada hubungannya antara Zahrana dan gadis penjaga toko itu?" tanya dokter Samuel."Aku tidak tahu, Zahrana memakai kerudung. Jadi tidak terlalu jelas wajahnya mirip dengan gadis yang dulu aku nikahi. Tapi pernah aku lihat, gadis itu seperti mirip dengan gadis yang pernah aku ajak nikah mendadak itu." kata Ibra."Jadi menurut kamu, mereka kakak adik?" tanya dokter Samuel."Bisa jadi. Atau hanya saudara." kata Ibra."Tuan Ibra yang terhormat, di dunia ini banyak sekali kempiripan manusia satu dengan lainnya. Contohnya banyak para artis ibu kota, ada artis presenter Ersa Mayori dan Cut Tari. Mereka mirip, tapi buk
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status