Semua Bab Menikah dengan Miliarder Berskandal: Bab 51 - Bab 60
81 Bab
51. Mengambil Kesuciannya
“Dengan senang hati.”Brent mengecup kening Beverley. Dia mengusap miliknya di permukaan Beverley hingga beberapa kali. Wanita itu mengerang tertahan. Matanya menatapnya dengan penuh damba.Dia bersumpah Beverley terlihat begitu cantik saat itu. Mulutnya terbuka dengan lemah. Ekspresi dan sorot matanya begitu menunjukkan kehausannya. Brent menjadi semakin ingin memilikinya.Perlahan, dia mulai mengarahkan miliknya ke dalam sana. Brent tidak yakin itu akan langsung berhasil. Dia justru takut itu akan melukai Beverley.“Jika sakit, katakan padaku,” bisiknya.Beverley mengangguk pelan. Jantungnya terus berdetak cepat. Tangannya mulai berkeringat dingin. Dia memejamkan matanya lalu merasakan sesuatu yang besar dan keras mencoba menembusnya.Itu terasa aneh. Rasa sakit langsung menyerang bagian bawahnya. Awalnya tidak begitu jelas, tapi kemudian itu menjadi lebih intens. Dia menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit itu. Pria itu tidak mungkin salah sasaran, kan?Brent mencoba mendorong
Baca selengkapnya
52. Morning Glory
Pagi itu Beverley bangun kesiangan. Untungnya hari itu dia libur kerja. Pinggang dan bagian bawahnya terasa nyeri setelah apa yang mereka lakukan semalam. Langkah kakinya pun menjadi aneh.Dia keluar kamar mandi dengan cemberut. Brent masih belum bangun padahal seharusnya pria itu pergi ke kantor. “Brent, bangunlah! Kau harus pergi bekerja!”Pria itu menggeliat dengan malas. Tiba-tiba dia menarik tangan Beverley hingga dia jatuh ke tempat tidur. Brent langsung memeluknya dari belakang dengan erat.Beverley meringis. “Brent, pelan-pelan!”Brent akhirnya mengingat apa yang terjadi tadi malam. Dia langsung mengecup pundaknya. “Aku telah ceroboh, maaf. Apakah masih sakit?” tanyanya tanpa membuka mata. Suaranya serak khas orang bangun tidur.“Hmm. Sepertinya aku tidak akan nyaman pergi ke luar hari ini,” jawab Beverley. “Kau bangunlah. Ini sudah terlambat.”“Aku masih nyaman di sini.” Brent membuka selimut yang menutupi tubuh setengah telanjangnya lalu menarik Beverley lebih dekat. Dia men
Baca selengkapnya
53. Kiriman Media Sosial Brent
“Siapa yang meneleponmu?” Brent bertanya setelah Beverley kembali. Wanita itu tersenyum dan menggeleng pelan.“Bukan siapa-siapa. Hanya kenalan lama,” jawab Beverley sambil membantu Brent memakaikan dasi. Dia menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengisi paru-parunya dengan aroma parfum Brent yang menggoda.Perasaannya menjadi lebih tenang setelah itu. Dia menyelesaikan pekerjaannya lalu tersenyum puas dengan dasinya yang rapi. Dia mendongak. Brent menatapnya dengan kening berkerut.“Kenapa?” Beverley bertanya dengan heran.“Itu bukan pria lain, kan?” Nada suara Brent begitu curiga dan penuh selidik.Beverley tertawa kecil. Senyum manis muncul di bibirnya. “Aku hanya milikmu, Brent.”Pria itu langsung membungkuk dan mencium bibirnya. Untungnya orang-orang sudah pergi dari sana. Tidak ada yang berani mengganggu pasangan yang sedang dimabuk cinta itu.Brent menekan tengkuk Beverley dan memperdalam ciumannya. Dia tidak ingin melepasnya, tapi waktunya sudah terlambat. Dia tidak bisa ber
Baca selengkapnya
54. Hadiah Pernikahan yang Mengejutkan
Seharian itu Beverley hanya bermalas-malasan di kamar. Dia malu untuk pergi ke luar apalagi ada banyak tanda ciuman Brent di lehernya. Dia telah mengompresnya dengan es batu dan berharap bekasnya cepat menghilang.Setelah mandi di sore hari, dia segera membuka lemari pakaian. Tiba-tiba pandangannya menangkap paper bag hitam yang ada di sekat paling atas. Keningnya langsung berkerut.“Sejak kapan ada paper bag di sini? Apa Brent yang menyimpannya?”Beverley menjadi penasaran dan ingin melihatnya. Dia segera berpakaian sebelum akhirnya mencoba mengambil paper bag itu. Lemari itu sangat tinggi dan itu membutuhkan banyak usaha baginya untuk menggapainya.Beberapa saat kemudian akhirnya dia berhasil mengambilnya. Itu besar dan berat. Dia menjadi bingung dan penasaran. “Apa ini? Kenapa Brent menyimpannya di sini?”Dia mengintip ke dalam dan melihat kotak hitam yang sangat tebal. Beverley ingin membukanya, tapi urung. Lebih baik dia bertanya langsung pada Brent nanti.Akhirnya, ketika Brent
Baca selengkapnya
55. Pelumas
“Mmhhh ….”Suara erangan Beverley menggema di kamar ketika Brent mulai menyentuhnya. Pria itu melepaskan pakaian mereka dan merapatkan tubuhnya. Kulit mereka saling bersentuhan dan bergesekan.Brent menggigit puncak Beverley dan menghisapnya dalam-dalam. Wanita itu bergetar dan memeluk kepalanya lebih erat. Matanya terpejam. Dia mendongak dan mulutnya terbuka penuh erangan kenikmatan.Beverley tidak bisa menolak sentuhan Brent. Hatinya tidak mampu, tubuhnya bahkan lebih tidak mampu. Dia menginginkannya.Jari-jari Brent menelusuri perut rampingnya dan turun hingga ke bawah. Pria itu membelai bagian bawahnya yang basah. Jari tengahnya membelai intinya dan membuat Beverley mengerang keras.Serangan dari atas bawah membuat tubuhnya berguncang. Itu menjadi banjir dan berdenyut-denyut. Tak selang lama kemudian, cairannya keluar membasahi sofa di bawahnya.Beverley mencengkeram rambut Brent sambil tersengal-sengal. Setelah itu dia menjadi lemas dan melepaskan cengkeramannya. Brent langsung m
Baca selengkapnya
56. Pembatalan Tiba-Tiba
Selama beberapa hari ini hubungan Beverley dengan Brent menjadi semakin hangat. Mereka belajar saling mengenal dan menerima satu sama lain. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama di tengah kesibukan masing-masing.Itu situasi yang baru baik bagi Beverley maupun Brent. Mereka tidak menyangka bahwa setelah berbulan-bulan menjalani pernikahan yang pahit, mereka bisa menjadi pasangan suami istri yang saling mencintai.“Brent, apa kau pernah membayangkannya? Ini sungguh di luar perkiraanku,” ucap Beverley sambil memasang dasi Brent. Hari ini pria itu akan pergi ke New York dan harus berangkat lebih pagi dari biasanya.“Sama.” Brent memegang pinggangnya lalu menariknya lebih dekat.“Kau sering pergi ke New York. Apa yang menarikmu ke sana?” Beverley merapikan rambut pria itu dengan serius. Tiba-tiba dia mencium bibirnya dengan cepat.Brent tersenyum. Kemudian dia menggoda, “Yang pasti aku tidak memiliki wanita simpanan di sana.”Beverley mendengkus dan mengabaikan godaannya. Di
Baca selengkapnya
57. Obat Perangsang
Kantor Mr. Davis berada tak jauh dari Sweet Serenity Cafe. Hanya perlu lima belas menit untuk Beverley sampai di sana. Dia mengirim pesan teks pada Brent sebelum akhirnya turun dari mobil.Bangunan di depannya tidak terlalu besar. Itu hanya terdiri dari lima lantai dan tidak berada di kawasan perkantoran besar. Meskipun begitu suasananya terasa lebih hangat dan klasik.Dinding luar lantai pertama bercorak batu bata. Ada beberapa pot tanaman hijau di luarnya. Pintu masuknya terbuat dari kaca yang dibingkai dengan kayu cokelat tua. Tulisan “tutup” tergantung di sana.Kantor itu sudah tutup, tapi masih ada beberapa orang di dalam. Beverley bisa melihatnya dari luar. Dia segera mendorong pintu masuknya dan berjalan mendekati meja resepsionis.“Selamat malam, Mrs. Oliver. Apakah Anda datang untuk menemui Mr. Davis?” tanya sang resepsionis yang sebelumnya sedang berkemas untuk pulang.“Benar. Boleh aku tahu di mana dia?”“Mr. Davis sudah menunggumu di lantai lima, Ma’am. Silakan naik. Anda
Baca selengkapnya
58. Keliaran Beverley
“Maafkan aku, Beverley.”Mr. Davis mendorong Beverley hingga punggungnya bersandar di bagian bawah sofa. Dia mencium bibirnya dengan penuh gairah. Tangannya memegang dan menekan pinggang Beverley agar tetap duduk bersimpuh di lantai.“Tidak, kumohon.” Beverley menggelengkan kepalanya. Kedua matanya berkaca-kaca. Dia merasa sedih dan sangat tersiksa.Hati nuraninya ingin menolak, tapi di bawah pengaruh obat perangsang itu, tubuhnya benar-benar menginginkan sentuhan pria. Pertahanannya lemah terhadap afrodisiak dan dia takut akan dikendalikan oleh itu.“Mr. Davis, aku sudah menikah,” tolak Beverley saat Mr. Davis mencoba menyentuh dadanya. Dia menahan tangan pria itu sebisa mungkin.Sorot mata Mr. Davis meredup. Dia menatap Beverley penuh gairah dan wanita itu juga sama. Dia menjadi terlihat begitu menggairahkan. Itu membuatnya tidak tahan untuk menyentuhnya.Mr. Davis langsung menarik tengkuk Beverley dan mencium bibirnya lagi. Wanita itu berusaha memberontak meskipun mulutnya mengeran
Baca selengkapnya
59. Apa Kau Ingin Kupijat?
Di atas ranjang, Brent membelai rambut Beverley dengan lembut. Dia teringat dengan potongan video yang didapatkan dari nomor asing sebelumnya. Merasa tak tahan, dia pun bertanya, “Apa saja yang sudah pria itu lakukan padamu?”Beverley menggeleng pelan di dadanya. “Jika aku memberi tahu, nanti kau bisa marah.”“Dia mencium lehermu,” Brent berkata dengan datar. “Berani sekali dia menyentuh istriku!”“Bagaimana kau bisa tahu?” Beverley terkejut dan sedikit kebingungan. Dia belum menceritakan situasi sebelumnya di kantor Mr. Davis pada Brent. Tapi kenapa pria itu tahu Mr. Davis sempat mencium lehernya?Kemudian Brent menunjukkan potongan video pendek itu pada Beverley. Wanita itu segera menggeleng. “Ini memang terjadi, tapi aku tidak berselingkuh! Omong kosong apa ini?”Beverley menjadi kesal dan marah dengan pesan tuduhan yang ada di ponsel Brent. Benar-benar ada orang yang ingin merusak hubungannya dengan Brent. Orang itu pasti sangat membenci dia dan pernikahannya dengan Brent. Kira-ki
Baca selengkapnya
60. Kotak Kaca
Seharian ini Brent berada di Sweet Serenity Cafe. Tentu saja dia tidak menganggur. Laptop dan tablet menyala di depannya. Jace juga datang ke sana. Mereka tetap bekerja meskipun lebih santai.Para staff kafe pada awalnya merasa canggung dengan keberadaan dua pria itu. Namun, Beverley meminta mereka untuk mengabaikan Brent. Akhirnya mereka hanya menganggap pria itu seperti pelanggan biasa.Untungnya Brent juga tidak mengganggu Beverley atau siapa pun. Pria itu sangat professional. Namun, tetap saja keberadaannya membuat Beverley merasa canggung, salah tingkah, dan tidak bebas.Dia diam-diam memerhatikan Brent dari jauh dengan wajah datar. Tidak bisakah pria itu pergi saja? Ingin sekali dia mengusirnya.“Bu, apakah dia mencemaskanmu karena sakit sehingga ingin tetap di sini?” Ciara berbisik.Beverley memang terlihat seperti orang sakit. Tubuhnya lemah, wajahnya lelah dan tidak bersemangat, suaranya juga serak. Dia memakai syal, padahal ini bukan musim dingin.Itu sebenarnya bukan karena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status