All Chapters of Menikah dengan Miliarder Berskandal: Chapter 31 - Chapter 40
81 Chapters
31. Tidur Bersama
Beverley di depan meja rias menggerutu sambil mengaplikasikan bedak di wajahnya. Dia masih kesal dengan Natalie yang ingin menamparnya.“Apa hanya karena dia adalah seorang model lalu bisa seenaknya menyebut aku wanita rendahan?”“Jika tadi Brent tidak menghentikannya dan aku benar-benar ditampar, aku ingin sekali menampar balik wajahnya.”Dia tersenyum dingin. “Bisa menampar seorang model pasti akan sangat memuaskan.”Pada saat itu, tiba-tiba pintu kamar dibuka. Dia langsung menoleh dan melihat Brent berdiri di ambang pintu. Untuk apa pria itu datang ke sini?Dia mendengkus lalu mengabaikannya dan hanya melanjutkan kegiatan berdandannya dengan mengambil lip balm. Saat dia sedang memoleskan lip balm itu ke bibirnya, Brent tiba-tiba bertanya, “Apa kau masih sakit hati dengan kata-kata Natalie?”Beverley memutar bola matanya. “Menurutmu? Kekasihmu itu benar-benar hebat,” sindirnya.“Kau juga hebat karena mengintip dan menguping pertengkaran orang lain.” Brent balas menyindir yang langsu
Read more
32. Sesuatu yang Disebut Kenikmatan
“Beverley!”Beverley terkejut mendengar teriakan Brent yang seolah menariknya dari alam bawah sadar. Dia segera membuka matanya dan melihat pria itu duduk sambil menatapnya dengan tajam.“Ada apa?” dia bertanya dengan suara parau.“Apa masalahmu?” tanya Brent sambil menatap dadanya.Beverley langsung menyadari tangannya yang sedang menahan branya di balik kaus. Kedua matanya melebar. Dia segera menarik tangannya keluar. “Brent, aku….”“Kau berbalik ke kanan dan kiri, dan tidak bisa berhenti bergerak. Bagaimana kau pikir aku akan bisa tidur?”Beverley menggigit bibirnya dengan perasaan canggung. Biasanya dia tidur tanpa memakai bra. Bahkan jika dia memakainya, itu harus yang pas dengan ukuran buah dadanya.Malam ini dia memakai bra baru yang dibelikan oleh anak buah Brent ketika mereka menginap di Hawaii. Mereka memang membelikan dengan beberapa ukuran yang berbeda.Dia pikir kali ini juga muat karena sebelumnya dia tidak merasa terlalu kekecilan atau ketat. Tapi ternyata dia tidak bis
Read more
33. Memuaskan Gairah Brent
Brent menggertakkan giginya. Kemudian dia meletakkan tangan Beverley pada miliknya. Sentuhan itu terasa begitu hangat dan lembut.Dia membimbing tangan Beverley untuk bergerak memuaskannya. Wanita itu sangat kaku dan seperti jarang atau mungkin tidak pernah melakukannya. Ini membuatnya merasa senang.“Apa ini yang pertama untukmu?” dia bertanya sambil menahan geramannya.“Uhm… sebenarnya tidak. Maksudku, aku juga pernah menjadi gadis remaja yang bodoh,” ucap Beverley dengan malu.“Jadi seorang pria pernah membodohimu untuk memegang itu? Ohh, lebih cepat, Bev,” bisik Brent sambil menahan erangannya.Wajah Beverley memanas mendengar suara seksi Brent. Dia tidak bisa membayangkan ekspresinya saat ini. Mungkin pria itu akan terlihat sangat menggoda dan menggairahkan pada saat terbakar gairah seperti sekarang.Dia dengan canggung mempercepat gerakan tangannya. Brent menggeram merasakan kenikmatan yang menjalar ke saraf-saraf di tubuhnya. Tangannya meraba tubuh Beverley dan kembali meremas
Read more
34. Di Bagian Mana Dia Menyentuhmu?
Brent dan Beverley akhirnya sampai di gedung pesta pernikahan akan dilaksanakan. Itu benar-benar gedung yang besar dan mewah. Tamu-tamu yang datang semuanya berasal dari kalangan yang bergengsi.“Jangan jauh-jauh dariku,” bisik Brent pada Beverley. Dia menggandeng tangan wanita itu dengan mesra.Beverley mengangguk pelan sambil mencengkeram clutch bag-nya. Dia sudah mengembalikan jas Brent karena merasa penampilan pria itu terlalu kasual jika hanya menggunakan kemeja. Namun, itu sepertinya adalah sebuah kesalahan.Banyak tamu-tamu pria yang diam-diam memerhatikan Beverley dengan tatapan tidak senonoh. Mereka bukan hanya tertarik dengan statusnya sebagai istri Brent Oliver, tetapi juga dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya.Brent tidak buta dengan situasi itu. Dia mendengkus tidak senang dan menggerutu dalam hati. Tangannya dengan posesif langsung memeluk pinggangnya lebih dekat.Mereka berjalan menemui pasangan pengantin yang baru menjalani prosesi pernikahan tadi siang. Si pengant
Read more
35. Aku Akan Memiliki Tubuhmu
“Apakah di sini?” Brent membelai bibir merah Beverley. Dari posisi yang dekat itu dia bisa mencium harum aroma sabun dari tubuhnya.“Tidak.” Beverley segera menangkap tangan pria itu. “Dia sepertinya membencimu,” ucapnya dengan lirih.“Aku tahu.” Brent tidak terganggu. Dia sudah lama tahu bagaimana Billy Mason membencinya. Namun, semakin pria itu membencinya, semakin dia ingin menindasnya.“Di mana dia menyentuhmu, Beverley?” Brent menggertakkan giginya. Dia ingin tahu bagian tubuh Beverley mana yang Billy sentuh.Wanita itu menatapnya dengan rumit. “Memangnya kenapa kau ingin tahu?”“Karena aku ingin menghapusnya.”Dia langsung mencium bibir Beverley. Jarinya menyisir dan meremas rambutnya sambil memejamkan mata. Wanita itu menggeleng dan melepaskan ciumannya.“Brent, sudah kubilang bukan bibirku! Dia tidak menciumku!” seru Beverley dengan kesal. Dia langsung naik ke tempat tidur dan berbaring meringkuk membelakangi Brent. Tak lupa juga dia menarik selimut hingga menutupi seluruh tub
Read more
36. Apakah Kau Basah?
Mobil Beverley berhenti di tempat parkir sebuah gedung pencakar langit. Inilah kantor Brent. Dia menarik napas panjang, lalu menjinjing tas dan berkas yang Brent inginkan.Dia keluar dari mobil dan memerhatikan gedung tinggi di depannya. Dindingnya dibangun dengan kaca-kaca tebal berwarna hitam. Itu terlihat modern dan sangat bagus.Di bagian bawah gedung terdapat tulisan ElassenSpace Holdings yang sangat besar. Itu adalah nama perusahaan yang dipimpin oleh Brent. Beverley tahu dari ayahnya yang dulu bekerja untuk Michael.Di pintu masuk lobi ada beberapa orang keluar masuk dengan sibuk. Mereka tidak memerhatikan Beverley dan itu membuatnya merasa lebih nyaman. Ini juga bukan jam istirahat sehingga para karyawan kantor sibuk dengan pekerjaan mereka.Beverley menegakkan punggungnya lalu berjalan melewati pintu masuk. Bagian dalam bangunan itu didominasi oleh warna putih dan ivory. Itu terlihat begitu luas dan bersih.Dia berjalan menuju meja resepsionis. Awalnya tidak ada yang memerhat
Read more
37. You're Not A Bitch
Brent memutar tubuh Beverley hingga menghadap ke samping. Pria itu membuka pengait bra yang ada di depan. Buah dadanya yang kencang langsung terpampang indah.Brent meremasnya dan membuat Beverley menggigit bibirnya. Pria itu menurunkan kepalanya lalu mencium gundukan itu. Lidahnya menyapu puncaknya yang sudah tegang dengan warna merah muda.“Mmhh .… Astaga!” Beverley langsung menggigit jarinya ketika Brent memainkan puncaknya dengan lidah. Aliran darah seolah bergerak lebih cepat ke otak hingga kepalanya berdenyut penuh gairah.Brent menyeringai melihat betapa gelisahnya Beverley menahan gairah. Dia memang ingin memberinya kenikmatan. Dia ingin membuat wanita itu menginginkan sentuhannya lagi dan lagi, membuatnya kecanduan dan ketagihan padanya.Dia segera memasukkan puncak buah dada Beverley ke dalam mulutnya dan menyedotnya seperti bayi. Cairan yang mengalir di bagian bawah wanita itu menjadi semakin banyak. Tubuhnya gemetaran.“Brent, mmmhhh .… Aku tidak bisa ….” Beverley mendesah
Read more
38. Beverley dalam Bahaya
Beverley pulang tanpa memakai celana dalam! Sepanjang jalan dia merasa tidak nyaman, tapi untungnya dia tiba di rumah tanpa mendapatkan masalah.Edward langsung menyambutnya. “Nyonya, anda sudah kembali.”Beverley tersenyum. Perhatiannya tertarik pada dua koper yang diletakkan di lantai. Keningnya langsung berkerut. “Siapa yang akan pergi?”“Ah, tuan besar meminta dua pelayan untuk bekerja ke rumahnya. Jadi, nanti sore aku akan mengantar mereka ke sana,” jelas Edward.“Kenapa begitu mendadak? Siapa yang akan kau pindahkan?”“Itu Sally dan Miranda. Brent sudah menyetujuinya. Lagi pula gadis pelayan di rumah ini memang sedikit terlalu banyak,” bisik Edward.Beverley akhirnya mengerti. “Baiklah. Aku tidak akan ikut campur tentang itu.”“Ma'am, aku mungkin akan pulang larut malam atau mungkin juga menginap di sana. Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja pada Daisy.”“Aku mengerti.” Beverley tersenyum dan segera pergi ke kamarnya. Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sant
Read more
39. Semua Akhirnya Terbongkar
“Kau ingin tahu siapa aku?”Pria misterius itu tiba-tiba menarik rok Beverley dengan kuat dan melepasnya. Sekarang hanya bra dan celana dalamnya saja yang melekat di tubuhnya.“No! Please!”Beverley menjadi semakin ketakutan. Dia mencoba berdiri dan mendorong tubuh itu. Namun, pria itu jauh lebih kuat darinya. Dia mendorongnya lagi hingga tubuhnya dihempas jatuh ke sofa.“Tidak! Tolong aku! Bibi Daisy-” Pria itu langsung membungkam mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menekannya dengan kuat hingga Beverley tidak bisa berteriak lagi.“Jangan berteriak. Jangan takut, Sayang. Aku tidak akan melukaimu,” bisik pria itu yang sudah menindih tubuhnya. “Aku akan memberimu kenikmatan yang sangat.”Beverley menggeleng keras. Dia mengeluarkan suara tangisan tertahan. Kakinya mencoba menendang pria itu dan itu berhasil. Pria itu mundur dan melepaskan bekapannya.“Siapa pun tolong bantu ak-”Plakkk!Satu tamparan tiba-tiba melayang memukul pipi Beverley. Wanita itu langsung terkejut. Hatinya begi
Read more
40. Sakit
Beverley mengalami mimpi buruk berkepanjangan. Ketika dia bangun di pagi hari, seluruh badannya terasa panas. Kedua pipinya bengkak dan tenggorokannya sakit.Dia mengerang sambil memegang kepalanya yang pusing. Ingatan tentang kejadian buruk semalam langsung menghantuinya. Dia memejamkan mata untuk menenangkan diri.“Kau sudah bangun.” Brent keluar dari kamar mandi dan segera mendekati Beverley. Dia menyentuh keningnya yang panas.Beverley segera menepis tangan pria itu lalu menjauh dengan waspada. “Kau … kau ….”“Aku Brent,” katanya. Perasaan Beverley menjadi lebih lega setelah mendengar itu. Dia takut kalau pria itu adalah Chris.“Masih panas. Aku akan meminta Ellie untuk mengompresmu.” Brent hendak pergi, tapi Beverley menahan tangannya.“Brent,” wanita itu memanggilnya dengan suara parau.“Hm. Ada apa?”Beverley menatap pria itu dengan rumit. Dia memejamkan matanya dan berbisik dengan perasaan bersalah, “Maafkan aku.”Brent duduk di tepi ranjang sambil menatapnya. “Minta maaf untu
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status