All Chapters of Mendadak Gila Karena Mertua: Chapter 31 - Chapter 40
59 Chapters
Tumbang
Si pelayan bergegas kembali ke meja kasir di mana terdapat sebuah telepon di sana. Sembari menunggu ambulan datang, bu Tri terus saja menenangkan Mila yang lama kelamaan sudah tak berteriak sekencang tadi karena kram yang perlahan mulai menghilang. Hanya saja, kini tubuh Mila jadi lemas."Lama banget, sih, ambulannya? Menanti saya keburu pingsan ini," ucap bu Tri kesal. Ia berjalan mondar-mandir di sekitar mejanya dan Mila.Tanpa ia sadar bahwa lantai yang tadi ketumpahan minuman dari pelayang belum dibersihkan. Bu Tri berteriak lantaran dirinya terpeleset dan jatuh ke arah depan. Tepat mendarat pada tubuh Mila, sehingga keduanya terjatuh dengan tubuh bu Tri yang menindih tubuh Mila."Ibuuu!"****Sandi berlari di tengah lorong panjang sebuah rumah sakit. Kini, yang menjadi tujuannya adalah ruang operasi. Dirinya begitu terkejut saat ibunya menelpon dan mengatakan jika Mila dilarikan ke rumah sakit.Saat sampai di rumah sakit dan bertanya kepada bagian informasi tentang pasien bernama
Read more
Apakah Ini Karma?
Damar terlihat bingung saat melihat Sari mulai menangis. Ia terus saja memanggil nama Kia. Yang bisa dilakukan Damar hanyalah duduk di samping Sari dan membiarkannya mengeluarkan emosinya dalam bentuk tangisan. Mungkin merasa sudah lelah, Sari akhirnya menghentikan tangisnya. Saat Sari sudah benar-benar tenang, barulah Damar mulai membuka suara."Apa yang terjadi, Sari?"Lama Sari terdiam dan Damar dengan sabar menunggu Sari untuk menjawab. Dalam hati, Damar sangat ingin merengkuh wanita di depannya itu, jika saja tak ingat bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa lagi bagi Sari."Mas Lian mengusirku, Mas," lirih Sari membuat tangan Damar mengepal erat karena kesal."Dia sudah menalakku dan mengusirku dari rumah. Mungkin aku akan baik-baik saja jika kehilangan dia, tapi, aku tidak yakin akan baik-baik saja jika aku kehilangan Kia."Damar tidak bisa menanggapi ucapan Sari. Walau bagaimanapun, ia tidak ada kewenangan apapun dalam hal ini. Tapi, jauh di dalam lubuk hati Damar, ia ingin kembal
Read more
Pembelaan Sang Mantan
"Mungkin semua ini adalah karma."Baik Sandi maupun bu Tri seketika menoleh ke arah sumber suara. Tepatnya dari arah pintu ruangan. Bu Tri sedikit terkejut dengan kedatangan seseorang yang sama sekali tak ia inginkan. Sedangkan Sandi, ia merasa aneh dengan keberadaan seseorang yang tak sengaja bertemu dengannya di mushola tadi."Bicara apa, kamu? Jangan sembarangan, ya!" sentak bu Tri yang seketika mendapatkan peringatan dari Sandi."Jangan keras-keras, Bu. Mila baru saja tertidur. Dan sebaiknya kita bicara di luar saja. Isteri saya baru saja beristirahat," ucap Sandi menatap ke arah orang itu.Damar, seorang laki-laki yang berdiri di ambang pintu ruangan itu mengangguk. Ia lebih dulu keluar rungan dan diikuti oleh Sandi dan juga bu Tri yang terpaksa ikut karena Sandi yang memintanya.Setelah berada di luar, mereka berdiri saling berhadapan. Sandi mencoba mengingat-ingat sosok Damar. Apakah di masa lalu ia pernah mengenalnya. Tapi, Sandi sama sekali tak mendapatkan jawaban."Maaf sebe
Read more
Kemarahan Sandi
"Untuk apa kamu datang kesini?"Damar tak langsung mempersilakan orang tersebut. Sedangkan seseorang itu sudah sangat ingin masuk dan menemui Sari di dalam."Aku mau bertemu dengan mbak Sari."Rupanya, seseorang itu adalah Sandi. Sejak Damar membeberkan fakta yang belum Sandi ketahui tentang hubungan Sari dan Lian, Sandi merasa tak tenang. Apalagi, saat ia melihat wajah pucat Kamila. Sandi takut, ia merasa bahwa apa yang Mila alami bisa saja karena teguran dari Allah atas apa yang telah isterinya itu perbuat."Untuk apa lagi? Apa tak puas keluarga telah menyakiti Sari sedemikian rupa? Apa kamu juga ingin menambah luka Sari semakin dalam?"Damar tentu saja tidak tahu hubungan Sandi dan Sari. Ia pikir, Sandi sam saja dengan bu Tri dan juga Kamila yang selalu saja menyalahkan Sari."Tidak, tapi justru malah sebaliknya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di antara mbak Sari dan mas Lian. Selama ini, aku selalu berusaha menjaga hubungan baikku dengan mbak Sari. Jika semuanya terno
Read more
Merajuk
Sandi mengucapkan kalimat istighfar beberapa kali setelah mengusir ibu serta kakaknya dari ruang rawat sang isteri. Tak pernah Sandi bayangkan jika ia akan bertindak sejauh ini. "Maafkan aku, Bu. Ibu yang sudah memaksaku untuk melakukan ini," gumam Sandi seraya menggenggam tangan Mila. Dan sebelah tangannya lagi mengusap surai sang isteri.Sandi merasa sedikit menyesal karena sudah meninggikan suaranya pada sang ibu. Tapi, mau bagaimana lagi. Sandi sebenarnya sudah lelah mengingatkan ibunya untuk kembali menjadi pribadi yang baik.Sedangkan di luar ruangan, bu Tri tampak marah dan mengomel atas apa yang sudah dilakukan Sandi padanya."Bener-bener keterlaluan adik kamu itu, Lian. Sudah berani dia membentak Ibu hanya untuk membela perempuan gila itu," ucap bu Tri bersungut-sungut.Dada wanita tua itu tampak naik dan turun dengan cepat. Lian yang melihatnya tak bisa berkata apapun. Ia masih bingung dengan apa yang sudah menimpa keluarganya hari ini.Dari mulai perdebatan tentang gedung
Read more
Akhirnya Kamila Tahu
"Hesti, tunggu!" teriak Lian agar Hesti berhenti. Namun, nyatanya perempuan itu terus melangkahkan kakinya menuju mobil miliknya yang sudah terlihat dekat."Hesti!" Akhirnya Lian bisa mengejar Hesti dan meraih tangannya saat Hesti sudah bersiap untuk membuka pintu mobil. Lian menarik tangan Hesti lalu memutar tubuh calon isterinya itu agar menghadap ke arahnya."Kamu kenapa, sih?" tanya Lian yang jujur saja kesal dengan sikap Hesti yang kekanakan."Aku kenapa? Kamu itu yang kenapa, Mas? Coba aku tebak, kamu masih mikirin mbak Sari, kan?"Lian mendengkus dan mengusap wajahnya kasar. Ia tak ingin pertengkaran ini terjadi. Bahkan, biduk rumah tangga mereka belum berlayar, tapi pertengkaran seperti ini sudah dapat Lian rasakan."Kamu ini ngomong apa sih, Hesti? Aku udah bilang, aku cuma kurang enak badan. Maafin aku kalau udah bikin kamu marah. Tapi aku benar-benar gak memikirkan apa yang ada dalam pikiran kamu."Lian berusaha berbicara sehalus mungkin agar Hesti tak makin marah padanya.
Read more
Ketegangan Antar Besan
"Jadi, ini semua gara-gara ibu kamu, Sandi?" tanya bu Marni, ibu mertua Sandi.Saat bu Marni dan pak Joko, kedua orang tua Mila tiba di rumah sakit, mereka dikejutkan dengan Mila yang tengah berteriak-teriak dalam dekapan Sandi.Dokter yang dipanggil Sandi melalui tombol darurat terpaksa memberikan suntikan obat penenang pada Mila karena tak ingin Mila terus mengamuk dan akan memperburuk keadaannya.Kini, Mila tengah terlelap dan Sandi harus menghadapi kedua orang tua Mila sendirian."Maaf, Ma. Tapi aku yakin, ibu juga tidak mungkin sengaja melakukannya. Ini semua hanyalah kecelakaan yang sudah Allah takdirkan untuk Mila.""Halah! Kamu itu memang paling bisa kalau bicara ya, San. Pokoknya Mama gak mau tahu, ibu kamu harus bertanggung jawab atas semuanya. Kalau sampai terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi pada Mila, Mama gak akan segan buat laporin ibu kamu ke polisi," ucap bu Marni yang membuat Sandi menelan ludahnya gugup.Di saat bu Marni terus mencerca Sandi dengan berbagai pertany
Read more
Berseteru Dengan Mila
Perseteruan antara bu Tri dan bu Marni akhirnya bisa terselesaikan dan itu semua berkat pak Joko. Karena terlanjur kesal dengan bu Marni, bu Tri akhirnya memutuskan untuk pulang dengan menggunakan taksi."Setelah pulang dari rumah sakit, biarin Mila pulang ke rumah Mama saja, San," ucap bu Marni yang kini menatap tajam ke arah Sandi."Aku bisa menjaga Mila, Ma. Biarkan Mila tetap bersama denganku di rumah ibu.""Kamu gak lihat gimana kondisi Mila sekarang? Belum ketemu sama ibu kamu saja Mila udah uring-uringan begitu. Kalau tiap hari harus ketemu di rumah, apa gak jadi gila anakku?" ucap bu Marni kesal. Rasanya ia sudah tak sudi membiarkan Mila tetap hidup bersama dengan bu Tri yang menurutnya sudah menyebabkan anaknya keguguran."Ma, hati-hati kalau ngomong. Ucapan adalah doa, bicara yang baik-baik saja," tegur pak Joko yang membuat bu Marni seperti menyesal dengan apa yang sudah ia ucapkan. "Kalau begitu, Sandi juga akan ikut menemani Mila di rumah Mama. Boleh, kan?"Bu Marni tamp
Read more
Pertemuan Setelah Talak
"Brengsek!"Kepalan tangan Lian nyaris mengenai wajah Damar jika saja tangan Damar tak sigap menahan tangan Lian.Sari yang terkejut melihat apa yang terjadi pun segera mendekati mereka. Apalagi, Sari melihat adanya Kia yang ikut serta bersama Lian dan juga bu Tri yang baru saja sampai."Kia!""Ibu!"Keduanya saling melepas rindu. Meskipun baru dua hari mereka kembali terpisah, tapi rasanya begitu lama. Tentu saja itu karena dua hari yang lalu, untuk pertama kalinya Sari dan Kia bertemu setelah Sari menjalani perawatan selama berbulan-bulan."Jangan gunakan kekerasan di depan anak-anak, Lian. Apalagi, dia adalah anakmu sendiri. Jangan buat dia melihat bagaimana sifat ayahnya yang tak patut untuk dicontoh," ucap Damar dengan nada datar. Sedangkan Lian, ia justru membuang muka dan tampak tengah mengatur emosinya."Apa yang terjadi, Mas? Kenapa Mas Lian ingin memukul kamu?" tanya Sari pada Damar karena ia yakin, jika ia bertanya pada Lian, ia tak akan mendapat jawaban yang memuaskan."Oh
Read more
Surat Dari Pengadilan
Hari terus berganti. Rupanya, Sandi benar-benar menemani Mila untuk tinggal di rumah orang tuanya dan itu sudah berjalan selama satu minggu ini. Di rumah, bu Tri terus saja uring-uringan, sebab tidak ada lagi yang membantunya mengerjakan pekerjaan rumah."Memang gak tahu diuntung si Mila itu! Menyesal aku sudah menganggapnya menantu kesayangan selama ini," gerutu bu Tri setelah melempar alat pel ke sembarang arah.Dirinya merasa lelah sebab sedari tadi pagi tak bisa berleha-leha karena terus saja mengerjakan pekerjaan rumah. Biasanya, bu Tri hanya akan menyapu ala kadarnya. Ngepel pun jika tak salah ingat hanya ia lakukan dua kali selama Mila tidak ada di rumah.Hari ini, ia terpaksa membersihkan seluruh bagian rumah karena orang tua Hesti akan datang kesana. Titik terang perdebatan Hesti dan Lian tentang acara pernikahan mereka rupanya belum juga terlihat.Lian masih tetap dengan pendiriannya, begitu pun dengan Hesti. Dengan kesepakatan antara orang tua Hesti dan juga bu Tri, mereka
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status