Lahat ng Kabanata ng Seatap dengan Racun Rumah Tanggaku: Kabanata 21 - Kabanata 30
55 Kabanata
Topeng Asli Almira
Almira terkekeh. Wanita itu berjalan angkuh seraya memutari tubuh Shafira. "Kamu pikir, aku akan takut dengan ancamanmu, hah? Jelas-jelas aku lebih pintar segalanya darimu."Shafira tersenyum singkat. "Kasihan Mas Yusuf, ya. Setahunya kamu itu wanita salihah, makanya Mas Yusuf mau menikahimu. Sayangnya yang Mas Yusuf lihat hanya sebagian dari topengmu saja. Jangan lupa satu hal, Almira! Sepandai apa pun kamu bersandiwara untuk mendapatkan simpati Mas Yusuf, lama-lama akan terbongkar juga. Allah selalu punya banyak cara untuk menunjukkan mana yang salah dan benar, juga mana yang palsu dan tulus."Almira menarik kasar jilbab Shafira. Wanita itu mulai menunjukkan sifat bengisnya pada Shafira. "Kamu yang sudah memancingku untuk berbuat seperti ini. Jadi, jangan pernah macam-macam denganku, kalau ingin hidupmu selamat.""Kenapa kamu jahat dan liar seperti ini, Almira? Apakah masa lalu yang telah membuatmu seperti ini? Istigfar, Almira. Apakah kamu tidak kasihan melihat putramu yang setiap
Magbasa pa
Mulut Mertua
"Shafira ... sini!"Shafira segera menghentikan pekerjaannya di dapur. Lalu, dengan setengah berlari menghampiri ibu mertuanya. "Ada apa, Bunda?""Shafira! Mengapa kamu membiarkan menantu kesayanganku mengerjakan pekerjaan rumah, hah?" "Aku tidak pernah menyuruh dia mengerjakan pekerjaan rumah, Bunda. Karena setiap hari pun, aku mampu menyelesaikannya sendiri. Mungkin itu kemauan bayinya sendiri, bukankah begitu Almira? Lagipula kalau hanya menyapu lantai tidak akan membuat Almira kelelahan kok. Justru itu bagus untuk si jabang bayi, biar sehat dan nanti lungsur langsar ketika melahirkan."Kata siapa? Kamu kan belum pernah hamil!" ucap ibu mertua Shafira dengan jutek."Ibu benar! Aku memang belum pernah hamil dan melahirkan, tetapi aku sering mendengar nasihat-nasihat itu dari para tetangga dan sanak saudara.""Dasar, pembohong ulung! Bilang saja kalau kamu itu iri, aku dimanja dan disayang oleh Bunda."Shafira terkekeh. Ia akui, Almira memang pintar berbicara dan mencari muka di d
Magbasa pa
Pilihan yang Sulit
Dengan setia Shafira mendengarkan cerita sang suami. Matanya berkaca, kala mengetahui kegalauan yang tengah melanda hati dan pikiran Yusuf. Meski hanya seorang ayah sambung, tetapi wanita itu tahu, kalau kasih sayang lelaki itu tulus untuk Galang."Apa yang harus kulakukan? Aku sudah telanjur menyayangi anak itu seperti putraku sendiri!" ucap Yusuf. "Bicarakan baik-baik dengan bunda, Bi!"Yusuf menggeleng. "Aku tahu siapa bunda. Dia keras kepala dan sulit untuk membujuknya. Bunda terlalu jauh ikut campur dalam kehidupan rumah tanggaku."Dalam hati, Shafira membenarkan kalau ibu dari suaminya itu terlalu ikut campur dalam rumah tangga anaknya. Susah memang, menjalani rumah tangga yang di dalamnya ada campur tangan orang tua atau mertua.Shafira mengembuskan napas perlahan. Ia tak dapat mungkiri, kalau hatinya pun telah menyayangi Galang bak putranya sendiri. Perangainya yang pendiam dan baik, telah membuat Shafira jatuh hati padanya.Galang yang malang, sedari kecil tampaknya dia tida
Magbasa pa
Mulai Terbongkar
Yusuf mengusap gusar wajahnya. Pilihan yang cukup sulit, tidak mungkin ia memilih salah satu dari mereka. Shafira dan Galang sama-sama sangat berharga di hidupnya.Lelaki itu duduk lemas di sofa seraya memijat pelan keningnya yang terasa pening. Andai yang di depannya itu bukan seorang wanita yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkannya, mungkin ia tak segan-segan memarahi dan berkata kasar padanya."Apa yang kamu harapkan dari wanita seperti Shafira, Yusuf? Almira tak kalah cantik dan baik, apalagi sekarang dia tengah mengandung anakmu. Jangan sia-siakan hidupmu untuk wanita yang tidak bisa memberikan keturunan."Mendengar itu amarahnya semakin tak tertahan. Hati dan pikirannya mulai memanas. Jiwanya seakan-akan tergoncang hebat. Ia tidak terima dengan ucapan terakhir sang bunda. Tak ada yang sia-sia dengan kebersamaannya bersama Shafira. Justru, ia merasakan kenyamanan dan ketenangan saat sedang bersamanya.Shafira, wanita yang selalu mengerti dan memahami di setiap kead
Magbasa pa
Salah Pilih
Almira menatap garang ke arah Yusuf. Wanita itu tidak terima dengan apa yang dikatakan Yusuf tentangnya. Walaupun jauh di dasar hatinya, ia membenarkan kalau dirinya bukanlah sosok seorang ibu yang baik. Namun, semua itu ada alasannya. Trauma dan luka hati di masa lalu yang telah membuatnya seperti itu."Kamu tidak tahu luka di masa laluku seperti apa, Mas! Jadi, jangan pernah mengecapku sebagai wanita yang begitu buruk di matamu.""Galang, kita main di taman belakang yuk!" Tiba-tiba Shafira datang dan langsung menuntun Galang menjauh dari Almira dan juga Yusuf.Yusuf menatap tajam ke arah Almira. "Lalu, jika anakku lahir ke dunia, kamu juga akan melakukan hal yang sama padanya?""Tentu saja tidak! Kecuali kalau kamu melukai hatiku."Yusuf menggeleng singkat. "Jadi, karena luka yang ditorehkan mantan suamimu itu, lalu kamu membalaskan dendammu pada anak yang tak berdosa seperti Galang? Di mana hati nuranimu sebagai seorang ibu, Almira? Apa salah Galang padamu? Apakah kamu tidak menyada
Magbasa pa
Ketulusan Shafira
"Iya, ini aku! Kenapa? Pastinya kamu tidak menyangka, kalau aku akan mengikutimu sampai di sini!""Mas, aku ...."Tanpa banyak berkata lagi, Yusuf langsung menarik paksa Almira keluar dari sana. Dada lelaki itu bergemuruh sangat hebat. Bagaimana tidak, wanita yang selama ini ia nilai salihah dan baik, ternyata seperti itu kelakuannya. Yusuf membuka pintu mobil dengan kasar, lalu memaksa Almira masuk ke dalamnya. Tak berselang lama, Yusuf melajukan mobil dengan kecepatan tinggi."Mas, jangan ngebut! Aku masih ingin hidup," ucap Almira.Yusuf tak menghiraukan ucapan Almira. Lelaki itu berpura-pura tidak mendengarnya. Ia masih sangat kesal, bahkan mungkin sangat kecewa dengan kenyataan tentang istri keduanya itu."Mas ... kamu dengar tidak! Jangan ngebut bawa mobilnya. Aku takut mati, Mas!"Yusuf mengerem mobilnya mendadak. Lelaki itu menoleh ke arah Almira. Sorot matanya menunjukkan kalau ia tengah menahan amarah yang cukup besar."Kamu takut mati, hah? Sementara dengan pergi ke disk
Magbasa pa
Kehamilan Shafira
Dengan tubuh sedikit lemas, Shafira memaksakan diri ke dapur. Wajahnya pucat pasi, sejak semalam perutnya mual yang tak tertahan. Beberapa kali bolak-balik kamar mandi hanya untuk memuntahkan sesuatu.Bangun pagi ini, tubuhnya terasa berat sekali. Namun, tugas memasaknya tidak mungkin ia tinggalkan. Bisa saja Yusuf mengerti akan keadaannya yang tengah sakit, tetapi ibu mertuanya bisa kapan saja datang dan pasti akan langsung menyudutkannya sebagai istri pemalas yang hanya berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian Yusuf.Shafira terlebih dulu menanak nasi, lalu dilanjutkan dengan memasak lauk yang ada. Semakin lama kepalanya semakin terasa pening, rasa mual pun tak juga kunjung mereda. Wanita itu segera menghentikan aktifitas memasaknya. Lalu, duduk di kursi makan seraya sebelah tangannya memegang kepala yang terasa semakin nyut-nyutan. Shafira tak mengerti, entah apa yang tengah terjadi pada dirinya, padahal kemarin malam masih baik-baik saja.Perutnya terasa kian bergejolak, Sh
Magbasa pa
Rencana Licik Almira
Aku bukan gila, melainkan aku bahagia karena sebentar lagi akan memiliki anak dari Shafira!"Jawaban Yusuf berhasil membuat hati Almira dilanda kecemasan. Bagaimana mau meracuni pikiran Yusuf untuk mengusir Shafira, jika wanita itu kini tengah mengandung anaknya.Almira tidak diam. Wanita itu tetap memikirkan cara untuk bisa menyingkirkan Shafira dari sisi Yusuf. Jika anak Shafira sampai lahir, maka dia dan anaknya nanti tidak akan bisa menguasai hartanya Yusuf.Tiba-tiba Almira memiliki ide cemerlang. Wanita itu mengambil ponsel dari atas nakas, lalu menelepon ibu mertuanya."Ada apa, Almira?""Shafira hamil, Bunda!""Shafira hamil?" Terdengar keterkejutan sang mertua dari seberang telepon."Jangan senang dulu, Bunda. Bisa jadi setelah anaknya nanti lahir, wanita itu akan semena-mena pada kita. Terutama pada Bunda.""Kok bisa dia semena-mena pada Bunda?""Iya, karena selama ini Bunda yang sering mengata-ngatai dia mandul. Makanya, Bun. Kita harus secepatnya cari cara untuk menggugur
Magbasa pa
Rencana Jahat
Almira menyambut kedatangan sang ibu mertua dengan raut wajah penuh bahagia. Bagaimana tidak, bila kehadirannya akan sedikit membantu melancarkan rencananya untuk menggugurkan kandungan Shafira."Pagi ini Bunda cantik sekali!" sapa Almira yang berhasil membuat hati Nita berbunga-bunga. Wanita itu dengan gaya anggunnya berlenggak-lenggok memasuki rumah. "Apa rencanamu?" tanya Nita pada sang menantu."Sssst ... jangan kencang-kencang, Bunda. Nanti wanita itu mendengarnya," lirih Almira."Oke, apa rencanamu? Aku tidak ingin kehamilan si Shafira membuat Yusuf lupa dan jauh dariku!""Iya, Almira paham, Bun! Maka dari itu, Mira memberi peringatan pada Bunda untuk berhati-hati." Almira pun mendekat pada sang mertua, lalu membisikkan sesuatu kepadanya. Nita yanh dibisiki mengangguk-angguk tanda paham."Bagaimana? Rencana Almira bagus kan, Bun?""Bagus banget! Kapan kita akan mulai bereaksi? Bunda sudah tidak sabar membuat Yusuf kecewa pada wanita itu," ucap Nita."Sekarang juga boleh!" jawa
Magbasa pa
Kegundahan Yusuf
Yusuf menoleh sekilas pada sang ibu, lalu kembali fokus berbicara dengan dokter. Di pikiran lelaki itu penuh dengan teka-teki. Ramuan apa yang sudah istrinya minum? Mengapa Sha ingin menggugurkan janin yang selama ini mereka nanti?Setelah dokter pergi, dengan lemas Yusuf kembali duduk di kursi tunggu. Lelaki itu tak habis pikir dengan yang apa yang dilakukan Shafira. Tega, satu kata yang tepat untuk wanitanya itu. Lima belas tahun menanti, kini setelah Allah memercayai akan dibuang begitu saja. Bukankah anak itu anugerah? Yusuf mengusap gusar wajahnya. Ia ingin marah, tetapi kepada siapa? Tidak mungkin, bila saat ini ia harus memarahi Shafira. Walau bagaimanapun, keselamatan ibu dan janin lebih utama."Makanya, Yusuf! Ibu sudah sering bilang kepadamu. Shafira itu bukan wanita yang baik. Masa ada seorang ibu ingin menggugurkan janinnya sendiri. Kalau ibu, sih, mending pilih wanita seperti Almira. Walaupun rada-rada, tapi pintar menjaga cucuku dalam kandungannya!" Nita kembali memanas-
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status