All Chapters of 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40
265 Chapters
BAB 31: Membantah
“Pakai baju itu saat nanti ke pesta,” titah Hayes meletakan tas paper bag yang telah dibawanya di depan Alice. Hayes sudah menyempatkan diri memilih pakaian yang harus Alice kenakan, dia tidak ingin kedatangan Alice nanti ke pesta akan mempermalukannya sama halnya seperti apa yang terjadi saat waktu di pesta pernikahan.Kali ini Hayes berbaik hati akan membawa Alice semata-mata karena rasa bersalah atas dua kesalahan yang dia buat. Hayes memberi jalan untuk Alice jika dia ingin naik kelas social, di pesta nanti akan ada banyak orang penting, jika Alice cukup cerdas dia bisa memanfaatkan moment itu.Alice membuka tas yang dibawa Hayes dan memeriksa pakaiannya. Respon pertama Alice adalah terkejut, Hayes memberikan gaun yang cantik, namun terbuka sedikit terbuka.Alice tidak bisa mengenakan pakaian seperti itu. Bagaimana cara Alice menjelaskannya agar tidak menimbulkan kesalah pahaman?“Kenapa? Kau tidak suka?” tanya Hayes menebak melalui ekspresi Alice yang terlihat tertekan.“Maafkan
Read more
BAB 32: Malam Pesta
Damian berdiri di depan jendela, memandangi jalanan yang ada bawahanya. Sepanjang hari ini dia tidak bisa bekerja dengan baik, Damian terus terus teringat percakapan singkatnya bersama Alice.Mendengarkan sebuah pengakuan yang tidak pernah Damian pikirkan akan terucap dari mulut gadis itu.Damian bertanya-tanya, apakah selama ini kehidupan Alice jauh lebih buruk dari sekadar sebuah cerita yang pernah Damian dengar?Bagaimana bisa Giselle yang dulu dia kenal sangat lembut dan penyayang bisa berubah sekejam ini kepada darah dagingnya sendiri?Rasa bersalah memenuhi dada, memikirkan jika Damian memiliki andil dalam penyebab derita yang Alice alami dan perubahan sikap Giselle.Andai saja dulu Damian memiliki keberanian yang lebih besar untuk meninggalkan Ivana dan memilih Giselle, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Suara helaan napas panjang terdengar dari mulut Damian, pria itu kembali duduk di meja kerjanya. Damian kembali memikirkan apa yang kini harus dia lakukam agar bisa membantu
Read more
BAB 33: Pengganggu
Dalam langkah yang bimbang Alice pergi keluar menemui Hayes yang sudah menunggu. Di depan pintu, keduanya saling bertemu dan saling berpandangan.Tidak ada yang berbicara..Napas Hayes tertahan di dada, pandangannya bergerak dengan teliti memperhatikan penampilan Alice yang mengenakan sweater over dress dibawah lutut.Ada yang menarik ketika Hayes menaikan pandangannya, melihat wajah Alice yang tersapu oleh riasan tipis yang membuat wajahnya terlihat segar bersama rambut yang sedikit bergelombang. Hayes tidak bisa berbohong jika kini Alice seperti seperti salju pertama yang turun di malam hari. Dia terlihat polos namun tidak mudah ditangkap ke dalam genggaman.Hayes langsung membuang muka dengan cepat begitu tersadar bahwa dia sudah terlalu lama memandangi Alice.“Aku hanya bisa berpakaian seperti ini, jika ini akan mempermalukanmu, kau bisa pergi tanpaku,” kata Alice.“Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki pilihan lain selain membawamu. Cepatlah,” titah Hayes dengan gerakan di dag
Read more
BAB 34: Bayangan
Ketika Hayes keluar dari mobil, Alice memutuskan untuk tetap diam menunggu dan memperhatikan apa yang terjadi, Alice tidak mau jika dia menyusul keluar, kehadirannya akan mengganggu.Bella yang sudah cukup lama menunggu terlihat sumringah melihat kedatangan Hayes.Bella berjalan tergesa dengan heelsnya yang tinggi, gaun cantik yang dia kenakan berkibar, Bella melompat ke dalam pelukan Hayes dengan penuh kelegaan.“Terima kasih sudah datang, aku sampai tidak tahu harus menghubungi siapa lagi.”Hayes mendorong bahu Bella dengan pelan agar wanita itu mundur. “Ambil barang-barangmu, kita harus segera pergi sebelum terlambat.”“Aku tidak membawa barang apapun lagi selain tas. Sopirku akan menunggu mekanik datang.”Hayes menghela tubuh Bella, menuntunnya untuk ke sebrang jalan menuju keberadaan kendaraannya. Senyuman sumringah Bella memudar dengan cepat begitu dia membuka pintu depan dan menemukan kehadiran Alice yang duduk menunggu sejak tadi.“H-hay,” sapa Bella tidak menutupi keterkejuta
Read more
BAB 35: Di tengah Pesta
Alice menyusul masuk ke dalam usai beberapa menit Hayes lebih dulu ke dalam.Suara yang samar, terdengar lebih jelas, langah Alice sempat terhenti, gadis itu hanya bisa terperangah takjub melihat melihat keramaian di dalam sebuah aula besar ruangan pesta.Suara musik yang indah, ruangan yang besar dengan langit-langit yang berkubah tinggi dihiasi sebuah lampu besar yang bergelantung, ruangan besar itu ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh. Dekorasi pesta yang didominasi oleh putih dari bunga-bunga segar asli yang mengeluarkan harum dan kuning khas royal party.Orang-orang berkumpul dengan aktivitas mereka masing-masing, segala keindahan dan kemewahan memanjakan mata. Mereka berpakaian cantik dan terlihat teratur.Alice melangkah ragu, rasa percaya dirinya kembali ditekan begitu kuat sampai ke dasar karena keberadaannya seperti setetes air di antara hujan yang turun.Orang-orang yang tidak sengaja melihat keberadannya berbisik dan menatap penuh tanya, seakan mempertanyakan apakah keha
Read more
BAB 36: Kebaikan
“Jika Anda tahu asal usul saya, mungkin Anda akan berpikir seribu kali untuk berteman dengan orang seperti saya.”Sebuah senyuman terukir di bibir Calla, sekali lagi dia meneguk sampanyenya dan menatap lekat Alice. “Saat pertama kali melihatmu di keramaian tadi, aku merasa bernostalgia. Mengingat jika dulu aku juga sepertimu, tidak percaya diri dengan keadaanku dan selalu berkecil hati dalam tekanan yang menyesakkan. Rasanya cukup berat sampai jatuh terpuruk. Seiring dengan berjalannya waktu, aku tersadar bahwa aku sudah melewati masa sulit itu begitu saja dengan baik selama aku selalu berusaha memperbaiki diriku sendiri dan percaya, Tuhan akan memberikan sesuatu yang luar biasa untuk seseorang yang terus berjalan dalam kebaikan.”Alice tertegun sampai keramaian di sekitarnya tidak terdengar dan pendengarannya hanya fokus pada cerita singkat Calla.“Terima kasih sudah mau berbagi cerita dengan saya,” ucap Alice terharu.“Apa kau tahu, filosofi kupu-kupu yang mengajarkan bagaimana per
Read more
BAB 37: Licik
“Kau naik kelas social dengan cara yang mudah dan terlalu cepat sehingga tidak terbiasa. tidak mengherankan kau masih membawa kebiasaan kehidupan miskinmu di lingkungan Hayes,” komentar Bella dengan celaan yang tajam.Tangan Alice terkepal di bawah meja, terus menerus diserang banyak hal yang menyudutkan dirinya dengan berbagai penghinaan. Alice kesal disalah pahami, dan dia bosan terus menerus mengalah seperti seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk membela diri.“Aku tidak pernah berniat naik kelas social.”Sudut bibir Bella tersenyum merendahkan, mendengar Alice yang tidak lagi berbicara formal kepadanya. “Dasar munafik. Jika kau memang tidak berniat panjat kelas social dan masih memiliki rasa tahu malu, kau tidak mungkin memberanikan diri menginjakan kaki di tempat ini dan menjadi pusat perhatian untuk dipermalukan.”Alice menarik napasnya dalam-dalam merasakan ada sesuatu yang panas di dalam hatinya mendengar penghinaan Bella yang tidak ada hentinya. “Kau sungguh tidak tahu
Read more
BAB 38: Pertemuan
Alice pergi meninggalkan keramaian pesta, keluar dari aula ruangan dan berjalan sendirian dengan suatu kesedihan yang menggelayut di dalam hatinya.Alice tidak tahu kemana arah dia harus berjalan, yang dia butuhkan saat ini hanyalah ketenangan dan tidak bertemu dengan siapapun.Suara keramaian pesta tidak lagi terdengar, Alice semakin berjalan menjauh, ada sebuah teras yang menghadap ke sebuah labirin rumput. Di sana Alice duduk untuk menenangkan diri, memandangi langit yang gelap sangat pekat.Pikiran Alice berkenala, berputar dalam belenggu masalah yang sulit dia tinggalkan bila seluruh tubuhnya dalam keadaan terluka. “Kapan aku benar-benar bisa melangkah? Apa aku terlalu banyak mengeluh atau dunia memang kejam kepadaku? Mengapa aku tidak seberani orang lain? Mengapa trauma mengalahkan seluruh keberanianku?” tanya Alice pada kesunyian.Alice menghela napasnya dengan berat, gadis itu mengusap dadanya, merasakan sisa-sisa sakit yang masih bisa dirasa karena ucapan Bella.Suara derakan
Read more
BAB 39: Sebuah Pujian
“Silahkan.” Theodor mempersilahkan Alice berjalan lebih dulu, dan tidak mengindahkan penolakan halus gadis itu. Sesungguhnya, Theodor harus memastikan jika di area sekitar tidak ada siapapun lagi dan Theodor harus memastikan kebenaran bahwa Alice datang dengan tamunya.Theodor menempatkan kedua tangannya di belakang, pria itu melirik Alice yang berjalan di sampingnya dengan gugup. Gadis itu benar-benar sudah salah kostum, jika dia datang dengan orang yang tidak dikenali para pengawal Theodor, sudah jelas dia pasti akan di usir.Theodor bertanya-tanya, dari mana rasa percaya dirinya muncul hingga berani mengenakan pakaian yang seperti akan pergi ke super market?“Dengan siapa kau datang?” tanya Theodor tetap tidak berbicara formal.Alice tersenyum tipis, segan untuk mengakui datang dengan suaminya. “Saya datang dengan kenalan saya,” jawab Alice ragu.“Kau suka dengan pestanya?”Dengan cepat Alice mengangguk. “Semuanya sangat indah, orang-orang juga terlihat senang. Ini pertama kalinya
Read more
BAB 40: Tidak Senang
Untuk yang kemarin enggak sengaja sudah buka bab 37 yang double, bisa kembali dibuka karena isinya sudah berubah.Tidak perlu pakai koin lagi, kalau isinya tetap sama, coba log out dulu.Maaf ya, gara-gara gangguan signal jadi double.***“Jangan pernah ikut campur lagi dengan urusan rumah tangga kami, kau terlalu jauh terlibat. Apa kau mengerti Bella?” peringat Hayes penuh tekanan.Senyuman manis di bibir Bella memudar, wajah cantiknya terlihat pucat, Bella terkejut karena Hayes langsung membela Alice tepat di depan matanya.Seharusnya Hayes tidak keberatan dengan semua tindakan Bella karena Hayes membenci Alice. Tapi mengapa sekarang Hayes justru seperti sedang melindungi Alice dari masalah?Rahang Bella mengetat menahan amarah, harga dirinya terluka dikalahkan oleh seorang gadis kampungan yang tidak tahu apa-apa. “Aku tidak bermaksud ikut campur Hayes, aku hanya memperkenalkan dia pada teman-teman kita, apakah itu salah?” ucap Bella membeladiri.“Aku tidak akan mempermasalahkanny
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status