Lahat ng Kabanata ng PELAKOR YANG BERPENAMPILAN SYAR'I: Kabanata 31 - Kabanata 40
45 Kabanata
31. Mencari Ketenangan
"Kamu tahu dari mana?" tanya Farid dengan serius. Mungkin saat ini di benaknya sedang menebak-nebak. "Nggak perlu tahu dari mana, tapi kenapa kamu nggak jujur sama aku?" Pria itu menghela napas dalam-dalam. "Iya, maaf. Awalnya aku mau jujur, tapi melihat keadaanmu Aku jadi tidak nyaman. Aku cuma nggak mau kamu semakin merasa rendah diri. Saat aku ajak kamu untuk ikut kerja aja kamu gitu, minder-minder karena hanya lulusan SMP.""Oh, jadi maksudmu Aku terlihat semenyedihkan itu? Sampai-sampai aku akan iri melihat keberhasilan teman sendiri?" Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran pria ini. Farid segera mengelak. "Nggak, nggak. Maksudku enggak gitu, Kan. Aku cuma pengen nolong kamu tanpa kamu tahu posisiku di perusahaan."Dengan penuh semangat, Farid mengisahkan kisahnya membangun perusahaan. Bermula dari sebuah kontrakan kecil yang dibelikan orang tua, dia memulai usaha dengan hanya bermodalkan laptop tua dan ide-ide cemerlang. Setiap hari, dia bekerja hingga larut malam, menelusuri
Magbasa pa
32. Mantan Kekasih
"Maafkan aku, Kan. Aku nggak tahu kalau kamu kamu berhenti ternyata karena Novita." Farid berkata dengan penuh keseriusan.Apa dia tahu tentang Novita yang menghinaku di hari pertama kerja?"Aku sudah memecat Novita dari kantor. Jadi, kamu bisa kembali bekerja. Kamu nggak usah khawatir lagi tentang karyawan lain, mereka sudah kuberi tahu alasanku memasukkan kamu sebagai karyawan karena kamu layak, bukan karena hal lain," jelas Farid lagi yang membuatku terkejut. "Kenapa Novita harus kamu pecat? Seharusnya tidak perlu sampai begitu." Bukankah, Novita adalah tunangannya? Atau mungkin Farid tidak ingin Novita terlalu capek sehingga menyuruhnya duduk manis di rumah. Mendengar ucapanku, Farid malah tertawa kecil. "Santai aja, Kan. Aku memang sudah lama pengen mecat dia, cuma nggak enak aja. Sebenarnya aku masih kasihan sama dia karena bapaknya sakit-sakitan, tapi kali ini aku tidak bisa tinggal diam." Kedua netraku kembali terbelalak. "Jadi, kamu benar-benar memecat tunanganmu hanya k
Magbasa pa
33. Menjadi Wanita Karir
"Wanita berambut pirang tadi siapa, Kan?" tanya Farid ketika kami sudah kembali ke mobil. Pria itu tidak menoleh ke arahku dan segera menyalakan mesin. Mobil pun perlahan mulai bergerak maju. "Oh, wanita tadi. Dia istri kedua mantan suamiku." Aku menjawab dengan santai, tetapi mampu membuat Farid menoleh seketika. "Maksud kamu?" tanyanya dengan penuh kebingungan. "Iya, aku dan suamiku bercerai karena dia."Farid mulai paham. "Aku pikir kalian bercerai karena ketidakcocokan, tapi ternyata karena ada wanita lain.""Iya, begitulah. Itupun bisa disebut ketidakcocokan, Rid. Karena artinya pria yang dulu bergelar suamiku itu sudah tidak cocok lagi denganku, makanya dia menikahi wanita lain," terangku dengan masih sangat santai. Emosiku sama sekali tidak terpancing meskipun setelah mendapat hinaan dari Jamilah. Semua masalahku sudah kupasrahkan kepada Allah. Bagiku, waktuku menangis karena pria yang berkhianat itu sudah terlalu banyak hingga membuatku sadar bahwa sesakit apa pun luka yan
Magbasa pa
34. Ketemu Mantan
"Kanaya?"Mas Abi tak henti-henti menatap lekat padaku. Aku yakin dia pasti terkejut dan bertanya-tanya bagaimana aku bisa bertransformasi menjadi seperti saat ini. "Maaf, apa kalian saling kenal?" tanya Farid seraya berjalan menghampiriku. Matanya tertuju pada Mas Abi, kemudian berpindah padaku. Dengan cepat aku menggeleng. "Enggak, enggak ... sepertinya tuan ini hanya salah orang." "Oh," balas Farid, kemudian kembali menoleh ke arah Mas Abi. "Maklum, Pak. Wajah karyawan saya ini memang pasaran, jadi wajar kalau mirip sama seseorang yang Anda kenal."Mas Abi tampak syok melihat reaksiku yang berlagak tak mengenalinya. Pria itu tersenyum ragu pada Farid. "Iya, dia sangat mirip dengan seseorang yang saya kenal."Farid hanya menanggapi ucapan Mas Abi dengan mengangguk paham. Rapat pun dimulai, dan aku memberikan beberapa contoh desain interior yang kubuat pada mereka. Mas Abi masih terlihat kaku, dan sesekali curi pandang padaku. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini, yang pa
Magbasa pa
35. POV Abimana 1
Aku benar-benar terkejut ketika melihat wanita yang menjadi desainer interior di perusahaan besar yang akan bekerja sama dengan kami adalah dia. Melihat hanya sekilas pun aku sudah sangat yakin bahwa wanita itu adalah Kanaya, mantan istri yang telah kusia-siakan dulu. Ya, benar. Dia Kanaya, ibu dari putri kecilku yang entah sekarang sudah sebesar apa, secantik apa dan sepintar apa, aku tidak tahu. Tiga tahun lebih aku melewati hari-hariku tanpa dua wanita yang teramat aku cintai. Oh, tidak. Aku tidak layak berkata seperti itu karena aku sudah melukai hati keduanya. Penyesalan memang selalu datang belakangan, seperti yang kualami saat ini. Hanya karena harta dan kedudukan aku rela melepaskan Kanaya dan putri kami. Jamilah sudah berhasil menggoyahkan imanku hingga hidupku berakhir seperti ini. Jamilah adalah putri tunggal penerus takhta kekayaan keluarganya. Aku tidak tahu mengapa wanita muda yang cantik itu bisa begitu tertarik padaku. Seorang pria beristri yang bekerja di perusaha
Magbasa pa
36. POV Abimana 2
Aqilla, Papa kangen banget sama kamu, Nak.... Aku hanya bisa mengatakan itu dalam hati, tanpa pernah mengatakannya secara langsung. Bagaimana akan menyampaikan rasa rindu pada putriku, sementara Mila memblokir semuanya. Wanita itu benar-benar memegang kendali atas seluruh kehidupanku. Dulu aku pernah berusaha mencari Kanaya dan Aqilla di rumah kami dulu, tetapi tidak membuahkan hasil. Rumah kami ternyata sudah dijual oleh Kanaya dan mereka berdua pindah ke desa. Aku sangat kecewa, tetapi aku sadar aku tidak berhak untuk itu, karena semuanya memang salahku. Aku yang sudah membuat mereka menjauh pergi dan menjalani kehidupan sendiri-sendiri. Waktu terus berlalu hingga tadi siang ketika aku akan bekerja sama dengan salah satu perusahaan kontraktor terbesar di kota ini, aku dikejutkan dengan kehadiran sosok Kanaya., mantan istri yang sebenarnya hatiku masih sangat berharap kembali bersamanya. Karena saking terkejutnya, hinggau aku tak sengaja memanggilnya, tetapi dia hanya diam dan be
Magbasa pa
37. Kesempatan Kedua?
POV Kanaya"Apa, Mas? Kesempatan kedua??" Bisa-bisanya Mas Abi mempermainkan perasaan seperti ini. Apa dia pikir wanita hanyalah mainan yang bisa dipungut dan dibuang sesuka hati? "Iya, Kan. Kalau kamu mau memberiku kesempatan kedua, aku akan meninggalkan Jamilah." Begitulah janjinya padaku sambil memohon. Sebodoh-bodohnya perempuan, mereka tidak akan mau memberikan kesempatan kedua untuk pria br3ngs3k sepertimu, Mas! Aku sudah menolak mentah-mentah permintaan Mas Abi, tetapi pria itu tampaknya masih belum paham. Darahku mendidih seketika. Emosi yang sudah kutahan beberapa tahun akhirnya meluap kembali, hingga tak sadar aku berteriak keras padanya. "Mas! Cukup! Jangan ganggu aku!!!" Teriakanku sangat keras hingga membuat Farid tiba-tiba masuk. Mungkin dia tidak sengaja lewat di depan dan mendengar teriakanku. "Ada apa ini?!" Farid bertanya dengan tatapan tajam ke arahku, kemudian berpindah pada Mas Abi. Farid tampak sangat khawatir, bahkan dia mengancam Mas Abi, jika masih teta
Magbasa pa
38. Memberi Peringatan
Mendengar putriku sedih dan ketakutan karena kedatangan ayahnya, aku meminta izin pada Farid untuk pulang ke desa. Aku ingin memastikan keadaan putriku dan memenangkannya. Awalnya aku tidak bercerita alasanku, tetapi bukan Farid namanya kalau tidak memaksa hingga membuatku bercerita. Dengan penuh kekesalan aku menceritakan semuanya pada Farid. Bahwa mantan suamiku datang ke rumah ibu dan menginginkan Aqilla. Mendengar itu, Farid ikut merasa kesal. Bukan hanya mengizinkanku pulang, bahkan dia bersedia mengantarku hingga sampai tujuan. Katanya, dia juga ingin melihat kondisi Aqilla dan ingin ikut menghiburnya. Ya, mengingat hubungan Farid dengan putriku sudah cukup dekat, sehingga aku pun setuju dengan usulannya. Mungkin saja dengan kedatangan Farid bisa membuat Aqilla bisa tenang lebih cepat. Perjalanan dari kota terasa begitu lambat. Apa karena pikiranku yang terlalu fokus pada Aqilla, dan aku ingin segera memeluknya membuat perjalanan terasa lebih lama. Sesekali Farid menghiburku
Magbasa pa
39. Tuduhan Palsu
"Kanaya! Jangan deketin Mas Abi lagi!" Dengan napas memburu dan kedua mata merah menatapku, Jamilah melangkah dengan sangat cepat. Entah bagaimana caranya, tangan wanita itu tiba-tiba mendarat cantik di pipi kananku. Plak!Meskipun hanya sekali, tetapi rasanya sangat panas! "Mila! Hentikan!" Mas Abi bangkit dari kursi dan melerai Jamilah yang ingin melakukan lebih pada diriku. Tampaknya dia belum puas men4mpar pipiku dan ingin menjambak rambutku yang tertutup hijab. "Nggak bisa! Aku nggak akan melepaskan wanita ini sekarang!" Jamilah terdengar begitu marah pada Mas Abi, seperti sebelumnya memang sudah terjadi pertengkaran di antara keduanya."Mari kita selesaikan semuanya di rumah. Nggak enak kamu marah-marah nggak jelas di empat umum." Mas Abi kembali merayu, tetapi Jamilah masih tetap bersikeras ingin mencengker4m tubuhku. "Mas, aku nggak nyangka istrimu senekat ini. Apa yang terjadi pada rumah tangga kalian, sehingga dia berpikir aku merayumu?" Ucapanku semakin membuat muka Ja
Magbasa pa
40. Menunggu Jawaban
Jam alarm di handphone berbunyi membangunkan tidurku subuh ini. Kuraih benda pipih itu dan mengerjapkan mata memindai layar bercahaya yang menyilaukan mata. Tepat pukul lima pagi. Waktunya bangun dan melaksanakan kewajiban dua rakaatku.Hari ini libur kerja, aku ingin membersihkan kamar mandi sekalian dlmenguras baknya. Sudah satu bulan aku belum sempat membersihkan kolam per segi tempat air untuk mandi itu, jadi hari ini adalah waktu yang sangat cocok untuk melakukannya.Ketika sibuk di kamar mandi, tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu dan mengucap salam dengan suara nyaring. Suara seorang pria dan aku sangat paham suara siapa itu. Ya, benar. Itu suara Farid. Untuk apa dia ke rumah sepagi ini? Tanpa menyelesaikan pekerjaanku, aku segera ke depan dan membukakan pintu. Terlihat pria itu berpakaian rapi dengan senyum mengembang menatapku. "Kamu sudah siap belum, Kan? Ayo, kita berangkat sekarang!" ajaknya dengan penuh semangat yang sontak membuatku terkejut. "Berangkat? Mau
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status