Lahat ng Kabanata ng MENIKAHI MANTAN SUAMI TAJIR MELINTIR DEMI PUTRIKU: Kabanata 31 - Kabanata 40
138 Kabanata
LELAKI BERJIDAT BIRU
31Kecanggungan menyelimuti karena Abyasa terus saja menatap Elsa yang tengah mengemudi, dengan tatapan anehnya. Lelaki itu bahkan nyaris tak berkedip. Kapan lagi bisa menikmati kecantikan imut itu sedekat ini tanpa dilarang si empunya wajah?Elsa sendiri tetap menatap lurus jalanan dan pura-pura tidak tahu jika seseorang di kursi sebelah terus menatapnya, hingga suara dering ponsel Elsa berbunyi. Keduanya melirik ke belakang bersamaan di mana tas Elsa teronggok. Abyasa menyesali kenapa benda itu berbunyi dan mengacaukan imajinasinya. Diembusnya napas kasar.“Ternyata kau lebih sibuk dariku, ya. Ponselmu lebih sering berbunyi daripada punyaku.” Entah sindiran atau nyinyiran, yang pasti Abyasa berkata demikian seraya meraih tas Elsa yang sengaja ditaruh di bekalang.“Jangan!” Elsa berseru hingga tangan Abyasa hanya menggantung di udara. “Jangan diangkat!” lanjutnya.“Kenapa? Memangnya siapa yang menelepon? Buaya buntung lagi?” tanya Abyasa seraya meneruskan merogoh benda yang menyala d
Magbasa pa
BOS ANEH
32“Dicari bos!”Belum juga Elsa duduk di kursinya, sudah disambut dengan pemberitahuan yang membuatnya harus mengelus dada. Ia baru saja kembali dari pantry, dan di sana harus berurusan dengan orang aneh. Kini ia pikir bisa sedikit menarik napas dengan duduk di belakang meja. Nyatanya, langsung disambut perintah atasan yang dititipkan kepada Moza, dan disampaikan dengan ketus.Elsa menarik napas sebelum berjalan masuk ke ruangan itu.“Iya, Pak, ada yang harus saya kerjakan?” tanyanya langsung begitu tiba.Abyasa menoleh. Laki-laki itu sudah sibuk bekerja lagi. Padahal saat Elsa tinggal tadi masih meringis-ringis. Jidatnya masih lebam dan menonjol.“Kamu dari mana saja? Kenapa lama sekali?” tanyanya dengan raut wajah memelas.Elsa mengerakkan bola mata. Kalau masih sakit, kenapa pula sudah bekerja lagi, kenapa tidak istirahat saja. Elsa menggerutu, tentu hanya dalam hati.“Saya dari pantry, Pak. Ada apa? Apa yang harus saya kerjakan?” tanya Elsa lagi masih dengan berdiri di depan meja
Magbasa pa
JALAN HIDUP TAK TERDUGA
34“Papa Aby, Vivi mau naik kuda.” Terdengar suara cadel Davina dari depan dengan sangat ceria dan bahagia. Tawa geli dan kesenangan pun memenuhi seisi rumah.Elsa memejamkan mata setelah menjatuhkan punggungnya di dipan kayu kamarnya. Tak dapat dipungkiri Davina sangat bahagia jika sudah bertemu Abyasa seperti ini. Bahkan lupa kepada ibunya sendiri. Namun, lagi-lagi itu bukan alasan yang tepat untuknya menerima lelaki itu kembali.Bahkan, kekesalannya selalu saja bertambah setiap waktu. Terlebih hari ini. Karenanya ia tidak ingin menemui lagi lelaki itu. Masa iya setelah seharian melihat wajah menyebalkannya, kini di rumah masih harus bertemu. Karenanya, begitu sampai di rumah, Elsa langsung ke kamar mandi dan dan mengunci dirinya di kamar.Ia masih sangat kesal dengan perilaku lelaki itu. Begitu lancang menyentuhnya. Ada banyak cara membangunkan orang yang ketiduran, tidak harus menepuk pipinya segala, bukan? Ah, Elsa menyesali kenapa harus tertidur di jam kerja. Kenapa harus tertid
Magbasa pa
MAKHLUK APA?
35Hari ini Elsa bangun pagi-pagi sekali. Tujuannya tentu saja pergi ke kantor lebih pagi dari kemarin. Ia tidak ingin datang bersama Abyasa karena tidak mau semakin menjadi gunjingan. Karenanya, ia sudah memesan ojek sejak malam.Dengan ojek itulah ia berangkat. Semua sudah biasa Elsa lakukan. Karena ia bukan berasal dari keluarga kaya. Bahkan dulu, sebelum pernikahan pertamanya dengan Abyasa, ia seseorang yang sangat sengsara. Bukan hanya miskin, tetapi juga sempat menjadi buronan warga.Setelah diceraikan Abyasa, kehidupannya pun kembali ke titik nol, hanya saja saat itu ia punya skill hasil mengikuti kelas memasak hingga tidak terlalu sulit mejalani hari. Saat itu ia belum bertemu ibu kandungnya. Dan ayahnya masih bersatu dengan istri barunya. Ia hanya hidup seorang diri. Jadi, menjalani hidup seperti ini bukan perkara baru. Hidup nyaman dan bahagia hanya ketika menjadi istri Abyasa dan David. Jika dihitung lebih lama menjalani hidup sebagai orang miskin daripada hidup nyaman.Sed
Magbasa pa
HUKUMAN BERAT
36“Dan kalian akan aku pecat karena pagi-pagi sudah menggosipkan atasan!”Serta-merta Elsa dan Mahesa menoleh hingga mendapati wajah merah padam yang entah sejak kapan berdiri di sana. Keduanya menelan ludah dengan susah payah. Seolah punya radar, orang yang mereka bicarakan tahu-tahu sudah berada di sana tanpa mereka sadari.Elsa dan Mahesa saling lirik dengan gerakkan kaku. Seolah saling melemparkan tanya, apa orang itu mendengar semua yang mereka bicarakan?Keduanya kembali menghadap pintu saat seseorang yang menjadi momok menakutkan itu berdehem cukup keras. Lagi-lagi Elsa menelan ludah. Entahlah, wajah Abyasa saat ini terlihat sangat menakutkan.“Elsa, ke ruanganku!” perintah lelaki berwajah merah lagi tak terbantah. Namun, tubuh Elsa bahkan sulit untuk digerakkan.“Apa yang kau tunggu? Cepat ke ruanganku sekarang juga!” Abyasa mengulang perintah saat melihat Elsa malah membeku di tempatnya.Abyasa berjalan menghampiri dan ingin meraih tangan sang wanita, tetapi gegas Mahesa men
Magbasa pa
ANAK DUKUN?
37Suara pintu yang diketuk, disusul seseorang yang masuk dan mengucap salam, membuat keduanya terjengkit kaget. Elsa gegas bangkit dan melepaskan diri dari pangkuan Abyasa. Kemudian merapikan kemeja dan rambutnya yang pasti berantakan.Abyasa juga bangkit dengan memasang wajah kecewa. Kemudian berjalan menghampiri wanita ber-rok pendek yang mematung dengan mulut menganga di depan pintu. Sungguh Abyasa tidak menyangka sekretarisnya akan masuk di saat yang tidak tepat.“Lain kali jangan dulu masuk sebelum aku persilakan,” ujarnya kemudian yang membuat Moza menunduk dan mengangguk.“Baik, Pak,” jawabnya tidak enak hati.“Ada apa? Jam kerja belum dimulai, aku bahkan baru mulai sarapan,” tanya Abyasa lagi saat tidak melihat Moza membawa dokumen apa pun. Hanya sebuah bungkusan di tangannya.Masih dengan menunduk, Moza menjawab, “saya ingin menyampaikan jika laporan dari department marketing sudah saya kirim ke e-mail anda.”“Baiklah.” Abyasa menjawab singkat. “Kau boleh kembali ke mejamu.”
Magbasa pa
AKU SELALU BERDOA
38“Jahat banget,” ringis Abyasa seraya merapatkan kakinya seperti wanita.Elsa membuang pandangan dengan galak.“Sudahlah, ayo makan. Ini perintah!” ujar Abyasa lagi seraya berjalan kembali menuju meja. Kemudian duduk di salah satu kursi.Sementara Elsa walaupun dengan ragu dan tidak rela, akhinya menurut karena melihat wajah itu begitu serius dan tak terbantah. Terlebih Abyasa terlihat jinak dan tidak membahayakan lagi.Elsa memakan makanan yang dibawa sang bos, dalam diam. Kursi ia jauhkan untuk menghindari kejadian sama terulang. Entah lapar atau enak, yang pasti satu kotak bubur Manado tandas dalam waktu yang tidak lama. Abyasa selalu punya radar yang bisa tahu makanan yang sedang ingin disantapnya.Perut Elsa sebenarnya memang lapar. Sejak semalam tidak masuk makanan karena pikiran yang semrawut. Dan pagi tadi belum sempat ia menghabiskan rotinya, insiden badrun di pantry sudah terjadi. Bahkan segelas susu kental manis yang ia seduh belum sempat diminumnya.Elsa bersendawa tanpa
Magbasa pa
PELET?
39Dengan wajah merah padam, Elsa membalikkan badan. Tatapannya bahkan menyala. Tanduk terasa keluar dari kepalanya. Namun, saat hendak melabrak lelaki itu, telepon di meja Abyasa berdering hingga ia urung melangkah.Abyasa sendiri bangkit dan menuju mejanya. Mengangkat panggilan dengan berdiri di samping meja.“Ya,” sapanya datar seperti biasa.“Maaf, Pak Bos. Pak Mahesa ingin ke ruangan anda.”“Shit!” Abyasa mengumpat seraya menutup panggilan. Kemudian berjalan menuju pintu, melewati tubuh Elsa yang menepi. Merogoh sakunya yang tadi bahkan sudah Elsa rancang akan merogoh paksa jika lelaki itu tidak mau menyerahkan anak kunci dengan baik-baik.Pintu terbuka. Diam-diam Elsa bersyukur ada telepon itu hingga akhirnya Abyasa membuka kuncinya sendiri.Siapa gerangan yang ingin bertamu sepagi ini? Atau mungkin Moza yang ingin masuk lagi? Ia tidak dapat mendengar dengan siapa Abyasa bicara di telepon barusan. Namun, mendengar umpatannya, ia yakin jika seseorang itu bukan tamu yang diharapka
Magbasa pa
IBU MACAM APA?
40Elsa memijat pelipis. Kepalanya pusing. Selama makan siang dengan Mahesa tadi, Abyasa terus saja menghubunginya. Tentu saja ia mengabaikannya. Bahkan tidak menyentuh dan melihat ponselnya sama sekali sejak tahu di panggilan pertama jika yang menghubunginya adalah Abyasa.Sikap macam apa itu? Bos adalah seseorang yang bisa mengaturnya saat jam kerja. Di luar itu, tidak punya hak apa pun kepada karyawannya.Sementara yang membuat kepalanya semakin pusing, adalah Mahesa. Pemuda itu membuat hidupnya semakin rumit. Tadi dengan posesif pemuda berkuncir memperlakukannya seolah seorang pasangan. Menarik kursi, mengambilkan makanan, menyuapinya. Semua dilakukan Mahesa secara berlebihan, hingga Elsa merasa risih.Endingnya Elsa tahu kenapa pemuda itu berlaku demikian. Hanya agar seseorang yang selama ini mengejarnya, mundur karena mengira Elsa kekasih pemuda itu.Abyasa dan Mahesa, dua kakak-beradik yang membuat kepalanya pusing dan hidupnya menjadi rumit.Bagaimana tidak? Abyasa membuat dir
Magbasa pa
DUA ANAK PEREMPUAN
40Elsa duduk dengan gelisah. Kedua tangannya menyatu. Jari-jemarinya saling memilin hingga buku-bukunya memutih. Hatinya cemas tiada tara. Di dalam sana Davina tengah ditangani dokter.Setelah Abyasa mengajaknya pulang tadi, degup jantungnya belum jua kembali normal. Mendapat kabar Davina semakin parah dan kini terkena sesak napas. Dada Elsa ikut sesak. Selama perjalanan dari kantor menuju rumah, hatinya terus gelisah. Karenanya saat sampai, ia langsung berlari dan malah meluruh saat melihat Davina yang mengkhawatirkan.Sementara Abyasa bergerak cepat dengan manggendong anak berusia tiga tahun itu dan membawanya ke mobil. Elsa menyusul walaupun dengan tubuh yang terasa melayang.Di sini ia sekarang. Di depan ruangan paling muka di rumah sakit. Di dalam sana Davina tengah ditangani dokter dan Abyasa menemaninya.Bukan sengaja memang jika Abyasa yang di dalam dan ia yang menunggu di sini. Tangan Davina mencengkeram kuat kemeja Abyasa yang menggendongnya dari mobil hingga IGD ini. Karen
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status