All Chapters of MENIKAHI MANTAN SUAMI TAJIR MELINTIR DEMI PUTRIKU: Chapter 51 - Chapter 60
138 Chapters
MAAF
51“Apa yang anda lakukan ….”Elsa memekik seraya menarik tangannya yang seketika mengalirkan sensasi aneh ke seluruh tubuh. Dadannya mendadak ramai dengan sesuatu meletup-letup. Sementara lututnya terasa lemas. Jika saja sedang berdiri, niscaya kedua kakinya tidak akan sanggup menopang tubuhnya.Elsa gegas melepaskan tangannya dari cekalan Abyasa, kemudian diusapkan ke bajunya seolah dengan begitu jejak yang ditinggalkan bulu-bulu itu akan hilang. Sayangnya sudah terlanjur menyebar ke seluruh tubuh hingga ia dengan terpaksa memaksa tubuhnya agar bisa berdiri dan pergi dari sana.Toilet adalah tujuannya saat ini. Walaupun dengan kaki yang terasa lemas, ia harus ke sana. Mencuci tangan bekas usapan paksa itu dengan sabun sampai bersih hingga tidak ada jejak apa pun yang tersisa di sana. Dan yang terpenting, menormalkan detak jantung yang seolah ingin melompat, juga lutut lemasnya. Mungkin dengan duduk sebentar di toilet, semua bisa kembali normal seolah tidak pernah terjadi apa pun.El
Read more
TOLONG KATAKAN!
52Abyasa perlahan berdiri setelah bisa menguasai dirinya. Dengan tatapan nanar tak lepas dari wajah tenang itu, sang lelaki berjalan pelan menuju meja Elsa. Tidak ada kata yang keluar lagi mulutnya setelah kata maaf tadi. Maaf, menjadi kata tunggal yang ia lontarkan.Elsa bukan tidak tahu jika Abyasa berjalan ke arahnya. Ia tetap bersikap tenang dengan mengerjakan apa yang ia bisa.Satu yang membuat tenang, tatapan penyesalan lelaki itu yang terakhir ia lihat sebelum menekuri layar komputer, menandakan jika ia tidak akan berbuat macam-macam lagi. Karenanya Elsa tetap tenang di kursinya.Hanya saja, saat tubuh tinggi tegap itu sudah berada tepat di samping mejanya, Elsa dibuat tertegun karena tiba-tiba saja Abyasa menjatuhkan dirinya di lantai dengan lutut sebagai tumpuan. Lelaki itu bersimpuh tepat di samping kaki Elsa yang refleks merapat karena risih. Untung saja ia memakai celana panjang, bukan rok pendek seperti yang dipakai Moza.Ngomong-ngomong, Elsa tak urung kaget dengan aksi
Read more
KELONGGARAN
53Elsa gegas mengusap kasar pipinya dengan beberapa lembar tisu. Abyasa melakukan hal sama, tetapi dengan punggung tangan. Lelaki itu menundukkan kepala. Sementara di depan pintu sana, Moza masih mematung dengan setumpuk berkas yang nyaris lepas dari tangannya. Wanita itu tidak tahu apa yang harus ia pikirkan. Sang bos yang ia kenal dingin, tidak pernah tersenyum, dan tegas dalam pekerjaan, tengah bersimpuh di kaki seorang wanita yang di matanya sangat biasa. Tidak ada istimewanya sama sekali.Moza mengerjap berkali-kali setelah menguasai dirinya, kemudian memutar tubuhnya hendak keluar. Namun, Abyasa yang menyadarinya gegas menahan.“Tetap di sana, Moza!” ujar lelaki itu masih di posisi sama. Berlutut di dekat kaki Elsa.Bukan hanya Moza yang heran, tapi Elsa juga dibuat terperangah oleh ucapan Abyasa.“Iya, Pak.” Moza menjawab sembari mengangguk dan memeluk semua berkas yang tadi nyaris terjatuh. Wanita itu siap menerima perintah.“Tetap di sana dan jadilah saksiku!” perintah Abyas
Read more
GENG NYINYIR
54“Boleh aku bergabung di sini?” tanya Elsa seraya menunjuk kursi kosong di antara tiga wanita itu. Kini, Elsa berdiri di samping meja Moza dan kawan-kawannya yang tidak menyangka wanita itu justru seberani itu mendatangi mereka.Moza dan kedua temannya saling pandang sebelum menatap kaku Elsa yang justru menyunggingkan senyum. Tidak ada raut tersinggung atau tengah kesal terhadap mereka padahal yakin jika wanita berpostur mungil itu mendengar nyinyiran mereka.“Kalau tidak ada yang menjawab di antara kalian, aku artikan mengizinkan,” lanjut Elsa lagi sembari mendudukkan diri di kursi kosong itu. Kemudian menaruh alat-alat makannya di meja. Membukanya, kemudian mulai menyuap lagi.Baru dua suapan makanan itu masuk mulutnya, Elsa mendongak dan mengedarkan pandangan kepada tiga wanita bermake up menor di hadapannya.“Kenapa? Ada apa dengan kalian? Kenapa tidak makan?” tanya Elsa dengan wajah sok polos. Tangannya menunjuk makanan di depan masing-masing yang mendadak diabaikan pemiliknya
Read more
YANG PENTING DAVINA
55Bahkan di hari pernikahan, Moza dan teman-temannya masih terlihat tidak percaya jika wanita yang mereka anggap biasa dan tidak istimewa sama sekali itu, menjadi ratu sehari yang berhasil bersanding dengan bos mereka.Bukan hanya Moza dan gengnya sebenarnya yang tidak percaya. Bahkan seluruh karyawan nyaris tidak percaya. Kecuali karyawan senior yang sudah lama bekerja di perusahaan itu dan tahu sedikit banyak kisah hidup bos mereka.Bagi mereka, tidak mengherankan jika Abyasa akhirnya menikah lagi dengan Elsa. Karena dulu mereka sempat menikah walaupun hanya dalam hitungan bulan saja. Saat Abyasa tak kunjung menikah lagi sejak kejadian yang nyaris membuat perusahaan itu gulung tikar karena pemiliknya hampir meninggal dan akhirnya terpuruk, semua karyawan menduga jika Abyasa menunggu Elsa menjadi janda lagi. Terbuktilah sekarang.Dulu, tidak ada pesta pernikahan mewah seperti ini. Karenanya pernikahan kali ini benar-benar ingin digunakan Abyasa untuk menunjukkan kepada dunia jika di
Read more
LUPA
56Abyasa mematung di tempatnya dengan wajah tertutup kain lembut nan basah yang menguarkan wangi sabun. Omelan terdengar memenuhi ruang pendengaran sebelum dadanya terasa didorong mundur.Seperti kerbau dicocok hidung, Abyasa hanya bisa mundur tanpa perlawanan, hingga suara sangat keras terdengar memekakkan telinga. Suara pintu yang ditutup dan dibanting. Mungkin dirinya kini sudah berada di luar kamar mandi. Itu pikir Abyasa karena wajahnya masih tertutup kain.Baru saja ingin mengambil kain itu dari wajahnya, terdengar suara pintu yang dibuka lagi. Disusul renggutan kasar kain yang menutupi wajahnya itu. Hingga ia bisa melihat wajah Elsa yang merah memegangi benda itu. Selanjutnya, pintu yang hanya berjarak beberapa centi meter di depannya, kembali ditutup dengan kasar. Rupanya Elsa lupa mengambil handuknya yang ia lempar dan akhirnya menutupi wajah Abyasa.Abyasa mengerjap. Mencoba mengumpulkan lelembutnya yang beterbangan entah ke mana. Lelaki itu mencoba berjalan ke arah ranjang
Read more
KENAPA?
57Entah jam berapa Elsa terbangun dari tidurnya. Kantung kemih yang penuh, membuat matanya yang masih sangat rapat ia buka paksa. Wanita itu merenggangkan dulu otot-ototnya sebelum benar-benar membuka mata.Namun, Elsa mendadak menghentikan gerakkan saat menyadari sesuatu. Kenapa tempat tidurnya jadi berasa sangat luas? Nyaman pula.Elsa membuka mata. Kemudian memperhatikan tempatnya bebaring sebelum mengedarkan pandangan. Kedua mata wanita itu berkedip-kedip sebelum terbangun dengan refleks. Keheranan menyelimuti kenapa dirinya jadi berada di ranjang. Padahal tadi yakin tidur di sofa.Tangan Elsa menyibak selimut, kemudian meraba-raba seluruh tubuhnya. Tidak ada yang aneh. Bajunya masih lengkap, dan ia tidak merasakan apa pun. Ranjang King size yang ia tiduri juga masih luas pertanda ia hanya tidur sendiri di sana. Lalu … Elsa menoleh cepat ke arah sofa di mana Abyasa pulas di sana dengan selimutnya yang jatuh dan terserak di lantai.Elsa kembali mengerjap dan mengingat. Apa ia yang
Read more
SEMOGA TETAP AMAN
58“Apa anda takut aku tahu rahasia anda? Apa anda takut aku tahu jika anda mengidap menyakit aneh lagi?” tuding Elsa dengan sinis.Abyasa mengerjap dan menunduk sebentar. Kemudian menarik napas panjang dan memasang wajah tenang. Tidak terlihat takut atau apa pun. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan tidak ada jejak jika tadi mengigau extrim.Lelaki itu duduk di sofa yang menghadap ranjang. Elsa sendiri masih duduk di atas ranjang tersebut dengan kaku.“Aku tidak pernah takut dan malu rahasiaku bahkan yang terdalam sekali pun kamu ketahui, Elsa. Toh, kamu istriku, kamu berhak tahu,” ujarnya yakin dan tenang. Bibirnya selalu menyunggingkan senyum tipis.Sementara Elsa diam menyimak dengan tubuh kakunya.“Aku punya rahasia, aku sakit lagi, itu benar. Walaupun tidak separah dulu. Kejadian tempo hari dengan Laura masih membekas walaupun sudah lama dan aku sudah mendatangi psikiater. Tapi sekali lagi aku tidak takut dan malu sama sekali di depanmu. Kamu tahu kenapa?” Diakhiri pertan
Read more
MAMA GALAK VS MAMA CANTIK
59Entah jam berapa ini, yang pasti Elsa masih bergelung dalam selimut. Namun, pintu kamar ada yang mengetuk dan tidak lama terdengar jeritan suara cadel disusul pergerakkan kasur di belakangnya.“Hore Mama sama Papa Aby bobonya satu kamar, pasti Vivi mau punya adik.”Elsa membuka mata yang masih terasa lengket. Guncangan di tubuhnya walaupun tidak kuat membuatnya terpaksa membuka mata.“Vivi?” gumamnya setelah yakin jika yang berteriak dan mengguncang tubuhnya adalah Davina. “Kenapa udah bangun? Ini masih malam, kan?”Wajah mungil di hadapannya yang sudah cantik dan wangi melongo sebentar, sebelum satu telunjuknya menunjuk jendela yang tirainya sudah terbuka dan cahaya terang menerobos masuk dari balik kacanya.“Ini udah siang, Mama. Mama kesiangan, ya? Mama bobonya pules sama Papa Aby, ya?”Elsa mengucek mata demi mendengar pertanyaan sang anak yang begitu pintar. Kemudian mengerjap sebelum menatap wajah bercambang yang juga sudah segar. Wangi lemon menguar dari tubuhnya yang berdir
Read more
PELAJARAN BERHARGA
60“Ada apa mereka datang?” tanya Abyasa saat berjalan beriringan menuju ruang tamu.Davina dalam gendongan Abyasa mempermainkan bulu-bulu halus di rahangnya. Sesekali bocah itu tertawa geli sendiri. Kelakuannya persis Elsa dulu yang suka sekali mengusap-usap benda itu.“Mana aku tahu mereka mau apa?” Elsa menjawab seadanya.Mereka langsung mendapati Adrian yang tersenyum ramah dan ibunya yang hanya duduk dengan wajah masih pucat, begitu tiba di ruang tamu.“Selamat pagi, maaf mengganggu pagi-pagi,” ujar Adrian dengan ramah. Wajahnya sedikit tirus dan lebih gelap dari terakhir mereka bertemu. Mungkin di tahanan lebih sering bertemu matahari.Walaupun heran dan tentu saja kurang suka, Abyasa balas mengangguk untuk menghargai tamu. “Jadi, apa yang bisa kami bantu?” tanyanya dengan duduk memeluk Davina di sampingnya. Anak itu seolah trauma melihat keluarga ayahnya sendiri. Terbukti sejak tadi terus menyembunyikan wajahnya di dada Abyasa.“Kami ingin bicara dengan Elsa, boleh kan, Pak Aby
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status