Semua Bab Terjerat Hasrat Cinta Atasanku: Bab 101 - Bab 110
124 Bab
Pancing memancing
“Ini segera pakai bajumu, sampai kapan seperti ini.” seru Arseno sambil memberikan pakaian dalam Sintia yang berada di tangannya.Arseno yang berdiri sambil membelakangi Sintia dia hanya bisa menghembuskan nafasnya, kali ini sintia benar-benar sedang menguji dirinya.Dan Arseno Pun melangkahkan kakinya berniatan untuk segera keluar dari kamar Sintia.Dan lagi-lagi langkahnya terhenti kala Sintia yang berada di balik badannya meminta tolong kepada dirinya.“Sayang boleh gak aku minta tolong?” seru Sintia yang menghentikan langkah Arseno.Arseno yang mendengar itu dia tak habis pikir dengan Sintia yang berusaha menguji kesabarannya. “Lihat saja kalau kamu sudah sembuh, kamu goda aku akan ku lakukan saat itu juga, siapa suruh pancing-pancing aku.” gumam Arseno yang sudah tampak kesal terhadap Sintia.Dan Arseno pun membalikkan badannya dan dia pun melangkahkan kakinya mendekati Sintia yang tengah berdiri di dekat tempat tidurnya.“Apa lagi?” tanya Arseno.Sintia pun memberikan baju dalam
Baca selengkapnya
memutuskan
“Eh apa sih bapak ini, aneh sekali.” jawab Nini.Dan Arseno pun berangkat bekerja, dia berangkat dengan menaiki mobilnya sendiri.Di depan pintu gerbang Arseno yang berada di dalam mobil dia memberitahu pak Maman untuk mengantar Sintia ke rumah sakit.Dan pak Maman pun menganggukan kepalanya. “Siap pak, hati-hati di jalan pak.” jawab pak Maman sambil melihat kepergian mobil Arseno yang terus menjauh dari dirinya.Pak Maman pun berdiri sambil menggelengkan kepalanya melihat bosnya yang sedikit ramah kepada dirinya.Dan pak Maman sangat memuji Sintia karena bisa mengubah sikap tuan mudanya tersebut.“Wah kerja bagus mbak Sintia biasa mengubah singa menjadi kucing.” ujar pak Maman sambil cengengesan.Di sisi lain Arseno yang sedang berangkat ke kantor dia terus saja menerima panggilan telepon dari para koleganya yang banyak mempertanyakan kebijakan nya mengenai pengambilan barang mentah dalam negeri.Mereka sedikit kurang setuju karena bahan mentah dari dalam negeri kualitasnya kurang ba
Baca selengkapnya
harus menurut
Arseno pun merasa pikirannya sudah penuh dia pun memutuskan untuk pulang lebih awal.Arseno melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, jam yang berwarna hitam yang didesain khusus jam tangan laki-laki yang sangat elegan.“Jam 2 siang.” ujarnya lirih.Dan Arseno meraih ponsel yang berada di meja yang terletak di depannya.Arseno sedang ingin menelpon Sintia untuk mengetahui keberadaannya.Selang tak beberapa lama akhirnya panggilan teleponnya diangkat oleh Sintia.“Hay sayang.” sapa Sintia di balik telepon.Mendengar Suara Sintia membuat Arseno merasa sedikit tenang beban pikirannya rasanya sedikit berkurang.“Dimana sekarang sayang? Apa sudah ke rumah sakit?” tanya Arseno sambil menyenderkan kepalanya di kursi dan menatap langit yang tengah membiru.Sintia pun menjelaskan jika dirinya sudah ke rumah sakit dan dia juga menceritakan jika lukanya sudah sembuh namun kulitnya sedikit kemerahan.“Emm keadaan tangan ku sudah lebih baik sayang, oh iya aku besok bisa bekerja kembali. Aku k
Baca selengkapnya
posesif
“Eh ngelunjak sekali kamu sayang.” jawab Singkat Sintia.Dan Arseno yang mendengar itu dia pun beranjak dari duduknya dan dia berusaha untuk menyudahi semua perdebatan dengan Sintia.Dan sebelum pergi Arseno mempertegas lagi aturannya ke Sintia.Ya memang diakui dari awal Arseno itu adalah sosok yang dingin dan dia juga sifatnya sangat keras jadi Sintia gak heran dengan sifat Arseno yang terkesan posesif kepada dirinya.Sintia yang berzodiak taurus memang di kenal dengan orang yang batu, dia sangat keras dalam pendirian namun jika sikapnya berubah seperti Sintia maka jangan heran berarti hatinya benar-benar dikuasai oleh cinta, cintalah yang bisa menaklukan wanita yang berlambang banteng tersebut.Dan Sintia yang duduk bersandar di tempat tidurnya melihat Arseno yang beranjak pergi keluar dari kamarnya.Sintia yang melihat itu dia pun tersenyum di sudut bibirnya.ĺArseno yang keluar dari kamarnya dia pun masuk ke kamarnya sendiri.Dia oun melepas baju yang menempel di badannya dan men
Baca selengkapnya
backstreet
Dan di bawah tangga ternyata ada Nini yang sedang keluar dari kamar bu Ratih.Nini melihat tuan mudanya yang sedang membawa tas wanita itu langsung seketika kembali masuk ke kamar bu Ratih.Nini berniatan untuk melaporkan kejadian yang dilihatnya barusan.“Nyonya nyonya saya lihat barusan bapak lagi turun ke bawah sambil membawa sebuah tas wanita pasti tas itu milik mbak Sintia.”ujar Nini yang sangat heboh dalam bercerita.Bu Ratih yang sedang tertidur dia pun tersenyum tipis di sudut bibirnya dia merasa bahagia jika anaknya sudah mau membuka hati.Bu Ratih sempat berpikir jika dirinya tak memiliki keturunan sebagai pewaris tahta kekayaan miliknya.“Terimakasih ya Nini sudah memberitahu saya, sekarang kamu bisa keluar lagi dan bekerja kembali.” jawab bu Ratih.Dan Nini yang mendengar itu dia pun menganggukan badannya sebagai tanda permisi dan segera keluar.Dan Nini pun langsung menuju ruang makan dan di sana sudah ada Arseno yang sudah duduk namun belum makan.“Nini mama sudah makan
Baca selengkapnya
menggoda
Arseno yang mendengar itu dia hanya terdiam dan berpura-pura untuk tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Sintia.Dalam diamnya dia terus saja menggoda Sintia dengan jari usilnya.Lift pun terbuka dan semua orang pun keluar dari pintu lift kecuali Sintia yang harus naik 2 lantai lagi di atasnya.“Loh kok gak keluar bapak, kan ruangan bapak ada di lantai ini?” tanya Sintia dengan nada yang pelan-pelan.Arseno terdiam namun bibirnya tersenyum tipis, dan di pun tak ingin menanggapi apa yang dikatakan Sintia.Dan pintu lift pun tertutup kembali di dalam lift hanya tersisa mereka berdua dan Arseno pun menggerakan tangan kanannya dan merangkul kepala Sintia.Sintia yang diperlakukan seperti itu dia pun terkejut. “Apa sih yank, gak enak tahu dilihat orang.” seru Sintia yang berusaha melepaskan diri dari Arseno.Namun semakin Sintia memberontak semakin erat tangan Arseno di pundak Sintia.Dan Arseno pun segera melepaskan kepala Sintia dari cengkramannya karena sebentar lagi pintu Lift terbu
Baca selengkapnya
Arga marah
Sintia terus saja memainkan tangan nakalnya dan memang itu disengaja olehnya untuk mengetes sang kekasihnya,Sedangkan Arseno yang sedang duduk berusaha untuk menenangkan dirinya di hadapan Arga.“Oh ya ga kamu bisa gak pergi dari sini, nanti aku akan ke kantormu untuk melanjutkan masalah ini.” seru Arseno dengan nada yang sedikit terbata-bata.Arga yang tengah duduk di hadapan Arseno dia pun mengerutkan dahinya melihat tingkah Arseno yang sedikit aneh menurutnya.Dan Arga terus saja memperhatikan Arseno membuat Arseno sedikit marah.Dan pada Akhirnya dengan berat hati Arga pun pergi. “Ya sudah nanti kamu bisa datang ke kantorku, aku tunggu.” seru Arga sambil pergi.Dan Arseno pun ikut beranjak dari duduknya dan dia pun segera menutup pintu ruangannya dan dia kunci.Sintia tak tahu atas perbuatannya itu dia harus di bertanggung jawab.Sintia pun keluar dan melihat Arseno sudah berdiri di depan pintu sambil matanya menatap tajam Sintia,Sintia yang melihat itu dia pun membulatkan mata
Baca selengkapnya
Sintia marah
Dan Lia pun mulai mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Arga dan dia pun berusaha menyelesaikan dengan sebaik mungkin.saat Lia sedang mengerjakan tugasnya ternyata ada sesosok seorang laki-laki yang berjalan masuk ke dalam ruangan bosnya tersebut.“Dari kelihatannya itu bukan orang sembarangan bajunya terlihat bermerek.” gumam Lia sambil matanya terus menatap laki-laki itu.Dan di belakang laki-laki itu ada seorang wanita yang berpakaian rapi dengan tampang yang sedikit tajam dengan raut muka yang tak ada ramah-ramahnya.“Iss wanita itu bener cantik tapi kelihatannya galak, dari matanya saja sudah jelas terlihat banyak raut amarah” lanjut Lia.Yah laki-laki yang akan masuk ke ruangan Arga itu adalah Arseno dan di belakangnya adalah Sintia.Ya memang Sintia wanita berzodiak taurus, dia tak bisa menyembunyikan apa yang dirasakan, dia tak bisa menutupi raut wajahnya karena bagi wanita yang berzodiak taurus anti sekali munafik.Ya saat ini Sintia sedang marah kepada Arga yang bersikap
Baca selengkapnya
Sintia meluapkan marahnya karena sudah berani melukai perasaan sahabatnya
Arseno yang mendengar itu dia hanya bisa menelan ludahnya sendiri, entah kenapa Arseno menggaruk-garuk kepalanya sendiri yang tak gatal itu.“Ya sudah aku pulang dulu Arga, ingat masalahmu harus kamu atasi jangan sampai melebar kemana-mana seperti ini.” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia yang masih duduk terpaku.Dan Arseno serta Sintia akhirnya keluar dari ruangan Arga.Dan Arga pun mengantar kepergian mereka, namun sayang langkah Sintia terhenti kala melihat Lia yang sedang duduk di kursi meja kerjanya sambil memperhatikan ke arah dirinya.“Apa kamu lihat saya?” tanya Sintia sambil melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Lia.Sintia benar-benar kesal terhadap perempuan yang gak punya harga diri dan gak punya value itu tak ubahnya seperti seorang wanita yang merendahkan dirinya sendiri.“Kamu kan yang di pergoki teman saya kala berdua dengan bapak Arga?” tanya Sintia sambil matanya terus menatap Lia dengan tajam.Lia yang sedang duduk di kursi meja kerjanya merasa sa
Baca selengkapnya
program hilirisasi
Ke esokan harinya Arseno harus segera bersiap-siap karena hari ini dia sedang sibuk seharian dan nanti siang dia harus ke hotel untuk menyambut para tamu undangan yang datang memenuhi undangan darinya.Arseno pun siap kerja dengan setelan jas seperti biasa yaitu warna hitam.Arseno pun keluar dari kamarmya dengan membawa sebuah tas yang berisi berkas-berkas penting.Sebelum turun ke lantai bawah seperti biasa dia mampir dulu di kamar Sintia, Arseno pun langsung membuka pintu kamar Sintia yang membuat Sintia yang sedang di dalam yang sedang di depan cermin kaget. “Ahhh ya ampun bisa gak sayang kamu kalau masuk kamarku ketuk pintu terlebih dahulu.” seru Sintia dengan sedikit teriak karena terkejut.“Ini kan rumah ku bebas dong.” jawab arseno yang berdiri di depan pintu kamar Sintia.Mendengar jawaban dari Arseno membuat Sintia keluar dari kamarnya secepatnya dengan tangan kanannya menenteng tasnya. “Aku tahu kalau ini rumah kamu sayang, tapi gak gitu juga aku kan juga butuh privasi.” ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status