Seorang wanita belia yang baru lulus kuliah bernama Sintia, dia ada panggilan interview kerja di sebuah perusahan besar. Dia wanita yang periang namun pecicilan. Suatu hari dia mengalami kejadian yang tak mengenakan sebelum berangkat interview, dia di hina oleh orang kaya yang tak lain adalah bos perusahaan tersebut. Ketika Sintia Samapi kantor, dia terkejut karena orang yang menghinanya adalah pemegang perusahaan. Tapi untungnya meskipun dia ada masalah dengan pemilik perusahaan itu, dia masih di terima kerja di perusahan tersebut. Sintia bekerja tidaklah semudah itu, dia bekerja di bawah tekanan bosnya yang bernama Arseno. seiring berjalannya waktu, dengan kesabaran penuh Sintia meskipun kerap emosi membuat bosnya bernama Arseno menjadi jatuh hati kepada Sintia. Arseno berusaha mengambil hati Sintia dengan caranya sendiri. cara yang tak seperti umumnya seorang laki-laki biasa.
View More"Hey bisa gak berhenti klakson berisik tau." teriak Sintia di atas motor.
"Saya lagi terburu-buru," jawab Arseno dari dalam mobil.Sintia merasa kesal dengan suara tersebut lalu memutuskan untuk turun dari sepedah."Kesempatan nih sudah lama aku gak marah-marah,udah pikiran banyak di tambah lagi suara bising lengkap sudah." gumamnya dalam hati jengkel.Sintia pun melangkahkan kakinya ke arah mobil Arseno dengan nafas naik turun.Mobil sedan dengan warna hitam dengan nomor plat yang cantik, menandakan sang pemiliknya bukan orang sembarangan."Keluar kamu, kamu kira hanya kamu saja yang terburu-buru?" tanya Sintia sambil mengetuk kaca mobil .Sintia mengeluarkan sumpah serapah kepada Arseno sang pengendara mobil.Arseno pun membuka kaca mobilnya,Melihat Sintia yang marah-marah di jalan, menjadinya pusat perhatian para pengguna jalan lainnya yang tengah terjebak kemacetan.Jalanan lagi macet di karena ada sebuah kecelakaan lalu lintas di tengah jam sibuk. Kecelakan tersebut membuat kemacetan panjang.Melihat Sintia marah, ada segelintir orang yang memanfaatkan kejadian tersebut dengan mengambil video dan mengunggahnya ke laman media sosial.Disisi lain polisi berusaha mengurai kemacetan dengan mengalihkan arus lalu lintas.Sedangkan di tempat itu Arseno menatap tajam tanpa sepatah kata pun ke Sintia.Sintia terkejut ternyata pengendara mobil itu sudah sedikit tua, namun tingkahnya seperti anak muda yang keren serta memakai baju yang sedikit fashionable.dua pengendara itu yang sedang emosi sama-sama salah yang satu kurang sabar, yang satu lagi gampang emosi seperti itu lah gambarannya.Tak terasa jalanan normal kembali. Arseno yang menyadari itu hendak melajukan mobilnya.Sintia yang menyadari jalanan sudah normal dia melangkahkan kakinya untuk mengambil sepedanya yang terparkir di bahu jalan."Dasar orang sombong mentang-mentang kaya." teriaknya sambil menepikan sepedanya.Di dalam mobil Arseno tersenyum sinis. Dia meluapkan emosinya dengan menekan klakson berulang kali sehingga Sintia bertambah kesal.Arseno pun melajukan mobilnya dengan keadaan kesal. Kejadian tadi membuatnya malu karena dia jadi pusat perhatian, bahkan ada orang yang memvideokan dirinya tanpa seizinnya."Dasar perempuan kampungan." gumamnya dalam hati.Arseno melihat jam yang ada di tangan kanannya. Jam yang berwarna hitam elegan nan mewah."Huu kurang 10 menit, jika aku telat bisa bahaya."setelah beberapa menit kemudian sampailah Arseno di kantor. Kantor yang sangat luas, rapi dan bersih serta begitu banyak karyawan bekerja di bawah naungan keluarganya."Selamat pagi pak," sapa karyawannya dengan tersenyum.Arseno pun hanya mengangguk tak menjawab. Dia berjalan dengan gagahnya menunjukan tampang yang identik tegas. Arseno pun jarang terlihat bicara, dia akan banyak bicara ketika rapat saja, selain dari itu dia akan diam.Meskipun Arseno bersifat Angkuh tapi dia mendedikasikan dirinya kepada kantor tersebut. Baginya banyak beban yang harus dia pikul untuk kesejahteraan karyawannya.Arseno pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.Ruangan yang lumayan nyaman dengan dihiasi lukisan gunung di dindingnya.Seperti biasanya Arseno mulai mengerjakan beberapa tugasnya.Tok tok tok (suara mengetuk pintu)."Masuk," ujar Arseno dari dalam."Selamat siang pak Arseno, rapat dilaksanakan 5 menit lagi di ruangan rapat no 1 depan." ujar karyawannya.Arseno pun menganggukan kepalanya sebagai tanda mengerti.Karyawan tersebut melangkahkan kakinya keluar dan Arseno mulai menyiapkan beberapa lembar kertas yang akan dibawanya.Arseno pun keluar dari ruangannya, dia berjalan dengan sedikit tergesa-gesa sambil merapikan jasnya.Dia berjalan dengan langkah tegap dan dengan wajah yang angkuh. Dia mengira kalau dirinya hebat dia merasa kecerdasannya tiada yang menandinginya apalagi ditambah dia adalah anak pemilik perusahan tersebut.Arseno berjalan menuju lobby dengan melihat smartphonenya yang canggih dengan keluaran terbaru."Ahhhhh," teriak terkejut Sintia yang terpental hampir terjatuh bertabrakan dengan Arseno yang sedang menatap layar ponselnya itu.Sintia mendongakan kepalanya keatas, betapa terkejutnya ketika dia menabrak seorang yang sedang berjalan keluar. Seorang yang berpakaian rapi dengan setelan jas hitam dan bersepatu hitam mengkilap."Maaf, maafin saya, saya tidak sengaja," ujar Sintia dengan terbata-bata dengan nafas yang ngos-ngosan.Arseno hanya menatapnya dan memasukan smartphonenya kedalam saku celana dengan wajah yang sedikit angkuh.Sintia hanya menundukan kepalanya tanpa berani menatapnya, "Mohon maaf saya pergi dulu, sekali lagi saya minta maaf." lanjut Sintia.Sintia melangkahkan kakinya dengan sedikit berlari melewati Arseno yang tengah berdiri mematung dengan nafasnya naik turun ngos-ngosan. "Berhenti," sahut Arseno.Sintia pun tersentak kaget dia pun menghentikan langkahnya."Hadehh mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan laki-laki kaya yang angkuh nan sombong." gumamnya dalam hati.Sintia pun membalikkan badannya dan membalas tatapan tajam Arseno."Ngapain kamu kesini ini bukan tempatmu." ujar Arseno merendahkan Sintia.Arseno pun kembali menatap Sintia kali ini dia menatap Sintia dari atas ke bawah seperti tatapan yang jijik."Kamu kesini pakai baju yang sudah luntur, sepatu juga buluk, dan wajahmu kusam pula." lanjut hina Arseno.Sintia memajukan 1 kali langkahnya mendekati Arseno."Terserah aku mau kemana bukan urusanmu laki-laki sombong." tukas Sintia dengan nada tegas dengan menatap tajam Arseno.Sintia tak mengetahui jika Arseno adalah anak seorang pemilik perusahan yang terkenal di negeri ini.Arseno pun tersenyum sinis melihat tingkah Sintia yang tak mengetahui siapa dirinya.Arseno memalingkan pandangannya. "Ngapain aku meladeni perempuan gila," gumamnya dalam hati sambil merapikan jasnya. Arseno langsung pergi meninggalkan Sintia yang berdiri dengan mata melotot."Kutandai mukamu," ujar Arseno sambil menunjukan jari telunjuk ke wajah Sintia.Sintia pun tak menggubris dengan apa yang diucapkan Arseno, Sintia langsung berlari menuju lift."Maaf permisi, saya terburu-buru," ucap Sintia sambil masuk lift.Semua orang dalam lift menatapnya dengan keheranan, mereka melihat Sintia yang berjalan setengah berlari sehingga di keningnya keluarlah butiran-butiran kecil keringat yang menetes.Sampailah di lantai 11, Sintia melangkahkan kakinya menuju ruang pak Yandi, orang yang menghubunginya lewat telepon.Sintia bertanya kepada salah satu karyawan dan karyawan itu memberi tahu ruangan pak Yandi. Sintia langsung melangkahkan kakinya menuju ruang yang dituju, banyak ruang di lantai tersebut, namun di setiap ruang ada nama di setiap pintunya untuk memudahkan dalam mencarinya. "Suyandi," ucapnya dalam hati melihat ruangan yang bertulis nama suyandi.Sintia merapikan bajunya dan rambutnya yang sedikit berantakan.Lalu Sinta mengusap butiran keringat dengan punggung tangannya.Setelah Sintia siap, Sintia pun langsung masuk dan memulai interview dengan pak Yandi.Setelah beberapa lama akhirnya Sintia di terima kerja di kantor tersebut.Saat Sintia di ruang pak Yandi tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menabraknya masuk ke ruangan pak Yandi.Betapa terkejutnya laki-laki itu yang bernama Arseno itu."Kamu lagi, wanita kucel." hina Arseno dengan menyipitkan matanya.Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments