Semua Bab Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda: Bab 31 - Bab 40
203 Bab
31. Kebakaran di rumah Dewi
Ratna menelan ludahnya yang kering, dia tak mengenal Dewi yang kini ada di depannya, Ratna lalu melihat dua pengawal Dewi yang besar sembari membayangkan suaminya di hajar lelaki kekar itu jika salah memberi jawaban."Bisa mati di sini mas Hendra kalau begini!" Ucapnya dalam hati lalu, dia lalu mendekati suaminya sembari berbisik."Mas kita pulang saja!" Ucapnya dengan pelan.Hendra yang mendengar bisikan istrinya menatap dan menyetujui, percuma juga dia di sana tak akan bisa membalas apapun perbuatan kakaknya. "Ayo kita pulang Ratna!" Hendra menarik Tangan istrinya, tanpa berpamitan mereka keluar dan meninggalkan rumah Dewi yang masih ramai dengan banyak orang. Sorakan bahkan terdengar saat Hendra keluar, sorakan kesal warga sekitar yang merasa kedatangan Hendra dan Ratna membuat acara pembagian bingkisan dari Dewi dan Alif tertunda cukup lama."Sial! kurang ajar !"Hendra mengamuk di dalam mobil, memaki dan mengumpat kesal pada apa yang baru saja dia terima."Aku akan balas kamu mba
Baca selengkapnya
32 Kecelakaan atau kesengajaan
Dewi menatap sayu rumah yang ia kontrak hampir seumur pernikahannya itu kini hanya menyisakan ruang depan yang hampir roboh. Banyak kenangan yang dia lalui di tempat ini namun semua tak bisa lagi ia lihat sekarang."Rumahku ya Allah rumahku!" Bu Bandi datang setelah api mulai padam, kakinya lemas menatap rumah peninggalan suaminya tak lagi berbentuk.Dewi berdiri dengan perasaan menyesal, mendekati wanita berusia hampir enam puluh tahun itu."Maafkan saya bu!" Ucapnua lirih sembari berlutut di hadapan Bu Bandi.Bu Bandi menatap nanar rumahnya dana berjongkok juga di hadapan Dewi."Rumah ini di tawar orang kemarin Wi, aku tak berikan sebab ku pikir kamu masih butuh untuk tinggal, tapi sekarang bagaimana ini, rumah ini bahkan tak bisa lagi di tempati."Alif mendengar ucapan bu Bandi dan berjongkok menyentuh tangan wanita itu. "Kami minta maaf bu, maaf..." Alif turut menyesal dengan apa yang sudah terjadi, ia juga tak mengerti mengapa kebakaran tiba-tiba saja menimpa rumah tinggalnya."Se
Baca selengkapnya
33
Tri ingin memakan sesuatu setelah lapar melilit perut nya sepanjang malam, dia memutuskan beranjak dari ranjang sembari membetulkan piamanya."Mau kemana?" Aziz bertanya, mereka memang terus terjaga sejak pulang dari rumah ibu Aziz."Masak sesuatu, aku lapar sekali. papa mau mie ?""Boleh, aku juga ingin makan sesuatu yang pedas." Ucap Aziz lalu kembali sibuk dengan ponselnya di atas ranjang.Tri berjalan ke dapur, mengisi panci dengan air bersih dan menaruhnya di atas kompor lalu meyalakan kompor taman di dapurnya. Dapur bersih miliknya nyaris tak tersentuh setiap hari, dia membayar orang untuk memasak dan membawakan makanan itu ke rumah mereka setiap pagi dan mengurus rumah yang Tri dan Aziz tinggalkan kosong.Tri sedang memikirkan banyak hal sekarang, namun tiba-tiba saja pesan masuk pada ponsel dalamnl saku piamanya.[Mbak Tri, rumah adikmu Dewi terbakar hebat!]Pesan itu membuat mata Tri membelalak tak percaya, sebentar kemudian Video kebakaran itu masuk dalam ponselnya juga. Tri
Baca selengkapnya
34.
Hendra tak bisa tidur semalaman, ia tak habis pikir kenapa dengan gegabah membiarkan pikiran buruk menguasai hati nya dan akhirnya membakar rumah sang kakak. Dirinya di liputi rasa marah semalam, terlebih merasa Dewi dan suaminya sudah merendahkan dirinya di depan banyak orang."Bagaimana jika ada yang tau?" Dia tiba-tiba berhenti berjalan, merasa takut saat mengingat kembali apakah ada yang melihatnya membakar rumah Dewi semalam."Tidak... tidak... aku yakin tak ada yang melihatnya!" Ucap nya lagi sembari terus memutari kamarnya yang kecil."Mas sedang apa?" Ratna sudah berdiri di ambang pintu dan menatapnya lekat.Hendra tersentak saat Ratna membuka pintu dan memanggilnya."Jangan buat aku kaget!" Ucap Hendra kesal, dia sedang gugup sekarang dan Ratna datang dengan tiba-tiba."Aku sudah mengetuk tadi, tak dengar atau tuli? kamu kenapa sih?" Ratna merasa heran dengan sikap suaminya."Aku tak apa-apa, sudah aku mau mandi dulu." Hendra berdiri dan berjalan melewati Ratna."Bukanya kamu
Baca selengkapnya
35
Dewi sudah menyiapkan baju untuk Nadia, hanya baju muslim biasa, Yasmin mencarinya entah di mana hingga dapat gamis kecil seukuran Nadia di jam lima pagi. Gadis itu bangun dengan mata sayu, ia membelalak saat melihat kamar tidur miliknya berubah."Kita di mana buk?" Dia bertanya sembari mengusap matanya yang masih mengantuk."Di hotel, semalam ayah membawa kita ke sini."Ucap Dewi sembari merapikan rambut putrinya yang tergerai."Apa Nana harus sekolah?""Tentu saja, hari ini Nana ada ujian, jadi harus segera bersiap untuk sekolah." Dewi menarik tubuh Nadia turun dari ranjang."Nana mau mandi sendiri atau di mandikan ibu?" Dewi kembali bertanya, gadis kecilnya masih bergelayut manja."Mandi sendiri saja, tapi ibu, seragam dan tas sekolah Nana bagaimana?" Manik mata Nadia nampak sedih."Sementara pakai gamis dulu, tante Yasmin sudah membelikan gamis cantik buat Nadia." Dewi membelai wajah kecil putrinya."Tapi tas sekolahnya kita harus menunggu toko tas buka dulu, sementara Nadia pakai t
Baca selengkapnya
36. Gadis bermuka dua
Dewi mengantarkan Nadia ke sekolah, gadis itu langsung jadi pusat perhatian saat baru turun dari mobil mewahnya. Dewi menyapa sebentar guru Nadia di depan gerbang dan memohon maaf bila Nadia terpaksa tidak memakai seragamnya hari ini."Kami turut prihatin bu dengan musibah yang terjadi, semoga Allah ganti cobaan ini dengan keberkahan berlipat.""Terimakasih Ustadzah, saya titip Nadia di sekolah, nanti kami jemput lagi saat jam pulang." Dewi berpamitan pada guru dan Nadia. setelah itu dia kembali masuk ke dalam mobilnya.Nadia menatap kepergian ibunya dengan senyum, setelah itu dia masuk dan berjalan ke dalam kelasnya bersama wali kelasnya."Nadia bisa duduk di bangkunya ya, Ustadzah pergi dulu ke depan.""Iya Ustadzah." Ucap Nadia lalu masuk ke dalam kelas.Beberapa teman langsung memeluk gadis itu dan memberinya semangat, beberapa lagi tertegun dengan tas mewah yang dia pakai di punggungnya."Nadia, ini tas baru?""Bukan, ini punya ibuku, tasku terbakar juga jadi ibu pinjamkan tasnya
Baca selengkapnya
37. Wanita berhati mulia.
Setelah mengantarkan Nadia, Dewi kembali ke kampung tempatnya tinggal, dia meminta supir melewati rumahnya yang terbakar semalam. Puing berserakan di halaman sekarang, beberapa orang dengan seragam rompi berlogo konstruksi ternama sudah berada di halaman rumah Dewi juga."Tuan besar memanggil mereka untuk segera menyelesaikan semuanya nyonya. " Yasmin menjelaskan, pagi tadi Deren bos nya sudah memberi tahu lebih dulu.Dewi membuka kaca Mobilnya dan melihat lebih jelas sisa kebakaran itu di amgkur dengan mobil bak terbuka entah kemana."Wi, Dewi!" Sebuah suara membuat wanita itu menatap ke belakang. Rupanya satu tetangganya sudah mengejar dengan terenggah."Berhenti pak, berhenti sebentar." Ucap Dewi pada supir pribadinya.Setelah mobil menepi dan berhenti, Dewi keluar mendekati wanita empat puluh tahun bernama bu Lasih itu."Ada apa bu, kok sampai lari-lari begitu?""Kamu benar mau beli rumah ini?" Lasih bertanya dengan napas hampir tercekat."Duduk dulu bu, duduk dulu. " Dewi mengaja
Baca selengkapnya
38. Nyonya Askara
Dewi bicara dari hati ke hati dengan ibunya, setelahnya wanita itu kemudian menatap dengan senyum- senyum saat melihat ibunya sudah rapi berdandan."Bu, ibu kan sudah cantik ini, ikut Dewi pergi yuk bu?"Manik mata Reni membelalak. "Pergi kemana to nduk, ibu ini tadi cuma ganti baju dan pengen segera ketemu kamu tadi, cantik dari mana?""ibu cantik apa adanya kok, Ini juga sudah ketemu Dewi kan bu, jadi ayo sekalian Dewi ajak jalan-jalan. Hari ini mas Alif meminta Dewi mencari rumah bu, rumah sementara buat kami tinggal.""Kenapa nggak tinggal di rumah ibu saja to nduk.""Nggak bisa bu, kami banyak orang, mas Alif punya pegawai satu RT sekarang, rumah ibu bisa sumpek kalau mereka datang semua."Reni tertawa mendengar ucapan anaknya, sejak tadi dia memang terus mencuri pandang ke arah luar rumahnya."Di luar ada dua mobil itu mobil mu semua?" Reni bertanya pada Dewi."Mobil mas Alif, Dewi mana tau mobil itu atas nama siapa, sudah bu jangan mikir lagi, ayo kita jalan-jalan. Sinta juga,
Baca selengkapnya
39. Kekuasaan Askara
Pagi itu Alif datang ke pabrik cabang dekat rumah nya dan Dewi, tentu saja untuk bertemu dan mencari tau kenapa pabrik ini punya daya jual yang jauh di banding pabrik lain, sementara bahan baku mentah selalu di kirim dalam jumlah yang sama."Mana laporan pabrik ini?" Alif meminta pada pimpinan utama dan dengan tertunduk lelaki tambun bernama Harjo itu menjawab."Semua pengiriman dan alokasinya ada di tangan orang pak Beni tuan.""Maksud nya bagaimana?""Orang pak Beni datang mengambil barang jadi dari pabrik kami dan mengirimnya sendiri."Alif mengerutkan alisnya, bukankah setiap cabang punya pengelolaan sendiri, kenapa Om nya Beni justeru yang memegang kendali di sini?"Lalu mana laporan pengiriman dari orang-orang itu?""Mereka langsung memberikannya pada pak Beni""Apa maksudnya ini pak Harjo? anda ini pimpinan di sini,, punya tanggung jawab juga menjalankan semua fungsi dengan baik, kenapa tiba-tiba orang luar memegang kendali? tak benar anda ini!" Alif menjawab dengan kesal."Say
Baca selengkapnya
40
"Nggak mbak, aku serius. Aku sudah membaca hasil kerja mbak Tri, mempertimbangkan segala hal dan maaf mbak, mbak Tri tidak bisa berada di posisi pimpinan HRD dulu.""Kenapa? apa karena perlakuanku padamu dan Dewi? kamu dendam lif padaku? katakan sesuatu lif!" Tri terlihat binggung, ia tak ingin di pindahkan ke gedung belakang yang terkenal angker dan juga kotor."Dendam dan bisnis dua hal yang berbeda mbak Tri, aku memang sangat marah padamu dan mas Aziz, tapi ini tak ada hubungan nya dengan keputusanku.""Tapi Lif, coba katakan padaku apa yang sebenarnya kamu mau? Apa tak ada kesempatan untukku?" Tri terus berharap Alif merubah keputusannya."Jika mbak Tri keberatan, mbak boleh mengajukan surat pengunduran diri, aku masih punya beberapa kandidat baik juga di sini.""Tidak Lif, aku berada di sini dari saat pabrik ini baru di buka dua belas tahun lalu, aku memulai segalanya dari bawah Alif, bahkan menjadi bagian dari pada buruh sudah pernah aku lalui dan sekarang kenapa aku harus memul
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status