Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda

Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda

Oleh:  Pramesti GC  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
7.4
42 Peringkat
203Bab
119.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dewi menikah dengan lelaki bernama Alif yang hanya seorang sales makanan ringan. Hidup sederhana mereka bahagia, namun keluarga Dewi begitu tak suka pada Alif suaminya yang di anggap miskin. Alif tak pernah perduli hinaan itu, namun di malam acara keluarga dia mendapati sang putri di sakiti hatinya, Alif sadar dia harus bertindak. Suatu ketika, Alif pamit dari rumah. Namun rumor beredar kalau Alif pergi bersama dengan perempuan kaya. Hingga sebuah mobil datang ke rumah Dewi, menurunkan lelaki tampan dengan wajah bersih dan pakaian yang mewah, Dewi terdiam melihatnya turun lalu menyadari lelaki itu adalah suaminya sendiri. Alif datang dengan identitas yang telah lama ia tanggalkan. Lantas pembalasan apa yang akan di lakukan Alif pada keluarga istrinya?

Lihat lebih banyak
Suami Miskinku Ternyata Tuan Muda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
febrina toni
Thor,jgn sampe dzolim sama pembacamu di cerita "suami miskin ku..." ada bab yg kamu masukin cerita lain disana,kamu buang2 koin pembaca,pahamin dan d edit ya Thor!!!!!
2024-04-15 18:15:20
0
user avatar
Khadijah Binti Khuwailid
Bikin sia2 bonus aja ikh.. Ceritanya bnyak yg diulang dan bnyak yg ga nyambung..
2024-04-07 07:44:03
0
user avatar
Lisa Marianah
ternyata berhijab yg nulis, tapi kok cara penyajian ceritanya diulang2.
2024-02-25 07:11:16
0
user avatar
Dwie Setia
ceritanya menarik, lanjut
2024-02-16 20:34:17
0
user avatar
Pak Cik
sangat bagus dan bikin penasaran meskipun sedikit bisa ditebak, tapi banyak yg diulang-ulang
2024-02-16 18:09:10
1
user avatar
Junaedi Edi
kadang ceritanya banyak pengulangan
2024-02-15 09:36:01
1
default avatar
Yuvhyta Deniawan
bagus sih ceritanya.. bikin nagih bacanya. tapi koinnya 🥹
2024-02-10 08:23:12
0
user avatar
Ibuke Syla Alfarezi
sudah baca
2024-02-09 22:21:51
0
user avatar
SiLa Ashiddiqi
bagusss cerita ny
2024-02-08 20:04:50
1
user avatar
resnita kornengsih
bagus ceritanya
2024-02-08 00:36:04
1
default avatar
Srie Mul
bagus aku baru baca
2024-02-07 07:23:30
0
user avatar
Banyu Biru
sangat bagus
2024-02-02 18:52:28
0
default avatar
Yerna Susanti
bagus alur cerita nya saya suka
2024-02-02 14:34:07
0
user avatar
Reniwaty Bandhe Nyaten
sangat bagus sekali ceritanya
2023-12-11 02:23:34
0
user avatar
Fitri Rohani Utami
novelnya bagus
2023-12-10 13:59:14
0
  • 1
  • 2
  • 3
203 Bab
1. Kuah Kecap
Setelah memastikan semua makanan keluar dengan menu yang komplit untuk kenduri, aku masih harus berjibaku dengan tumpukan dandang, panci dan banyaknya piring kotor bekas memasak. Beberapa tetangga yang ikut membantu siang ini pulang lebih dulu karena azan Duhur sudah berkumandang.Kugosok pantat panci dengan abu dan sedikit sabun colek untuk membersihkan kerak yang menempel karena terpanggang di atas tungku perapian. Menata kembali wadah bersih ke tempatnya sebelum nanti di pakai lagi untuk memasak nasi dan sayur.Hari ini tujuh bulanan Sinta, adikku. Suaminya yang seorang pelayaran, meminta diadakan acara besar hingga nanti malam, aku yang mengurus segalanya sejak kemarin, belanja di pasar, mengupas bawang, mencuci ayam dan perabot kotor bekas memasak.Ya tentu saja harus begitu, jika yang lain datang membawa banyak bingkisan dan sembako, aku hanya mampu mengupayakan tenagaku agar meringankan beban ibu di rumah ini."Hey, jangan dibuka-buka! Itu untuk pengajian nanti malam!"Suara mb
Baca selengkapnya
2. Nasi tanpa ayam
Part 2(Nasi berkat tanpa ayam)Mas Alif berdiri, menuntun ibu duduk di antara kami, aku yang sedang memegang piring kotor memilih ke belakang. "Wi, taruh saja piringnya di meja makan, setelah itu kemari lah duduk di sini."Ucapan ibu tak dapat aku bantah, ku letakkan tumpukan piring itu di atas meja makan dan kembali keluar. Aku duduk di ujung tikar, sedikit menjauh dari mbak Tri dan Ratna."Wi, mendekat kemari, duduk dengan adik dan iparmu." Ibu kembali memerintah.Aku mengeser duduk di dekat Ratna, entah kenapa, baru saja pantat ini menempel tikar, dia sudah menjauh, memberi batasan.Terdengar ibu menghembuskan nafas berat, mengusap wajahnya dengan sapu tangan dari saku gamisnya. "Apa yang sudah terjadi dengan anak-anakku?" Ibu bertanya, masih menatap ke arah tikar.Mas Alif mendekat, mengusap pelan punggung ibu. Aku tahu bagaimana rasanya menahan lara, melihat anak-anak ibu saling tak bisa menahan lisannya."Usia ibu mungkin tak akan lama lagi, mau sampai kapan ibu melihat saudar
Baca selengkapnya
3. Aku pergi, Wi!
Aku hanya terdiam, melihat nasi tanpa lauk yang ada di depanku, sementara wajah berbinar Nadia menghilang begitu saja, dia hanya terduduk diam menahan tangis."Mungkin tante Ratna lupa kasih masuk ayamnya nduk. Besok kita beli saja ya? Kalau ibuk punya rezeki, kita buat ayam yang sama enaknya"Gadis itu mengelengkan kepala." Nadia gak mau lagi makan ayam buk, Nadia gak suka ayam. Kenapa tante jahat sama Nadia, Nadia gak nakal, gak minta jajan juga. Semua jajan Es, Nadia gak minta, kenapa ayam juga gak dikasih sama tante buk? " Ucapan lirihnya membuat hatiku memanas."Tante ngak jahat, kita do'akan saja tante biar tambah sayang sama Nadia ya?""Gak mau, Nadia do'a saja untuk ibu dan Ayah, Nadia cuma mau Ibuk dan Ayah saja, nggak mau tante, bude atau siapapun!" Ucapnya pelan.Ya Allah, remuk hatiku, anak kecil ini pandai sekali menyembunyikan rasanya. Nadia, ada apa denganmu?Aku mencoba tersenyum, lalu berdiri dan mengusap wajahku sendiri. "Yasudah, Ayo kita beli telur saja di warung m
Baca selengkapnya
4. Tuan Muda yang pulang
POV AlifAku meninggalkan Dewi dan Nadia sendiri, hatiku terasa sakit saat orang yang aku sayang di hina terus menerus karena miskin. Memang apa salahnya hidup sederhana? kami tak pernah meminta belas kasih mereka selama ini, aku bahkan masih bisa memenuhi kehidupan kami sehari-hari, walau dengan sederhana.Mereka boleh saja menghinaku sendiri, namun melihat Dewi di pojok kan hanya karena aku memilih hidup sederhana, hatiku serasa begitu terluka. Terlebih Nadia putriku, apa salah gadis itu pada mereka, bahkan sepotong ayam_pun kini jadi lara bagi hatinya.Sebuah mobil berhenti setelah lama aku menunggu di jalan masuk desa dan saat aku masuk ke dalam mobil tak sengaja aku melihat mobil mas Aziz juga keluar dari gang rumah ibu mertuaku. Aku tak perduli pada kaca mobil nya yang turun memperhatikan aku sekarang."Jalan saja!" Ucapku singkat dan mobil mewah milikku berjalan meninggalkan kampung tempat Dewi tinggal.Satu jam perjalanan membawa aku sampai di rumah megah yang sepuluh tahun la
Baca selengkapnya
5. Keluarga Toxic.
Apa yang akan aku katakan pada Nadia, mas Alif bahkan pergi tanpa berpamitan padanya, gadis itu pasti sedih bila tau apa yang terjadi.Kutatap rumah tempat kami tinggal, rumah yang mas Alif kontrak di awal pernikahan kami. Dia pendatang di kampung ini kala itu, membantu pengerjaan proyek jembatan besar dan mas Alif adalah salah satu buruh yang datang dari kota.Dia menikahiku setelah dua tahun kami saling kenal, bapak adalah rekan kerjanya di proyek dan kami berkenalan karena aku sering di minta mengantarkan makan siang bapak. Di mataku mas Alif orang yang baik, sabar dan rajin, bapak mungkin juga berpikir begitu, karena itulah beliau menjodohkan aku dengannya."Ibuk sudah pulang?" Aku terkejut, Nadia sudah berdiri di ambang pintu depan, menatapku yang masih terdiam di pelataran."Sudah, Nadia sudah selesai makan?"Gadisku menganggukkan kepala, namun matanya tak berhenti menelisik ke balik punggungku."Ayah mana buk?"Deg!Tubuhku gemetar rasanya, aku bahkan belum tau apa yang sedang
Baca selengkapnya
6
"Tunggu Wi, aku melihat suamimu pergi dengan mobil mewah, kamu tau itu siapa?" Kalimat mas Aziz menghentikan langkahku."Apa yang mas katakan?"" Mas Aziz lihat mas Alif pergi semalam, naik mobil mewah mbak, di jemput orang berjas hitam." Ratna bicara dengan nada meremehkan, matanya melirik seolah sedang menertawakan situasiku sekarang."Mobil mewah?" Aku terkejut mendengar ucapan Ratna, mas Alif bahkan tak pamit dengan jelas akan pergi kemana, bagaimana bisa ada mobil mewah menjemputnya semalam."Kamu nggak tau?" mas Aziz bertanya lagi"Aku ngak tau mas, mas yakin itu mas Alif?""Kamu kira aku bohong? mataku juga masih sehat Wi!" Mas Aziz nampak tersinggung.."Bukan begitu mas, hanya mas Alif memang belum bilang ke mana, tapi kok aneh kalau dia naik mobil mewah.""Iyakan aneh, aku juga berpikir begitu mas, lagi pula mana mungkin seles makanan saja kok bisa punya teman atau kenalan orang kaya!" Mbak Tri melipat tangan di dada."Jangan merendahkan suamiku begitu mbak!"Tatapan mbak Tr
Baca selengkapnya
7.
"Kenapa kamu tak kesal?" Deren bertanya dengan heran."Buat apa aku kesal, mereka hanya meminjam tapi tak benar-benar memiliki, toh jika bukan karena satu hal aku mungkin tak akan kembali Ren, aku sudah bahagia dengan keluargaku sendiri?""Keluarga? kamu sudah menikah? ini gila!" "Hahahaaa, apanya yang gila, aku lelaki normal Deren, wajar saja bila aku menikah dan punya anak.""Kamu sudah punya anak juga? apa yang sudah merasukimu sepuluh tahun ini Lif?" Deren masih terheran-heran mendengar jawaban sahabatnya itu, mereka berteman telah lebih dari dua puluh tahun dan sekarang seorang tuan muda kembali dengan jatidiri yang jauh berbeda."Aku akan ceritakan semuanya nanti, sekarang Ceritakanlah padaku apa yang sudah terjadi selama aku pergi?"Alif bicara dengan serius pada sahabatnya itu, selama dia pergi bahkan Alif tak pernah ingin melihat dan membaca berita apapun tentang keluargnya sendiri. Terlalu sakit dan pedih mengingat kembali mamanya yang menderita karena penghianatan sang pap
Baca selengkapnya
8..
"Aku ingin meminta bantuan Deren, tolong minta orang datang ke rumah istriku dan pastikan kebutuhan mereka terpenuhi dulu." Alif tiba-tiba saja meminta pada Deren."Sekarang?" Deren menaikkan alisnya terkejut"Ya, sejak semalam aku tak tau harus berbuat apa untuk memastikan mereka aman, tolong kirim orang ke sana selama aku tak ada.""Baiklah,tapi kamu yakin akan baik-baik saja? Kenapa kita tak menjemputnya saja sekarang?" Deren mengamati wajah sahabatnya, ada gurat ragu dan takut di sana."Aku nggak apa-apa Deren, tolong saja urus keperluan istri dan anakku. Menjemput mereka itu perkara mudah, yang sulit adalah memastikan mereka aman lebih dulu.""Ya aku mengerti, jika begitu akan aku urus mereka sekarang juga." Deren berjalan mendahului Alif, membuka pintu aula dan terdiam saat melihat Lukas sudah berdiei dengan wajah tak suka padanya."Pak Deren, apakah rapat mendadak ini perintahmu?" Lelaki dua puluh lima tahun itu menatap Deren dengan marah."Iya bisa di bilang begitu, tapi tidak
Baca selengkapnya
9. Paket Istimewa
pov penulisDewi masih terus memikirkan apa yang terjadi pada suaminya, setelah selesai setrika baju dia bahkan tak bisa duduk dengan tenang, tangannya masih terus berusaha mencari kegiatan untuk mengalihkan pikirannya yang entah sedang berada di mana."Bagaimana jika mas Aziz benar?"Tiba-tiba saja kalimat itu terlintas di dalam kepalanya, segala prasangka buruk seolah terus mencoba mengusai."Tidak, itu tidak mungkin benar! Bagaimana bisa mas Alif melakukaan itu pada kami" Dewi berpikir Alif terlalu baik untuk berbuat jahat pada dirinya dan Nadia."Tapi bagaimana jika itu benar?""Ark! apasih isi kepalaku ini!" Dewi menolak sendiri pikiran buruknya itu."Ah, aku bahkan lupa menjemput Nadia!" Ucapnya panik saat jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Bergegas dia mengambil motor untuk menjemput Nadia, namun baru saja motornya keluar halaman sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya. Seorang wanita dengan pakaian formal turun dan mendekati Dewi."Permisi, ibu saya mau tanya rum
Baca selengkapnya
10. Peringatan kecil
Beni mengikuti Alif masuk ke dalam ruang kerjanya, meninggalkan Lukas yang masih terlihat kesal menatap barang-barangnya di luar ruangan. Alif duduk di sofa ujung dekat jendela, menatap wajah om nya yang terlihat sedang tak baik-baik saja."Bagaimana kabar om selama aku pergi?" Alif bertanya pada Beni, lelaki bertubuh ideal itu duduk sembari membetulkan letak jasnya."Aku baik, bahkan bekerja dengan penuh tanggung jawab, kamu bisa lihat sendiri bagaimana perusahaan ini maju saat kamu tinggalkan. "Alif menaikkan kedua alisnya, mendengar kalimat jumawa om nya yang bahkan belum dia lihat sendiri hasilnya, membuat lelaki itu tertawa dengan dalam hati."Bagaimana kabarmu Aska, kemana saja kamu selama ini?" Beni bertanya dengan ramah, namun matanya seolah menelisik mencari tau kemana jalan pikiran lawan bicaranya."Aku baik om, aku memulai hidup baru yang bahagia dan jauh dari segala kemewahan.""Hahahaaa, Benarkah? Bahagia tanpa kemewahan?." Tawa Beni menggema di ruangan kerja Alif."Lucu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status