All Chapters of Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin: Chapter 21 - Chapter 30
254 Chapters
Chapter 21 - Melabrak Kaira
"Kenapa udah jam segini Mas Dipta belum pulang? Memangnya dia pergi ke mana?"Saat pekerjaan kantor sudah selesai, Kaira baru sadar kalau saat ini waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, namun entah kenapa suaminya belum juga pulang ke apartemen.Jujur saja ada rasa resah di dalam hati Kaira. Takut Dipta kenapa-kenapa di jalan.Tak pelak akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi nomor ponsel suaminya. Sukurnya tersambung, tapi tidak diangkat-angkat yang membuat pikiran Kaira semakin tak karuan kemana-mana."Kamu di mana, sih, Mas," gumam Kaira merasa resah. Bahkan ia tak sadar sudah berjalan bolak-balik seperti setrikaan hanya karena menunggu kepulangan Dipta.Tak kunjung pulang, Kaira memutuskan untuk duduk di sofa ruang tv, yang mana makin lama matanya makin terasa berat hingga tak sadar jika dirinya tertidur di sofa sampai pagi.Saat terbangun karena mendengar suara alarm ponsel yang berbunyi, Kaira menghela napas panjang saat menyadari jika Dipta tidak pulang semalam.Ting no
Read more
Chapter 22 - Sakit Tapi Tak Berdarah
"Jujur saya tidak mengerti apa yang anda katakan barusan."Kaira memegangi pipi sebelah kirinya yang terasa panas karena bekas tamparan wanita paruh baya di depannya ini. Bola matanya yang melotot tajam membuatnya takut, sampai tak terasa telapak tangannya gemetar pelan."Cih! Masih tidak mau mengaku, hah!?"Kaira menggelengkan kepalanya pelan, air matanya mendadak luruh. Tidak menyangka jika pagi ini dirinya bertemu dengan orang asing yang tiba-tiba menamparnya, dan membawanya ke salah satu tempat yang Kaira ketahui ini sebuah hotel."Sejak kapan jadi simpanan Wisnu Kertakusuma!?" tanya Vania dengan nada suara yang menggeram, menahan emosi yang ingin keluar kembali karena tidak tahan melihat wajah sok polos dari wanita murahan di depannya.Kening Kaira mengerut ke tengah, baru sadar jika dirinya dituduh sebagai simpanan Pak Wisnu. Apa wanita yang di depannya ini adalah istri dari Pak Wisnu.Tahu jika ini sebuah salah paham, Kaira mencoba menarik napas dalam dan mengembuskan secara pe
Read more
Chapter 23 - Siapa yang menyakitimu, Kaira!?
"Mas Dipta! Kamu kok ada di sini?" tanya Kaira saat berjalan melewati lobby kantor menuju ke arah kantin untuk makan siang di sana.Dipta yang disapa Kaira hanya tersenyum tipis saja. Netra hitam miliknya melihat keanehan di tubuh istrinya."Mas, kok malahan ngelamun," tegur Kaira menyadarkan Dipta yang diam terbengong menatapnya."Hehe, kamu udah makan?" Dipta menggaruk tengkuk belakangnya untuk menghilangkan rasa gerogi."Ini mau ke kantin.""Sendirian aja?" Dipta melihat ke arah belakang Kaira yang tidak ada siapa-siapa. Bahkan banyak yang berlalu lalang, namun tidak ada satupun yang menyapa Kaira."Udah biasa sendiri. Biasanya sama Vito, tapi dia belum balik dari Singapura," jelas Kaira soal kondisi di kantornya.Dipta yang paham situasi soal Kaira selama di kantor langsung mengajak makan siang bersama. Pria itu langsung saja menggandeng telapak tangan istrinya, membawa keluar lobby kantor."Kita mau ke mana, Mas?""Restoran dekat sini.""Ha!? Restoran?"Mendengar jika Kaira tamp
Read more
Chapter 24 - Dilema Besar Untuk Dipta!
"Di--dia … istri Pak Wisnu," cicit Kaira pelan.Deg!Detak jantung Dipta mendadak seperti terhenti seketika saat mendengar kalimat itu. Orang yang melabrak istrinya ternyata mamanya sendiri? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?Penasaran bagaimana runut kejadiannya, Dipta menatap Kaira lembut, tak lupa menggenggam telapak tangan yang sedari tadi terasa dingin juga gemetar."Kapan kamu bertemu dengannya?" "Saat aku turun dari angkutan umum dan jalan di trotoar. Mendadak ada yang memanggil namaku, dan aku tak mengenal orang itu. Dia menyebutkan namanya, kalau nggak salah Ardi.""Ardi!?""Ya, dia menyebutkan nama itu. Awalnya dia bersikap baik, namun saat aku menolak ajakannya, dia mendadak memukul diriku.""Shit!" umpat Dipta yang tak bisa menahan diri untuk bersabar. "Diapakan lagi oleh Ardi sialan itu!?" tanya Dipta mulai menunjukkan rasa pedulinya kepada Kaira secara gamblang.Kaira menggelengkan kepalanya pelan, tidak ingat setelah dipukul ia diapakan. Yang ia ingat tiba-tiba berada
Read more
Chapter 25 - Perdebatan Panas
"Kaira, sebaiknya kamu cepat kembali bekerja. Kelamaan menemui aku nanti dipecat sama Pak Bagas gimana?" ujar Dipta menakuti istrinya, dan untungnya berhasil.Kaira yang takut 'dipecat' buru-buru berbalik badan, meninggalkan Dipta di sofa tunggu. Meski sejujurnya dalam hati sangat khawatir saat istri dari Pak Wisnu datang menghampiri suaminya.Sebelum pintu lift tertutup, Kaira melihat Dipta dengan perasaan sedih karena takut jika suaminya akan dimarahi oleh Ibu bos. Apa istri dari Pak Wisnu tahu jika Dipta itu suaminya? Lantas apa hubungannya dengan wanita muda yang pernah datang berkunjung ke apartemen mencari Dipta?Memikirkan itu membuat kepala Kaira sakit. Sebaiknya nanti ia tanyakan saja kepada Dipta saat sudah di apartemen.Ingin melanjutkan pekerjaan pun rasanya tidak fokus, yang dilakukannya hanya terus duduk termenung menatap layar komputer dengan pikiran jauh ke sana, memikirkan Dipta."Maafkan aku, Mas. Gara-gara aku sekarang hidupmu penuh dengan masalah," lirih Kaira mera
Read more
Chapter 26 - Pembalasan part I
"Ayah kok lesu gitu?" Widya memperhatikan gerak-gerik suaminya yang terlihat lunglai tak bertenaga.Tak biasanya pulang kerja suaminya akan lesu seperti itu. Meski ada masalah, wajahnya tak pernah kusut, masih ada sedikit senyum menghiasi bibir tebalnya."Ayah dipecat, Bu," adu Wijaya begitu sedih bahkan terdengar miris.Widya yang mendengar aduan suaminya langsung tersentak kaget. Kenapa suaminya mendadak dipecat? Memang dia salah apa?"Kok bisa!?" tanya Widya tak terima. "Emang Ayah salah apa sampai dipecat begitu!?" Widya mulai menangis karena membayangkan jika suaminya diberhentikan dari pekerjaan, uang bulanan akan berhenti masuk ke dalam rekeningnya nanti."Perusahaan tempat Ayah bekerja dibeli oleh Archery Grup. Kemudian perusahaan itu memecat banyak karyawan secara masal, dengan alasan sudah tidak kompeten lagi dalam mengerjakan pekerjaan. Dibilang tidak masuk kategori kualifikasi dalam pekerja Archery Grup yang serba cekatan dan bisa." Wijaya langsung terduduk lesu sambil men
Read more
Chapter 27 - Malam Panas Menggelora
"Lho! Katanya mau cari keringet, Mas? Kenapa malahan mepetin aku ke kasur?"Manik cokelat itu berkedip-kedip keheranan saat tubuh Dipta justru memojokkannya hingga terjatuh ke atas kasur. Hal ini membuat kedua tangan Kaira menahan dada milik Dipta yang hampir menjatuhi tubuhnya."Mas, ini mau jatuh," kata Kaira yang mulai ketakutan sendiri jika tubuh besar milik Dipta menjatuhi tubuhnya. Ia takut jika tubuhnya jadi perkedel."Katanya mau cari keringat!?" Mata sayu Dipta menatap manik cokelat milik Kaira dengan tatapan menggelora. "Iya, tapi emang tiduran kayak gini bisa cari keringat, yang ada bikin ngantuk. Bukannya kita mau kejar-kejaran lagi, itung-itung olahraga malam," balas Kaira yang membuat otak Dipta justru traveling ke mana-mana mendengar kata 'olahraga malam' yang dikatakan istrinya. Sebenernya Kaira tahu tidak, sih, definisi olahraga malam itu gimana?"Ya, kita pemanasan dulu kalau mau olahraga, Kaira.""Maksudnya lari-lari kecil gitu, ya?" Kaira tersenyum manis yang memb
Read more
Chapter 28 - Lanjut Atau Berhenti?
"Yakin? Kalau memang siap, aku tak mau berhenti, Kaira," geram Dipta yang terus mencumbu bibir istrinya dengan brutal.Kaira hanya mengangguk saja, tak bisa berkata-kata lagi karena merasa hatinya senang, juga tubuhnya terasa enak, geli-geli nikmat.Jujur saja sebelumnya Kaira tak pernah merasakan sensasi yang seperti ini. Ia rasanya ingin menjerit kencang seperti orang gila saat area bawahnya terus berkedut-kedut."M-mas," panggil Kaira lirih bahkan suaranya terdengar begitu serak. "A-aku rasanya mau pipis," lanjut Kaira yang membuat Dipta menghentikan aksi menciumi leher wanita itu, bahkan tangan yang sedang meremas dua gundukan ikut istirahat."Pipis?" Kening Dipta mengerut bingung, namun pria itu tetap memberikan waktu untuk istrinya agar pergi ke kamar mandi, apa yang dimaksud Kaira orgasme? Masa baru dicium sama remas udah keluar duluan, sih!? Tapi biarlah, tandanya ia pria hebat bikin Kaira orgasme.Berbeda dengan Kaira yang sudah tak tahan. Rasanya sesuatu di dalam sana ingin
Read more
Chapter 29 - Kena Potret Paparazi
"Sudah diam! Cepat masuk!" Salah satu petugas kepolisian membentak Bayu yang sedari tadi terus memberontak, bahkan berteriak kencang ke arah Kaira, menuduh dengan fitnah kejinya.Ditatap tajam dengan aura penuh dendam membuat Kaira merasa takut sendiri. Apalagi ia tahu betul watak dari Mas Bayu, dia tidak akan diam saja jika apa yang diinginkan belum tercapai, termasuk balas dendam.Saat Mas Bayu sudah dibawa pergi dengan mobil polisi, Kaira menghela napas lega. Ia buru-buru masuk karena takut telat menemui Pak Wisnu yang terkenal sangat disiplin soal waktu."Permisi, sebelumnya saya sudah ada janji dengan Pak Wisnu, apa beliau ada di tempat?" Kaira memastikan terlebih dahulu, meski tahu jawabannya, namun namanya dunia kerja harus ada basa-basi sedikit sebagai rasa hormat dan formalitas."Ada, dengan Ibu siapa dan dari perusahaan apa?" tanya Resepsionis itu dengan sangat ramah."Kaira sifabella, dari Golden Grup," jawab Kaira dengan senyuman manis meski tak bisa dipungkiri jika hatin
Read more
Chapter 30 - Wisnu Terkejut Luar Biasa
"Itu hasil dari penyelidikan saya mengikuti Tuan Dipta hari ini," lapor Dimas, orang kepercayaan Wisnu Kertakusuma.Wisnu yang sibuk dengan segudang pekerjaan, terbengong untuk sesaat. Bahkan mata tuanya tak berkedip sedikit pun saat melihat potret putranya mencium seorang wanita.Jika dilihat secara sekilas, Wisnu sangat paham siapa wanitu yang bersama Dipta itu. Dia, wanita itu, adalah Kaira rekan bisnisnya.Tapi, bukankah Kaira mengatakan sudah memiliki suami? Sedangkan putranya belum menikah sama sekali. Apa jangan-jangan mereka berdua melakukan perselingkuhan selama ini? Astaga! Mau jadi apa jika orang-orang tahu kalau generasi penerus Archery Grup adalah seorang pebinor! Ini tidak bisa dibiarkan! Wisnu harus bertemu dengan Dipta, dan menghentikan aksi gila mereka berdua."Tolong awasi mereka terus!" titah Wisnu sangat serius.Pikiran yang terpecah antara kerjaan dan putranya membuat kepala Wisnu pusing. Dia akhirnya menelepon sekretarisnya untuk membatalkan semua meeting setelah
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status