Lahat ng Kabanata ng Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Kabanata 21 - Kabanata 30
152 Kabanata
Bab 21 ( Pecel Lele Part 2)
"Apa rencanamu?" Rangga tak lantas menjawab, Ia masih menikmati makanan yang tersaji di hadapannya.Merasa percuma jika diteruskan berbicara dengan Rangga, Rahayu memutuskan untuk melihat keadaan Suci. Ia tidak ingin mempercayai ucapan Rangga yang menuduh menantunya itu pernah tidur dengan orang lain selain dengan Rangga. Rahayu telah merencanakan semuanya dengan sangat baik dan ia tidak mungkin salah mengatur strategi yang tepat untuk mempersatukan Suci dan Rangga. Walaupun Ia sangat salah dengan merencanakan sesuatu yang begitu picik, tapi Rahayu sungguh menginginkan anaknya mendapatkan wanita yang baik."Suci, lebih baik kita memeriksakan kesehatanmu."Suci meraih tangan Rahayu."Ibu, maaf. Tapi, aku benar-benar tidak mengerti kenapa perutku terus merasa mual dan pusing. Tapi…" Suci menundukkan kepalanya dan terlihat begitu bingung untuk meneruskan perkataannya."Lanjutkan, sayang…" pinta Rahayu mencoba untuk menenangkan Suci."Pusingku akan hilang jika mencium aroma Rambut Mas Ra
Magbasa pa
Bab 22 (Ingin Pisah Ranjang)
Anton menatap tak percaya hal yang saat ini dilihatnya. Betapa lahapnya Rangga saat menghabiskan makanannya yang Anton sendiri tidak pernah sekalipun tahu, jika Bosnya itu menyukai makanan yang biasa dijajakan di pinggiran jalan raya."Ini rahasia kita berdua."Anton menelan ludahnya. Sepertinya Rangga mengetahui isi pikirannya.Setelah selesai menghabiskan makanannya, Rangga terlihat begitu santai dan kembali berkutat dengan dokumen yang tadi dibiarkan begitu saja.Hal itu benar-benar membuat Anton merasa curiga jika ada yang salah dengan Rangga.Rangga sendiri bingung dengan kemauan yang ia miliki soal makanan yang sangat diinginkan oleh Suci itu. Seumur hidupnya, baru kali ini Rangga merasakan bagaimana rasanya Pecel lele. Ikan yang terlihat berwarna hitam itu terlihat begitu menggiurkan dan rasanya juga tidak terlalu buruk. Justru, Rangga menyukai rasa gurih manis Ikan tersebut.***"Enak?" tanya Rahayu saat memperhatikan wajah menantunya yang sejak tadi hanya menyuapkan sedikit ma
Magbasa pa
Bab 23 ( Aku adalah Istrinya)
"Iya, tapi hanya sebatas pernikahan diatas kertas." Suci menghela nafas berat, lalu turun dari kasur.Rangga hanya diam memperhatikan istrinya itu yang masuk ke dalam kamar mandi. Rangga Kembali membuka bajunya dan bersiap untuk menyegarkan badannya yang sudah terasa begitu lengket.Sampai kamar mandi, Rangga dapat melihat Suci sedang duduk di pinggiran Bathtub dan salah satu tangannya dimasukkan ke dalam air untuk mengukur suhu hangat pada air.Saat Suci berbalik, Wanita itu nampak terkejut dan hampir saja terpeleset jika Rangga tidak segera meraih pinggang rampingnya."Apa aku seperti hantu?"Suci menggeleng cepat, berusaha untuk menjauh dari jangkauan Rangga, karena wajahnya terlalu dekat dengan dada Rangga. Ini bukan kali pertamanya Suci melihat dada berotot milik Rangga, namun tetap saja. Ia merasa tak pantas jika harus sedekat ini dengan mantan Bosnya itu."Saya sudah menyiapkan yang anda inginkan. Saya, permisi dulu."Ekspresi wajah Rangga berubah saat mendapati Suci yang terlih
Magbasa pa
Bab 24 ( Sakit Hati )
Wajah Siska yang tadinya sumringah mendadak pucat saat Suci memperjelas statusnya sebagai Istri Rangga."Tapi Rangga masih memiliki hutang yang harus dibayar dan sampai kapanpun hutang itu tidak akan pernah lunas!" sanggah Siska dengan senyum meremehkan."Benarkah demikian? Tapi, Sepertinya Mas Rangga tidak pernah sekalipun menceritakan hal ini padaku. Itu artinya…" Suci menggeser posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan Rangga. Tangannya bergelayut di lengan kokoh sang suami dan menyandarkan kepalanya pada lengan pria yang terlihat diam saja mendengarkan perdebatan dua wanita ini. "Itu artinya, kau tidak berarti apa-apa bagi Mas Rangga," Lanjutnya sambil menatap wajah Siska yang terlihat memerah menahan amarahnya.Rangga hanya diam saja dan sengaja menatap wajah Siska. Menunggu reaksi yang akan dilakukan oleh wanita yang dulu pernah singgah di dalam hatinya."Rangga, aku tidak terima direndahkan Seperti ini!" Siska bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar dari Toko. Membuat b
Magbasa pa
Bab 25 (Istri Kontrakku Selamanya)
Rangga menggerakkan rahangnya penuh dengan amarah. Memang ucapannya sudah kelewat batas, namun tidak seharusnya Suci mengatakan hal yang menyulut emosi Rangga. Lagipula, posisi Mobil dalam keadaan berhenti. Lantas untuk apa mengatakan hal itu?Belum selesai pemikirannya, Pintu Mobil telah terbuka dan Suci terlihat turun dari mobil."Suci!"Tidak ada sautan, wanita itu terus berjalan ke depan dan berakhir dengan terduduk. Dari balik kaca mobil, Rangga baru menyadari bahwa istrinya itu sedang mengeluarkan isi perutnya.Rangga bergegas untuk turun dari mobil dan mendekati tubuh Suci."Kau tidak apa-apa?" Rangga menyentuh pundak Suci.Wanita berambut panjang itu tidak menjawab. Ia masih memuntahkan cairan yang terlihat begitu bening.Merasa sudah tak ada lagi yang dikeluarkan, Suci perlahan bangkit dari duduknya dengan dibantu oleh Rangga."Merepotkan sekali!" ucap Rangga saat keduanya telah kembali ke dalam mobil.Suci tidak ambil pusing dengan sikap yang ditujukan oleh Rangga. Yang Ia i
Magbasa pa
Bab 26 ( Positif)
"Dia…?" seorang wanita yang memiliki wajah teduh dan seumuran dengan Rahayu menyambut kedatangan Suci dan Rangga."Istriku." Tegas Rangga, lalu memberikan isyarat pada Suci agar duduk di kursi yang telah disediakan, tepatnya di hadapan Wanita yang terlihat masih memperhatikan Gerak-gerik Suci."Maaf ya, aku tidak bisa datang ke pesta pernikahan kalian. Waktu itu, ada sedikit masalah." Lanjutnya tanpa berpaling dari wajah Suci sambil mengulurkan tangannya pada Suci.Suci menyambut uluran tangan wanita yang berprofesi sebagai dokter itu."Jadi, ada yang bisa aku bantu?""Istriku tiga hari ini memiliki keluhan sering sakit kepala dan terkadang muntah terus. Apa ini bisa dijadikan sebuah tanda, bahwa Ia sedang hamil?"Suci menghela nafas berat, rasanya Pertanyaan Rangga semakin memperburuk keadaan pikiran dan perasaannya.Dokter Nasya kembali menatap wajah Suci yang terlihat menundukkan kepalanya."Baiklah, untuk lebih jelasnya lebih baik kita periksa saja." "Tapi—""Ikuti saja arahan Do
Magbasa pa
Bab 27 ( Dibela Mertua)
Rahayu memandang bingung dengan tingkah laku anak dan menantunya yang terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja bertengkar. Suci terlihat menjaga jarak dengan Rangga. Hal itu bisa ditebak dari gelagat aneh Suci yang memilih untuk duduk di sampingnya. Padahal, biasanya wanita berhidung mancung itu selalu duduk di sebelah Rangga."Kalian bertengkar?" Rahayu tak mampu menahan rasa penasarannya.Rangga menatap malas pada Rahayu, lalu kembali memandang ke arah lain. Tepatnya pada wajah Suci yang terlihat memerah menahan malu."Tanyakan saja pada menantu kesayangan, ibu." Ada senyum meremehkan lawan bicaranya. Suci mengerti, Rangga sengaja melemparkan pertanyaan itu pada dirinya untuk mempermalukan Suci di hadapan Ibu mertuanya."Suci?" Rahayu tampak tidak sabar."Mas Rangga…" Suci menggeleng sambil menunduk. Ia begitu malu dengan kejadian itu. Lantas, sekarang Rangga Kembali mengingatkan hal tersebut."Aku hanya meminta Hak atas dirinya." Rangga memecah keheningan itu.Kening Rahayu
Magbasa pa
Bab 28 ( Skor kita Sama!)
"Bagaimana dengan penjualan di sini?" tanya Rangga saat memperhatikan Tokonya yang terlihat sudah mulai ramai pengunjung."Bagus Pak, setelah insiden beberapa saat lalu, antusiasme mereka untuk mencicipi kue kita bertambah. Walaupun sebenarnya ada sedikit kendala." Jawab salah seorang karyawan yang bertugas sebagai bagian pemasaran produk Roti."Apa itu?"Karyawan tersebut terlihat gelisah dan menundukkan kepalanya. Seperti takut menyampaikan pendapatnya."Katakan saja, aku harus tahu semua informasi tentang Toko.""Dua hari yang lalu, Pak Restu datang dan mengatakan bahwa istri anda adalah mantan kekasihnya. Anda disebut sebagai orang yang merusak rencana pernikahannya.Anton yang sedari tadi diam, terlihat begitu antusias untuk mendengarkan perkataan Karyawan tersebut."Saya juga sedikit bingung, apa tujuannya mengatakan hal tersebut. Beberapa pengunjung nampak jelas merekam perkataannya, namun anehnya tidak ada berita yang terlihat di laman media sosial manapun. Seperti ada yang me
Magbasa pa
Bab 29 ( Meminta Pertolongan)
Siska tidak senang dengan keputusan Rahayu yang merestui pernikahan Rangga dan Suci. Itu sebabnya, pagi ini Ia datang dengan membawa Soto ayam kampung favorit Rahayu. Ia ingin kembali meraih hati ibu angkatnya itu."Selamat Pagi!" ucapnya saat memasuki ruang makan, dimana Rangga, Suci dan Rahayu Sedang menikmati sarapannya.Rangga memutar bola matanya, malas dengan kedatangan Siska yang akan memperkeruh suasana pagi hari ini.Rahayu memaksakan senyumnya saat Siska memeluk tubuhnya dan menyodorkan makanan yang ia bawa."Apa ini?""Tentu saja makanan favorit ibu." Jawab Siska terlihat bangga dengan hal yang ia lakukan."Kebetulan, sudah lama ibu tidak merasakannya.""Ah, benarkah? Aku pikir, menantu Ibu pernah memasaknya. Atau jangan-jangan, istri Mas Rangga belum tahu makanan favorit ibu. Wah, wah…mengejutkan sekali."Suci meletakkan sendok makannya di atas piring yang masih tersisa makanan. Ia menatap wajah Siska yang terlihat menatapnya."Apa itu masalah buatmu?"Rangga tersenyum pua
Magbasa pa
Bab 30 (Terlihat Menggoda)
Suci tak berani mengangkat kepalanya. Namun, ia dapat merasakan tangan Rangga mulai menyentuh kepalanya dan disandarkan pada bahunya, Seperti memberikan kekuatannya pada diri Suci.Mendapatkan perlakuan seperti itu malah membuat Suci terbawa perasaan dan menumpahkan air matanya.Rangga mengelus lembut rambut Suci. Walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan ulah Suci yang lebih memilih mengabarkan kejadian ini pada Mantannya itu, tapi Ia tak tega jika harus memarahi Suci dalam keadaan seperti ini.Beberapa saat kemudian, Seorang dokter dan perawat keluar dari ruangan."Bagaimana kondisi Ayah saya, dok?" Suci bangkit dari tempat duduknya dan langsung menghambur ke arah sang dokter yang tampak lelah, namun masih dapat menyunggingkan senyumnya."Alhamdulillah, pasien telah melewati masa kritisnya."Suci mendesah lega saat mengetahui keadaan Ayahnya baik-baik saja. "Apa sebelumnya pasien baru menjalani sebuah operasi besar?" kembali dokter memberikan pertanyaan."Iya, beberapa Minggu yang
Magbasa pa
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status