All Chapters of Dendam Bos Arogan Berujung Akad: Chapter 31 - Chapter 40
80 Chapters
Bab 31 - Kamu Tiba-Tiba Baik dan Melunak, Ada Apa?
Bara bicara serius dengan dokter. Bahkan mereka juga melakukan pembicaraan video call dengan sang ibunda di Jakarta, serta bersama dokter yang merawat sang ayah, Gunadi Bagaskara. “Gimana Ma? Kalau masa kritis Papa sudah lewat, kita bawa papa dirawat di sini untuk pemulihannya,” kata Bara di layar gadget. “Bisa saja itu dilakukan, tetapi memang belum pulih benar setelah tersadar dari koma. Kami juga belum berani untuk pindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya belum stabil. Tidak ada yang bisa memperkirakan kapan, tetapi mungkin butuh waktu 1-2 bulan ke depan. Kita lihat perkembangannya,” kata dokter yang merawat ayah Bara. “Baik kalau begitu. Intinya kami di sini siap menerima dengan tangan terbuka,” kata dokter rekanan keluarga Bara di Singapura. Bara mengikuti semua saran dokter dan mereka menemui kesepakatan. Begitu ke luar dari ruangan dokter, ponselnya berbunyi. “Hei Mas Deni, gimana mas?”“Aku sedang main golf nih, aku share loc nih! Ke sini lah,” bujuk sang kerabat. “Wah b
Read more
Bab 32 - Leavin' on a Jet Plan Bersamamu
Angel berbincang dengan sang ayah begitu selesai mengemas pakaiannya ke dalam koper. Ibunya sudah tidur lebih dulu. Sang ayah masih sibuk dengan maket dan desain proyek terbaiknya tahun ini. “Jadi kamu pulang besok sama Widuri?”“Widuri masih mau stay di sini Pa. Tomi, kekasihnya akan nyusul,” kata Angel. “Kekasihnya sama-sama lawyer?”“Iya Pa,” jawab Angel sambil mengunyah apel. “Ya lebih baik begitu. Sejajar. Daripada kamu, gak setara sama suamimu. Masa istri di luar negeri, suami di luar kota, bukannya menyusul kamu ke sini sih,” kata sang ayah sambil membaca beberapa proposal. “Pa, Mas Nick itu memang serba salah. Sejak awal kan dia sudah berusaha ambil hati Papa Mama, tapi selalu kalian acuhkan. Mas Nick gak ke sini, lebih salah lagi. Papa Mama ini maunya gimana sih,” kata Angel ketus. “Ya maunya kamu pisah sama dia, dan cari yang lebih baik, lebih sejajar,” kata sang ayah. “Pa udahlah,” lirih Angel mengeluh. “Memangnya kamu bahagia menikah sama dia? Hah? Mumpung kalian be
Read more
Bab 33 - Itu Perempuan yang Pernah Sama Bapak, Bu!
BEEP BEEP!Mobil Bara tiba di rumah Angel. Angel tersenyum ke arah sang CEO dengan mengucapkan terima kasih. Bara juga mengangguk dan turun dari mobil lalu menurunkan tas koper Angel. “Terima kasih atas semuanya ya mas,” kata Angel sambil melihat ke arah ART yang sigap meraih kopernya. “Sama-sama. Besok sudah mulai masuk ya! Ada banyak tugas yang menumpuk. Sudah Senin,” tegas Bara dingin. “Iya mas. Pasti,” kata Angel seraya melambaikan tangan ke arah Bara yang masuk ke mobil. Bara memundurkan mobilnya dan melambaikan tangan lalu menutup jendelanya. Bara melihat reaksi Angel dari dalam mobil melalui spion. Angel masuk ke dalam rumah dan melihat rumahnya hening, sepi, tak ada suami yang menyambutnya. Rasa sedih itu kembali menggelayuti hatinya. “Kopernya saya bawa ke kamar ya, Bu,” kata ART. “Iya mbak, terima kasih. Kalau sudah, tolong bikinkan saya jus ya mbak,” kata Angel langsung rebahan di sofa besar. Angel menghubungi sang suami namun ditolak atau direject. Mungkin barangka
Read more
Bab 34 - Nikmatnya Pengantin Baru: Jangan Pulang Dong, Sayang!
Nick berada di sebuah kamar. Dia memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper kecil. Nick mengenakan kemeja dan celana selutut. Minyak wangi juga disemprot ke tubuhnya. “Sayaaang, jangan pulang dong. Aku masih mau sama kamu,” ucap seorang perempuan memeluk Nick. Nick berbalik dan meraba payudara sang wanita. Dengan manja, wanita itu gelendotan ke bahu Nick. Kemeja Nick diraba, dan kancingnya dilucuti lagi. “Aduhhh … RIRI sayang. Kalau begini caranya, aku gak pulang-pulang nih,” kata Nick seraya mencium bibir Riri, wanita yang mencumbunya saat ini. “Iyaa, kenapa sih kamu gak ceraikan Bu Angel aja mas? Kan sekarang udah nikah siri sama aku. Aku kapan dong jadi istri kamu sungguhan,” kata Riri memainkan lidahnya berputar di bibir Nick. BRUUK!Nick langsung memundurkan tubuh Riri ke ranjang, dan kini Riri berbalik di atas tubuh Nick. Mereka saling mencumbu, kemeja Nick dibuka lagi. “Aku belum bisa ceraikan Angel. Aku masih butuh uang dia,” kata Nick seraya membuka satu tali lingerie R
Read more
Bab 35 - Apa Benar Suamimu Sudah Duda?
Pulang dari kantor, Riri membawa makanan di tangan kanan dan kirinya. Ada sate ayam dan juga soto Padang. Ada ibu dan adiknya tinggal di rumah kontrakan tahunan yang cukup layak. “Suamimu ke mana Ri?” tanya sang ibundanya. Riri mengambil piring dan juga mangkuk serta sendok dan garpu. Adiknya, juga membantu Riri menyiapkan makanan. “Kan ini Senin, bu. Jadi Mas Nick harus ke luar kota. Pulang Rabu sampai Minggu sama aku,” ujar Riri. “Hemm … kamu itu, bahasa bicaramu seperti ‘giliran’ saja, pakai hari-hari segala,” ucap sang ibunda. “Ih kok ibu ngomongnya gitu sih. Kan aku udah bilang, kalau Senin Selasa, Mas Nick sibuk ke luar kota,” kata Riri menatap ibunya dengan meyakinkannya. Riri juga memberi kode lirikan kepada sang adik. Adiknya Riri hanya mengangguk lalu mengambil nasi untuk sang ibunda. “Ya ibu lupa kalau ini hari Senin. Terus … bulan ini adikmu harus bayar uang kuliah. Gimana Ri?”“Ya aku juga kan harus maklum ya bu. Sejak perusahaan atasanku, Bu Angel, agak menurun, m
Read more
Bab 36 - Sudah Punya Pacar Kok Gak Bilang-Bilang, Sih?
Angel melihat Bara sedang sibuk menelepon. Baru juga turun dari mobil, Bara kembali lagi masuk mobil dan tancap gas. Angel yang penasaran, menanyakan hal itu kepada sekretarisnya. “Memangnya ada apa, kok Mas Bara buru-buru? Bukannya kita ada meeting dengan klien jam 2 siang ya?” tanya Angel kepada Santi. “Oh itu bu Angel. Ayahnya Mas Bara mau dipindah ke ruang perawatan. Udah tidak di ruang ICU lagi,” kata sang sekretaris. “Wah syukurlah. Artinya, sudah membaik ya kondisinya,” tanya Angel tersenyum. “Kalau menurut Pak Bara sih, kalau memang sudah dipindah ke ruang perawatan, artinya gak terlalu butuh banyak alat-alat lagi ya,” kata Santi. “Hemm gitu, terus, nanti akan balik lagi gak?’ tanya Angel ingin tahu. “Balik lagi kok bu katanya,” kata sang sekretaris. KURIR!Seorang kurir membawa buket bunga ke dalam kantor. Penerima tamu mencatat bunga tersebut dan Angel melihat kurir dan penerima tamu berbincang. Angel hanya sekadar melihat, ada seseorang yang mengirimkan bunga untuk s
Read more
Bab 37 - Tak Cuma Cantik, Kamu Telaten Juga Ya…
Saat memilih buah dan makanan di supermarket, Angel sempat menghubungi Nick. Dia juga bertanya kepada sang suami, mau dibelikan apa malam ini. “Aku gak mau beli apa-apa. Karena ini juga lagi makan malam sama klien. Nanti pulang ke rumah sekitar jam 10 pagi. Besok Subuh sudah berangkat,” kata Nick di ujung telepon. “Ya udah, berarti aku gak apa-apa ya ketemu atasanku dulu? Dia lagi di rumah sakit urus ayahnya,” kata Angel seraya membayar di kasir. “It’s okay. Oh iya, nanti mau ada yang aku omongin ya,” kata Nick tiba-tiba. “Omongin? Ngomong soal apa mas,” tanya Angel agak bingung. Ya nanti aja, kan aku bilang nanti,” kata Nick. “Ya udah, oke mas,” kata Angel. Selesai membayar, sang perempuan cantik itu kembali masuk ke dalam mobil. Ponselnya berbunyi sebelum Angel menyetir. Ternyata itu dari sang atasan, Bara. “Kamu jadi ke sini? Saya tunggu ya. Oh ya, saya sedang di ruang farmasi dulu, sedang konsultasi obat untuk ayah saya. Kamu langsung saja masuk ke ruang perawatan VIP lan
Read more
Bab 38 - Apa Kamu Masih Sayang Aku?
Selama perjalanan pulang, pikiran Angel dihinggapi banyak hal. Dia menyetir dan lebih banyak melamun saat lampu merah. Pukul 9 malam saat ini. Angel mengambil ponselnya dan menyalakan loudspeaker lalu bicara pada ART. Mumpung mobil masih berhenti, Angel mencoba untuk fokus. “Jadi bapak belum pulang juga ya mbak,” tanya Angel. “Belum Bu,” kata ART. “Ya sudah, tapi kamu tetap masak nasi kan ya? Saya mau bikin tumisan dulu aja nanti yang cepat, sebelum suami saya pulang,” kata Angel bersemangat. “Iya bu. Nasi sudah siap sejak tadi,” kata si mbak. Sekitar 21.30, Angel tiba di rumah. Dia tidak sempat istirahat, tetapi langsung masuk ke dapur. Angel mulai mengiris bawang merah, bawang putih, bombay dan cabai. Angel juga mengiris jamur dan bakso serta ayam. OSENG OSENG OSENG!Angel sibuk memasak meski masih mengenakan kemeja kantor. Dia berpacu dengan waktu menunggu suaminya pulang. Jagung muda dimasukkan ke dalam penggorengan kali ini. Angel lalu menggoreng ayam yang sudah diungkep
Read more
Bab 39 - Doa Tulus dari Kamu
Kriiing! Kriiiing!“Halo. Gimana Mas Deni?” jawab Bara saat selesai berenang di rumahnya. “Mantap! Aku berhasil menikung,” teriak Deni di ujung telepon. “Menikung gimana mas,” tanya Bara sambil menyantap buah anggur dengan dada yang bidang dan basah karena usai berenang. “Iya! Investor itu membatalkan investasi sama perusahaan Tanuwijaya! Akhirnya, investor itu besok akan datang ke perusahaanku. Kami janjian, dan dia akan tanam investasi di tempatku,” kata sang kolega. “Wah serius mas? Kebakaran jenggot dong itu si Tanuwijaya,” kata Bara tersenyum. “Oh pastinya! Tapi dia belum tahu nih! Karena akan jadi surprise besok kalau si investor itu gak akan datang ke kantornya. Karena rencananya, besok mereka seharusnya MoU. Karena si investor sudah DP 10 persen ke perusahaanku, sudah pasti batal dong di sana. Miliaran coyyy,” kata dia. “Mantap! Itu baru satu proyek ya. Dia gagal,” kata Bara sedikit tersenyum. “Oh iya! Aku belum puas! Banyak kolega lain yang sakit hati dengan caranya di
Read more
Bab 40 - Kok Bisa Sih Kita Ketemu di Sini?
Bara meminta tolong Angel sambil memberikan beberapa berkas dibantu oleh Santi, sang sekretaris. Bara terlihat merapikan beberapa berkas dan menandatangani semua yang penting. Itu karena Bara harus berangkat ke Singapura. Angel melihat kursi Riri sudah kosong, sekitar pukul 16 sore. Angel sampai bertanya kepada Santi, di mana Riri. "Oh dia sudah pulang duluan Bu. Katanya ada urusan keluarga," kata Santi, sekretaris Bara. "Oh ya? Sekarang Riri jadi sering pulang cepat terus ya? Biasanya dia sering di kantor sampai jam 6 sore," kata Angel."Iya Bu, dia sekarang kalau datang satu jam lebih awal, dan pulang lebih cepat. Katanya sih, sekarang harus ada yang diurus," ucap Santi. "Oh gitu ya. Sekarang Riri jarang ngobrol sama saya," gumam Angel. Tak lama kemudian, Angel juga merapikan semua barang dan laptop untuk siap-siap pulang. Dia pergi ke lantai basement untuk menuju ke arah mobilnya. Kriiing Kriiing!"Iya Halo Ma," ucap Angel di sudut telepon. "Ngel! Ini lho ayahmu!" kata ibuny
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status