Semua Bab Dendam Bos Arogan Berujung Akad: Bab 71 - Bab 80
80 Bab
Bab 71 - Ya, Aku Selingkuh
Angel menghampiri ayahnya yang sedang menatap balkon di apartemen. Dia mempertanyakan apa yang terjadi dengan sang ayah dan juga rivalnya. Ibunya Angel, memegang bahunya, meminta Angel dengan kode menggeleng. "Jangan dulu. Ayahmu masih belum bisa diganggu. Sejak pulang, maunya sendiri aja," kata sang ibunda. "Ya gak bisa gitu dong Ma! Aku gak menyangka kalau Papa itu sudah kejam sama orang lain. Jadi, Papa itu zalim atau gimana sih Ma? Kok ayahnya Mas Bara sampai seperti itu? Tega banget," kata Angel menangis. Sang ayah membelakangi Angel. Diam, hening, dan tidak menoleh sedikitpun. "Angel, Mama mohon, jangan dekati ayahmu dulu ya. Dia butuh waktu untuk sendiri," kata ibunya Angel. "Tapi Mama kenal Om Gunadi? Mama kenal istrinya kan? Tega banget sih Papa," kata Angel geleng-geleng kepala."Iya kenal. Tapi tidak begitu dekat sebetulnya. Papamu saja yang akrab dengan ayahnya Bara. Mama juga kaget dengan kondisinya. Kami sudah lama tidak mendengar kabarnya," ucap ibunya Angel."Tega
Baca selengkapnya
Bab 72 - Doctor, Please!
Suara pertengkaran terdengar dari dalam ruangan Angel. Santi dan beberapa dokter hingga karyawan menguping dari luar. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. "Kasihan ya Bu Angel, dengar-dengar sih, rumah tangganya di ujung tanduk," kata salah satu karyawan. "Aduh, itu ribut banget lho, lebih baik segera buka pintunya daripada terjadi apa-apa," kata salah satu dokter. "Eh apa benar, WIL atau selingkuhan suaminya itu adalah si Riri? Soalnya, gue sempat dengar begitu. Apalagi Riri juga kan dipecat ya," kata yang lainnya. "Sssst, jangan pada gosip. Gimana ini," ucap Santi mencoba mengetuk pintu terus. BRUKK!BRUUUK!"Jahat kamu mas! Kamu tega mengkhianati aku, apa salahku? Aku sudah berusaha mencoba pasang badan buat kamu di depan Papa Mama! Kenapa sih?! Tega banget," teriak Angel dari dalam. "YA KARENA KAMU GAK BISA KASIH AKU ANAK!"Tak Tok Tak TokSuara pantofel pria terdengar masuk ke dalam. Pria itu terhenti sejenak langkahnya begitu dia melihat karyawan dan sekretarisnya ber
Baca selengkapnya
Bab 73 - Apa? Hamil?
"Iya halo, tante," tutur Bara menjawab telepon yang masuk. "Lho ini siapa?" tanya ibunya Angel di ujung telepon. "Saya Bara," kata Bara. "Lho Nak Bara. Sedang sama Angel ya? Kok teleponnya sama kamu?" tanya ibunya Angel bingung. "Tante ... ini ... Angel ... tadi pingsang. Sekarang sedang di rumah sakit," kata Bara. "APA? YA AMPUN! RUMAH SAKIT? KONDISINYA GIMANA? ADUHHH," kata ibunya Angel panik. "Tante tenang aja dulu. Angel sudah kami temani kok. Sejauh ini kondisinya sadar, sudah ditangani dokter," kata Bara. "Di rumah sakit mana? Nanti kamu chat tante ya! Biar tante dan om langsung ke sana. Kok bisa?" tanya ibunya Angel. "Tadi, Angel sempat bertengkar dengan Nick, tante. Di kantor. Ya setelah itu, Angel mungkin syok dan pingsan," kata Bara. "ITU ORANG LAGI GARA-GARANYA! SELALU AJA NYUSAHIN ANAK SAYA! YA SUDAH, TOLONG YA BARA. DI SANA ADA SIAPA?" tanya ibunya Angel. "Ada Santi kok tante, sekretaris saya. Widuri juga sebentar lagi datang, tadi sudah dikabari," kata Bara. "
Baca selengkapnya
Bab 74 - Atasan Rasa Suami
Bara membantu Angel untuk pindah ke ruang perawatan. Pukul 19 malam ini, Widuri pamit saat Angel sudah lebih tenang. Bara tidak beranjak, seharian bersama Angel. "Bener, gak perlu aku temani?" tanya Widuri. "Gak perlu Wid. Gak apa-apa. Gak usah. Terima kasih. Kamu kan harus kerja lagi besok," kata Angel. "Besok aku akan ke kantor Nick. Akan aku bahas soal penundaan perpisahan kalian," kata Widuri. "Nanti ... kalau Mas Nick tanya, bilang aja, perceraian akan diurus setelah klinik laku terjual. Karena aku belum bisa juga bayar uang yang diminta oleh dia," ucap Angel sudah ikhlas. "Kenapa sih gak bilang kalau kamu hamil aja?" tanya Widuri. "Gak usah ... nanti aja. Aku gak mau berebut suami dengan Riri yang juga sedang hamil. Aku gak sudi dia bantu aku selama kehamilanku," ujar Angel kembali menangis. "Yang sabar ya Ngel," kata Widuri. Bara hanya menyimak obrolan mereka dengan mengupas kulit jeruk untuk Angel. Selanjutnya, Bara kemudian mengantar Widuri hingga ke pintu. "Mas Bara
Baca selengkapnya
Bab 75 - Perceraian yang Tertunda
TING TONG! ART membuka pintu. Bara yang datang, membawakan beberapa plastik berisi makanan. Pukul 7 pagi saat ini. "Pak Bara ... ada apa ya?" tanya ART sudah mengenalnya. "Angel ada? Sudah bangun?" tanya Bara ramah. "Non Angel lagi di area belakang, lagi minum jus di area kolam renang," kata ART. "Saya susul ya. Sudah makan belum dia?" tanya Bara lagi. "Tadi sih bu Angel katanya sedang mual. Jadi makanya minta dibikinin jus dan buah aja," kata ART. "Oh gitu, ya sudah, saya ke dalam ya," kata Bara seraya melangkah. Bara mengintip ke arah kolam renang. Terlihat Angel tengah menyantap buah sambil melamun. Tatapan matanya kosong dan memang sedang banyak pikiran. "Ehem! Morning," kata Bara tiba-tiba. "Ehhh ... mas Bara? Kok ada di sini," tanya Angel seraya berdiri menyambut atasannya. 'Ya kebetulan sebelum ke kantor sekalian lewat. Ada bubur sumsum dan kacang ijo nih. Mau yang mana? Belum sarapan kan," tanya Bara seraya memperlihatkan makanan yang dipegangnya. "Ya amp
Baca selengkapnya
Bab 76 - Buaya Terperangkap 2 Janin
Pagi hari, Nick termenung di balkon apartemen. Riri dengan dress dan perut yang mulai terlihat, memberikan jus di pagi hari. Sang istri siri juga membawakan buah untuk suaminya. "Sayang, kok kamu melamun aja sih? Semalam pulang jam berapa? Aku udah tidur," kata Riri sambil memetik satu buah anggur. "Hemm iya, jam 11 malam," kata Nick sambil menatap ke arah sejauh mata memandang dengan dingin. "Oh gitu, kok gak bangunin aku sih? Terus, sekarang kamu ke kantor? Temani aku aja dong sayang," kata Riri langsung duduk di pangkuan Nick. "Aduh ..." kata Nick langsung mengelak lalu menghindar perlahan."Ada apa sih sayang? Kok kamu kayak sembunyikan sesuatu dari aku," kata Riri mulai curiga. "Hah? Gak apa-apa," kata Nick. "Pasti kamu mikirin Bu Angel kan? Jujur!" kata Riri. Nick hanya menggeleng dan menoleh ke arah Riri dengan dingin. Dia berdiri lalu memegang besi balkon sambil menatap jalan.Riri mulai resah, dan bingung dengan sikap suami yang dirampasnya. Lantas, Riri memeluk Nick d
Baca selengkapnya
Bab 77 - Memelas, Ingin Bertemu
Nick melihat istrinya pagi hari. Semalaman, Nick tidur di sofa. Wajah Riri cemberut dengan tanpa senyum sedikitpun. Nick bangkit dari sofa memegang bahu Riri dari belakang. "Jangan gitu dong sayang, jangan marah," kata Nick saat Riri tengah menyiapkan sarapan. "Apaan sih! Jangan sentuh sentuh aku," ucap Riri ketus. "Sayang ... aku kan memang masih suaminya Angel. Jadi wajar kalau kami memang tidur bareng. Dia aku kasih nakah batin," kata Nick mencoba merayu Riri. "Gila kamu ya! Berani-beraninya kamu berpikir seperti itu!" kata Riri. "Ya bukan berani-beraninya, saat itu memang Angel merayu aku, dan aku ....""TERGODA! AH KAMU EMANG DOYAN!" tukas Riri sambil mengacungkan pisau. "Sayang, please! Tolong mengerti," kata Nick. "Ya terus, kalau Angel sedang hamil anak kamu, terus, kamu gak jadi cerai? Terus nasib aku gimana? Terus jadi yang kedua seumur hidup? Hah!" "Ya gak begitu juga sayang ... Angel juga gak mau nerima aku lagi. Tapi, tentu memang kami belum bisa bercerai. Tapi ak
Baca selengkapnya
Bab 78 - Itu Bukan Anak Kamu!
Nick bertanya kepada satpam di depan rumah Angel. Saat menurunkan kaca jendela, satpam tentu sudah mengenal majikannya. Saat mendekat, Nick mengajak satpam tersebut ngobrol. "Pak Nick gak masuk? Sudah lama sekali Pak Nick tidak pulang. Ibu lagi hamil katanya pak. Selamat ya," kata satpam enggan ikut campur. "Ah iya pak. Ya ... memang saya gak mungkin pulang. Mungkin bapak sudah tahu ..." kata Nick terlihat bimbang. "Iya pak. Yang sabar ya pak, saya ikut doakan yang terbaik," kata satpam. "Di dalam sedang ada tamu saya lihat," kata Nick menyelidik. "Ah iyaa... ada Pak Bara. Beberapa kali sering ke sini sejak bu Angel sering sakit dan hamil," kata satpam. "Ohhh ... sering datangnya?" tanya Nick. "Hemm ... ya sejak bu Angel masuk rumah sakit, dan pulang dari rumah sakit aja sih pak," kata satpam. Nick melihat ke arah mobil Bara. Dia mengangguk dan langsung pamit kepada satpam tanpa masuk. Lalu Nick memberikan sekantong plastik mangga dan bubur ayam untuk Angel. "Tolong kasih ya
Baca selengkapnya
Bab 79 - Aku Sayang Kamu, Angel
Angel sudah jauh lebih baik hari ini. Dia sudah mulai bisa tersenyum saat masuk ke kantor. Sudah sepekan sejak Angel masuk rumah sakit dan dinyatakan hamil. "Ya baik! Deal ya pak! Kita jalankan kerja sama ini," kata Bara saat bersalaman dengan klien kemudian menoleh ke ruang kaca. Angel melintas dengan membawa tas tangan dengan penampilan yang sudah jauh lebih baik. Lantas kemudian Angel masuk ke dalam ruangannya. Bara bergegas menuju ke ruangan Angel. "Sehat Ngel?" tutur Bara tersenyum kecil. "Hei ... mas. Iya udah lebih baik," kata Angel tersenyum dan sudah jauh lebih tegar. "Syukurlah. Aku senang dengarnya. Gimana? Sudah lebih bisa rileks atau ..." "Ya, sudah mas. Aku sudah lama menginginkan anak ini," kata Angel memegang perutnya. "Iyaaa ... aku paham. Kalau kamu memang tidak sanggup, pulang gak apa-apa. Gak usah ke kantor," ujar Bara. UWEEKK! UWEEEK! Angel tiba-tiba mual. Dia lantas beranjak dari bangkunya lalu menuju wastafel. Bara cukup menunjukka
Baca selengkapnya
Bab 80 - Rela Menjadi Ayah dari Anak Itu
Angel melotot menatap Bara saat mendengar Bara menyatakan perasaannya. Sang perempuan berbadan dua itu sedikit memastikan apa yang sebenarnya Bara katakan. "Maksud kamu gimana mas? Aku gak paham," ujar Angel. "Ya maksudku sudah jelas Ngel. Bahwa aku sayang sama kamu. Entah kenapa, ini semua seperti proses. Jujur, awalnya aku sangat benci kamu dan ayahmu, namun setelah aku mengenal kamu lebih jauh, justru hidupku menjadi lebih baik, aku lebih banyak tersenyum. Kamu mengisi kekosongan dan mengusir rasa dendam itu Ngel," kata Bara menyatakan panjang lebar. "Apaan sih kamu mas ..."Angel mencoba menghindar dan menuju ke arah pintu ruang kerjanya. Bara lantas memegang bahu Angel. "Jangan marah Ngel, aku hanya menyatakan yang sebenarnya, yang aku rasakan," kata Bara. "Mas ... aku ini istri orang. Bahkan, aku sedang mengandung anak suamiku," kata Angel dengan mata berkaca-kaca. "Aku hanya mau tanya satu hal sama kamu Ngel," kata Bara. "Apa itu mas," sahut Angel. "Apakah kamu masih ci
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status