All Chapters of Dendam Bos Arogan Berujung Akad: Chapter 11 - Chapter 20
80 Chapters
Bab 11 - Merayu karena Ada Maunya
Angel cukup terkejut melihat keberadaan Nick yang sudah berada di rumah saat dia pulang dari Bali. Dengan senyum yang tersungging di bibir, Angel menghampiri suaminya dengan tas selempang masih ada di bahunya. “Ya ampun, Mas! Aku gak nyangka lho kamu ada di rumah. Aku senang banget kamu di sini jam segini,” kata Angel melihat ke arah jam dinding, masih pukul 5 sore. Ini menjadi momen langka untuk mereka karena Nick pulang lebih cepat, ada di rumah lebih pagi. Nick yang sedang makan itu akhirnya menaruh garpu dan sendok di piringnya. “Iya, aku sudah pulang dari jam 4 sore. Tadinya mau hubungi kamu, mau jemput kamu di bandara. Ya sudahlah, karena kamu gak mungkin bisa dihubungi kalau lagi di pesawat, aku langsung pulang ke rumah aja,” tutur Nick memegang tangan Angel. Angel merasa berseri-seri, duduk di samping suaminya seraya mencondongkan tubuhnya untuk lebih intim. Suatu sikap yang tidak biasa dilakukan oleh Nick kepada sang istrinya. “Ahhh kamu so sweet banget Mas. Aku bahagia
Read more
Bab 12 - Suami Diam-Diam Pesan Jas, Istri Curiga
“Angel!”“Angel!”Bara dua kali memanggil Angel yang sedang melamun saat menggoyangkan pulpen di atas meja. Wajah Angel murung dan seolah penuh beban pikiran. “Angel!”“Oh iya, Mas, Gimana ya?”Angel kikuk dan terkejut saat namanya dipanggil sekali lagi. Bara tersenyum kecil hingga mendekat ke arah Angel. Mereka sedang berada di ruang rapat, bicara dengan para klien. “Proposal kamu ini saya tolak! Semua produk ganti pakai punya perusahaan saya!”“Lho Mas! Kok gitu sih? Perusahaan kita merger ini bukan berarti semua produk saya dibumihanguskan kan? Kenapa produk kami gak boleh berkibar juga? Ya kalau kami gak bisa jualan juga, artinya ini sama saja perusahaan kamu dong! Bukan merger namanya, tapi ganti kepemilikan,” ucap Angel berteriak di depan wajah Bara, di hadapan para klien yang resah dan saling menoleh. “Kamu lupa perjanjian kita? Semua keputusan, ada di tangan saya!”“TERSERAH! SAYA GAK MAU ANDIL DALAM SETIAP PROJECT APAPUN! SAYA CAPEK!”“Angel!”Angel ke luar ruangan karena
Read more
Bab 13 - Suami Menang Banyak, Setelah Duit Kini Mobil
Angel tiba-tiba tergerak untuk menelepon seseorang setelah selesai bicara dengan suaminya di telepon. Agak ragu memang, Angel menggigit bibirnya sendiri lalu mematikan ponselnya. Kriiing! Kriiing! “Ngel, tadi kamu telepon Ibu?” tanya ibu mertua, ibunya Nick. “Ehhh iya Bu. Kepencet,” kata Angel beralasan seraya bangkit dari kursi kerjanya lalu melihat ke arah jendela. “Ohhh kepencet. Hemm ibu kira kenapa. Nick nanti malam mau ke sini katanya karena besok akan berangkat dari sini, mau ke luar kota. Ibu kira kamu ikut,” kata sang mertua baik-baik saja. “Hemm … aku malah gak tahu Bu,” ujar Angel murung. “Gak tahu gimana maksudnya?” “Ehhh … enggak enggak. Maksudku, aku malah gak tahu bisa ikut apa enggak, karena memang klinik aku lagi sulit. Ada banyak sekali yang harus dibenahi. Jadi sebagai istri, aku dukung karier Mas Nick aja,” kata Angel menutupi sikap suaminya, dan tidak mau banyak mengeluh. “Ahhh … jangan terlalu sibuk. Kan akhir pekan ini ada libur tanggal merah plus ak
Read more
Bab 14 - Menyusulmu dan Sepotong Croissant
Saat long weekend tiba, Angel sudah berdandan sejak pukul 9 pagi. Dia memasang catok rambut kemudian menyiapkan dress yang cantik beserta blazer. “Ah enak banget sih kalian semua, sudah long weekend. Saya tetap harus kerja nih,” tutur Angel lewat grup chat para dokter dan karyawannya dulu, tanpa ada Bara di dalamnya. “Ah ibu, kami juga kan para dokter tetap on duty. Tetap masuk karena harus melayani pelanggan. Ya memang sih, ada yang shift dan piket bergantian. Yang liburan sih Riri tuh, ke Lombok katanya,” kata para dokter menyebut nama Riri. “Hehe, iya nih. Holiday dulu ya,” tulis Riri. Angel hanya bisa tersenyum membaca pesan di grup para karyawannya yang nyaris menganggur jika klinik ditutup. Yang utama, Angel merasa lega karena gaji mereka sudah dibayar dengan lancar saat ini. Angel menuruni anak tangga dan melihat ke meja makan. Si mbak ART sudah menghidangkan cereal dan roti tawar sesuai pesanan Angel. Krrriiing! Kriiiing!“Ya halo Ma,” kata ibunya Angel dari Singapura.
Read more
Bab 15 - Penghulu Jadi Tanda Tanya
Croissant sisa satu menjadi saksi di antara mereka berdua. Rasa almond dan keju membuat Bara masih melirik croissant itu. “Yakin kamu gak mau?” tanya Bara melirik ke arah Angel dan croissant. “Hehe, kamu mau? Ambil aja. Atau saya belikan lagi,” kata Angel mulai tidak kaku saat bicara dengan Bara. “Ya udah, buat saya saja,” ucap Bara mengambil croissantnya lagi lalu mengunyahnya. Angel mesem-mesem melihat sikap Bara sambil menunjuk ke sudut bibir CEO sombong itu. Bara lantas memegang sudut bibirnya dengan tangannya. “Bukan, bukan yang itu, tapi yang kiri,” tutur Angel menunjuk ke arah sudut bibir Bara. Bara lantas mengambil tisu dan membersihkan dagu dan sudut bibirnya dari remah-remah roti. Dari arah berlawanan, Angel hanya bisa tersipu melihat tingkah Bara. Hingga akhirnya obrolan itu terpecahkan oleh suara ponsel. “Maaf ibu, HPnya Pak Nick saya yang pegang selama 2-3 hari ini. Karena memang di sini agak susah sinyal, dan Pak Nick bilang, gak bisa sering-sering balas chat atau
Read more
Bab 16 - Tak Adil Jika Salahkan Takdir
Bara berhenti di sebuah rumah mewah, meski lebih kecil jika dibandingkan rumah orang tuanya. Dari dalam mobil, Bara melihat ke sekeliling. “Ayahmu juga ada di sini?”Pertanyaan soal ayah langsung yang pertama ditanyakan Bara kepada Angel. Dan tentu saja Angel menjawabnya dengan gelengan kepala. “Papa sama Mama jarang pulang ke Jakarta. Mereka menetap di Singapura. Kalaupun ke sini, ya gak di rumah ini. Ini kan rumah saya bersama suami. Kalau Papa Mama, rumahnya gak jauh dari sini sih. Tapi rumah di sana ya dijaga sama anak buah mereka,” ujar Angel tersenyum. “Ohhh … pasti ayahmu sosok yang terlalu angkuh …”“Apa?” tanya Angel heran. “Oh maksudku, pasti ayahmu sosok yang tidak begitu akrab dengan anaknya, karena pulangnya saja jarang atau jarang bertemu,” kata Bara mengalihkan. “Ya memang kalau dibilang dekat, saya lebih dekat dengan ibu saya. Tapi Papa saya sosok yang tegas namun tetap lembut pada anaknya,” ujar Angel. “Ya belum tentu lembut pada anaknya, tapi lembut juga pada r
Read more
Bab 17 - Tanda-tanda Suami Selingkuh
“Silakan tinggalkan pesan, ini kotak suara,” ujar operator.Angel menghubungi suaminya kembali saat malam hari. Tidak ada tanda-tanda komunikasi dari suaminya saat ini. Angel mulai berpikir banyak hal, merenung sambil melihat foto pernikahan mereka. Kriiing Kriiing!“Haiiii Widuri, ke mana aja,” kata Angel saat ditelepon oleh seseorang. “Hehehe! Ngel! Aku tuh habis ambil S2 hukum, langsung buka kantor lawyer kan kamu tahu itu. Aduh, klienku itu ya selebriti, selebgram, marak banget perselingkuhan zaman sekarang! Ya urusin perceraian setiap hari, Duh pusing deh aku. Jadi kita gak bisa ketemu terus nih! Aku janji mau traktir kamu laksa Singapura ya, kesukaan kita lho ya! Zaman-zaman kuliah dulu. Hahaha,” ucap Widuri, sahabat kuliah Angel. “Iya sombong banget sih! Udah hampir 4 bulan lho kita gak meet up! Kapan mau ketemu, kamu janji janji aja! Huuu! Aku tuh lagi pusing banget, banyak masalah. Mau curhat,” kata Angel manyun sambil tersenyum menatap meja rias. “Masalah apa sih? Seoran
Read more
Bab 18 - Lagi Kena Musibah, Kok Tega?
Widuri muncul dari kolam renang menunjukkan mimik heran ketika menatap Angel yang begitu emosional. Wajah Angel seperti meledak-ledak merah seolah terbakar. “Kenapa sih kamu? Ada apa? Soal suami ya?” tanya Widuri, sang sahabat sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu mengambil minuman. “Bayangin coba Wid! Pabrik skincare aku ditutup!” kata Angel berapi-api. “Hah? Siapa yang nutup? Pabrik yang di mana nih?” tanya Widuri sang pengacara bingung. “Ya yang di Tangerang! Itu pabrik satu-satunya dan sudah berkurang produksinya. Sekarang malah ditutup sepihak,” kata Angel kesal. “Sama siapa? Bukannya itu pabrik kamu? Kok bisa sih ditutup,” tanya Widuri karena Angel bicara setengah-setengah. “Ya siapa lagi kalau bukan CEO arogan itu! Atasan aku yang baru. Bos yang mengakuisisi klinik dan label aku sementara. Si Bara Bagaskara itu,” ucap Angel ketus. “Lho lho lho, kok bisa? Memangnya apa alasannya,” tanya Widuri lagi.“Ya gak tahu! Padahal kemarin itu dia lumayan agak baik, agak
Read more
Bab 19 - Istrinya ya? Atau Menantu Pasien?
Setibanya di halaman parkir RS, Angel dan Widuri turun dari mobil. Dengan hanya mengenakan celana kulot warna cokelat ⅞ dan kemeja putih lalu membawa clutch hitam, Angel ditemani oleh Widuri dengan rambut yang masih setengah basah usai berenang. Widuri terpaksa ikut dalam masalah ini. “Kayak apa sih orangnya si Bara itu?”“Pokoknya sok tahu, dingin, sombong, angkuh. Gak banget! Monster,” kata Angel kesal. “Hah? Masa sih? Tapi dia punya bisnis di bidang farmasi dan klinik, artinya dia mengerti perempuan kan? Ya maksudnya, dia paham dong siapa yang dia hadapi? Wanita,” kata Widuri. “Nyatanya? Enggak kan! Ya oke, dia berhak memutuskan apapun, tapi harusnya kan bilang dulu sama aku! Koordinasi dulu. Ini gak ada angin, gak ada hujan, dia gak pernah lho menyinggung soal pabrik. Dia cuma bilang kalau semua barang yang ada di klinik, semua ganti punya dia. Tapi dia gak pernah melarang kalau kami menjual di e-commerce. Dan gak pernah bilang soal pabrik. Ini? Tiba-tiba di siang bolong,” kata
Read more
Bab 20 - Punya Rekan Kerja Cantik Kok Malah Ketus, Sih?
Angel duduk di lorong rumah sakit sambil menanti sang atasan untuk mempertanyakan kebijakan sepihak yang dilakukannya. Kesal, tentu saja. Emosi sudah pasti. Akan tetapi, Angel malah melunak tiba-tiba, terlihat dari wajahnya yang lebih banyak melamun. “Yeee, kenapa sih? Ya udah yuk pulang aja. Gak enak kali, ngobrol di rumah sakit. Ayahnya lagi sakit, ibunya juga lagi repot. Gak usah sekarang. Masih ada hari esok,” ucap Widuri. “Besok aja ya?”“Iya, besok aja. Gak enak,” kata Widuri. Angel menuju ke arah meja perawat sambil melirik ke arah ruang ICU. Sudah cukup lama, 15 menit ditunggu, Bara belum kunjung ke luar dari ruangan. “Maaf Sus, boleh tanya?” ucap Angel sedikit berbisik pada perawat. “Oh iya, kenapa ya mbak?” tanya perawat. “Pasien atas nama Gunadi Bagaskara tadi, memangnya sakit apa? Maksudnya, kok bisa sampai ke ruang ICU? Stroke ya? Apa benar?”“Iya betul kena serangan stroke. Tapi kami gak bisa jelaskan detail, kecuali keluarganya,” kata perawat. “Kondisi pasien saa
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status