All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 51 - Chapter 60
219 Chapters
Bab 51 Move On
Kedua alis Jaka langsung naik tatkala mendengar ucapan Sabrina baru saja."Membalas? Seperti apa? Kamu yakin akan membalas Hasbi?" Deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Jaka menadakan kalau ia merasa seperti ada yang berbeda pada Sabrina."Iya, Jak. Aku bersumpah akan membalas rasa sakit ini." Sabrina menegaskan ucapannya."Tapi aku tidak suka jika kamu berbuat jahat." Jaka langsung menanggapi. Dia memang tak suka dengan Hasbi, bahkan ia bisa merasakan sakit yang Sabrina rasakan. Namun, melihat wajah Sabrina berselimut dendam, ia tak mau wanita yang dicintainya itu menjadi bringas dan jahat."Siapa bilang aku akan berbuat jahat? Aku bukan wanita seperti itu, Jak. Jangan berpikir yang aneh-aneh dong," bantah Sabrina."Lalu apa?" tanya Jaka lagi masih dengan kedua alis yang terangkat."Aku akan balas rasa sakit ini dengan kesuksesanku. Aku akan balas dengan prestasiku. Akan aku tunjukan kalau aku bukanlah sampah yang dengan hinanya mereka buang. Aku bukanlah parasit yang hanya menum
Read more
Bab 52 Tiba-Tiba
Hasbi melonggarkan pelukannya pada Miranda. "Aku baru saja keluar, Mira. Masa kamu sudah membicarakan hal itu," protesnya."Aku hanya mengingatkan saja, Mas. Saat ini kita harus menumpang di rumah Papa. Mau sampai kapan?" Celoteh Miranda."Sudahlah jangan bahas itu. Aku ingin segera pulang dan istirahat," pinta Hasbi.Hasbi segera membawa Miranda dan Aksa masuk ke dalam kendaraan roda empat milik papanya, sebab ia tak memiliki kendaraan lagi. Jangankan mobil, rumah pun kini sudah tak dimilikinya lagi.Dalam perjalanan pulang menuju kediaman orang tuanya, Hasbi hanya membisu. Dalam pikirannya tengah berperang dengan keadaan saat ini. Tak pernah dibayangkan sekali pun bahwa hidupnya akan benar-benar hancur. Ditambah dengan kepergian Hani yang mengejutkan membuat keadaan terasa semakin menghimpit saja."Papa harap, masalah ini akan menjadi pelajaran berharga buat kamu ke depannya," celetuk Adhitama yang duduk di kursi depan di dekat Hamza yang menyetir mobil."Iya, Pa. Maafkan aku, Pa. A
Read more
Bab 53 Bersabar
"Jawab, Mba!" Sesil menekan."Tidak pernah ada cinta di hati ini untuk Jaka. Selamanya aku dan Jaka hanya sebatas sahabat," jawab Sabrina dengan tegas. Berbeda dengan isi hatinya yang merasa ada yang tak beres. Sabrina ingin menangisi jawabannya tapi dengan susah payah dibendungnya."Mba serius kan?" Sesil dengan bola matanya yang masih basah, kembali bertanya lagi seperti tidak yakin dengan jawaban kakaknya."Serius. Tolong jangan berpikir yang berlebihan tentang aku dan Jaka. Kami memang dekat layaknya saudara kandung seperti aku dan kamu. Kami sudah puluhan tahun bersahabat, Sil. Bahkan disaat kamu masih kecil. Kami dekat bukan berarti ada cinta diantara kami. Aku hanya memiliki rasa sebagai sahabat saja. Tidak ada yang lebih," jelas Sabrina lagi. Panjang lebar ia berusaha meyakinkan Sesil. Adiknya Sabrina itu segera memeluk kakaknya. Tangisan kembali pecah dalam dekapan Sabrina. Sabrina bisa merasakan rasa sedih dan kecewanya Sesil saat ini.Dalam dekapan hangat itu, Sabrina men
Read more
Bab 54 Pelukan Sendu
Sepertinya Jaka memang sengaja memesan buket bunga yang dihususkan untuk Sabrina. Namun melihat penolakan dari Sabrina, seketika senyum Jaka menurun."Jak, sepertinya aku perlu bicara sama kamu." Sabrina mengambil kembali buket bunga itu kemudian diberikan pada kasir."Sis, berikan buket bunga ini pada Sesil nanti," titah Sabrina pada Siska—penjaga kasir."Baik, Bu.""Loh, Sabi. Sudah kukatakan bunga itu bukan untuk Sesil, tapi untuk kamu." Jaka masih terkekeh."Kita bicara di tempat lain, Jak." Sabrina menarik tangan sahabatnya."Hei, kamu kemana ini?" Jaka tampak tak nyaman."Masuk saja," titah Sabrina menyuruh Jaka masuk ke mobil.Saat ini mereka berdua berada di dalam mobil. Jaka nampak kesal dengan Sabrina sebab pemberian buket bunga itu tak diindahkan. Atas perintah Sabrina, mobil Jaka berhenti di sebuah danau kecil yang sedikit jauh dari keramaian. Mereka berdua kemudian duduk di kursi besi berwarna hitam yang terdapat di sana."Hentikan kekonyolan ini, Jak," pinta Sabrina tatk
Read more
Bab 55 Ketahuan
Jaka dan Sabrina serentak membeliak terkejut. Keduanya saling melepaskan pelukan sendu. Pelukan sekedar saling menguatkan satu sama lain."Sesil, kok kamu ada di sini?" Sabrina bertanya. Ia merasa aneh karena Sesil tiba-tiba ada di tempat itu."Kenapa? Kaget ya?" Sesil melayangkan tatapan nyalang pada keduanya."Kalau aku gak datang, kalian masih ingin berpelukan?" lanjut Sesil segera menyindir keduanya. Ia menyilangkan kedua tangan di depan dada, tampak murka pada kakaknya."Sil, jangan bicara seperti itu. Tidak sopan," protes Jaka dengan tegas. "Ya terus, yang sopan seperti apa? Seperti kalian barusan, peluk-pelukan di tempat umum?" cibir Sesil nampak tak mampu membendung emosi."Sesil, tidak seperti itu. Apa yang kamu lihat tidak sesuai dengan kenyataan," sanggah Sabrina. Terlihat jemarinya mengusap pipi yang sempat basah oleh tetesan air mata."Masa sih, coba jelaskan dong?" Sesil masih terlihat emosi dan kecewa."Sil, jaga bicara kamu dong. Sabrina sedang bersedih, aku hanya ber
Read more
Bab 56 Mengapa Terjadi Lagi?
Saat ini Jaka memang tengah mengabaikan Sabrina. Pria itu berusaha dekat dengan Sesil seperti permintaan Sabrina. Sejujurnya terasa sulit tatkala ponsel pintarnya berdering dan ternyata panggilan masuk dari Sabrina.Saat ini Jaka hanya duduk terdiam dengan kedua tangan di atas keyboard leptop. Ia berusaha menyibukan diri dengan pekerjaannya. "Maaf, Sabi. Sudahlah tak usah menghubungi aku lagi," desis Jaka terlihat acuh tak acuh.Biasanya, Jaka selalu menghampiri Sabrina setiap jam istirahat bahkan setelah pulang kerja. Tapi kali ini dia susah payah berusaha menghindar.Satu jam kemudian, ponselnya kembali berdering. Namun kali ini panggilan masuk pada ponselnya dari Sesil. Jaka langsung meraih benda pipih itu kemudian menempelkan benda pipih itu telinganya."Hallo, Sil. Ada apa?" sapa Jaka pada Sesil lewat sambungan telepon."Mas, kamu dimana?" Sesil berbalik tanya. Suaranya terdengar cemas."Masih di kantor. Ada apa?" "Mas, aku sedang ada di rumah sakit," lapor Sesil tergesa-gesa.
Read more
Bab 57 Pahlawan Kesiangan
"Apa golongan darah Sabrina, Sus?" Jaka segera bertanya."A-," jawab petugas medis itu.Walau sedikit lesu karena golongan darah itu tak ia miliki, namun Jaka tetap semangat. "Saya akan mencari golongan darah itu sekarang," tekad Jaka."Dibutuhkan segera ya, Pak."Jaka mengangguk. Dengan penuh semangat dan keyakinan, Jaka segera pamit pada Sesil. Ia langsung pergi kemudian meminta asistennya untuk mengumumkan ke seluruh kariyawan kantor mengenai pencarian donor darah dengan golongan A- sesegera mungkin. Jaka menjanjikan bayaran jutaan untuk pendonor yang rela mendorokan darahnya.Usahanya tak berhenti sampai disitu, Jaka juga mengumumkan lewat akun sosial medianya, mengharap bantuan dari teman-temannya di dunia maya."Mas. Mas!" Miranda berteriak memanggil suaminya tatkala membaca postingan Jaka Dirgantara di akun sosial media.Saat ini ekonomi pasangan suami istri itu tengah terpuruk. Sepulangnya dari sel tahanan, Hasbi masih saja menganggur. Pria itu seperti terjebak dalam situasi
Read more
Bab 58 Menyesal
Hasbi tampak geram mendengar sentakan Jaka padanya. Dua pria itu bersi tegang di dalam area rumah sakit. Andai bukan berada di tempat itu, mungkin Jaka sudah melayangkan pukulan sebagai pelajaran bagi mantan suami Sabrina."Dengar, Jaka. Saya tidak mendoakan Sabrina meninggal. Resepsionis berkata kalau Sabrina tengah berada di ruang operasi. Tapi, para petugas medis keluar dan membawa pasien meninggal dari dalam sana," jelas Hasbi."Lalu, apa saya salah jika meminta bertemu Sabrina untuk yang terakhir?" sambungnya masih meyakini kalau sabrina telah tiada."Tapi, Sabrina masih hidup!" Jaka lebih tegas."Apa!" Mantan suami Sabrina itu terkejut sambil menyeringai. Bola mata Hasbi nampak berkaca-kaca."Lalu, dimana Sabrina?" Gegas Hasbi bertanya lagi. "Sudah saya katakan, anda tidak perlu tahu! Sabrina tak menginginkan kehadiran anda!" Sepertinya Jaka sudah tak bisa membendung emosinya tatkala berbicara dengan Hasbi.Hasbi nampak mengerutkan bibir menahan aliran panas pada darahnya. "And
Read more
Bab 59 Pedihnya
"Apa!" Serentak Hasbi dan Miranda terbelalak."Lalu, dimana Aksa sekarang?" tanya Miranda. Seketika bola matanya langsung berkaca-kaca."Papa sudah membawanya langsung ke rumah sakit," jawab Hamza. Omnya Aksa itu nampak menampilkan wajah sendu."Kita ke rumah sakit sekarang," ajak Hasbi tak mau menunda waktu.Dengan langkah yang cepat, mereka bertiga langsung berlari ke depan rumah. Sementara Hamza berinisiatif segera memesan taksi online. "Dimana mobil Papa?" Hasbi bertanya setelah sampai di depan rumah."Mobil langsung dipakai Papa, membawa Aksa langsung ke rumah sakit." Hamza masih tetap menjawab walau kedua jemari dan tatapannya tetap fokus pada layar ponsel."Lalu, kita pergi dengan apa?" Hasbi tampak menekan kepalanya. Pria itu kebingungan."Aku sudah memesan taksi online, Mas. Mobilnya sudah di depan. Kita bisa berangkat sekarang." Hamza.Tiga orang dewasa itu langsung masuk avanza berwarna silver yang baru saja tiba di depan rumah.Perasaan Hasbi dan Miranda dibuat cemas. Or
Read more
Bab 60 Miris
Handle pintu nampak diputar oleh mantan suami Sabrina itu. Perlahan dia membuka pintu hingga akhirnya memperlihatkan tubuh Sabrina yang memang tengah terbaring di atas hospital bed.Hasbi terkejut. Namun tak kalah terkejutnya dengan Sesil yang tiba-tiba melihat Hasbi sudah berada di dalam ruangan kakaknya."Mas Hasbi, anda tidak sopan masuk ruangan ini tanpa permisi." Sesil yang tengah duduk tenang menemani kakaknya sontak langsung berdiri tatkala melihat mantan kakak iparnya. Sesil memang baru beberapa menit tiba di rumah sakit karena menggantikan Jaka yang harus pergi ke kantor."Maaf, Sil. Aku memang salah. Maafkan atas ketidak sopanan ini. Tapi, ijinkan aku melihat keadaan Sabrina. Sebentar saja," ucap Hasbi memohon dengan nada suara yang pelan karena khawatir mengganggu Sabrina yang tengah istirahat dalam tidurnya.Sesil nampak menarik napas cukup dalam. Melirik sinis ke arah Hasbi. "Oke, aku kasih waktu tapi hanya lima menit. Setelah waktu habis, Mas hasbi keluar. Karena kalau t
Read more
PREV
1
...
45678
...
22
DMCA.com Protection Status