All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 31 - Chapter 40
219 Chapters
Bab 31 Keadaan Sabrina Saat Ini
"Jak, apa yang terjadi di luar?" Suara pelan Sabrina bertanya usai pria itu mengintai sesuatu dari balik celah pintu ruangannya.Jaka telah melihat Hasbi dan Miranda di depan ruangan kamar Sabrina. Jaka juga menerka kalau pasangangan suami istri tadi tengah bertengkar. Dia kemudian kembali ke dekat ranjang Sabrina."Aku melihat Hasbi dan Miranda bertengkar di depan pintu," jawab Jaka seraya menghela napas kesal. Pria itu selalu merasa kesal setiap kali melihat wajah mantan suami Sabrina."Untuk apa mereka bertengkar di depan kamar ini, Jak?" Dahi Sabrina mengkerut. Dia bertanya lagi.Namun, Jaka hanya menaikan kedua bahu bersamaan dengan kedua alisnya."Entahlah, sepertinya saya akan memindahkan kamu ke ruangan yang lain," pikir Jaka dengan sarannya."Untuk apa?" Sabrina lagi-lagi bertanya."Agar mantan suami kamu tak mengganggu lagi," jawab Jaka dengan alasannya.Sabrina berpikir dalam beberapa saat kemudian dia menganggukan kepala. Wanita itu merasa kalau saran Jaka ada benarnya. Di
Read more
Bab 32 10.0000.000
Cukup lama berselancar di akun sosial media miliknya, jemari Sabrina kemudian meninggalkan komentar-komentar pedas yang membuat dadanya panas."Sesil, tolong kamu ke bagian administrasi. Aku penasaran dengan jumlah yang telah dibayar Jaka. Aku akan membayarna nanti," titah Sabrina pada Sesil yang segera dilaksanakan. Adik kandung Sabrina itu bergegas keluar kamar untuk ke bagian administrasi sesuai dengan perintah kakaknya.Tak sampai setengah Jam Sesil kembali usai mendapatkan kabar lengkap."Bagaimana?" Sabrina langsung bertanya tak mau menunggu lama lagi."Ini salinannya, Mba." Sesil menyodorkan salinan administrasi yang telah lunas di bayar sampai satu minggu nanti.Angka dalam salinan biaya rumah sakit itu memang mencapai puluhan juta. Tapi ternyata ada dua nama yang telah membayar biaya itu, yakni Jaka Dirgantara dan Hasbi Adytama. Bola mata Sabrina membola. Mengapa ada kucuran dana yang turut andil dalam biaya operasinya senilai sepuluh juga yang dibayar Hasbi.Sabrina kemudian
Read more
Bab 33 Dicibir Mantan
Saat itu Hasbi dibuat dilema. Ia tak akan pernah melepaskan Miranda karena ada Aksa yang membuatnya berat. Pun dengan Miranda yang sejujurnya tak akan rela ditinggalkan Hasbi yang selama ini dianggapnya ATM berjalan."Jangan pergi meninggalkan aku. Aku memilihmu itu berarti aku sangat menyayangimu." Hasbi berbisik di dekat telinga Miranda. Dia masih memeluk erat tubuh Miranda seperti tak akan merelakan wanita itu pergi."Kamu sudah berbohong, Mas. Kamu membohongiku hanya untuk Sabrina." Nada bicara Miranda masih saja terdengar emosi."Maafkan aku, Mira. Semua itu aku lakukan dengan terpaksa karena kasihan dengan Sabrina yang hampir mati. Aku terpaksa, Mira. Sungguh, aku tak berniat membohongimu." Hasbi masih berusaha meyakinkan Miranda.Usaha Hasbi pun tak sia-sia. Miranda akhirnya luluh hingga bisa memaafkan sang suami dengan syarat,"Oke aku maafkan. Asalkan kamu ganti nomor ponsel lalu mereset isi ponselnya. Kamu juga tak boleh berhubungan dengan Sabrina. Sekali saja kamu berkhiana
Read more
Bab 34 Dituduh
Sabrina mematung dalam keterkejutannya. Salah satu pria asing yang berbincang dengan Jaka yang menyebutkan CEO handal pada sahabatnya. Sabrina mendengarnya dengan jelas.Setelah beberapa menit dalam pengintainya tiba-tiba seseorang menyergap Sabrina."Kamu mau maling ya!" tuduh seorang wanita nampak mencurigai Sabrina dari gerak-geriknya. "Ti-tidak kok!" Tentu saja Sabrina membantah. "Saya melihat gerak-gerik anda sangat mencurigakan. Anda masuk ke restaurant kami tanpa memilih kursi apalagi memesan makanan. Saya melihat kalau anda tengah mengintai sesuatu di restaurant saya. Saya akan laporkan anda ke kantor polisi!" Wanita itu meraih pergelangan tangan Sabrina."Lepas! Saya bukan maling ya!" bantah Sabrina. Ia berusaha melepaskan genggaman tangan wanita berpakaian layaknya manager."Anda bisa jelaskan di kantor polisi nanti, karena saya memiliki bukti rekaman cctv dari tingkah anda yang mencurigakan." Wanita itu tetap berusaha menarik tangan Sabrina yang akan dibawanya ke kantor po
Read more
Bab 35 Hinaan Dari Mantan Mertua
Sabrina menunggu kalimat Jaka. "Kalau apa?" tanyanya.Hening dalam beberapa detik. "Kalau aku tidak terima saat Hasbi dan Miranda menghinamu tadi," jawab Jaka tanpa berani membalas tatapan Sabrina. Dia tetap fokus ke jalan raya dengan kedua tangan di atas setir mobil."Maafkan aku ya. Selama ini aku selalu saja merepotkanmu." Sabrina menurunkan tatapan mengingat dia selalu merepotkan Jaka."Sutt! Jangan bicara seperti itu. Sudahlah jangan dibahas lagi. Aku tekankan sekali lagi, aku tetaplah Jaka yang seperti biasa kamu kenal. Lupakan tentang apa ith CEO. Tidak pernah terbesit untuk membahas jabatan." Jaka menyudahi topik yang sepertinya hanya akan membuat mereka jadi canggung.Sore itu, Jaka membawa Sabrina ke rumahnya terlebih dahulu. Ia masih ingat kalau mamanya ingin bertemu dengan Sabrina."Masuk yu," ajak Jaka. Mereka baru saja sampai di depan rumah."Aku tak enak sama Tante Jeni." Sabrina memasang wajah ragu"Apaan sih kamu. Sejak kapan merasa tidak enak?" sindir Jaka. Ia tampak
Read more
Bab 36 Ada Yang Panas
"Sudah jangan bahas soal itu deh. Sepertinya kurang cocok. Soalnya Sabrina wanita perfect idaman semua pria," timpal Jaka melerai sekakigus memanas-manasi Hani.'Halah. Perfect apanya. Jaka belum tahu saja kalau Sabrina itu wanita mandul,' geram Hani dalam hati."Iya dong. Saya percaya sama Jaka. Meski pun saya belum jauh mengenal Sabrina, tapi sudah bercerita banyak." Jeni tersenyum ramah."Cerita apa saja, Tante?" Sabrina dibuat penasaran."Ada deh pokonya. Yang pasti kamu adalah calon menantu idaman," puji Jeni. Ukiran senyuman riang masih saja menggaris di bibirnya.Mendengar pujian yang keluar dari mulut Jeni, mamanya Hasbi langsung tersendat makanan sampai batuk. "Uhuk uhuk!" "Jeng Hani, kenapa? Minum dulu." Jeni segera menyodorkan segelas air minum ke hadapan Hani."Sorry, Jeni. Sepertinya saya harus segera pulang karena ini sudah sore," pamit Hani. Isi dadanya terasa panas dan tak mampu dikendalikan."Mau saya antar, Tante? Kebetulan saya juga akan mengantar Sabrina." Sekedar
Read more
Bab 37 Ingin Mengatakan Sesuatu
Sementara Sabrina yang baru sampai di rumahnya dengan membawa tantang berisi makanan langsung disambut bahagia oleh Sesil. Adik kandung Sabrina itu sekarang sudah akur dengan Sabrina, mengingat biaya kuliahnya saja kakaknya yang tanggung."Mba Sabi, bawa apa itu?" Belum sempat Sabrina duduk, Sesil sudah menodongnya dengan pertanyaan"Ini ada kiriman dari calon mertua kamu," jawab Sabrina seraya meletakan rantangnya di atas meja."Maksudnya?" Sesil menatap haru wajah kakaknya."Masa nggak paham sih, itu makanan dari mamanya Jaka. Dah ya, Mba mau mandi dulu." Sabrina segera berlalu.Sesil yang tak bisa menunda makanan yang katanya dari calon mertua, segera menyanyap dengan lahap. Tak lupa dia juga sempat mengirimkan pesan pada Jaka sebatas ucapan terima kasih atas kirimannya.***"Tuh 'kan, Sesil salah tafsir lagi." Jaka menepuk keningnya usai membaca pesan yang masuk dari adik Sabrina. Ia juga tampak mengacak-acak rambutnya disaat rasa bimbang kembali menghantui."Sesil tak kalah canti
Read more
Bab 38 Bersi Tegang
"Apa!" Sabrina langsung terkejut. "Oke, Mba akan pulang sekarang." Wanita berlesung pipi itu segera mengakhiri sambungan teleponnya dengan Sesil."Ada apa, Sabi?" Nampaknya Jaka pun jadi penasaran."Entahlah, Jak. Sesil berkata, di rumah kedatangan polisi. Aku tak tahu apa yang mereka inginkan. Sepertinya aku akan segera pulang," jawab Sabrina yang langsung bersiap hendak pulang."Memangnya ada masalah apa?" "Entahlah. Aku pulang ya. Kasian Sesil," pamit Sabrina."Aku akan ikut ke rumah kamu." Jaka turut bangkit dari tempat duduknya."Boleh jika tidak merepotkan."Jaka menggelengkan kepala. Ia segera membayar makanan yang dipesannya tadi. Kemudian langsung membuntuti kendaraan Sabrina menuju kediamannya.Hanya memakan waktu puluhan menit saja mereka telah sampai di rumah orang tua Sabrina. Benar saja yang Sesil katakan, di area halaman sudah terparkir kendaraan polisi serta satu lagi kendaraan roda empat berwarna putih yang sepertinya Sabrina kenal."Sepertinya aku tahu. Mobil itu ka
Read more
Bab 39 Seperti Merasa Tak Berdosa
Jaka membeliak. Ia menelan saliva dengan berat. Pria itu ingin menolak penekanan Sesil, akan tetapi wajah kandung adik Sabrina tampak memelas menatapnya."Iya kan, Mas? Jawab dong, Mas." Rupanya Sesil masih menunggu jawaban Jaka."Ah sudahlah, jangan dibahas. Aku akan pamit karena sudah sore." Jangan mengusap pucuk rambut Sesil dengan lembut. Pria itu merasa kasihan pada adik Sabrina seperti tak tega mengecewakan."Jak, sekali lagi makasi ya," ucap Sabrina yang nyatanya masih merasa tak enak hati."Iya, sama-sama. Aku pulang ya." Jaka mengukir senyum pada Sesil dan Sabrina secara bergantian. Setelah itu dia segera menuju kendaraan roda empatnya.Jaka merasa dalam dada semakin resah. Rencananya menyatakan cinta harus gagal lagi. Sekali lagi, rambut itu diacak-acaknya tampak frustasi."Aku sudah menunggu momen ini hampir lima belas tahun, Sabi. Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama seperti aku?" Pria itu berbicara sendirian di dalam mobil yang dikemudikan. Jaka seperti merasakan luk
Read more
Bab 40 Tuduhan Yang Menyakitkan
"Jelaslah aku tidak terima!" Pria itu membentak Sabrina."Apa maksud kamu, Mas? Yang harusnya tidak terima adalah aku!" Suara Sabrina membalas menyentak."Kamu lupa ya atas semua perselingkuhanmu dengan Miranda sehingga menciptakan Aksa. Kamu lupa? Kepala kamu rusak ya?!" sambung wanita berlesung pipi itu."Aku tidak berselingkuh. Aku hanya poligami karena mengharapkan anak, itu saja. Apa salah kalau aku seorang pria normal yang menginginkan momongan?" Hasbi berbicara seolah dirinya tidak pernah bersalah."Apa aku juga salah kalau tak mampu memenuhi keinginanmu? Aku bukan Tuhan, Mas," balas Sabrina."Tapi setidaknya, kamu harus mengikhlaskan poligami. Poligami kamu jadikan alasan berpisah, padahal berselingkuh dengan Jaka alasan yang sebenarnya." Hasbi masih dengan ocehannya."Halah cukup, Mas! Aku pikir percuma bicara denganmu. Pergi sekarang atau aku akan benar-benar teriak. Aku dan kamu sudah tidak ada ikatan apa pun. Pergi sekarang!" Sabrina kembali meluruskan tangannya mengusir s
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status