All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 41 - Chapter 50
219 Chapters
Bab 41 Dibuat Terpukau
"Kamu suka?" Suara bariton tiba-tiba menimpali dari belakang membuat Sabrina membeliak terkejut."Jaka!" Wanita itu terkejut tetiba Jaka sudah berdiri di belakangnya sambil memasang wajah berukir senyuman manis."Kamu suka dengan bungnya?" Jaka bertanya lagi. Pria maskulin itu tersenyum manis. Berdiri di dekat Sabrina dengan kedua telapak tangan dimasukan ke dalam saku celana."Ini dari kamu?" Sabrina nampak terharu. Jaka hanya menaikan kedua bahu dan alisnya secara bersamaan."Apa-apaan sih. Kamu ini ada-ada saja. Ini bunga terlalu banyak." Sabrina menggelengkan kepala. Ia mamang sering merasa aneh pada sahabatnya yang kadang-kadang membuat kepalanya menggeleng."Asalkan kamu suka dan bisa senyum lagi, lebih dari itu pun bisa aku lakukan," desis Jaka terdengar merdu padahal bukan lagu.Namun, Sabrina hanya menggelengkan kepala seraya menaikan kedua alis. Ia mengulum senyum sekedar menerka kalau yang Jaka lakukan semata-mata untuk mencari perhatian darinya agar merestui hubungan den
Read more
Bab 42 Ungkapan Cinta
Jaka nampak mengatur napasnya terlebih dahulu. Jatungnya terasa berdegup lebih kencang dari biasanya."Kamu tahu gak kenapa sampai di usia tiga puluh tahun ini aku masih saja sendiri," celetuk Jaka sebelum ia mengungkapkan.Mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Sabrina langsung menggeleng. "Aku tidak begitu tahu. Sepertinya, kamu memang tipe pria pemilih," tanggapannya."Bukan," bantah Jaka. Raut wajahnya nampak serius.Sabrina kemudian memiringkan posisi duduknya lebih menghadap pada Jaka. "Lalu karena apa? Paras tidak terlalu buruk. Kamu ini tampan dan mapan. Sepertinya wanita mana yang tak suka jika kamu dekati," katanya."Tapi kenyataannya wanita yang aku dekati terasa sulit aku dapatkan," balas Jaka."Masa sih? Apa wanita yang kamu maksud adalah, Sesil?" Sabrina mengernyitkan dahi.Namun, dengan segera Jaka menggelengkan kepalanya. "Bukan," bantahnya lagi.Sabrina kali ini terkejut. Selama ini dia melihat gelagat Sesil menonjolkan kesukaannya terhadap Jaka. "Kalau bukan Sesil, lal
Read more
Bab 43 Tidak Sesuai Harapan
Setelah menyatakan perasaanya kepada Sabrina hari itu, nyatanya tak membuat isi dada Jaka lega. Malam ini pria itu resah sendirian di dalam kamarnya. Berkali-kali ia mengusap layar ponsel sekedar ingin memastikan barangkali ada pesan masuk dari Sabrina. Namun, lagi-lagi Jaka harus menelan kecewa tatkala deretan pesan yang masuk itu hanyalah dari teman dan rekan bisnisnya saja. Ia mengusap wajahnya dengan kasar kemudian mengacak-acak rambutnya. "Sabi, jangan marah. Aku tak akan sanggup kalau kamu sampai marah."Jaka berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Akhirnya dia menyerah dan menelepon Sabrina duluan.Percobaan pertama sampai ke empat kalinya gagal hingga akhirnya nomor Sabrina tidak aktip. Usaha Jaka tak berhenti di situ, ia berinisiatif memenelepon Sesil untuk menanyakan Sabrina."Hallo, Sil. Sedang apa?" Sekedar basa-basi Jaka bertanya lewat sambungan teleponnya."Sedang rebahan saja di kamar. Ada apa, Mas? Kangen ya?" Sesil berbalik tanya.Jaka memutar bola mata kesal. Ia t
Read more
Bab 44 Hari Yang Menyebalkan
Hari ini Sabrina berusaha menetralkan perasaannya walau setelah semalaman susah tidur. Ungkapan Jaka kemarin berhasil mengganggu tidurnya. Ia tak bisa tidur karena merasa bersalah pada Sesil. Ia juga merasa kalau perasaannya pada Jaka hanyalah sekedar sahabat tak lebih dari itu.Dengan kendaraan roda dua bekas Sesil, Sabrina berusaha melajukan sepeda motor berwarna merah itu menuju tempatnya mengajar. Alih-alih perjalanan akan terasa cepat, nyatanya Sabi harus menarik pedal rem dengan mendadak tatkala pajero berwarna putih tampak menghadang jalannya."Mau apa lagi sih? Wanita perebut suami orang ini nampaknya merasa berani," desis Sabrina kesal. Ia pikir yang mengemudikan pajero putih itu adalah Miranda, namun ternyata salah. Dari dalam mobil yang menghadang jalan Sabrina itu, keluarkan seorang pria dengan seragam dinasnya. Dia berjalan mendekati Sabrina sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Nampak sombong."Aku pikir setelah mendekati konglomerat, kamu akan lupa dengan
Read more
Bab 45 Apes Lagi
Sementara Sabrina saat ini sudah keluar dari mall itu. Tujuan awal yang ingin melepaskan kekalutan nyatanya sia-sia. Isi kepala terasa semakin berat saja. Ia kemudian pergi melajukan kendaraan roda duanya.Tiiittt! tiitttt!Terdengar suara bunyi klakson mobil dari belakang Sabrina. Wanita itu menepikan sepeda motornya, pun dengan mobil yang akhirnya bisa menyalip."Mobil siapa itu?" Kali ini Sabrina tak mengenal pemilik mobil yang menghentikan kendaraannya.Namun tak berapa lama, keluarlah seorang wanita paruh baya dari mobil itu, melebarkan senyuman pada Sabrina tatkala berjalan mendekatinya"Hai, Sabi!"Wanita paruh baya itu adalah Jeni, membuat Sabrina sedikit kaget."Tante!" "Kamu mau kemana, Sabi?" Jeni bertanya dengan ramah, padahal Sabrina nampak gugup."Mau pulang, Tante," jawab Sabrina sedikit mengulum senyum."Ikut Tante dulu yu. Ini Tante mau arisan, tapi gak ada temen. Mau 'kan nemenin? Sebentar saja kok. Please!" Jeni menautkan kedua telapak tangannya pada Sabrina."Tapi
Read more
Bab 46 News
"Tante sudah tahu kalau Hani adalah mantan mertua kamu," celetuk Jeni.Saat ini Sabrina dan Jeni sudah berada di restaurant yang berbeda dengan sebelumnya. Mereka berpindah tempat untuk makan sore bersama."Tahu dari mana, Tante?" tanya Sabrina. Sepertinya dia sudah bisa menebak. Dari mana lagi kalau bukan dari Jaka—anaknya Jeni."Jaka sudah bercerita semuanya. Termasuk tentang perasaannya selama ini sama kamu."Sabrina sedikit mendongak. "Perasaan Jaka? Maksudnya, Tante?" Jeni mengulum senyum. "Jaka adalah anak yang dekat dengan saya—mamanya. Apa pun proses yang dia lewati, selalu bercerita pada Tante. Termasuk semua hinaan dari keluarga mantan suami kamu selama ini. Jaka selalu bercerita karena dia tak mampu memendam rasa sedihnya sendirian saat melihat kamu terluka."Sabrina menelan saliva berat. Ia mematung sesaat. Tak menyangka kalau selama ini Jaka adalah sosok pria yang begitu dekat dengan mamanya."Sabi, ketahuilah. Selama ini Jaka bukan tak mampu mencari calon istri yang lai
Read more
Bab 47 Ada Yang Canggung
Sabrina terkesiap. Debaran dadanya terasa kencang. Setelah ditelaah dengan seksama, gambar pria yang wajahnya ditutupi masker itu benar-benar persis seperti mantan suaminya."Sudahlah, Sabi. Jangan pikirkan apa pun tentang mantan suamimu. Benar atau tidaknya berita tadi, Itu bukan urusanmu." Sabrina setengah menyadarkan diri. Dia mematikan tayangan televisi. Menepis pikiran yang sempat mampir di benaknya.Sabrina beralih mengambil ponsel pintar guna mengecek pesan masuk yang sempat terlewati. Ada puluhan pesan masuk yang belum terbaca pada aplikasi chat berwarna hijau. Sabrina mulai membacanya satu-persatu dari deretan yang paling atas.Santi: [Sabi, mantan suamimu terjerat kasus penyelundupan.]Rika: [Sabi, sudah tahu belum? Hasbi hari ini dibawa polisi.]Rio: [Sabi, apa benar kalau Hasbi terjerat kasus penyelundupan?]Jaka: [Sabi, kamu sudah lihat berita? Sore ini Hasbi tertangkap basah tengah menyelundupkan barang impor.]Sabrina hanya membaca sebagian pesan yang masuk diantara pul
Read more
Bab 48 Terbentur
Suasana makan malam di rumah Sabrina seketika dirasa mengabu."Ada apa?" Sesil langsung bertanya setelah Sabrina menurunkan benda pipih itu dari telinganya."Hamza baru saja menelepon. Dia berkata kalau mantan mertuaku terkena serangan jantung," jawab Sabrina sambil sesekali menghela napas tampak bingung. Sementara Jaka hanya diam tanpa bisa memberi masukan."Lalu, apa Mba Sabi akan ke rumah sakit?" Sesil bertanya lagi. Ia sampai berhenti mengunyah makanan."Entahlah. Rasanya aku enggan. Mantan mertua itu telah membuangku bagai sampai. Dia tak menganggapku lagi," jawab Sabrina sambil menarik napas yang tercekat di tenggorokan. Ia kembali merasa sakit di dalam dadanya manakala mengingat hinaan keluarga mantan suaminya selama ini."Jangan begitu, Mba. Bagaimana kalau Tante Hani kritis? Bagaimana kalau tujuan Hamza menelepon Mba karena Tante Hani ingin minta maaf. Jangan sampai dendam dibawa mati, Mba. Kasihan. Mba, pergilah ke rumah sakit." Sepertinya saran Sesil ada benarnya. Sabrina
Read more
Bab 49 Tangisan Di Malam Hari
Mana bisa menolak, Jaka akhirnya melanjutkan perjalanan walau pun benda bundar yang melilit pergelangan tangan sudah menunjukan pukul dua belas malam."Ini sudah cukup malam, Sabi. Apakah Tante Hani masih berada di rumah sakit?" Jaka nampak ragu."Kita lihat saja nanti. Kalau sudah dipastikan mungkin bisa tahu," balas Sabrina. Walau kepalanya terasa sedikit pusing, perasaannya berkata kalau ia harus tetap ke rumah sakit.Pun dengan Jaka, ia tetap merasa tak enak jika menolak permintaan Sabrina. Dengan kembali saling diam, keduanya kini telah sampai di depan rumah sakit harapan kita. Sabrina yang masih dipapah Jaka, segera masuk menuju resepsionis untuk bertanya lebih dahulu. "Permisi, Sus. Apa ada pasien bernama, Hani Lestari? Berusia sekitar enam puluh tahun," tanya Sabrina tanpa menunggu waktu."Sebentar saya cek dulu ya." Petugas resepsionis nampak memainkan jemari tangannya pada keyboard komputer guna mencari nama yang Sabrina maksud."Pasien atas nama Hani Lestari, baru saja men
Read more
Bab 50 Seperti Karma
Raungan tangisan terdengar memecah keheningan malam. Di kediaman Adhitama beberapa sanak saudara nampak terhanyut dalam kedukaan tatkala sirine mobil ambulance memasuki pekarangan rumah duka.Beberapa pria dewasa membantu petugas medis mengeluarkan jenazah almarhum Hani Lestari menuju kediaman duka.Saat ini, Sabrina yang datang bersama Jaka, langsung menuju ke dalam rumah duka. wanita itu tak perduli walau sedari dari terus saja diacuhkan oleh anggota keluarga mantan suaminya.Selang dua jam dalam kedukaan, terlihat mobil polisi memasuki area kediaman duka. Dari kendaraan roda empat itu, keluarkan Hasbi dengan didampingi dua orang polisi di sampingnya.Pria itu mempercepat langkahnya. Meskipun didampingi polisi, Hasbi langsung memeluk tubuh Hani yang tak bernyawa."Mama! Maafkan aku." Wajah sendu Hasbi terlihat penuh penyesalan. Ia menyesal sebagai anak yang telah membuat jantung mamanya kumat. Ini bahkan kejadian yang sama persis seperti yang pernah dialami Sabrina saat ditinggalka
Read more
PREV
1
...
34567
...
22
DMCA.com Protection Status