Mana bisa menolak, Jaka akhirnya melanjutkan perjalanan walau pun benda bundar yang melilit pergelangan tangan sudah menunjukan pukul dua belas malam."Ini sudah cukup malam, Sabi. Apakah Tante Hani masih berada di rumah sakit?" Jaka nampak ragu."Kita lihat saja nanti. Kalau sudah dipastikan mungkin bisa tahu," balas Sabrina. Walau kepalanya terasa sedikit pusing, perasaannya berkata kalau ia harus tetap ke rumah sakit.Pun dengan Jaka, ia tetap merasa tak enak jika menolak permintaan Sabrina. Dengan kembali saling diam, keduanya kini telah sampai di depan rumah sakit harapan kita. Sabrina yang masih dipapah Jaka, segera masuk menuju resepsionis untuk bertanya lebih dahulu. "Permisi, Sus. Apa ada pasien bernama, Hani Lestari? Berusia sekitar enam puluh tahun," tanya Sabrina tanpa menunggu waktu."Sebentar saya cek dulu ya." Petugas resepsionis nampak memainkan jemari tangannya pada keyboard komputer guna mencari nama yang Sabrina maksud."Pasien atas nama Hani Lestari, baru saja men
Read more