All Chapters of Terpaksa Menikahi Om Tampan: Chapter 71 - Chapter 80
130 Chapters
Bab 71 Lemah Tak Berdaya
Perjalanan untuk kembali pulang membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat Liyana yang sudah berkelana ke berbagai kota dan kini berada jauh dari alamat rumah orangtuanya. Tak lama taksi pun kembali melaju, walau perlahan setidaknya bisa bergerak maju. Perjalanan masih panjang, Liyana pun memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke sebuah Rumah makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.Hari sudah mulai gelap. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Sejak sore Liyana memang belum sempat makan, ia terburu-buru karena taksi sudah menunggu.Liyana pun menikmati makanan yang sudah ada di depannya. Usai menikmati makanannya dan merasa kenyang, kembali Liyana melanjutkan perjalanan dengan kembali menaiki sebuah taksi. Entah, harus berapa kali lagi Liyana turun naik kendaraan karena perjalanan yang masih cukup jauh.Hujan pun turun dengan derasnya. Beruntung Liyana sudah berada di dalam taksi yang akan membawanya menuju pemberhentian berikutnya.Terdengar suara petir menggelegar. Liya
Read more
Bab 72 Berhembus Kabar
Dengan langkah gontai Liyana mulai memasuki jalan gang menuju kediaman orangtuanya. Langkah kakinya seolah sudah tak terasa menyentuh tanah, semua karena pikiran Liyana yang entah ada dimana. Raga Liyana sudah sampai di kediaman orangtuanya. Namun, jiwa, hati dan pikirannya melambung entah kemana. Seolah terhipnotis, pikiran Liyana masih terus berkelana mencari-cari Arya. Liyana pikir bercerai dengan Arya adalah hal yang paling menyakitkan. Tapi nyatanya, kini ia jauh merasa lebih tersakiti. Saat benci dan cinta menjadi satu, itu sungguh menyakitkan bahkan menyesakkan. Luka sedalam cinta. Makin dalam sakit yang Liyana rasa, makin dalam rasa cinta untuk Arya.Arya sudah mengetahui tentang kabar Liyana yang gencar mencarinya. Kabar yang berhembus dengan kencang itu telah sampai pada telinga Arya. Arya kini sedang berada di sebuah kota. Tepatnya di kota Kalimantan. Ada rasa senang yang Arya rasakan dalam hatinya, tatkala ia mendengar kabar Liyana tersebut. Arya merasa begitu penting ba
Read more
Bab 73 Dalam Perjalanan
Dalam penerbangan menuju jakarta pikiran Arya terus berfokus kepada Liyana seorang. Mungkin jiwa Arya masih dalam perjalanan, akan tetapi pikirannya sudah sampai di rumah orangtua Liyana.Bayangan Liyana tak hentinya menemani Arya sepanjang perjalanan. Rasa bahagia Arya rasakan di sepanjang perjalanan. Rasa tak sabar ingin segera bertemu sang gadis pujaan. Andai bisa ia menghilang, ingin rasanya Arya menghilang dan langsung berada di depan Liyana.*Kilas Balik Sebelum Arya Terbang Dari Kalimantan*Tok tok tok Seorang pria yang menjadi tangan kanan Arya mengetuk pintu sebuah ruangan, penghuni ruangan itu pun menyuruhnya masuk. Masuklah pria tersebut ke dalam ruangan yang ia ketuk atas perintah sang empunya ruangan.Setelah berada di dalam ruangan kebesaran Tuannya, sang pria segera memberikan sebuah amplop yang cukup besar. Amplop tersebut berisi tentang informasi seorang perempuan yang sedang mencari keberadaannya.Di dalam amplop tertera catatan serta foto-foto sang perempuan dari a
Read more
Bab 74 Penghuni Hati Arya
Nadira merupakan wanita yang bebas. Bahkan mungkin ia sudah tak lagi perawan, mengingat dirinya yang selalu ingin di sentuh Arya. Namun, Arya justru selalu menolak. Meski sudah berada dalam permainan yang panad pun, Arya masih bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal di luar batas, dengan segera Arya akan menghentikam aktivitas panasnya. Di tambah bayangan Liyana yang selelu muncul begitu saja membuat Arya tak pernah bisa terlibat terlalu dalam di dalam sebuah hubungan dengan wanita lain.Bukan hanya Liyana, Arya pun sama. Sering terbayang bayangan juga kenangan ya bersama Liyana. Itu lah salah satu alasan yang membuat Arya sulit mencari pengganti Liyana.Setelah hubungan Arya bersama Nadira berakhir, Arya tidak pernah lagi dekat dengan wanita lain. Bagi Arya semua wanita seakan sama saja. Mendekatinya hanya karena harta yang ia miliki. Nama Arya Bagaskara sudah terkenal di beberapa kota. Pria tampan, mapan, memiliki toko perhiasan yang sudah tersebar di berbagai kota, karena sta
Read more
Bab 75 Tak Mudah
Arya menghela napasnya kemudian mendesah. Laki-laki tampan yang baru terbangun itu terlihat gelisah di atas kursi pesawatnya. Aneh, Arya tak paham debaran aneh itu berasal dari mana. Yang Arya tahu ketika debaran itu tiba seakan memorak-morandakan kerja jantungnya. Waktu terasa begitu lamban bergulir, perjalanan jarum detik seperti siput yang merayap. Kejadian yang di alami Arya dalam mimpi barusan hampir seluruhnya memenuhi otak. Mimpi tentang Liyana kadang membuat Arya menekan hatinya. Arya seolah tak berdaya dibuatnya. Arya akui selama pernikahannya dengan Liyana ia memang tak pernah menyentuhnya. Tak pernah ada pengalaman malam pertama selama ini dengan Liyana. Jangankan malam pertama, tidur pun selalu berbeda kamar. Namun, entah mengapa di dalam mimpi seakan semua telah terjadi membuat aliran darah Arya berdesir kencang.Sejenak Arya kesusahan menelan ludahnya, debaran di dadanya lebih dari menggila kemudian dalam beberapa saat berubah melemah dan berganti rasa sesak. Saat Ary
Read more
Bab 76 Merasa Putus Asa
Pesawat yang Arya tumpangi akan segera mendarat. Tanpa terasa sudut bi bibir Arya terangkat ke atas. Terlihat senyum senang hadir di wajah tampan Arya. Arya pun sudah merasa tidak sabar ingin segera menemui Liyana dan menyatakan semua perasaan yang telah memenuhi hatinya.Pukul sepuluh malam pesawat yang Arya tumpangi baru saja mendarat di sebuah bandara di jakarta. Tampak Arya yang keluar dari badan pesawat dengan wajah sumringah. Perlahan Arya mulai menuruni tangga pesawat. Saat sampai di tangga paling bawah Arya segera merogoh saku jasnya. Mengambil benda pipih yang sejak pesawat lepas landas di matikannya.Sembari berjalan Arya pun mulai menekan tombol power pada benda pipih yang kini ada pada genggamannya, dan benda pipih itu pun seketika menyala. Arya mulai mengusap layar pada benda pipih itu, menekan salah satu nomor yang berada pada kontaknya.Arya mulai melakukan panggilan, setelah panggilan tersambung Arya pun segera mengucapkan apa yang di inginkannya. Setengah jam kemudia
Read more
Bab 77 Sudah Tak Sabar
Bukannya kembali tidur, Arya justru malah melangkah keluar menuju balkon kamarnya. Arya pun menduduki kursi kosong yang berada di balkon tersebut. Duduk terdiam menikmati heningnya malam.Waktu terus berjalan, Arya menyandarkan tubuhnya di kursi dengan ke dua mata menatap langit. Sudah lama Arya tidak menikmati waktu seperti sekarang ini. Langit malam yang gelap di hiasi beberapa bintang dapat membuat perasaan Arya yang gelisah menjadi lebih tenang.Bayangan Liyana pun tak luput dari pandangan Arya. Di langit luas nan gelap terlihat wajah cantik Liyana kembali hadir dalam angan Arya. Rindu yang sudah membuncah semakin menggebu-gebu Arya rasakan. Setelah satu bulan lebih tidak bertemu, membuat Arya ingin sekali merengkuh Liyana dalam hangat peluknya.Angin bertiup kencang membuat Arya merasa kedinginan. Arya pun kembali masuk ke dalam kamar setelah sempat menikmati suasana malam yang sudah hampir pagi. Sampai di dalam kamar, kembali Arya menarik selimut setelah tubuhnya terbaring di at
Read more
Bab 78 Bercerita
Lagi-lagi, rencana untuk bertemu Liyana harus kembali tertunda. Arya pun meluapkan kekesalannya kepada semua karyawan yang ada. Satu persatu karyawan mulai di intogerasi. Rupanya karyawan yanv satu ini cukup pintar hingga ia nyaris saja bisa lolos dari Arya.Namun, bukan Arya Bagaskara namanya kalau ia berhasil di kelabui oleh karyawannya sendiri. Dengan matanya yang jeli Arya bisa dengan tepat mendapatkan tersangkanya.Tanpa terasa hari sudah sore dan matahari sudah mulai terbenam. Mengurus satu masalah dengan kekesalan yang double cukup menyita waktu serta menguras tenaga Arya.Setelah semua urusan di cabang toko selesai, Arya pun berniat melanjutkan tujuannya yang sempat tertunda. Lagi dan lagi Arya terjebak dalam kemacetan. Di lihatnya waktu pada benda yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul tujuh malam.Jika Arya terus melanjutkan perjalanan menuju rumah orangtua Liyana, mungkin akan keburu larut. Dengan terpaksa Arya pun membatalkan tujuan awalnya. Terjebak da
Read more
Bab 79 Berdebar
Kembali Arya mengemudikan mobilnya, meninggalkan rumah sederhana yang akan kembali ia datangi.Arya melanjutkan kembali perjalanan dengan diam menuju kediamannya. Sudah dua kali Arya gagal menemui Liyana. Besok, Arya tak ingin gagal lagi untuk yang ke tiga kalinya.Sampai di rumah segera Arya memerintahkan seseorang untuk mengawasi keadaan sekitar rumah orangtua Liyana, dan menyuruhnya memberi kabar jika Liyana sudah berada di rumahnya. Sedikit lega Arya rasa, esok hari Arya yakin ia pasti akan dapat bertemu dengan Liyana. Kembali Arya mengecek ponselnya, menanyakan Liyana sudah kembali ke rumahnya atau belum kepada pria yang di utusnya.Jawaban pria itu pun membuat Arya tidak bisa duduk dengan tenang."Belum Tuan" itulah laporan yang baru saja Arya terima.-----‐Lama bercerita, tak terasa waktu sudah siang. Liyana meraih tas dari atas meja mengiyakan ajakan Tiara untuk pulang. Padahal, Liyana masih ingin melepas rindu bersama sahabatnya."Abis ini kamu mau kemana Li?" Tanya Tiara.
Read more
Bab 80 Bertemu Setelah Bercerai
Dan.....Ceklek.Perlahan pintu mulai terbuka. Liyana menautkan alisnya, saat pemandangan yang di lihatnya terasa tidak biasa. Tampak seseorang dengan buket mawar besar menutup wajahnya. Awalnya Liyana bersikap tak perduli, sampai sedetik kemudian Liyana menyadari sesuatu. Deg! Seketika detak jantung Liyana terasa berhenti. Mimpi..Ya, buket bunga yang di pegang pria di balik pintu rumahnya sekaligus menutupi wajahnya itu sama persis dengan buket bunga yang Arya bawa dalam mimpinya. Dimana dalam mimpi tersebut Arya datang untuk menemuinya.Namun, Liyana kembali di hinggapi perasaan takut. Takut kalau ternyata semua yang kini sedang dialaminya hanyalah sebuah mimpi yang kembali hadir menemani tidur yang tak pernah lelap.Liyana mencoba menepis kehadiran pria yang jelas-jelas sedang berdiri tegap dengan wajah tampannya. Berdiri berhadapan hanya menyisakan beberapa jarak saja. Namun, beberapa kali Liyana mengucek matanya, pria itu tetap berdiri kokoh di tempatnya.Debaran pada dada Li
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status