Lahat ng Kabanata ng Presdir Dingin itu Suami Penggantiku : Kabanata 41 - Kabanata 50
119 Kabanata
Bab 41
"Siapa yang mengijinkan kamu untuk masuk ke dalam ruanganku?" tanya Devan dengan nada tinggi sambil menahan emosinya."Devan sabar dulu, tolong kamu jangan marah seperti itu!" pinta wanita yang berada di ruangan itu. Yang ternyata itu adalah Sheri, entah kenapa dia sampai bisa berada di ruangan kantornya Devan dan masuk tanpa seijinnya. "Aku tidak bisa sabar sekarang..!" ujar pria itu. "Sebaiknya kamu keluar dari ruanganku, karena aku tidak mau ada satu orang pun yang masuk sembarangan ke dalam ruanganku ini! apalagi orang itu sama sekali tidak punya kepentingan!" "Devan, aku jauh-jauh datang kesini hanya demi kamu. Tapi kamu justru malah mengusir aku seperti ini!" "Aku tidak meminta kamu untuk datang bukan, kamu datang kesini atas keinginan kamu sendiri! dan aku tidak suka kamu berada disini jadi tolong pergi sekarang juga!" pinta pria itu cepat."Tidak....!" bantah gadis itu "Aku tidak akan pergi kemana-mana, aku akan tetap berada disini bersama kamu!" ujarnya membuat Devan kes
Magbasa pa
Bab 42
Saat Sheril sedang berlari tidak sengaja dia bertabrakan dengan Rifaldi. "Aaw...!" teriak gadis itu "Maaf mba, mari saya bantu!" ujar Rifaldi. "Iyah mas tidak apa-apa, saya yang harusnya minta maaf!" sahut gadis yang ceroboh itu. "Sheril...!" Rifaldi nampak terkejut dengan keberadaan wanita yang ada di hadapannya. "Kamu Rifaldi adiknya Devan kan?" ujar gadis itu bertanya balik. "Iyah aku Rifaldi, kamu sedang apa berada disini?" tanya Rifaldi yang penasaran. Sheril hanya terdiam saja dengan ekspresi wajah yang sedih. "Sebaiknya kita bicara di cafe dekat sini saja, agar lebih enak dan nyaman!" ajak Rifaldi. Gadis itu pun mengangguk tanda setuju. "Kebetulan sekali aku bisa bertemu dengan Sheril disini, ini bisa aku jadikan kesempatan untuk memanfaatkan dia!" ujar pria itu yang mulai berpikir licik. "Ayoh..!" ajak Rifaldi. Setelah sampai cafe Rifaldi pun memesankan minuman untuk mantan kekasih kakaknya itu agar dia bisa lebih tenang. "Hhhmmm sekarang kamu bisa cerita sama aku
Magbasa pa
Bab 43
"Nak Devan sudah pulang dari kantornya yah, hmmm apa nak Devan butuh sesuatu?" tanya Bu Sukma dengan ramah. "Tidak Bu, aku kesini karena ingin pergi mandi!" ujar pria itu pada ibu mertuanya. "Oh ya ampun, silahkan nak Devan. Tapi maaf kamar mandinya disini hanya satu itupun ada di bagian dapur!" "Tidak apa-apa Bu, ini bukanlah masalah buat saya!" "Ya sudah kalau begitu silahkan nak Devan pergi mandi dulu, setelah itu kita akan makan sama-sama." "Iyah Bu!" sahut pria itu sambil menganggukkan kepalanya. "Bu..!" sapa Melati yang baru saja kembali. "Sini biar aku yang melanjutkan!" ujarnya. "Iyah nak... hmmm Melati..!" panggil lirih wanita paruh baya itu. "Iyah Bu ada apa?" sahut gadis mungil itu. "Ibu merasa tidak enak dengan nak Devan!" bisik Bu Sukma. "Tidak enak kenapa Bu?" "Ibu takut kalau nak Devan merasa tidak nyaman berada disini, kamar mandinya saja di rumah ini hanya satu itupun berada di dapur dan digunakan oleh kita semua!" ujar nya dengan ekspresi wajah yang sediki
Magbasa pa
Bab 44
Setelah selesai makan malam terlihat Devan sedang duduk di teras depan rumah Melati, disana juga dia tidak duduk sendirian namun di temani oleh sang ayah mertua. "Ini kopi untuk ayah dan mas Devan!" Ucap Melati yang datang sambil membawa dua cangkir berisi kopi. "Terima kasih yah nak!" sahut Pak Wisnu. "Sama-sama ayah, kalau begitu Melati masuk dulu ke dalam!" "Kenapa kamu tidak duduk disini saja bersama ayah dan suami kamu?" pinta pria paruh baya itu. "Hhmmm Iyah ayah." ujar gadis itu tanpa menolak. Tak lama Bu Sukma pun datang menghampiri mereka dengan sebuah cemilan yang dia bawa di atas piring. "Biar lebih nikmat ngopinya di temani kue buatan ibu!" ujar wanita paruh baya itu. "Bu, sini duduk dekat bapa!" "Iyah pak.!""Jujur ayah merasa seneng sekali karena bisa berkumpul seperti ini bersama kalian semua, ini adalah momen yang paling ayah tunggu-tunggu!" "Melati juga seneng kok yah, karena bisa berkumpul bersama ibu dan ayah seperti ini lagi!" "Usia ayah ini sudah tidak
Magbasa pa
Bab 45
"Kamu mau pergi kemana melati?" tanya Devan. "Aku tidak akan pergi kemana-mana mas!" sahut gadis itu. "Aku akan pergi tidur di bawah." "Kenapa kamu tidur di lantai?" "Lalu aku harus tidur dimana mas? dikamar ku ini tidak ada sofa. Lagi pula aku akan memakai tikar sebagai alasnya!" ujar gadis itu. Devan pun segera bangkit dan menghampiri istrinya itu. "Kamu bisa tidur di kasur, lagi pula ini adalah kamar milikmu!" ujar Devan. "Tidak mas, aku bisa tidur dimana pun sementara kamu ini pasti tidak akan sanggup jika harus tidur di bawah lantai. Sebaiknya kamu tidur saja sekarang karena saat ini sudah mulai larut malam!" "Kita akan berbagi tempat tidur malam ini!" ungkap Devan dengan cepat. "Apa kamu tidak salah bicara mas?" sahut Melati yang nampak gugup. "Tidak, aku tidak salah bicara. Kita akan berbagi tempat tidur jadi kamu tidak perlu tidur di lantai seperti itu!" "Tapi tempat tidur milikku ini tidak terlalu besar mas!" "Tidak masalah, aku akan buatkan pembatas di tengah-teng
Magbasa pa
Bab 46
Devan langsung bergegas masuk ke dalam kantornya, dan untung saja dia sampai tepat waktu. "Van untung saja Lo udah dateng sebelum pada client!" ujar Radit. "Jadi mereka belum sampai?" sahut Devan. "Belum, tapi mereka sudah deket sini palingan juga sebentar lagi sampai!" "Huhhhh syukurlah!" ujar Devan sambil menghela nafasnya karena merasa lega."Lo kenapa sih bisa telat gini, biasanya kan Lo itu selalu on time?" tanya Radit. "Gue bangunnya kesiangan, makanya bisa telat kayak gini!" sahut pria itu. "Emangnya istri Lo gak bangunin Lo apah?" "Gimana mau bangunin gue, orang kita berdua sama-sama kesiangan!" Radit pun tertawa kecil dengan apa yang di katakan sahabatnya itu. "Kenapa Lo malah ketawa gitu?" tanya Devan. "Ya engga apa-apa sih, gue ngerti kok kenapa kalian bisa kesiangan bangun pasti karena semalam....!""Apaan sih Lo, jangan berpikiran yang aneh-aneh deh!" ujar Devan menghela pembicaraan Radit. "Ya engga apa-apa kali bro, lagian jugakan kalian itu udah suami istri k
Magbasa pa
Bab 47
Melati pun langsung masuk ke dalam ruangan kerja suaminya itu. Dia melihat sekeliling ruangan dan melihat ke arah foto suaminya yang ada diatas meja, gadis itupun mulai tersenyum memandangi suaminya di balik foto.Lalu tak lama kemudian, dia dikejutkan dengan seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan milik suaminya itu. "Devan lihat aku bawakan kamu makanan kesukaan kamu!" ujar wanita itu yang langsung terhenti ketika tahu di ruangan itu tidak ada Devan justru yang ada disana seorang wanita yang dia ketahui itu istrinya Devan. Melati pun memandangi wanita yang tepat sedang berdiri di depannya. Dia mencoba mengingat wanita itu karena wajahnya seperti tidak asing baginya. "Hhhmm maaf apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya gadis itu polos. "Aku Sheril, kamu pasti Melati istrinya Devan bukan!" sahut wanita itu dengan gugup. Melati pun mulai mengingatnya, dia sadar kalau wanita yang saat ini berdiri di ruangan suaminya itu adalah mantan kekasih suaminya. Mereka berdua
Magbasa pa
Bab 48
"Apa yang tadi kalian berdua bicarakan?" tanya Devan sinis."Siapa?" sahut gadis itu polos. "Bukankah tadi kamu dan Sheril berada di ruanganku tadi, lalu apa yang kalian bicarakan? tidak mungkin kan kalian tidak bicara apa-apa!" ujar pria itu cepat. "Oh Iyah mas, tadi kami berdua memang sempat bicara.""Membicarakan soal apa?" "Aku hanya meminta dia untuk tidak lagi mengantarkan makanan buat kamu, karena sudah ada aku yang akan melakukannya." ujar gadis itu cepat "Aku hanya tidak ingin membuatnya menjadi repot saja, apalagi kamu pasti tidak nyaman bukan jika ada dia di sekitar kamu!" "Serius kamu bicara seperti itu?" "Iyah mas, apa kamu tidak percaya padaku! lagi pula aku inikan istri kamu mas. Mana ada seorang istri yang mau suami nya di dekati oleh wanita lain apalagi wanita itu berasal dari masa lalunya." sahut gadis itu cepat.Mendengar hal itu Devan pun seketika langsung terdiam dan melihat Melati dengan tatapan yang tajam. "Kenapa kamu menatap aku seperti itu? apa aku sala
Magbasa pa
Bab 49
Pria itu pun tidak tinggal diam, dia terus saja mengikuti Melati meski gadis itu sudah pergi menjauh darinya. "Ayoh Mel cepetan, mas Rifaldi malah ngejar kita!" ujar Linda yang mulai panik. "Iyah Lin aku takut banget mas Rifaldi bakalan ngelakuin hal nekad!" "Melati tunggu..!" teriak pria itu yang terus mengejar Rifaldi. Namun seketika langkah nya langsung terhenti karena Radit menghadang nya dari depan. "Apaan sih Lo? minggir!" pinta Rifaldi cepat. "Engga, gue engga mau!" sahut pria itu menolak. "Gue gak ada urusan yah sama Lo, sekarang gue minta Lo minggir dan jangan halangi jalan gue!" "Kenapa memang nya?" Lo mau ngejar Melati hah?" tanya Radit. "Itu bukan urusan Lo yah, mendingan sekarang Lo urusin saja hidup Lo sendiri!" sahut Rifaldi cepat. "Ya jelas lah ini tuh jadi urusan nya gue, karena yang Lo kejar itu istri dari sahabat gue yaitu Devan. Dan harusnya Lo gak usah gangguin Melati lagi karena dia itu udah jadi kakak ipar Lo?" "Maksud Lo apaan ngomong kayak gitu ke gu
Magbasa pa
Bab 50
Sore harinya Devan sudah pulang ke rumah orang tuanya Melati, disana juga gadis itu terlihat sedang merapihkan barang-barang miliknya. " Tadi Radit kasih tahu aku katanya Rifaldi ganggu kamu!" ujar pria itu. "Iyah mas, tapi aku tidak apa-apa kok!" sahut Melati."Memangnya apa yang sudah dia lakukan sama kamu tadi?" "Mas Rifaldi engga nyakitin aku kok mas, tadi katanya dia cuman pengen bicara sebentar sama aku, tapi akunya yang gak mau dan terus menolaknya karena mas Rifaldi terus saja memaksa. Untung nya saja ada Linda yang dateng bantuin aku mas!" "Kalau sampai Rifaldi ganggu kamu lagi sebaiknya kamu kasih tahu aku!" pinta pria itu. "Iyah mas, aku hanya tidak ingin kamu jadi terkena masalah atau bertengkar dengan mas Rifaldi." "Kalau saja Radit gak lihat kamu di kejar Rifaldi mungkin aku gak aka tahu soal kejadian ini, Melati lihat aku." pinta pria itu sambil memegang lengan Melati. "Aku hanya takut sesuatu terjadi sama kamu, karena nantinya aku yang akan disalahkan. Sudah jadi
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status