Semua Bab Jodoh Terbaik Sang Dokter: Bab 1 - Bab 4
4 Bab
Bab 1. Tiba-Tiba Dilamar
"Kamu ini anak kampung yang miskin. Enggak jelas bapakmu siapa. Sok-sokan punya cita-cita jadi dokter segala. Ngaca dulu sana! Kamu itu pantesnya jadi babu. Babunya kita-kita. Setuju, nggak, sih, teman-teman? Haha." Karin si ketua geng di kelas IPA menudingku dengan tatapan penuh kebencian."Betul itu. Nih, bawain tasku!" timpal Deva yang badannya langsing bak model papan atas."Sekolah elit kita ini, nggak pantas dimasukin gembel kayak kamu ini," sahut Novi tak kalah pedas."Yuk, kita bikin dia nggak betah sekolah di sini! Biar tahu rasa!"Aku terngiang kembali dengan ucapan teman-teman SMA sekitar sembilan tahun yang lalu. Masih tersimpan rapi lontaran caci maki yang sudah menjadi makanan sehari-hari di kala itu.Iya, aku memang hidup miskin. Ibuku hanyalah seorang buruh. Terkadang menjadi buruh nyuci, buruh tani, buruh bersih-bersih rumput di halaman rumah orang, maupun buruh nyetrika. Intinya, pekerjaan apa saja yang terpenting halal, ibu rela mengerjakannya. Hidupku berbeda jauh
Baca selengkapnya
Bab 2. Penolakan yang Menyakitkan
"Maksud Mama?" Raut wajah Dokter Adrian terlihat gusar. Seolah-olah dia baru saja mendengar kabar duka yang menghantam jiwanya.Dengan kecemasan yang meningkat, aku menunggu jawaban dari Dokter Yasmin."Adrian, mamamu ini sebentar lagi sudah mau pensiun. Artinya apa? Mama sudah tua. Sudah waktunya Mama menimang cucu. Apa setelah ini, kamu lagi-lagi punya keinginan untuk menunda pernikahan? Mau berapa tahun lagi Mama harus menunggu?"Hening tiba-tiba mengambil alih suasana ruangan yang dingin ini.Setelah mendengar penjelasan ibunya yang penuh kelembutan itu, Dokter Adrian menyugar secara kasar rambut tebalnya ke belakang. Kemudian lelaki berbadan tegap itu menundukkan kepala dalam-dalam. Menunjukkan bahwa kecamuk rasa tengah bermain-main dalam batinnya.Melihat situasi yang canggung antara ibu dengan anaknya seperti ini, rasa tak nyaman seketika mengungkung sanubariku."Bagaimana, Nak Saina? Apa Nak Saina bersedia?"Aku terkesiap. Dokter Yasmin ternyata serius berkeinginan menjodohkan
Baca selengkapnya
Bab 3. Aku Terjebak dengan Lelaki Memesona
Mobil yang kutumpangi akhirnya berhenti di parkiran sebuah restoran Chinese halal yang sangat terkenal di Kota Jakarta. Selain tempat makan ini memiliki kecantikan dan kemewahan design interior beserta arsitekturnya, makanan yang disediakan pun berbeda dengan restoran Chinese yang lain. Di sini menyediakan Chinese food kombinasi Japanese food. Kenapa aku bisa tahu se-detil itu? Karena informasi tersebut sempat beredar dan hangat dibicarakan oleh perawat di setiap sudut ruang rumah sakit. Hingga mau tak mau telingaku menangkapnya kemudian mentransfer ke memori."Mama turun dulu, ya, mau ke toilet sebentar. Kamu langsung ke lokasi saja sama Nak Saina!"Aku terperanjat seketika. Dokter Yasmin benar-benar menempatkanku dalam posisi yang tak terduga."Iya, Ma." Anak bungsunya itu berucap santai seraya mematikan mesin mobil."Nak Saina masuk sama Wafa, ya? Maaf, saya buru-buru." Dokter Yasmin beralih memohon kepadaku seraya menepuk bahu kiri ini dengan pelan."Eh, t-tapi, Dok--" "Ndak apa
Baca selengkapnya
Bab 4. Meminta Waktu
Jantungku kembali berdetak kencang ketika Wafa, eh, maksudku Kak Wafa mengajakku menaiki tangga yang menjadi penghubung antara dua gazebo segi enam berlantai dua. Letak gazebo yang berada di tengah-tengah restoran membuatku semakin tak nyaman dengan tatapan orang-orang di sekeliling."Jangan melamunkan saya terus, Saina!" ucap Kak Wafa santai seraya berhenti dan bersandar pada pegangan tangga. Dia menoleh ke arahku, lalu melipat tangan di depan dada dengan senyuman ... memesona. Membuatku terpana untuk sesaat."Saya pulang saja, ya?" pintaku sambil beralih menatap guci besar dan tinggi yang posisinya berada di sisi kiri tangga. Diri ini mencoba mengurai rasa gugup yang mendera jiwa dan raga oleh ucapan dia yang melantur itu.Sejenak hening, tiba-tiba ...."Aduh!"Aku menoleh seketika, kemudian memperhatikan dia yang tengah meringis sambil memegang dada kirinya."Kak Wafa sakit?" tanyaku diliputi rasa khawatir."Apanya yang sakit?" tanyaku lagi seraya memangkas jarak, hingga menyisakan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status