Lahat ng Kabanata ng Rahasia Gelap Kekasihku : Kabanata 11 - Kabanata 20
80 Kabanata
Bab 10
Sudah sebulan Arsen dan Claire semakin dekat, hingga akhirnya mereka menyadari perasaan masing-masing. Mereka menyadari bahwa mereka saling mencintai. Arsen berubah menjadi pribadi yang ceria dan selalu tersenyum, sehingga membuat orang-orang di sekitarnya keheranan. Banyak yang menerka-nerka apa yang terjadi pada pria itu sehingga bisa berubah drastis, karena sebelumnya Arsen suka marah-marah tak jelas atau murung sepanjang hari. Pria itu tak mempedulikan pendapat mereka karena baginya perasaannya terhadap Claire lebih penting. Tak akan dibiarkannya siapapun menyakiti Claire, karena gadis itu begitu penting baginya. Berkat gadis itu, ia bisa menjalani hidup dengan lebih berwarna. Rasa bencinya pada sang ayah pun mulai berkurang, meskipun terkadang masih ada rasa tak terima dengan perbuatan pria itu di masa lalu.Satu jam yang lalu, ia menyatakan cintanya pada Claire dan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Claire dengan senang hati menerimanya, karena ternyata gadis itu juga memil
Magbasa pa
Bab 11
Jantung Arsen berdegup dua kali lebih cepat dan tubuhnya terasa panas dingin. Rasa rindu yang membuncah karena sudah sebulan lebih tak bertemu, membuatnya ingin segera menarik gadis di hadapannya itu ke dalam pelukannya. Dia ingin melampiaskan segala kerinduannya yang membuat pikirannya kacau.Mendadak ia lupa bahwa beberapa jam yang lalu baru saja meminta Claire untuk menjadi kekasihnya. Pikirannya langsung teralihkan begitu Rose berdiri di hadapannya dengan tatapan mata yang mampu membuat darahnya berdesir. "Boleh aku masuk?" tanya Rose dengan senyum yang terlihat mencemooh.Tanpa menunggu jawaban dari Arsen, gadis itu langsung menerobos masuk dan melihat-lihat desain interior apartemen. “Masih sama seperti sebulan yang lalu. Nyaman, terasa hangat, dan mengingatkan siapapun pada rumah,” ucapnya sambil berkacak pinggang, kemudian mendekati Arsen dan menelusuri dada pria itu dengan ujung jari jemarinya."Aku tadi melihatmu hendak membunuh pria berambut panjang itu," kata Arsen de
Magbasa pa
Bab 12
Claire membelalakkan matanya saat melihat siapa orang itu. Emily. Kenapa ia tidak mengingat gadis itu sebelumnya? Gadis yang sempat bertahan cukup lama dengan Arsen, sebelum pria itu meminta Claire untuk menjadi kekasihnya. Setidaknya itulah yang ia dengar dari teman-temannya dan juga Josh. Seharusnya ia memastikan terlebih dulu hubungan Arsen dengan kekasihnya, bukan malah menerima permintaan pria itu hanya karena juga merasakan hal yang sama."Emily....lepaskan....aku." Claire hampir kehabisan nafas. Tangannya berusaha melepaskan cengkeraman tangan Emily dari lehernya, namun tak bisa. Dia terlalu lemah untuk melawan gadis itu, atau mungkin Emily yang terlalu kuat."Jauhi Arsen atau kau akan merasakan akibatnya," desis Emily sambil mempererat cengkeraman tangannya.Wajah Claire memerah dan hampir tak sadarkan diri, kalau saja tak ada orang lain yang menjauhkan gadis itu darinya. Claire langsung terbatuk-batuk dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, sambil memegangi lehernya yan
Magbasa pa
Bab 13
Arsen mengetuk pintu apartemen Claire, namun tak ada yang merespon. Berkali-kali ia mengetuk pintu dan memanggil nama Claire, namun hasilnya tetap nihil. Tiba-tiba Arsen merasa cemas. Segera ia merogoh saku celana jeansnya dan meraih ponselnya. Ditelponnya nomor ponsel Claire, namun tak juga diangkat. Saat hendak beranjak dari depan pintu apartemen Claire, tiba-tiba saja ia mendengar suara teriakan seseorang yang berasal dari dalam.Jantung Arsen langsung berdegup tak karuan. Dia tahu betul suara milik siapa itu. Suara seseorang yang sangat dicintainya. Dengan panik dia mencoba membuka pintu itu dan ternyata tidak dikunci. Bergegas ia berlari menuju ke kamar Claire dan seketika itu juga matanya membelalak ngeri. Di depannya, Claire tengah tergeletak tak berdaya di atas lantai yang dingin dengan beberapa luka di tubuhnya. Kesadaran gadis itu mulai menipis. Arsen merasa jantungnya seperti diremas dengan kuat saat itu juga. Ia berteriak dan berlari menghampiri tubuh Claire. Namun seb
Magbasa pa
Bab 14
"Gadis jal*ng ini, sudah memukuliku dengan tiang lampu itu,” ucap Claire seraya mengedikkan kepalanya pada tiang lampu yang tergeletak di dekat sofa. “Jadi, sedikit luka bukan masalah yang besar, bukan?” lanjutnya sambil menekan mata pisau itu pada leher Emily, membuat gadis itu menjerit ketakutan dan meminta tolong pada kedua laki-laki itu.“Claire! Claire, dengarkan aku. Kau bukanlah monster. Kau adalah gadis yang baik hati dan sangat mencintai ibumu. Kau tidak ingin ibumu bersedih jika melihatmu seperti ini, kan? Bagaimana dengan ayahmu? Bukankah kau merindukan ayahmu? Ayolah, letakkan pisau itu dan biarkan Emily pergi dari sini,” bujuk Arsen dengan mata tetap waspada dan sedikit demi sedikit mendekati Claire. Ia memberi tanda pada Josh untuk mengikutinya dan segera merebut Emily.Claire tertawa terbahak-bahak dengan pisau semakin menekan leher Emily, membuat cairan merah itu mengalir dari sana dan isakan gadis pirang itu semakin keras. “Kau tahu, sebenarnya aku bukanlah Claire.
Magbasa pa
Bab 15
Meskipun parkiran rumah sakit memang sudah sepi, namun Arsen tetap menoleh ke sekitarnya untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang akan mendengarnya berbicara dengan seseorang yang kini menelponnya. Beberapa saat yang lalu setelah keluar dari kamar rawat Claire, ia langsung mengirimkan pesan pada teman SMA nya yang berprofesi sebagai seorang hacker untuk meminta bantuan. Mencari tahu segala sesuatu mengenai Claire tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan internet, karena informasinya sering tidak akurat dan kebanyakan berisi hoax. Apalagi jika yang menulis berita itu membenci Claire. "Halo, Fred. Kau sudah mendapatkan semua informasi mengenai gadis itu?"Hanya terdengar hening di seberang telepon, membuat Arsen kembali mengecek gawainya. Keningnya berkerut ketika mendapati bahwa telepon itu masih tersambung. "Fred? Halo? Kau masih di situ?"[Kau yakin ingin mencari tahu mengenai gadis itu?] Hening beberapa saat. "Tentu saja. Untuk apa aku mendadak menghubungimu jika tidak benar-
Magbasa pa
Bab 16
Akhirnya setelah melewati waktu selama sehari semalam di rumah sakit, Arsen membawa Claire pulang ke apartemennya. Setelah dipikir-pikir lagi, ia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu apa-apa. Bagaimanapun juga, tidak adil bagi Claire jika tiba-tiba saja ia menjauhi gadis itu. Mereka harus meluruskan semua masalah ini dan menjalin komunikasi yang lebih baik lagi agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Sejak awal sudah berani mengambil komitmen, maka Arsen pun harus berani menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hubungan mereka. Sebelumnya mereka mampir dulu ke apartemen Claire untuk mengambil beberapa baju dan perlengkapan lainnya. Gadis itu terlihat bersikap seperti Claire yang biasa. Lugu dan sering merasa tidak enakan. Arsen bisa merasa lega untuk sejenak, karena jujur ia belum siap untuk menghadapi Claire versi lain. "Apartemenmu sungguh besar dan mewah, Arsen. Aku merasa tidak pantas berada di sini," kata Claire begitu mereka memasuki apartemen Arsen."Ck, apar
Magbasa pa
Bab 17
"Dia kerasukan arwah seorang pria bernama James!” seru Arsen untuk yang kesekian kalinya, membuat Leo memutar matanya jengah.“Bukan kerasukan, melainkan alter ego,” koreksi Leo, sambil terus melangkah menuju ke kamar hotel yang khusus disediakan untuknya di lantai paling atas gedung Montage Hotel.“Alter ego? Aku kira itu hanyalah istilah yang dibuat oleh penulis cerita fiksi yang novelnya pernah difilmkan,” sahut Arsen.“Dengar, Sobat. Kita semua punya alter ego. Hanya saja tidak semua alter ego bisa keluar begitu saja, seperti yang dialami oleh Claire dan orang-orang berkepribadian ganda lainnya. Aku punya alter ego, kau punya alter ego, semua orang punya alter ego. Saat kau tiba-tiba saja melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kau lakukan tanpa sadar, itu termasuk alter ego dalam kategori ringan,” jelas Leo sambil membuka pintu kamar hotelnya.“Apa? Tidak mungkin! Aku yakin sekali bahwa itu hanyalah istilah yang diada-adakan untuk melindungi keberadaan psikopat, orang
Magbasa pa
Bab 18
Josh dan Emily baru saja tiba di Dirty Nightclub, salah satu klub malam di Kota Portland. Mereka melewati kerumunan manusia yang memadati lantai dansa dan menggoyangkan tubuhnya sambil menikmati aksi penari striptease. Keduanya menoleh kesana kemari untuk mencari seseorang, sampai akhirnya menemukannya di sofa panjang yang ada di sudut ruangan. Emily berkali-kali membalas sapaan beberapa orang yang dikenalnya di sana saat Josh menarik lengannya untuk mendekati orang itu."Ehem." Josh berdehem untuk mengalihkan perhatian dari kedua insan yang tengah dikuasai oleh nafsu itu.Pria berambut hitam legam itu menghentikan aksinya meraba-raba tubuh gadis cantik dan seksi di sampingnya. Dia menoleh pada Josh dan wajahnya langsung sumringah."Joshua William, akhirnya kau datang juga. Kenapa dengan wajahmu? Kenapa dengan leher dan pipinya?" tanya pria itu heran, saat melihat wajah Josh nampak memar-memar dan leher serta wajah Emily diperban."Pujaan hati adikku meninju wajahku dengan membab
Magbasa pa
Bab 19
"Wow"Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Freddy setelah mendengar cerita dari Arsen mengenai Claire. "Hanya itu responmu?" protes Arsen dengan wajah tak terima. Freddy mengangkat kedua alisnya. "Lalu aku harus merespon bagaimana?" "Setidaknya beri aku saran atau masukan. Aku harus bagaimana?" Arsen berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemen Freddy sambil berkacak pinggang. "Aku tidak terlalu mengerti tentang alter ego, tapi aku pernah mendengar bahwa kau harus siap mental jika menghadapi orang seperti itu.""Kau mengatakan hal yang sudah jelas, Fred. Siapa yang siap mental jika berhadapan dengan orang yang tiba-tiba bersikap aneh? Kebanyakan orang pasti akan menganggapnya gila atau kerasukan."Mereka hanya diam setelah itu. Freddy terlihat seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. "Brandon bilang, Claire memang terlihat aneh. Kartu identitasnya memang benar bernama Claire, tapi ketika di ruang interogasi, gadis itu bilang bahwa namanya adalah Rose. Dia bahkan merasa aneh ketika
Magbasa pa
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status