All Chapters of Gelora Hasrat Kakak Ipar: Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
Akhirnya Ditangkap
Luca langsung membawa Belinda ke rumah sakit dan memaksa Belinda dirawat. Belinda sendiri juga meminta Luca dirawat bersamanya, tapi Luca menggeleng. "Aku baik-baik saja, Belinda. Selama aku masih bernapas, aku baik-baik saja. Kau yang terpenting, Belinda!" Belinda pun merasakan kehangatan yang luar biasa di hatinya dan ia pun akhirnya setuju dirawat, tapi tetap dengan syarat, Luca juga harus mau dirawat. Hingga akhirnya mereka memilih satu kamar berdua agar mereka bisa dirawat bersama. Hanya saja, Luca tidak pernah berbaring dan terus bergerak untuk melayani Belinda. Luca pun mengutus Jedy untuk memanggil polisi agar Belinda bisa melaporkan Daniel. Sudah cukup Daniel keterlaluan dengan semua sikapnya dan dilaporkan pada polisi adalah efek jera yang paling pantas untuknya. Belinda sendiri pun akhirnya setuju melaporkan Daniel ke polisi dan para polisi pun akhirnya datang ke rumah sakit. "Aku ... aku ingin membuat laporan penganiayaan. Pelakunya adalah suamiku sendiri, Daniel Alfr
Read more
Kita Akan Tinggal Bersama
"Pasti ada yang salah di sini, Pak. Aku ini anggota dewan, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu kan?" "Silakan dijelaskan di kantor polisi saja, Pak." Daniel menatap penuh amarah pada para polisi yang berdiri di samping mobilnya. Namun, sialnya, memberontak akan membuatnya terlihat makin buruk saat ini. "Baiklah, aku akan ikut, tapi dengan mobilku sendiri," seru Daniel akhirnya. Baron pun akhirnya melajukan mobilnya ke kantor polisi dengan pengawalan ketat dari dua mobil polisi yang menjemput Daniel tadi. "Sial, mengapa semuanya menjadi seperti ini? Luca dan Belinda! Sial! Kau juga tidak becus, Baron. Seharusnya kau mematahkan satu tangan atau kakinya, tapi Luca malah baik-baik saja! Sial!" geram Daniel lagi tanpa perasaan. Tidak peduli saudara atau siapa pun. Sejak menjadi ambisius dalam pekerjaan dan politik, Daniel sudah tidak peduli lagi dengan etika atau hubungan darah. Daniel pun terus mengumpat dan berakhir dengan menelepon semua orang yang bisa membantunya, term
Read more
Menemukan Rumah Untuk Pulang
Belinda mengangguk yakin menerima tawaran Luca untuk tinggal bersama. "Aku mau, Luca! Aku mau tinggal bersamamu." "Ya, Sayang! Kau aman bersamaku," seru Luca lagi sambil mencium kening Belinda. Luca terus tersenyum hangat dan membuai Belinda sampai Belinda tertidur malam itu dan Luca pun langsung meminta Jedy mencari apartemen untuknya. "Carikan aku apartemen, Jedy. Aku akan pindah ke apartemen bersama Belinda. Lokasinya jangan terlalu dekat dengan rumah orang tuaku." "Baik, Bos!" "Hmm, kau boleh pulang dan istirahat, Belinda aman bersamaku, Jedy. Lagipula aku yakin Daniel tidak akan bisa melakukan apa pun karena ia masih di kantor polisi saat ini. Daniel akan cukup sibuk mengurus dirinya sendiri sampai dia tidak akan punya waktu untuk mengurus yang lain." Dan benar saja, Daniel sudah terlalu sibuk mengurus dirinya sendiri malam itu. Bahkan sampai tengah malam sudah menjelang, Daniel masih belum diijinkan pulang. Walaupun sudah ada dua pengacara mendampingi Daniel di sana, Dan
Read more
Jodohnya
Luca masih memeluk Belinda di sofa ruang tamu mereka di apartemen malam itu. Luca duduk dengan posisi setengah berbaring, sedangkan Belinda pun bersandar nyaman di dada Luca dan rasanya hangat sekali. "Mungkin aku bisa tidur seperti ini, ini nyaman sekali, Luca." "Hmm, kalau begitu tidur saja, Belinda. Aku akan menggendongmu ke kamar nanti," sahut Luca yang terus membelai rambut panjang Belinda. Belinda pun tersenyum merasakannya. "Kamar? Kamar yang mana?" Luca memang sudah membagi kamar di apartemen itu, kamar utama untuk Belinda dan kamar yang lebih kecil untuk Luca. "Tentu saja kamarmu, Belinda." "Kau tidak berniat tidur bersamaku di kamar yang sama, Luca?" goda Belinda yang sudah mendongak menatap pria itu. Luca terdiam sejenak mendengarnya. "Kalau kau mengijinkannya, aku akan pindah ke kamarmu, Belinda." "Hmm, apakah kau perlu minta ijin lagi?" sahut Belinda sambil membuka bibirnya menggoda. Luca tersenyum simpul. "Kau memang nakal, Belinda," seru Luca sambil langsung m
Read more
Gejala Apa Ini?
Sejak mengetahui bahwa mereka adalah teman masa kecil, hubungan Luca dan Belinda pun makin romantis. Perasaan mereka makin kuat dan Luca pun makin bertekad melindungi Belinda dari siapa pun juga, termasuk dari kegilaan Daniel, adiknya sendiri. Proses hukum pada Daniel atas laporan KDRT berjalan tidak sesuai harapan Luca karena kekuasaan Daniel dan Hector mampu membuat semuanya terhambat, tapi Luca sendiri tidak berhenti berusaha melalui pengacaranya agar bisa memberikan efek jera pada Daniel. "Bagaimana perkembangan kasus Daniel?" tanya Luca pada Jedy beberapa hari kemudian. "Pihak Pak Daniel masih menyangkal semuanya, Bos. Tapi ada penawaran damai dan menghentikan kasus ini." "Aku sudah tahu akhirnya akan seperti ini. Daniel dan ayahku pasti akan terus berusaha menghentikan kasusnya. Dengarkan aku, Jedy. Yang penting adalah Belinda mendapatkan perlindungan dan Daniel tidak bisa menyentuhnya lagi. Menurutku boleh saja berdamai, tapi dengan syarat, Daniel harus menceraikan Belinda
Read more
Dugaan Korupsi
"Kata Bik Ari kau sakit, Belinda. Kau mau ke dokter saja?" Luca melakukan video call dengan Belinda siang itu karena Bik Ari mengirim pesan pada Luca tentang Belinda yang muntah. "Aku baik-baik saja, Luca. Aku tidak menyangka Bik Ari akan melapor padamu tentang aku muntah." "Aku yang memintanya melaporkan semua yang terjadi padamu, Belinda. Dan kau tercatat sudah tiga hari mengalami mual. Kau masuk angin, kau harus minum obat dan kalau masih tidak sehat, kita akan ke dokter besok." Belinda tersenyum melihat ekspresi Luca yang begitu tegas tapi perhatian. "Siap, Pak Luca. Aku sudah mendengarnya. Aku akan beristirahat dan kalau besok masih tidak enak, aku akan ke dokter. Tapi sungguh, aku hanya stres, Luca." "Aku sedih mendengarnya, Belinda. Entah bagaimana caranya aku membuatmu tidak stres lagi." "Setelah semuanya selesai, aku juga akan baik-baik saja." "Hmm, apa kau bosan di apartemen, Sayang? Nanti malam kita akan jalan-jalan ya." "Kau tidak takut kita digosipkan padahal gos
Read more
Dua Garis
Belinda memilih beberapa bajunya malam itu. Belinda akan makan malam bersama Luca malam ini di luar apartemen dan ini pertama kalinya mereka kencan lagi berdua. Karena itu, Belinda ingin tampil cantik. Cukup lama Belinda memilih bajunya sampai ia mendapatkan baju yang pas. Blouse santai berwarna putih dengan celana santai juga yang berwarna coklat terang. Belinda pun memoleskan make up tipisnya dan ia terus tersenyum karena ia bahagia ia akan kencan. "Hmm, sepertinya aku makin menggendut. Padahal kemarin aku merasa makin kurus karena stres, aku juga mual dan muntah, tapi mengapa celana ini terasa sedikit sesak ya." Belinda terus menatap dirinya di cermin sebelum ia menyadari sesuatu. "Eh, mungkin aku mau datang bulan, biasanya perutku akan membesar saat akan datang bulan. Tapi tanggal berapa ini?" Belinda pun menatap kalender di ponselnya dan ia baru menyadari kalau ia sudah terlambat datang bulan. "Mengapa aku belum datang bulan? Biasanya selalu maju, tidak pernah terlambat,"
Read more
Kejutan yang Membahagiakan
"Aku hamil. Ya, aku hamil. Ini anak Luca." Tatapan Belinda seketika berkaca-kaca dan ia sama sekali tidak bisa menjelaskan perasaannya. Mendadak ada rasa haru karena akhirnya ia bisa merasakan seperti istri-istri lain yang akhirnya hamil. Tapi ini tetap tidak benar. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana reaksi Luca dan bagaimana reaksi semua orang kalau mengetahui tentang ini." Belinda mendadak gelisah sendiri sampai ia berjalan mondar-mandir di kamar mandi. Tanpa ia ketahui, Luca pun terbangun dan mengernyit saat ia mendapati Belinda sudah tidak di sampingnya. Luca menunggu karena mungkin Belinda buang air kecil, tapi Belinda terlalu lama di kamar mandi sampai Luca pun cemas karena Belinda sedang tidak sehat. Dengan cepat, Luca pun menghampiri Belinda ke kamar mandi. "Kau di kamar mandi, Sayang? Apa yang kau lakukan? Mengapa begitu lama?" Belinda begitu terkejut mendengar suara Luca sampai Belinda bingung harus menyembunyikan alat tespeknya di mana. Namun, belum sempat Belind
Read more
Mengetahui Kehamilannya
"Apa? B-Bu Belinda hamil?" Jedy langsung memekik kaget saat ia datang berkunjung ke apartemen dan Luca memberitahunya tentang kehamilan Belinda. "Ya, Jedy. Dia hamil anakku, jadi aku akan lebih sering berada di apartemen untuk menemaninya." "Eh, tapi, Bos. Dia kan belum resmi bercerai, bagaimana kalau Pak Daniel dan Pak Hector tahu tentang ini? Kehamilan kan tidak bisa disembunyikan karena perutnya pasti akan membesar nanti.""Siapa yang bermaksud menyembunyikannya, hanya saja untuk apa juga kita memberitahunya sekarang? Biarkan saja mereka mengetahuinya sendiri nanti." "Ah, begitu ya?" "Hmm, lalu bagaimana dengan yang kemarin? Selidiki secara diam-diam, Jedy. Aku tidak mau masalah ini menyebar ke mana pun." "Aku mengerti, Bos. Aku belum mendapatkan info apa pun, tapi aku akan menyelidikinya lagi secara diam-diam." "Baguslah! Dan satu lagi, jangan sampai Belinda tahu tentang ini. Belinda tidak perlu terlibat lagi dalam urusan rumit di keluarga Alfredo seperti ini.""Ah, baiklah
Read more
Sesuatu yang Tidak Terduga
Suara peralatan masak terdengar beradu pagi itu. Luca sudah terlihat begitu sibuk di dapur dan membuat sarapan pagi untuk kekasihnya tercinta. Belinda sendiri yang mulai merasakan aroma harum masakan pun menggeliat di ranjangnya dan perlahan membuka matanya. Belinda pun menemukan ranjang di sampingnya sudah kosong dan ia segera mengulum senyumnya.Bayangan akan bagaimana posesifnya Luca memeluknya semalam membuat perasaan Belinda begitu hangat. Luca bahkan makin hangat sejak mengetahui Belinda hamil. "Hmm, pasti Luca sedang memasak," gumam Belinda dengan senyuman yang masih mengembang. Sungguh, ini adalah bayangan kehidupan pernikahan yang ia impikan. Suami yang perhatian dan lembut padanya dan akan ada anak-anak yang lucu. Oh, menjalani rumah tangga selama dua tahun bersama suami psikopat seperti Daniel benar-benar membuat Belinda melupakan kriteria suami idaman karena ia sudah terlalu sibuk meratapi setiap harinya dan tidak punya waktu lagi memikirkan masa depan. Untuk sesaat, B
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status