Gelora Hasrat Kakak Ipar

Gelora Hasrat Kakak Ipar

Oleh:  Mommykai22  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 Peringkat
92Bab
69.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Belinda Zamora tidak pernah menyangka pernikahannya dengan seorang pria terhormat malah membuatnya harus melalui hari-hari yang terasa bagai neraka. Bukan hanya luka di hatinya, tapi luka lebam pun kerap kali menghiasi kulit indahnya. Hidup Belinda pun makin rumit setelah tanpa sengaja, Belinda menghabiskan malam panas bersama kakak iparnya. Luca Alfredo, kakak iparnya itu mendadak terus mengusik hidup Belinda, mencampuri semua urusan Belinda, dan selalu menjadi pahlawan saat Belinda membutuhkan. Hingga saat Belinda merasakan getaran yang tidak seharusnya untuk kakak iparnya itu, mampukah Belinda melepaskan diri dari jerat suaminya dan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya? **

Lihat lebih banyak
Gelora Hasrat Kakak Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
lenong
bagus, suka banget cerita nya.........
2024-04-16 19:55:59
1
user avatar
Mommy Lmay
Ceritanya bagus, seru. Susunan kalimat rapi, enak dibaca. Karakter tokoh pria-nya kuat, melekat di pikiranku. Suka cerita ini. Semangat update. Semoga menang lomba the series.
2023-12-29 10:03:34
4
user avatar
Ute Glider
Asiiikkkk .... akhirnya .... sukses yaaa buku barunya ...️...️...️...️
2023-12-01 10:08:41
5
user avatar
Rich Mama
Ceritanya seru (*˘︶˘*).。*♡
2023-11-28 17:35:10
4
user avatar
Blessed-AJ
keren dan seru bgt thor... best of the best .........
2023-11-27 23:07:55
2
user avatar
Mommykai22
Hai semua, selamat datang di novel baru author. Semoga suka ya. Untuk info novel author yang lain, bisa follow Ig @mommykai22_ Makasih semua ...️...️ Happy reading ...️...️
2023-11-25 17:28:56
3
user avatar
Allina
mau ngasih gem ternyata gak punya ... ceritanya bagus kak, semangat untuk terus update
2023-11-25 16:34:22
3
92 Bab
Malam Panas
"Mengapa pintunya dikunci, buka pintunya!" Setelah melangkah sempoyongan melewati koridor kamar hotel akibat pengaruh alkohol, wanita itu berdecak kala menemukan pintu kamarnya terkunci.Kepalanya masih berdenyut hebat dan pandangannya kabur, sampai untuk sesaat, ia tidak bisa melihat jelas nomor kamar di hadapannya. Wanita itu pun hanya bisa menekan bel pintu kamar itu beberapa kali, berharap suaminya akan membukakan pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke pintu agar tidak jatuh, wanita itu mulai merogoh tasnya untuk mencari kunci, sebelum tiba-tiba pintunya terbuka dan Belinda Zamora yang tidak siap pun terhuyung masuk ke dalam."Akhh!" pekik Belinda saat ia terjatuh di pelukan kokoh seseorang.Sungguh, Belinda tidak bisa melihat apa pun saat ini karena kamarnya begitu gelap, hanya ada sedikit cahaya dari luar kamar yang juga menghilang setelah pintu itu ditutup."Mengapa gelap sekali? Mengapa kau mematikan semua lampu, aku tidak bisa melihat apa pun!" seru Belinda sambil bergelayut
Baca selengkapnya
Mari Bekerja Sama, Adik Ipar!
Langkah Belinda terasa begitu berat saat akhirnya Belinda berhasil kembali ke kamarnya sendiri yang sialnya hanya berjarak dua kamar dari kamar Luca. "Sial, bagaimana aku bisa salah kamar dan mengapa harus Luca?" geram Belinda lagi. Belinda tidak terlalu mengenal Luca yang merupakan kakak iparnya itu. Belinda pun hanya pernah bertemu Luca beberapa kali karena Luca memang tinggal di luar negeri. Dan kepulangan Luca untuk mengambil alih bisnis keluarga kali ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Belinda. Luca sendiri sama frustasinya dengan Belinda dan tidak berhenti mengumpati asistennya karena kejadian semalam. "Apa yang terjadi pada wanita yang kupesan itu, hah? Bahkan sampai pagi ini, dia tidak muncul juga sampai membuatku berakhir dengan ... sial! Ini sulit dipercaya aku tidur dengan Belinda! Sial!" "Maafkan aku, Bos! Aku sudah mengirim pesan padamu. Wanita itu tidak jadi datang karena ada urusan yang mendesak. Dia bahkan mengembalikan uangnya." "Siapa yang membaca pesan di
Baca selengkapnya
Jatuh ke Pelukan Kokoh
"Tanganmu dingin sekali, Belinda!" seru Luca begitu Belinda menyambut uluran tangannya. "Ah, ini hanya karena AC," sahut Belinda yang buru-buru menarik tangannya lagi. Luca yang merasakan dinginnya tangan Belinda dan ekspresi Belinda yang tegang pun hanya memicingkan matanya. Tidak dapat dipungkiri, Belinda adalah sosok wanita yang cantik dan berkharisma, hanya saja Luca selalu merasakan kesan misterius pada wanita yang sering terlihat dingin dan tanpa ekspresi itu. Namun, tadi malam Luca menemukan sisi baru dari sosok Belinda, sisi liarnya. Belinda sendiri yang tidak nyaman dengan tatapan Luca pun langsung mengalihkan tatapannya. "Ah, permisi semua, aku mau naik ke kamarku dulu untuk bersiap." "Cepatlah, Sayang! Sebentar lagi kita akan kedatangan cukup banyak tamu!" pesan Daniel. "Tentu saja, Daniel!" Dengan cepat, Belinda pun melangkah pergi meninggalkan semuanya, tapi jantungnya tidak berhenti memacu kencang. Bagaimana caranya ia bisa bersikap biasa saja setelah kejadian se
Baca selengkapnya
Wanita Lain di Pangkuannya
"Luca?" Belinda masih membelalak kaget saat merasakan pelukan kokoh yang ternyata adalah pelukan Luca. Refleks, Belinda mendorong tubuh Luca dan berusaha menegakkan posisi berdirinya. "Hati-hati, Belinda! Kau terlihat tidak fokus!" Luca memang sedari tadi memperhatikan Belinda. Karena itu, Luca bisa bergerak begitu cepat menangkap Belinda sebelum wanita itu meluncur bebas. "Terima kasih, tapi jangan sok tahu, aku malah sangat fokus sejak tadi. Permisi!" Lagi-lagi Belinda melarikan diri dari Luca dan langsung melangkah cepat mengejar keluarganya. Mereka memasang senyuman ramah sampai saat para wartawan itu pulang dan pintu gerbang kembali ditutup, dan senyuman semua orang dalam keluarga itu pun langsung lenyap tidak bersisa, seolah mereka memang sudah biasa berpura-pura. "Wartawan sudah pulang. Kita istirahat sebentar sebelum nanti malam menyambut tamu lagi," seru Hector Alfredo, ayah Luca dan Daniel. Belinda hanya berdecak lelah mendengarnya. Pesta tiada akhir dan pencitraan tan
Baca selengkapnya
Tamparan di Pipinya
Daniel dan Lorena begitu kaget mendengar suara pintu dibuka dan mereka pun sontak menoleh ke arah Belinda yang sudah berdiri di sana. "K-Kak Belinda?" sapa Lorena yang langsung bangkit berdiri dari pangkuan Daniel. Lorena pun terlihat langsung merapikan gaun dan rambutnya, sedangkan ekspresi Daniel malah terlihat biasa saja, malahan Daniel terlihat tidak suka dengan kedatangan Belinda. "Apa yang kau lakukan di sini, Belinda? Ini ruang kerjaku dan kau tidak mengetuk pintunya sebelum masuk?" seru Daniel geram. "Aku yang bertanya duluan, Daniel! Apa yang kalian lakukan dengan duduk berpangkuan seperti itu? Kau juga, Lorena! Kau itu wanita dewasa, Lorena. Sudah tidak pantas lagi kau duduk di pangkuan kakakmu seperti itu!" tegas Belinda sambil menatap Lorena tajam. "Oh, maafkan aku, aku hanya terlalu merindukan kakakku dan sebenarnya tadi aku hanya membantu merapikan kerah kemeja Kak Daniel, jadi jangan salah paham, Kak Belinda!" Lorena mengangkat bahunya santai. "Apa pun yang kau l
Baca selengkapnya
Suami yang Sakit Jiwa
"Apa yang kau lakukan, Daniel? Apa begini caramu memperlakukan istrimu?" geram Luca yang langsung mengempaskan tangan Daniel. Daniel nampak begitu kaget, tapi juga begitu kesal, hanya saja ia masih berusaha tersenyum di depan Luca, seolah tidak terjadi apa-apa. "Ah, aku terkejut sekali melihatmu, Luca. Tapi ini adalah masalah rumah tangga kami yang tidak ada hubungannya denganmu," sahut Daniel yang seolah langsung menjadi pribadi yang berbeda dengan Daniel yang baru saja marah-marah beberapa menit yang lalu. "Aku tahu masalah rumah tanggamu tidak ada hubungannya denganku, tapi tetap saja tidak ada alasan untuk menampar seorang wanita, apalagi istrimu sendiri, Daniel." Luca tidak mengerti mengapa dadanya bergemuruh melihat Belinda ditampar. Memang sudah seharusnya Luca membela wanita yang dikasari oleh seorang pria, tapi bukan karena alasan itu Luca menggeram marah, melainkan ada sebuah perasaan lain di hatinya yang tidak terima Belinda disakiti. Luca pun masih menatap tajam pada D
Baca selengkapnya
Bukan Wanita yang Bisa Dikejar
"Akhh!" Belinda memekik kaget mendengar suara lecutan sabuk Daniel. "Mengapa kau berteriak, Sayang? Aku bahkan belum melakukan apa-apa," seru Daniel yang kembali melecutkan sabuknya ke udara sambil melangkah mendekati Belinda. Belinda mulai bergerak mundur dan mundur, tapi Daniel yang tidak mau melepaskan istrinya pun langsung melangkah lebih cepat lalu menarik rambut Belinda sampai wajah Belinda mendongak menatap pria itu. "Akhh, Daniel!" "Tidak seharusnya kau menjauh dari suamimu, Belinda." "Lepaskan aku, Daniel! Aku tidak mengatakan apa pun pada Luca, aku tidak pernah mengatakan apa pun pada siapa pun, Daniel!" "Lalu apa yang kau lakukan berduaan dengan Luca, hmm? Menggodanya? Mencari perhatiannya?" seru Daniel lagi di depan wajah Belinda. Sungguh, sapuan napas Daniel, alih-alih membuat Belinda meremang, malah membuat Belinda memucat ketakutan. "Aku tidak pernah menggoda Luca, Daniel. Seharusnya ucapan itu lebih cocok untukmu dan Lorena yang entah melakukan apa tadi," balas
Baca selengkapnya
Ingin Mengulangi Malam Itu
"Apa ini, Luca? Baru hari pertama bekerja, tapi kau sudah mau mengambil alih semuanya?"Belinda dan Luca tidak saling bertemu lagi sepanjang hari itu karena mereka sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Namun, malam itu, Belinda mencari Luca ke ruang kerjanya setelah mendengar keputusan Luca yang semena-mena. Luca sendiri masih berkutat dengan pekerjaannya saat mendadak Belinda masuk ke ruang kerjanya tanpa permisi. Ekspresi wanita itu nampak begitu emosi sampai Luca ikut menanggapinya dengan emosi karena ia sendiri juga sudah lelah seharian. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu, Belinda? Dan juga, ini sudah malam, mengapa kau masih di sini dan tidak pulang saja untuk mengurus suamimu, hah?" "Bisakah kau menjawab pertanyaanku saja tanpa balik bertanya, Luca? Sejak Daniel mulai fokus pada politik, semua kebijakan tentang proyek harus melalui persetujuanku. Tapi seenaknya saja kau mengambil kewenanganku dan meminta semuanya harus melalui persetujuanmu? Kau anggap apa aku ini?"
Baca selengkapnya
Tugas Pergi Berdua
Belinda langsung membelalak mendengar ucapan Luca. "Jangan gila kau, Luca! Kau tidak sopan sekali. Malam itu adalah kesalahan dan tidak seharusnya kau mengungkitnya lagi atau mengatakan hal seperti ini. Lepaskan aku!" geram Belinda yang kembali bergerak melepaskan diri dari pelukan Luca dan bermaksud bangkit dari atas pria itu. Namun, sialnya, gerakan Belinda kembali menimbulkan gesekan pada bagian tubuh Luca yang sudah sangat tegang dan rasanya seperti terkena sengatan listrik sampai Luca pun menggeram tertahan. "Belinda, berhenti bergerak kubilang!" "Berhenti bergerak bagaimana maksudmu? Aku mau bangun!" "Berhenti menggesekkan tubuhmu padaku, Belinda!" "Aku tidak melakukannya, Luca!" bantah Belinda dengan jantung yang sudah memacu tidak terkendali. Tatapan Luca sendiri nampak marah sekaligus berhasrat sampai tubuh Belinda mendadak meremang dan memanas. Sungguh, bahkan bersama Daniel saja rasanya tidak pernah seperti ini. Selama dua tahun menikah, Belinda tidak pernah merasak
Baca selengkapnya
Mimpi yang Memalukan
"Apa, Ayah? Luca tidak perlu ikut. Aku bisa pergi sendiri ke sana bersama sekretarisku seperti biasanya."Belinda buru-buru menolak perintah Hector. Berada satu kantor dengan Luca saja rasanya sudah menyiksa, bagaimana kalau pergi ke luar kota berdua? "Luca itu sudah mengambil alih perusahaan, Belinda, jadi sudah sewajarnya dia ikut ke sana. Ini proyek penting bersama orang penting, jadi kalian memang harus turun langsung. Hanya saja, karena Luca masih baru, jadi kau yang akan membantunya nanti, Belinda." "Tapi Ayah ...." "Cukup, Belinda! Aku tidak pernah mengajarimu untuk melawan ayahku kan?" sela Daniel tiba-tiba. Sontak Belinda melirik Daniel singkat tanpa menyahutinya lagi, sedangkan Luca sendiri masih menanggapi dengan santai. "Kalau memang Belinda keberatan pergi denganku, aku bisa pergi sendiri saja. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan." "Tidak, Luca! Tidak! Belinda akan pergi bersamamu seperti rencana awal," sahut Daniel lagi menenangkan. "Ini menyangkut nama baik k
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status