Ketiganya pun melangkah masuk. Namun, baru beberapa langkah, seorang penjaga menerobos keluar dengan napas tersengal, wajahnya pucat seperti telah melihat hantu. Tangannya gemetar, seolah tak tahu harus berpegang pada apa."Tu-tuan, budak itu tidak ada di kamarnya." Suaranya pecah, nyaris tercekik oleh ketakutan.Sekejap, raut wajah Tuan Yan menggelap, rahangnya mengeras, matanya menyala marah seperti bara yang baru disulut. Udara di sekelilingnya terasa lebih berat, menciptakan tekanan yang membuat sang penjaga mundur setengah langkah. Namun, belum sempat dia benar-benar menarik diri, tangan kokoh Tuan Yan sudah mencengkeram kerah bajunya dengan kuat."Apa saja yang kalian lakukan? Menjaga satu budak lemah saja, kalian tidak becus!" Suara Tuan Yan terdengar tajam, menusuk telinga seperti cambuk yang diayunkan tanpa belas kasihan.Penjaga itu mengerjap panik, tenggorokannya bergerak naik turun seperti mencoba menelan ketakutan yang menyesakkan dadanya. "Ma-maafkan hamba, ini sungguh
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya