All Chapters of BUKIT TENGKORAK : Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
Cinta Tak Terbalas
Selepas tinggal di wilayah pesisir, Bulan membantu keseharian Kenanga. Apa saja, termasuk menyembuhkan penyakit orang. Mak syiknya itu tak pernah memasang tarif atau menerima bayaran seikhlasnya saja, meski hidup mereka bukanlah orang berada. Terkadang hasil panen warga diantar ke rumah wanita bisu dan tuli itu. Kenanga tahu Bulan merasa suntuk. Wanita berusia hampir kepala enam itu meminta cucunya untuk menikah saja supaya ada yang bisa menjaganya. Namun, Bulan enggan, hatinya masih tertinggal pada Angkasa. Ia tak meminta lelaki itu pula untuk menyusul, alhasil harapan semu saja yang gadis bermata abu-abu tersebut miliki. Lalu waktupun berjalan selama beberapa bulan lamanya, tepatnya pada purnama ketiga. Pada suatu sore ketika Bulan baru saja menangkap ikan di pantai, seorang lelaki menegurnya. “Nona,” panggil Anderson yang nekat menyusulnya ke sana. “Kau mengagetkanku.” Bulan memotong ikan dan memberi makan elang-elang di langit dengan suara siulan. “Boleh aku duduk di sebelahm
Read more
Mengungsi
Ternyata, orang yang berada di balik baju hitam itu bukanlah Akira melainkan wanita lain yang postur tubuhnya persis. Bulan mendecih, pergerakan Akira memang sulit ditebak. “Anakku, apa yang terjadi dan kau baik-baik saja, bukan?” tanya guru ngaji itu pada Bulan. “Baik, Tuan. Laporkanlah kejadian ini pada pemimpin kita. Bulan tak bisa berlama-lama di sini.” Gadis itu menutup wajah ninja hitam dengan kain hitam miliknya, setelah itu Bulan berjalan kembali ke rumah. Namun, ia berpapasan dengan Anderson yang sedang patroli. “Nona, kenapa kau ke luar rumah, situasi sedang tidak aman,” ucap lelaki berambut pirang tersebut. “Justru aku keluar untuk mengamankan keadaan,” jawab Bulan tanpa memandang wajah penjajah itu. “Nona, kembalilah, aku akan mengantarmu pulang.” “Aku akan pulang tapi tidak usah diantar.” “Dasar keras kep—” Perkataan Anderson terhenti begitu saja. Awalnya Bulan tidak peduli, tetapi ketika ia menoleh ke belakang, ternyata Anderson telah roboh ke tanah. Gadis itu m
Read more
Pedang Bermata Dua
Kantor Gubernur Aceh Kota telah dirampas oleh Jepang. Dan kini mereka menduduki dan mengibarkan bendera putih dengan corak merah bulat di bagian tengah. Wajah-wajah putih dan mata sipit itu begitu beringas. Jika dulu Belanda datang dengan agenda kerja rodi, sekarang Jepang kembali dengan romusha. Berkali-kali lipat lebih kejam daripada Belanda. Anak kecil bahkan diminta menggali tanah dengan kedua telapak tangannya. Jika ada yang sakit tak sembuh juga maka akan ditikam sampai mati. Yang perempuan bahkan mengalami kejadian lebih buruk. Para pejuang bukan tidak melawan, mereka kekurangan senjata. Bahkan Jepang datang dengan pesawat tempur yang amat canggih. Seseorang dengan pakaian serba hitam datang dan masuk ke dalam kantor gubernur Jepang. Lelaki berkumis tebal dan menggunakan kacamata itu mengembuskan asap rokok. Akira membuka penutup wajahnya, lalu ia memberikan hormat pada Gubernur Hitoshi. Perempuan jepang itu tangannya telah berlumuran darah. “Bagaimana?” tanya Hitoshi samb
Read more
Patah Hati
Angkasa memberhentikan truknya di tengah hutan, sesuai dengan rute kabur yang ia dan teman-temannya buat. Lelaki itu menurunkan tutup truk di bagian belakang. Ia membantu satu demi satu warga yang berhasil ditolong, termasuk Rembulan. “Bulan, maafkan abang,” ucapnya ketika gadis itu tak peduli dengannya. Wajah Bulan sembab, matanya bengkak sebab tadi dipaksa meninggalkan Kenanga melawan tentara Jepang. “Sudahlah,” jawab Bulan. Mak syiknya sudah mati, apa mau dikata lagi. Bertambah kebencian gadis itu terhadap Jepang. Akan ia habisi siapa pun yang berani melukainya. “Entah kenapa semakin sulit rasanya aku menggapaimu, Bulan.” Angkasa menarik napas panjang. Seorang teman seperjuangan menepuk bahunya. “Sudahlah, masih banyak gadis lain yang lebih bisa diatur daripada Bulan, macam tak ada orang lain saja. Berapa tahun kau menunggunya? Dia pun tak ada rasa kasihan sedikit saja denganmu. Jangan mengemis, Uda, kita laki-laki ini pemimpin, perempuan yang harus menurut dengan kita,” ucap
Read more
Tak Seindah Rembulan
Akira berkumpul bersama delapan orang ninja lainnya. Tidak ada perintah lain termasuk menawan gadis yang masih bisa dipakai. “Bunuh semua tanpa ampun, mengerti?” Akira menekan kembali pada kesemua anggota. Delapan yang lain menjawab sambil menundukkan kepala. Mereka telah dididik untuk patuh. Pantang para ninja pulang tanpa membawa hasil. Lebih baik mati bunuh diri daripada membawa rasa malu karena gagal. “Berpencar. Ingat gadis yang paling tangguh adalah milikku. Panggil aku kalau kalian bertemu dia. Menyebar!” Akira memberikan isyarat. Kesembilan ninja itu berlari dalam remang-remang sinar mentari yang mulai turun dan desir angin hutan yang menyejukkan. Saking tenang gerakan para ninja, binatang melata pun tak merasakan perubahan sama sekali. Mereka mengatur napas agar panas tubuh mereka tidak bisa dikenali para pemburu alami.Akira dan kedelapan lainnya telah sampai di sekitar kediaman Angkasa. Para pejuang dan warga menunggu dievakuasi oleh para pejuang lainnya. Akira memuta
Read more
Selamat Tinggal
Bulan membuka matanya perlahan. Gadis bermata abu-abu itu bangun. Yang pertama kali ia lakukan ialah memandang cermin. Wajahnya terluka, ia bukan bulan yang indah seperti dulu. “Tidak apa-apa, aku masih hidup saja sudah sangat bersyukur.” Gadis itu menyisir rambut lalu memakai kerudung. Sudah satu bulan lebih ia tinggal di pengungsian bersama yang lain termasuk Angkasa. Pemuda berdarah Minang Aceh itu tak lagi mempertanyakan apa masih bersedia Bulan menjadi istrinya. Bulan maklum saja, toh dia tidak pernah mengikat Angkasa dari dulu.Seperti orang tidak kenal, begitulah ketika keduanya berjumpa. Angkasa ingin menyapa Rembulan, tapi isi kepala pemuda berambut ikal itu mulai dipengaruhi teman-temannya. Bulan yang juga sebenarnya memendam perasaan sejak lama pun tak mau berharap apa pun. Luka di wajahnya saja masih perih, tiada obat, hanya daun-daun saja yang ditempelkan itu pun Bulan tak semahir Kenanga. “Andai Mak Syik masih hidup.” Bulan menuangkan air pada daun yang ia tumbuk. K
Read more
Kapal Perang
Rembulan memandang bibir pantai dari hutan tempatnya berlari. Ia berjalan perlahan, takutnya ada tentara Jepang yang mengintai. Gadis itu termasuk nekat, atau mungkin putus asa. Bulan berlarian dengan cepat ingin menggapai air asin yang berdebur di malam hari. Angin laut amat sangat dingin tapi diabaikan olehnya. Namun, satu hal yang gadis bermata abu-abu itu lupakan. Lukanya yang belum mengering terasa perih terkena air asin. “Bahkan aku tak bisa mengungkapkan kerinduan pada alam tempatku dibesarkan.” Basah celana gadis itu ketika air asin menerjangnya. Bulan berjalan kembali dan duduk di bawah pohon kelapa tanpa peduli entah dirinya ditemukan oleh siapa pun. Bulan tertidur oleh buaian angin laut yang dingin dan menusuk tulang. Begitu lelap hingga ia tak merasakan gangguan. Namun, ketika sebuah bedil ditodongkan di pelipisnya, Rembulan terbangun juga. “Mata sipit bedebah, untuk apa kalian menggangguku.” Ada sekitar lima tentara Jepang yang menghadangnya. Tidak, tepatnya empat dan
Read more
Smith William
Lelaki berambut pirang dan bermata biru itu bernama Smith William, pangkatnya kolonel di angkatan laut Inggris Raya di bawah kepemimpinan Ratu Elizabeth II. Lelaki itu mendapatkan sebuah tugas, dikatakan rahasia benar juga, tapi ia dan kesatuannya datang secara terang-terangan di hadapan Jepang. Ketika jembatan kayu terulur dan menghubungkan dua kapal perang, Smith—begitu ia kerap disapa berjalan tanpa rasa takut jatuh sama sekali. Ia memperhatikan tentara mata sipit dan kepala botak licin itu. Seluruh dunia tahu Jepang sedang membangun kekaisaran dengan cara keji. Mereka mengibarkan permusuhan termasuk pada America dan Inggris. “My name is Smith. I’m sorry if my warship disturbing you and your entire army.” Tidak ada tentara Jepang yang mengerti. Kecuali Bulan yang masih mempelajari situasi. “I’d like to meet the ship leader,” ucapnya lagi. Semua masih saling memanadang. Bulan belum mau ikut campur. Intinya Smith ingin bertemu pimpinan kapal. Kemudian seorang tentara Inggris ma
Read more
Misi Tersembunyi
Rembulan dibangunkan oleh seorang pelayan wanita. Ia diminta menghadap Smith untuk membicarakan tentang misi mereka datang kembali ke Aceh. Sebelumnya Bulan diminta ganti baju terlebih dahulu. Gadis bermata abu-abu itu diberikan baju khas pelayan Inggris dengan model rok panjang tapi bagian dadanya agak terbuka. Bulan merobek kain selimut dan ia lipat model segi tiga kemudian ia tutupi dari kepala sampai leher setelahnya ia baru berani menemui kolonel berambut pirang itu. “Kau sudah datang,” ucap Smith ketika melihat cara berpakaian Bulan. Ya, dia sempat diberi tahu soal keyakinan penduduk setempat oleh ayahnya. “Apa yang harus aku kerjakan, Mr Kolonel.” “Just call me Smith.” “Ya, terima kasih, akan aku pikirkan.” Di dalam sana tidak hanya ada Bulan dan Smith saja. Melainkan beberapa tentara Inggris yang ikut dalam misi menyelamatkan sisa-sisa keluarga bangsawan yang tertinggal. Bulan melebarkan matanya ketika disebutkan lokasi tempat penyelamatan. Tidak jauh dari Bukit Gayo te
Read more
Terancam
Sampan dikayuh perlahan hingga turun di tepi laut di hari yang amat berkabut. Bulan dan rombongan tentara Inggris yang lain melompat sampai basah kain celana mereka. Lalu semua berbaris dan mengikuti instruksi dari lelaki yang berpangkat paling tinggi. Bulan akan berada di depan karena berperan sebagai penunjuk jalan. “Ingat, waktu kita tidak banyak. Maksimal hanya satu purnama saja,” ucap wakilnya Smith. “Apa? Tidak mungkin, ini tidak masuk akal,” sahut Bulan yang memperhitungkan jarak menuju Bukit Gayo, belum lagi kemungkinan bertemu musuh sangat besar. “Well, Miss Bulan we call this is mission impossible. Actually we kill our selves.” Lelaki berambut pendek yang baru saja menghidupkan rokok itu menjelaskan. “Yes, I understand, but one month too early, Sir.” “Misi akan tetap dijalankan baik kita kembali hidup atau mati, inilah kita yang dibayar demi negara. Kalau kita kembali hidup-hidup tanpa keluarga bangsawan, kita bisa dipenggal oleh ratu. Bersiap semuanya! Miss Bulan silak
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status