Orang di ujung telepon itu sedari tadi hanya diam saja. Setelah beberapa saat, suara Wilgo baru kembali terdengar."Betty, apa bocah rendahan yang kamu sebutkan itu bernama Ardika?"Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, Betty mengangguk dan berkata, "Ya, benar! Bocah sialan itu bernama Ardika!"Namun, begitu selesai berbicara, Betty sudah merasa ada yang aneh."Eh? Wilgo, bagaimana kamu bisa tahu bocah itu bernama Ardika? Mungkinkah dia benar-benar ...."Betty membelalak kaget.Wilgo berkata dengan dingin, membenarkan asumsi istrinya, "Ya, benar. Tadi malam aku bertemu dengannya di Sekolah Bela Diri Sopran. Dia bukan hanya berhasil mengalahkan beberapa orang muridku, dia bahkan menamparku tepat di hadapan murid-muridku, lalu 'menculik' Rosa ...."Setelah mendengar Wilgo mendeskripsikan kejadian tersebut, Betty membuka mulutnya lebar-lebar, tidak berani memercayai apa yang baru saja didengarnya.Tak lama kemudian, ekspresinya berubah menjadi makin muram.Ternyata Ardika benar-benar
Read more