"Ya ampun, Jerfis, kamu nggak perlu sesungkan itu denganku.""Perlu kamu ingat, cepat atau lambat kita akan menjadi keluarga. Lagi pula, aku juga sudah lama menganggapmu seperti putraku sendiri," kata Betty sambil terkekeh pelan. Makin lama melihat Jerfis, dia merasa makin puas.Namun, saat dia tertawa, bekas tamparan Ardika di wajahnya ikut ketarik, membuatnya tersentak kesakitan.Senyuman yang menghiasi wajah Betty langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Sebaliknya, dia malah tampak kesal."Bibi Betty, ada apa? Apa kamu masih merasa nggak enak badan?"Melihat pemandangan itu, Jerfis kembali menanyakan kondisi Betty dengan penuh perhatian.Hanya saja, samar-samar terlihat sorot mata main-main di matanya.Walaupun Betty sudah menggunakan bedak yang tebal untuk menutupi bekas tamparan itu, tetapi dengan penglihatannya yang tajam, saat bertemu dengan wanita ini saja, dia sudah mendapati bekas tamparan samar di wajah wanita ini.Hanya saja, sebelumnya demi menjaga harga dirinya, Bet
Read more