"Bibi Asnah, jangan menangis, aku hanya sekadar bertanya saja. Aku curiga ada orang yang diam-diam mentato tubuh Clara, mungkin dia sendiri juga nggak tahu."Selesai berbicara, Ardika memutus panggilan teleponnya.Dalam durasi sesingkat ini saja, tubuh Clara sudah tidak panas lagi, sebaliknya malah mulai dingin.Dia meringkuk, bibir atas dan bibir bawahnya mulai gemetaran, sebuah pemandangan yang sangat menyayat hati.Sebelumnya Asnah sudah pernah mengatakan Clara sudah pernah mengunjungi banyak rumah sakit, tetapi tetap tidak ditemukan apa penyakitnya. Selain itu, tabungan mereka bahkan sampai terkuras habis. Karena itu pula, mereka harus hidup berhemat.Sekarang setelah mendapati kondisi Clara agak aneh, Ardika tidak membawanya ke rumah sakit lagi, melainkan langsung mengeluarkan ponsel dan melakukan satu panggilan telepon lagi."Ardika, jarang-jarang kamu menghubungiku, ada urusan apa?"Tak lama kemudian, terdengar suara ramah Raja Obat dari ujung telepon.Setelah Ardika mengalahkan
Read more