"Dinda, siapa yang mengizinkanmu menangkap orang sembarangan?!"Tepat pada saat Dinda akan melakukan penangkapan, Gijran menendang pintu bangsal hingga terbuka, berjalan memasuki ruangan dengan napas terengah-engah.Dia sangat ingin melakukan yang terbaik untuk menebus kesalahannya. Jadi, begitu menerima panggilan telepon dari Ardika, dia bergegas datang kemari."Gijran?"Dinda mengangkat alisnya dengan agak terkejut.Tentu saja dia mengenal keponakan Jace ini. Selain itu, dia juga sering berinteraksi dengan pria tersebut. Bagaimanapun juga, ada banyak tempat yang sering dikunjungi oleh sesama kalangan kelas atas."Kak Ardika."Setelah menyapa Ardika, Gijran segera menghampiri Dinda, lalu berkata dengan dingin, "Dinda, kamu membawa orang-orangmu untuk melakukan penangkapan seperti ini, apakah atasanmu mengetahuinya?""Kukira siapa yang sehebat itu, ternyata keponakan Pak Jace, Tuan Muda Gijran, ya."Dinda mencibir dan berkata, "Tuan Muda Gijran, walau kamu adalah seorang tokoh penting,
Read more