Seperti serangan Lunad terhadap Cahdani sebelumnya, kecepatan saat dua bilah pedang itu berbalik sama sekali tidak berkurang. Dua bilah pedang tersebut membuat Lunad terpukul mundur, hingga pada akhirnya terpaku di dinding dengan keras.Sakit yang luar biasa langsung menjalar dari kedua sisi baju Lunad, membuat sekujur tubuhnya berkedut.Namun, rasa sakit ini bukanlah apa-apa bagi Lunad.Yang paling tidak bisa diterimanya adalah, saat berhadapan dengan Vita, dia berakhir sama seperti Cahdani si pecundang itu.Sambil menahan rasa sakitnya, Lunad menatap Vita. Raut wajahnya tampak sangat muram.Cahdani dan yang lainnya tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana cara Vita menyerang, tetapi Lunad sendiri bisa melihat dengan jelas.Pergerakan yang sangat sederhana.Sebelum dua belah pedangnya mengenai Vita, wanita itu hanya melambaikan pedangnya sejenak.Ya, hanya itu saja.Hanya dengan pergerakan santai itu saja, Vita sudah bisa menangani serangannya yang paling kuat, bahkan berbalik meluka
Read more