All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 3211 - Chapter 3220

"Ini adalah vila pertama seumur hidupku, tapi aku baru tinggal beberapa hari saja, sudah orang lain jadikan sebagai aula duka!"Saat ini Jeslin juga merasa sangat sedih.Ibu Minako bernama Narinda Setiadi. Wanita itu benar-benar arogan dan semena-mena, mereka tidak bisa melakukan apa pun terhadap wanita tersebut.Jadi, tentu saja Jeslin mengalihkan kebencian yang menyelimuti hatinya ini terhadap Ardika."Kenapa Ardika masih belum mengakui kesalahannya? Apa dia pikir dengan bersikeras nggak mengaku, dia bisa lolos dari jeratan hukum?""Seharusnya dia mengaku saja dengan patuh, lalu membiarkan vila nomor sembilan miliknya itu dijadikan sebagai aula duka.""Hanya dengan cara seperti ini baru bisa memberikan penghiburan pada arwah Minako yang telah tiada!"Demi mengumpulkan bukti, hingga saat ini vila nomor sembilan Ardika itu masih diblokade oleh pihak kepolisian.Jeslin merasa semua ini salah Ardika karena tak kunjung mengakui kesalahan sendiri, hingga vila nomor sembilan terus diblokade

"Coba kamu dengarkan sendiri apa yang kamu katakan barusan!""Ardika si sialan itu telah mencelakai putriku hingga kehilangan nyawa, sekarang kamu malah datang menemuiku untuk meminta bukti yang bisa membuktikan dia nggak bersalah?""Bagaimana kamu bisa begitu nggak tahu malu mengucapkan kata-kata seperti itu?""Kenapa? Dengan mengandalkan statusmu sebagai anggota Keluarga Siantar, kamu sudah boleh bertindak semena-mena di hadapanku, begitu?"Saat ini, Narinda tampak marah besar, ekspresi ganasnya terlihat seakan-akan dirinya ingin mencabik-cabik Jesika saat itu juga.Menghadapi reaksi wanita di hadapannya ini, Jesika sama sekali tidak terkejut.Dia sudah menyelidiki latar belakang Narinda. Dari sikap dan perilaku wanita ini biasanya, wanita ini adalah seorang wanita galak.Namun, wanita galak hanyalah citra yang dibangun oleh wanita ini untuk dirinya sendiri."Nyonya Narinda, kamu nggak perlu bersandiwara lagi di hadapanku."Tanpa mengangkat kepalanya, Jesika berkata dengan acuh tak a

"Setelahnya, kamu dan putrimu juga sudah mendapatkan apa yang kalian inginkan. Setelah kamu pergi ke Negara Jepara, dengan mengandalkan rekomendasi dari Ryuga, bisnismu berkembang dengan pesat. Putrimu juga menjadi putri angkat Keluarga Suzuki.""Tapi Nyonya Narinda, keserakahanmu nggak kunjung terpuaskan.""Karena setelah kamu sampai di Negara Jepara, kamu baru menyadari biarpun kamu telah berkewarganegaraan Negara Jepara, orang lain tetap akan menganggapmu sebagai orang Negara Nusantara.""Mungkin kamu bisa bertahan di Negara Jepara dengan mengandalkan beberapa bisnis kecil, tapi nggak mungkin bisa masuk ke kalangan kelas atas Negara Jepara selamanya.""Jadi, dengan rekomendasi dari Keluarga Suzuki, kamu kembali menyuruh putrimu untuk melayani tokoh-tokoh kalangan kelas atas itu.""Kalian sangat beruntung. Nyonya Narinda, kamu telah berhasil menjalin relasi yang sangat kuat baik di dunia pemerintahan maupun di dunia bisnis Negara Jepara. Bisnismu di Negara Jepara makin lama makin bes

Saat ini Narinda benar-benar menunjukkan sikap sangat keras kepala.Apa pun yang Jesika katakan, dia tetap enggan menyerah.Namun, Jesika tetap tidak merasa putus asa.Menghadapi makhluk aneh seperti Narinda, yang hanya memikirkan keuntungan lebih besar untuk diri sendiri, dia bisa langsung mengetahui apa yang dipikirkan oleh wanita sampah itu.Jadi, dia tetap berkata dengan tenang, "Nyonya Narinda, bukan seperti itu cara hitung-hitungannya.""Contohnya saja, para pria dan wanita tua yang kamu sewa untuk melakukan aksi protes di area pariwisata kota. Itu telah menimbulkan dampak yang sangat buruk.""Kamu nggak meminta izin terlebih dahulu, 'kan? Ini sudah melanggar hukum.""Tahukah kamu petinggi Organisasi Snakei juga sudah memperhatikan hal tersebut?""Menurutmu, kalau kamu yang merupakan dalang di balik hal itu terbongkar, apakah kamu akan diundang oleh pihak pemerintahan ke kantor?"Narinda mendengus dingin dan berkata, "Sebelumnya aku masih keheranan. Siapa yang punya uang sebanyak

Setelah menerima benda-benda tersebut, sekretaris itu pun langsung membawakannya ke meja Hondu.Hondu mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa ini?""Pak Hondu, ini adalah bukti-bukti yang berkaitan dengan kasus kali ini. Harap dilihat dulu, Pak Hondu," kata Vasco."Oh?"Hondu mengangkat alisnya, memakai kembali kacamatanya, lalu mengambil surat tulisan tangan tersebut dan melihatnya. Dalam sekejap, raut wajahnya berubah menjadi serius.Kemudian, dia membuka dan membaca laporan-laporan tersebut.Makin lama, ekspresi Hondu berubah menjadi makin serius.Melihat perubahan pada ekspresi Hondu, Vasco berkata, "Pak Hondu, seharusnya Pak Hondu sudah selesai melihat dokumen-dokumen itu, 'kan?""Berdasarkan apa yang tercantum dalam dokumen-dokumen tersebut, Minako sudah menderita AIDS tahap akhir, sudah nggak bisa bertahan hidup lama lagi.""Demi memastikan Narinda, ibunya bisa hidup sejahtera sepanjang sisa hidupnya, Minako pun setuju bekerja sama dengan orang lain untuk mencelakai Ardika.""Sa