"Ngingg ... ngungg ...."Di tengah hujan yang tak kunjung berhenti, terdengar suara sirene mobil polisi dari kejauhan.Seharusnya sudah ada yang lapor polisi.Namun, saraf-saraf dua orang yang berada di dalam Maserati tersebut masih menegang.Hanya dalam kurun waktu singkat, Ardika sudah mengingat kembali kejadian peluru kedua musuh mengenai truk. Dalam sekejap, dia bisa menilai di mana titik tembakan tersebut.Berdasarkan titik tembakan tersebut, dia langsung bisa menilai kira-kira di mana arah penembak jitu itu berada.Sambil meminta Jesika untuk lanjut mengemudi, dia menoleh, melihat ke arah sana. Di arah sana, ada posisi yang paling ideal untuk menembak. Ya, tidak perlu dipertanyakan lagi, yaitu gedung perkantoran tak jauh di arah belakang mereka."Instruktur, di arah jam lima lantai tiga dari atas gedung itu, ada seorang penembak jitu menggunakan alat pemotong untuk membuat irisan berbentuk bundar di jendela. Aku hanya bisa melihat senapan yang terulur!"Saat ini, terdengar suara
Read more